Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 182 Awasi Dan Habisi Wanita Itu (3)

"Wajahmu masih sakit tidak?" Ericko Ye bertanya dengan pelan.

Christy Mu menutup wajah tanpa sadar, takut Ericko Ye melihat ada yang aneh dengan wajahnya, lalu menunduk sambil berkata, "Sedikit, tapi sudah jauh lebih baik dari tadi."

"Dokter Han mempunyai obat untuk luka yang membengkak, ada di rumahku. Nanti kamu oleskan sedikit, pasti bengkaknya akan hilang."

"Baik, terima kasih ya."

Mendengar terima kasih wanita itu, hati Ericko Ye merasa bersalah. Firasatnya memberitahu dia, masalah ini pasti ada hubungannya dengan dirinya. Edelyn Chu mengalami masalah ini karena dirinya.

Suasana perjalanan menuju villa sangat hening.

Ericko Ye melihat jam di atas ponsel. Sudah malam pukul 8.30. Sepuluh menit lagi, dia sudah bisa mendapatkan dalang di balik kejadian tadi.

Chengxi, Night Flavour Club.

Di bawah sinar cahaya lampu, orang-orang di club semakin banyak.

Sekitar pukul 8.40, seorang pria berpakaian hitam berjalan masuk. Tubuhnya kurus, tidak tinggi, membawa tas kulit berwarna hitam. Dengan mata sipit pria itu mengamati sekitar. Setelah dirasa tidak ada keanehan, dia segera masuk ke dalam kamar nomor 106.

Pria bertubuh besar yang sedang memadu kasih dengan seorang wanita tiba-tiba berdiri, membuat beberapa gerakan tangan pada orang-orang di ujung ruangan, lalu mereka berjalan masuk ke kamar 106.

Di dalam bar berputar lagu piano yang indah, tapi beberapa saat kemudian, suara pukulan dari dalam salah satu kamar terdengar, dilanjutkan dengan suara teriak orang yang meminta tolong.

Tapi di tempat seperti ini, mana ada orang yang akan pergi ikut campur?

Teriakan minta tolong semakin kecil. Setelah beberapa menit, sekelompok orang keluar dari kamar 106. Seorang pria berpakaian hitam keluar dengan diiikat.

Semua orang dalam club seperti tidak melihat adegan itu. Yang minum bir tetap minum bir, yang mengobrol lanjut mengobrol.

Pertarungan seperti ini, setiap bulan pasti akan terjadi beberapa kali, sama sekali tidak usah dipermasalahkan.

Di dalam mobil, Ericko Ye mendapat telepon dari Herry Ye. Setelah mengatakan "bawa kemari", dia langsung mematikan sambungan.

Christy Mu terus memandangi terang di luar jendela. Begitu mendengar telepon itu, dia langsung menoleh dan bertanya, "Orangnya sudah ditangkap?"

"Iya, sudah ditangkap."

Kali ini, mau siapapun itu, Ericko Ye tidak akan tinggal diam.

Jalan menuju villa keluarga Ye sering sekali dilalui Christy Mu dulu. Dulu jalan ini adalah jalan menuju neraka. Dia sama sekali tidak menyangka, akan ada satu hari, dia akan kembali ke neraka demi keamanannya.

Seteleh dipikir-pikir lagi, benar-benar lucu juga.

Tapi, kali ini bisa lebih aman lagi untuk memeriksa seluruh tempat di villa Keluarga Ye. Asalkan peta harta karun masih ada di tangan Ericko Ye, dia tidak akan melepaskan semua tempat di rumah pria itu.

Lampu di villa sangat terang. Paman Wang yang sangat dikenal berdiri di depan pintu, menunggu kepulangan tuan rumah.

Saat Paman Wang melihat Christy Mu, pria itu tersentak sebentar, lalu digantikan dengan senyum misterius.

"Paman Wang, apa kamar yang waktu itu Edelyn tinggal sudah dibersihkan?" Ericko Ye sambil menurunkan koper dari bagasi, sambil bertanya.

Paman Wang segera berkata, "Tuan dan Nona Chu makan dulu, aku akan suruh orang untuk bersihkan, tidak akan lama."

Christy Mu mana ada suasana hati untuk makan saat ini, jadi dia berkata dengan suara kecil, "Aku tidak nafsu makan."

Ericko Ye berbalik dan melihat ke arahnya, "Hari ini sudah berada di proyek seharian. Siang hanya makan bekal, sedangkan malam hari juga terjadi masalah seperti ini. Perutmu pasti sudah kosong dari tadi. Kalau tidak nafsu bagaimana kalau minum sup saja. Sup yang dibuat Bibi Qin sangat enak lho."

Christy Mu berpikir sebentar, lalu mengangguk. Lagipula sekarang juga tidak bisa kembali ke kamar.

Melihat dua orang itu masuk ke dalam ruang makan, Bibi Qin segera membawakan sup ayam yang sudah dibuat sejak lama. Ericko Ye menyuruh bibi untuk pergi mengangkat sayur kemari, dan mengisi mangkuk sup untuk Christy Mu sendiri.

Meskipun suasana hati tidak baik, tapi wangi makanan yang harum membangkitkan cacing lapar yang ada di perut.

"Akh——" baru saja Christy Mu buka mulut mau minum sup, luka di ujung mulut kembali pecah, dan rasa sakit itu membuat dia terkejut.

Melihat itu, Ericko Ye merasa kasihan lalu berkata, "Kalau sakit minum agak pelan saja."

"Tapi sekarang sudah ada nafsu makan." Christy Mu menunduk. Ada makanan enak di depan mata, tapi mulut malah tidak membantunya.

"Kalau begitu ... pelan-pelan saja makannya." Ericko Ye adalah orang yang sangat tidak bisa berkata lembut. Karena sejak kecil, yang dia hadapi adalah persaingan yang kejam, juga kehidupan keluarga yang hancur.

Dia tidak mengerti bagaimana cara pria lain menghibur wanita, lebih tidak bisa lagi mengatakan sendiri perkataan seperti itu.

Christy Mu makan dengan sangat pelan, sedangkan Ericko Ye kadang-kadang mengambilkan sayur untuknya. Suasana masih bisa dibilang cukup akur.

Setelah meminum satu mangkuk sup, Brian Zhang masuk ke ruang makan, "Tuan, orangnya sudah datang."

Mata Ericko Ye dingin lalu meletakkan sumpit di tangan, "Kamu makan saja pelan-pelan, aku pergi melihat dulu."

Christy Mu menjawab "iya". Sekarang dia tidak ada niat untuk mengetahui siapa dalang di balik ini. Tapi dia sangat jelas, orang ini pasti ada hubungannya dengan Ericko Ye, bahkan sangat memungkinkan adalah .....

Ruang tamu.

Pria yang kurus ditonjok hingga wajahnya memar-memar. Setelah melihat Ericko Ye, tubuhnya tanpa disadar gemetar.

"Kamu ini orangnya siapa?" Ericko Ye langsung bertanya.

Pria itu menunduk tidak berani bicara.

"Brian, patahkan satu giginya." Ericko Ye berkata dengan dingin dari atas sofa. Seperti pemimpin yang bisa mengontrol kehidupan orang lain.

Dua orang pengawal mencengkram bahu pria di depan, lalu sekalian mengangkat wajah pria itu menghadap atas. Brian Zhang juga tidak tahu mengambil palu dari mana, lalu membuka mulut pria itu dan sudah mau menggetoknya ke dalam.

"Jangan, jangan. Aku katakan, aku katakan." pria itu terkejut hingga wajahnya berubah pucat.

Brian Zhang berhenti, dan kedua pengawal itu juga melepas cengkraman.

"Siapa?" tanya Ericko Ye.

"Carina Qiao."

Ericko Ye memejamkan mata. Ternyata benar wanita itu. Hehe, selain Carina Qiao, siapa yang akan begitu membenci Edelyn Chu di Kota A ini?

"Kenapa dia bisa punya begitu banyak uang?" Ericko Ye tidak mengerti.

Pria itu menggeleng, "Aku juga tidak tahu."

Apa Gilbert Nan yang berikan? Pria itu begitu serius dalam masalah ini?

Kelihatannya dia perlu bertanya langsung pada Carina Qiao.

"Brian, siapkan mobil." Ericko Ye berdiri menuju ruang tamu. Christy Mu masih pelan-pelan meminum sup.

Mendengar langkah kaki, Christy Mu berbalik lalu bertanya dengan tatapan mata. Ericko Ye menarik napas dalam dan berkata, "Aku yang sudah melibatkanmu. Dalangnya adalah Carina Qiao."

Begitu mendengar nama ini, benak Christy Mu juga muncul kalimat yang sama. Ternyata benar wanita itu.

Christy Mu benar-benar merasa sialn delapan keturunan. Kenapa dia bisa bertemu dengan wanita yang begitu keras kepala selama hidupnya ini.

"Kamu mau bertemu dengannya sekarang?" Christy Mu melihat pria itu lalu bertanya.

"Iya, aku harus menyelesaikan masalah ini hingga tuntas. Kalau tidak, kedepannya ..."

"Jangan bunuh dia." Christy Mu menghentikan ucapan Ericko Ye. Ericko Ye menengadah menatap Christy Mu. Memang benar, tadi dia berencana membunuh Carina Qiao.

"Jangan bunuh dia." Christy Mu menatap Ericko Ye dengan tatapan tenang, "Mau terjadi apapun juga, jangan bunuh orang. Ada Tuhan yang melihat di atas. Aku percaya dengan hukum tabur tuai. Kalau dia melakukan banyak kejahatan, pasti akan mendapat hukumannya sendiri juga. Tapi, kamu jangan bunuh orang."

Hukum tabur tuai?

Hati Ericko Ye tersentak. Wanita ini takut balasan hari ini akan terjadi pada dirinya? Atau pada anaknya?

"Baik, aku berjanji padamu."

Ericko Ye tiba-tiba ingin memeluk wanita itu, tapi dia menahannya mati-matian.

"Paman Wang sudah membereskan kamar. Kamu cepatlah beristirahat, jangan berpikir terlalu banyak."

"Baik, aku tidak apa-apa." yang Christy Mu katakan benar. Dia sudah pernah mengalami hal yang lebih kejam dari hari ini. Apalah artinya kejadian kecil hari ini? Saat pria-pria itu masuk ke rumah, Christy Mu sudah berpikir, kalau Ericko Ye tidak menerima telepon itu, maka meskipun sudah dinodai oleh pria-pria itu, dia tetap akan bertahan untuk hidup. Dia tidak begitu bodoh sampai memutuskan untuk bunuh diri, karena masih ada anak yang perlu dia jaga.

Setelah Ericko Ye menatap Christy Mu dengan dalam, dia berbalik dan pergi mencari Carina Qiao.

Setelah selesai makan, Paman Wang kemari dan berkata dengan hormat, "Nona Chu, kamar sudah dibersihkan. Sprei dan selimut sudah diganti dengan yang baru, koper juga sudah ditaruh di dalam kamar. Ini adalah obat yang diberikan kepadamu oleh tuan sebelum pergi. Dipakai sebelum tidur akan lebih nyaman. Kalau ada perlu apa-apa, nona boleh mencari saya."

"Terima kasih Paman Wang." hati Christy Mu terasa hangat.

Paman Wang yang menunduk begitu mendengar perkataan itu, tersentak dan matanya tanpa sadar sedih. Karena tiba-tiba dia teringat pada nyonya muda dulu. Gadis yang begitu baik itu, setiap kali juga akan berkata seperti itu. Terima kasih Paman Wang.

Nada bicara, suara, sama persis.

Baru saja mau naik, Bibi Qin datang. Bibi Qin membawa mangkuk kecil berisi tiga butir telur ayam.

"Nona Chu, ini adalah telur ayam yang tadi aku masak. Sangat panas. Kamu kupas cangkangnya, lalu menggulingkannya di atas wajah, hal itu bisa membantu mengurangi bengkak di wajah."

Mata Christy Mu tanpa sadar berair. Di sini, orang yang baik hati banyak sekali.

"Terima kasih Bibi Qin."

Bibi Qin dibuat tidak enak hati oleh kesungkanan Christy Mu, "Sama-sama, sama-sama. Besok pagi ingin makan apa?"

"Apa saja boleh. Kemampuan masak bibi sangat bagus, memasak makanan apapun enak." Christy Mu memuji Bibi Qin dengan tulus.

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu