Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 347 Kebetulan, Orang Yang Berada Di Lubuk Hati Terdalam (2)

Tiga menit kemudian, setelah mendengar keseluruhan cerita dari Yanti Duan, Bianca Ye terkejut sambil memutar tubuhnya, tidak habis pikir dengan semua ini.

"Bianca, pelan sedikit!" Yanti Duan diam-diam melirik Bianca Ye dengan malu. Wajah Yanti Duan memerah sampai ke telinga.

"Sebenarnya ada apa? Bagaimana bisa kakakku..."

Bianca Ye tidak berani percaya. Jelas-jelas Evardo Ye sangat mencintai Yolanda Duan sampai sulit melupakan wanita itu, bagaimana mungkin secepat itu berhubungan badan dengan orang lain!

"Itu... itu..."

"Aduh, dia menganggapku sebagai kak Yolanda!"

Yanti Duan menggaruk kepalanya frustasi, "Sungguh. Aku sudah berkata jelas."

"Ucapanmu masuk akal..." Bianca Ye menghela napas, entah demi siapa.

Kemarin adalah hari kasih sayang, pasti kakaknya teringat Yolanda Duan, lalu bersedih dan menjatuhkannya pada alkohol. Kebetulan kakaknya juga bertemu dengan Yanti Duan yang mirip dengan Yolanda Duan, lalu salah mengenali Yanti Duan, sebagai Yolanda Duan. Ya... ucapan Yanti Duan masuk akal.

"Bianca, apa maksudmu?"

Awalnya Yanti Duan sangat malu, tapi mendengar Bianca Ye berkata masuk akal, Yanti Duan langsung tidak senang. Apa alasannya dirinya hanya bisa menjadi bayangan Yolanda Duan?

Bianca Ye tersadar, lalu menghela, "Tidak ada maksud apa-apa, hanya saja kamu juga tahu, kakakku tidak mungkin begitu cepat melupakan kak Yolanda, maka dari itu..."

"Jadi apa?"

"Jadi kakakku bicara apa padamu?"

"Itu..." Yanti Duan kembali menunduk, meremas ujung bajunya dengan malu-malu, "Kak Evardo berkata akan bertanggung jawab padaku."

"Kakakku sungguh berkata begitu?" Bianca Ye sungguh dibuat bingung. Jelas-jelas di hati kakaknya masih ada bayangan Yolanda Duan, mengapa kakaknya setuju untuk tanggung jawab pada Yanti Duan?

"Eum." Telinga Yanti Duan sangat merah, takut Bianca Ye kembali bertanya, Yanti Duan langsung berlari pergi.

Di Kota B.

Evardo Ye turun dari pesawat, menarik koper lalu berjalan ke arah mobil yang sudah menjemputnya. Di belakangnya ada Yunardi Mu dan Yanti Duan yang mengikuti.

"Kak Evardo, pelan-pelan!" Yanti Duan mengejar langkah Evardo Ye dengan terengah. Akhirnya wanita itu menyerah, berhenti di belakang Evardo Ye.

"Kenapa?" Mendengar langkah kaki di belakangnya berhenti, Evardo Ye membalikkan badan, menatap Yanti Duan.

Yanti Duan memegang pinggangnya, terengah-engah, "Aa... aku.... tidak bisa jalan lagi. Huh huh huh..."

"Tidak jauh. Tahan sedikit." Kepala Evardo Ye berbalik melihat mobil yang terpakir di depan bandara, nada suara pria itu agak melembut.

"Aku...."

Ketika ingin membuka mulut, Yanti Duan melihat Evardo Ye sudah berjalan keluar, Yanti Duan tidak tahan menghentakkan kakinya.

"Sudahlah, tidak usah pura-pura. Kemampuan aktingmu belum setara dengan setengah kemampuan aktingku." Yunardi Mu dari belakang menghampiri, berhenti hanya untuk mengatakan kalimat menyindir lalu pergi.

"Kamu.... Aaaaahhh!!!!!" Yanti Duan frustasi. Menunjuk punggung Yunardi Mu tapi tidak mengatakan apapun, Yanti Duan hanya bisa menghentakkan kaki kesal.

Tidak mudah untuk berjalan sampai ke parkiran. Ketika Yanti Duan sedang ingin menarik pintu mobil bagian belakang, tapi didahului Yunardi Mu, pria itu selangkah lebih maju dari Yanti Duan.

Yunardi Mu menurunkan kaca mobil lalu menjulurkan lidah ke Yanti, "Kakak bilang dia akan mengantarkanmu pulang dulu. Nanti kamu tidak nyaman duduk di belakang."

"Kenapa tidak nyaman? Aku juga bisa turun dari mobil!"

Yanti Duan mengetuk pintu mobil, matanya menatap ke kaca mobil yang perlahan-lahan naik dengan tatapan pasrah, hatinya dipenuhi amarah.

Tak lama kemudian, kaca mobil kembali turun. Yunardi Mu mendekatkan wajahnya ke depan Yanti Duan, "Kakak menyuruhku bertanya padamu, kenapa kamu tidak naik?"

"Kamu..." Yanti Duan mengepalkan tangannya erat, wanita itu tak memiliki pilihan, akhirnya dengan sepatu hak tingginya, Yanti Duan berjalan ke pintu mobil yang berada di samping kursi kemudi.

"Kak Evardo, dia... dia menindasku!"

Begitu masuk ke dalam mobil, Yanti Duan tak tahan mengadu ke Evardo Ye, ketika mengadu Yanti Duan menatap tajam ke Yunardi Mu.

"Aku agak lelah, aku tidur dulu." Evardo Ye memijat dahinya, memejamkan mata untuk tidur sebentar

Yanti Duan mematung, tatapannya jatuh ke Yunardi Mu. Yunardi Mu menatap Yanti Duan dan mengedipkan mata membuat wajah lucu, Yanti Duan yang kesal memegang erat sabuk pengaman, ekspresi matanya menatap kesal Evardo Ye yang mengabaikannya.

Dingin, membuat supir di sebelah tidak tahan gemetar kedinginan. Sang supir memegang kaku kemudi, matanya masih menatap lurus ke arah depan, tidak berani menatap orang di sampingnya.

Saat ini, jalanan di kota B sangat lancar. Yanti Duan duduk di dalam mobil merasa sangat cepat sampai di rumahnya.

"Sudah sampai." Sang supir melihat Yanti Duan sangat lambat turun dari mobil, akhirnya mengingatkan.

Suara ini membuat Evardo Ye yang beristirahat sebentar membuka matanya. Evardo Ye menatap ke luar kaca dan bertanya pada Yanti Duan, "Ini rumahmu?"

Yanti Duan terkejut karena akhirnya Evardo Ye acuh padanya, kepalanya mengangguk seperti ketukan drum.

Evardo Ye melihat wanita itu ragu, lalu bertanya, "Lalu kenapa kamu tidak turun?"

"Aa... aku segera turun."

Yanti Duan memanyunkan bibir, "Kak Evardo, aku..."

"Hm?"

"Apakah aku boleh berada di hotel yang sama denganmu?"

Yanti Duan menatap Evardo Ye dengan memelas, air matanya hampir turun. Evardo Ye paling takut melihat wanita menangis, lalu mengibaskan tangan, "Terserah kamu."

Yanti Duan yang sudah membuka pintu mobil akhirnya menutup lagi, dengan cepat berkata, "Terima kasih kak Evardo!"

Di sisi lain, Yolanda Duan sedang menata bunga segar di toko bunga. Yolanda Duan memasukkan satu persatu tangkai bunga, lalu berjalan ke tempat bunga Baby Breath yang diletakkan paling dalam, Yolanda Duan mengernyit.

Yolanda Duan berbalik ke Delia Hua yang sedang sibuk di luar, "Delia, apakah bunga Baby Breath terpakai semua?"

"Sepertinya iya. Beberapa hari ini banyak sekali yang membeli bunga dan merangkai bunga dengan bunga Baby Breath, jadi cepat habisnya."

Melihat bunga di depannya tidak ada tambahan Baby Breath sungguh terlihat warnanya pudar sekali. Yolanda Duan merapikan barangnya, lalu memerintah Delia Hua, "Aku ke pergi dulu untuk memesan bunga Baby Breath, kamu jaga toko."

Delia Hua mengiyakan. Yolanda Duan memakai helm, lalu mengendarai motor meninggalkan toko bunga.

"Kak..."

"Ada apa?" Melihat Yunardi Mu ingin bicara tapi diurungkan, Evardo Ye mendongak menatap Yunardi Mu dan berkerut bingung.

"Itu... itu..."

Evardo Ye mengernyit, "Sejak kapan kamu berubah sok malu-malu begini?"

"Sebentar lagi kita akan sampai di lokasi syuting untuk tes. Mau tidak berhenti di depan sebentar? Aku ingin membeli seikat bunga."

Evardo Ye mengikuti pandangan Yunardi Mu ke arah luar, hal pertama yang masuk dalam matanya adalah rumah kecil yang dihias sangat biasa, di luarnya ada banyak sekali bunga.

Tatapan Evardo Ye merembet ke dekorasi dalam rumah, lalu Evardo Ye mematung. Pemandangan ini... sama persis dengan toko bunga yang ada di mimpinya.

"Berhenti."

Evardo Ye buru-buru membuka pintu mobil, langsung berjalan ke toko bunga, semakin dekat semakin tubuhnya bergetar.

"Kak Evardo!" Yanti Duan yang berada di dalam mobil masih belum sadar, tapi dia tahu bahwa Evardo Ye sudah turun dari mobil, buru-buru mengikuti Evardo Ye.

"Kak, ada apa?" Entah sejak kapan Yunardi Mu ikut turun, melihat Evardo Ye berjalan sempoyongan, Yunardi Mu yang berada di belakang menahan tubuh Evardo Ye.

"Aku tidak apa."

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu