Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 180 Kebenaran Terbongkar, Kenangan Begitu Memilukan (3)

Sampai di depan kerumunan orang-orang, Ericko Ye menatap dingin sekelilingnya, dia langsung melihat dan tahu kalau laki-laki berotot yang berdiri di baris kedua adalah kepala mereka.

Dia mengulurkan tangan dan menunjuknya, “Keluar kamu.”

Mata semua orang terfokus padanya, laki-laki itu keluar dari kerumunan dengan tatapan diktakturnya, nada suaranya agak berat, “Ya, ada apa Ericko?”

Ericko Ye langsung bertanya, “Siapa yang memintamu untuk datang?”

Lelaki itu menatap temannya berdampingan, memberi keberanian pada dirinya sendiri, “Saudaraku mengalami kecelakaan di lokasi pembangunanmu, aku datang untuk meminta pengadilan, apakah ada yang salah?”

Kedua tangan Ericko Ye berlipat di atas dada, menatap tajamnya, “Saudaramu sekarang sudah di antar ke rumah sakit, dan biaya medis di tanggung perusahaan kami, aku jamin kami akan bertanggung atas apa yang terjadi padanya. Kamu datang kesini meminta pengadilan apa?”

“Huh, siapa yang tahu kalian nantinya akan sembunyi tangan? Kami mau mendapatkan uang dan biaya medisnya langsung baru bisa tenang.”

Ericko Ye tertawa dingin, “Mau uang? Kamu tahu kamu sedang meminta uang dengan siapa?”

Orang itu melihat mata tajam Ericko Ye mulai kecut, tapi dia sudah datang, kalau sekarang langsung pergi ya akan kelihatan terlalu cupu.

“Tuan Ye, aku tahu kamu orang hebat di kota A, tapi saudaraku kecelakaan di tempatmu ini adalah suatu kenyataan, memangnya kamu mau menindas kami orang lemah dengan kekuasaanmu itu?”

“Menindas kalian? Tapi hari ini aku katakan dengan jelas ya, walaupun aku hari ini harus mengeluarkan uang, tapi aku hanya akan menyerahkannya pada orang yang bersangkutannya langsung, untuk kalian,” Ericko Ye menatap mereka satu-satu, membuat yang lainnya ketakutan menundukan kepala, “Sekarang datang darimana, cepat pulang ke tempat asal kalian, kalau tidak aku akan membuat kalian ikut berada di rumah sakit menemani saudara kalian, tapi biaya medis kalian itu aku tidak akan mengganti ruginya.”

Yang berdiri di belakang saling melihat satu sama lain, dan ada dorongan untuk berlari, tapi bos di depan masih bertahan, “Kami hari ini sudah datang, tanpa hasil yang memuaskan, kami tidak akan pergi.”

“Oh, masih bersikeras ya,” Ericko Ye mulai melenturkan pergelangan tangannya, “Aku tanya sekali lagi? Siapa yang meminta kalian untuk datang?”

Orang itu mundur kebelakang, diam tak bersuara.

“Kucing hitam? Elang?” Ericko Ye teringat seseorang, bibirnya tersenyum dingin, “Ya aku tahu, Gilbert kan.”

Orang itu meliriknya, lalu menundukan kepala.

“Gilbert masih tidak berhenti juga ya, pergi sana, kejadian hari ini aku anggap tidak pernah terjadi, sekarang aku beri kalian waktu 2 menit untuk pergi, kalau kalian masih bersikeras tetap tinggal disini...”

Kata-kata Ericko Ye baru terucap setengah, beberapa dari mereka sudah ketakutan langsung berlari pergi dari sana, menyisakan satu orang berotot itu, melihat orang yang dibawanya lari, dia mulai merasa panik.

“Masih ada 1 menit.” Ericko Ye dengan niat baik mengingatkannya.

Orang itu juga tidak peduli dengan imagenya, dia bahkan berlari lebih cepat dari orang-orang lainnya.

Orang-orang yang ada dilapangan kontruksi langsung bernapas lega, Marcel Chen dengan takjub berkata, “Direktur Ye, memang kamu yang paling hebat, cuma dengan bicara bisa membuat mereka ketakutan seperti itu, saat kamu belum datang, kami disini hampir saja berkelahi dengan mereka.”

Ericko Ye meliriknya, dan berkata, “Nanti kalau orang-orang ini datang lagi, dan kalau bisa menghabisi mereka, habisi saja bawa mereka keluar dari sini, kalau sampai mereka cacat atau habis biar aku yang menyelesaikannya.”

Marcel Chen terdiam, begini juga bisa?

“Di kota A, belum ada orang yang bisa lolos setelah mencari masalah denganku.” Ericko Ye menepuk bahunya, “Lanjutkan saja pekerjaan kalian.”

“Baik baik...”

Christy Mu melihat Ericko Ye, langsung memberikannya jempol, “Keren sekali.”

Ericko Ye tersenyum dan mengusap alisnya, sejujurnya, dia sangat enggan untuk menyelesaikan masalah dengan cara ini, dia sudah lama tidak menggunakan metode ini, hanya, untuk manusia seperti mereka tidak punya akal pikiran, jadi dia hanya bisa dengan cara ini mengancam mereka.

“Sekarang pergi kemana?” Christy Mu mengikutinya di belakangnya, bertanya dengan excited.

Ericko Ye terlihat berpikir, “Hari masih pagi, kita ke rumah sakit lihat keadaan pekerjaan yang kecelakaan itu saja, lagi pula di celaka karena bekerja di lapangan kontruksi kita kan.”

“Iya benar, baiklah, ayo pergi.”

Setelah keluar dari rumah sakit, Christy Mu menarik napas dalam dalam, “Untuk kamu tidak memberikan orang tadi uang, kalau tidak uang itu pasti dibawa lari oleh mereka.”

“Edelyn, kalau hal seperti ini saja aku tidak terpikir, aku bagaimana bisa menjadi direktur utama perusahaan Ye?”

“Ya benar juga ya,” Christy Mu melihat jam, “Sudah waktunya pulang kerja, antar aku pulang ya.”

Ericko Ye bertanya padanya, “Kamu tidak makan?”

“Aku malam ini mau masak sendiri saja, tidak mau makan diluar.”

Dalam hati Ericko Ye sedikit bergejolak, ragu apakah harus bertanya atau tidak, tapi akhirnya dia tetap mengeluarkan suara untuk bertanya, “Nah aku apakah punya muka untuk bisa makan di rumahmu?”

Christy Mu terkejut, dengan alis mengkerut terlihat berpikir, “Ya bisa sih, cuma sayur di kulkas tidak banyak, cuma cukup untuk makan ku seorang.”

“Ya kita mampir pergi ke supermarket belanja dulu saja.” Ujar Ericko Ye dengan pasti, tidak memberinya kesempatan untuk menolak.

Christy Mu menatapnya dengan serius, “Baiklah, tapi kamu sebelumnya harus berjanji padaku, nanti tidak berbuat macam-macam ya.”

Saat dia mengatakan kata terakhir, Ericko Ye bisa melihat dengan jelas wajahnya yang memerah.

“Iya, aku janji.” Jawab Ericko Ye dengan sangat serius.

Christy Mu dalam hati tertawa, demgan wajah terpaksa berkata, “Ya sudah aku coba percaya padamu ya.”

Brian Zhang memarkir mobil dengan mantap di tempat parkir supermarket, menyaksikan dua orang berjalan ke pintu supermarket sambil tersenyum, dan dengan senang mengeluarkan telepon untuk memanggil pengurus rumah Wang.

“Paman Wang, tuan malam ini tidak makan di rumah, kamu bilang ke bibi Qin masak sedikit saja.”

“Tuan ada pestakah? Brian, kamu disampingnya tolong bujuk dia, jangan sampai mabuk.” Ujar pengurus rumah Wang dengan khawatir.

Brian Zhang tertawa penuh arti, “Paman Wang, tuan hari ini sepertinya tidak bisa mabuk, kamu tenang saja.”

“Baguslah kalau begitu, mabuk terhadap tubuh itu tidal bagus...” Pengurus rumah Wang akhirnya menutup telepon.

Saat ini belum sampai jam 6 sore, juga bukan akhir pekan, tidak banyak orang di supermarket, Ericko Ye sudah lama tidak mengunjungi supermarket, dia tidak punya keperluan apa-apa untuk dibeli, bahkan jika dia menginginkan sesuatu, dia tinggal mengatakannya kepada pengurus rumah Wang atau asistennya, mereka akan menempatkan dan memberikan hal-hal terbaik di depannya.

Oleh karena itu, ketika dia mendorong kereta belanja untuk menemani Edelyn Chu di supermarket, semua terlihat begitu fresh dan agak sunyi.

Christy Mu mengambil kebutuhan memasak di bagian masing-masingnya, dan sebelum mengambilnya dia melihat dulu penjelasan dan masa kedaluwarsa barangnya, baru meletakannya ke dalam kereta belanja.

Ericko Ye kita dia hanya melihat 1-2 barang, tapi setelah jalan 10 menitan, dia ternyata melihat semua barang, dan membuatnya penasaran, “Kamu lihat apa?”

Christy Mu memegang sekantong biskuit. “Melihat berapa banyak kalori yang dimiliki didalamnya ini, dan apakah itu adalah makanan yang digoreng.” Dia mengembalikan biskuit ke rak dan terus maju, “Aku tidak memakan ini , tidak sehat, dan mudah menambah berat badan.”

Ericko Ye meliriknya sekilas, dengan tak habis pikir berkata, “Kamu juga tidak gendut.”

“Tidak, kamu tidak mengerti, tunggu gendut nanti maka semuanya akan terlambat, aku juga bukan orang yang suka olahraga. Lagi pula, kamu pernah mendengar kata ini tidak? Diet, adalah pekerjaan wanita di seumur hidupnya.” Setelah mengatakan itu Christy Mu melihat bagian sayur yang tidak jauh darinya, lalu melangkah menghampirinya.

Ericko Ye mengambil lagi barang yang sudah dimasukan Christy Mu ke dalam kereta, melihatnya, lalu bingung dengan perbedaannya.

“Kamu mau makan daging apa?” Christy Mu melihatnya yang mengikutinya, memutar kepala bertanya padanya.

“Apa saja boleh.”

“Nah kalau gitu tidak usah beli daging ya, makan sayur saja.” Christy Mu memutuskannya dengan senang, intinya dia saat ini belum bisa memasak daging, dan memotong daging itu juga sangat repot.

Ericko Ye merasa geli, lalu dia bertanya dia mau makan daging apa itu untuk apa?

Christy Mu disebelahnya tengah memilah sayur, Ericko Ye dengan sabar menungguinya, dia tiba-tiba merasa begini juga baik, ya kehidupan yang sederhana apa adanya seperti ini sangat nyaman.

Orang-orang dengan penampilan menarik selalu mudah menarik perhatian orang, ditambah seorang laki-laki dan seorang wanita, Ericko Ye dan Christy Mu sudah menghabiskan setengah jam di supermarket, dan membuat orang lain menatap mereka dengan tatapan iri.

Kasir pembayaran belanjaan agak panjang, Christy Mu berdiri di depan dua gadis muda, usianya sekitar empat belas atau lima belas tahun. Mereka terus menatapnya dan Ericko Ye, setelah itu mereka berbalik dan berbisik lalu berkata lagi dan melihat mereka lagi.

Christy Mu karena dilihati terus merasa tidak nyaman, sementara Ericko Ye tetap dengan wajah datar, seperti tidak peduli dengan semuanya.

Sampai mereka berbalik melihat mereka untuk ketiga kalinya, Christy Mu akhirnya tidak bisa menahan diri lagi, “Adik kecil, apa yang kalian lihat?”

Wajah gadis itu memerah, dengan suara kecil menjawab, “Kami merasa kamu dan pacarmu sangat mirip dengan dua orang artis, tapi kami tidak ingat siapa.”

Christy Mu saat mendengar kata pacar, langsung mengernyitkan dahi melihat Ericko Ye, wajahnya seketika menjadi tenang, dan tersenyum pasrah.

“Adik kecil, pertama tama, dia bukan pacarku, dan, kami bukan artis, kamu tidak tahu artis kalau keluar pasti akan memakai kacamata hitam dan masker? Memangnya kamu pernah melihat ada artis mana yang bisa tak memakai apa-apa keliling supermarket?” Christy Mu dengan sangat serius menjelaskannya pada mereka.

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu