Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 546 Menggunakan Cara Baru Menyelesaikan Masalah (1)

Vanny memelototi Yunardi Mu, dan otaknya berpikir keras, memikirkan cara untuk menghadapi ini.

Tapi orang tua Vanny malah terkejut dan sibuk bertanya, "Apa, Vanny, kamu sakit?!"

Ekspresi wajah Vanny agak canggung dan berkata, "Hanya, penyakit ringan saja, diare."

"Memangnya bisa berapa banyak, kembalikan pada dia saja, apa perlu sampai datang meminta ke rumah."

Yunardi Mu menilai rumah dan berkata dengan datar, "Tidak banyak, kebetulan pas kalau menjual rumah ini."

Perkataan ini, membuat wajah orang-orang dalam ruangan berubah.

Kakak kelas mengerutkan dahi, jarang-jarang berubah serius dan mengingatkan, "Kamu jangan terlalu kelewatan!"

"Orang yang berada di lapisan terendah, tentu saja tidak tahu biaya satu malam di rumah sakit mahal. Memanggil dokter profesional dunia, juga perlu biaya berapa."

Dihina orang dengan uang, terutama orangnya adalah Yunardi Mu, membuat hati Vanny sangat tidak nyaman dan berkata dengan wajah malu, "Bukankah hanya hutang, aku kembalikan saja!"

Yunardi Mu malah menggelengkan kepala dan berkata dengan santai, "Aku tidak memerlukan kamu mengembalikan uangku, hanya ingin kamu menjadi tour guide-ku, membawaku jalan-jalan di sini, lalu semuanya sudah lunas."

Vanny mendengus dingin, mendorong Yunardi Mu keluar.

"Menjadi tour guide apanya. Cepat pergi, kalau tidak pergi, aku lapor polisi nih."

"Boleh, tapi setelah polisi datang, mereka hanya akan melakukan jalur resmi, menjadikan rumahmu sebagai garansi."

"Kamu ..."

"Sudahlah, berhenti!"

Tidak ingin putrinya bertarik-tarikan bersama seorang pria, ayah Vanny menghentikan mereka.

Setelah diam sesaat, ayah Vanny melakukan suatu keputusan, mengangkat tangan, dan berkata, "Sudahlah, dia adalah tamu. Ingin bermain di sini bukan. Kalau begitu jangan basa-basi lagi, cari tempat tinggal dulu, besok baru diatur lagi saja."

"Tetap paman yang lebih mengerti."

Selesai berkata, Yunardi Mu mengeluarkan ponsel, menundukkan kepala dan memainkannya.

Vanny benar-benar tidak ingin melihat pria yang diktator ini satu detik lebih lama lagi. Melihat pria itu masih berada di sini, dia pun memaksa dengan tidak sungkan, "Kenapa kamu masih belum pergi?"

Yunardi Mu berkata tanpa menengadahkan kepala, "Aku lihat rumah sebelah digantung papan dijual, tadi aku menyuruh asistenku membelinya, sekarang, kita tetanggaan."

Setelah berkata kalimat terakhir, Yunardi Mu menengadahkan kepala, tersenyum ke arah Vanny.

Dalam senyum Yunardi Mu penuh dengan provokasi. Hal itu membuat Vanny sangat marah, ingin menampar wajah pria ini!

"Yunardi, sudah cukup!"

Vanny menggertakan gigi, berusaha mungkin mengendalikan diri agar tidak melakukan masalah yang gegabah.

Tapi Yunardi Mu tidak mengerti apa yang dinamakan berhenti bercanda dan lanjut berkata, "Aku tinggal sendiri, juga tidak bisa makan, kedepannya akan numpang makan di sini."

"Mempunyai kemampuan beli rumah, tapi tidak mampu merekrut seseorang membantumu masak?"

"Di sana tidak ada kehangatan rumah."

"Ini adalah kehangatan rumahku, tidak ada hubungannya denganmu!"

Yunardi Mu mengangkat alis menatap Vanny dan berkata, "Siapa yang bilang tidak ada hubungannya. Sangat memungkinkan, kedepannya ini adalah ..."

Yunardi Mu tidak mengatakan kata terakhir, tapi siapapun dapat melihat, rasa cinta dan provokasi di mata pria itu.

Brengsek!

Vanny menundukkan kepala dan menoleh sekitar, seperti sedang mencari sesuatu.

Melihat itu, Yunardi Mu membalikkan badan dan berlari. Setelah sampai di pintu, Yunardi Mu baru membalikkan badan dan berkata kepada orang di dalam rumah, "Begini dulu saja, kalau ada masalah, kita bicarakan lagi pelan-pelan."

"Bicarakan apanya!"

Vanny dengan asal melemparkan sumpit ke arah pria itu, tapi mengenai pintu dan menimbulkan suara yang kencang.

Brak——

Meskipun pintu sudah ditutup, tapi Vanny tetap menatap ke arah sana dengan kejam, seperti ingin menggali lobang di sana.

"Vanny, sebenarnya apa hubunganmu dengan Tuan Mu itu?"

Suara ibu Vanny terdengar di belakang, membuat Vanny tersentak.

Vanny pun membalikkan badan ke belakang, matanya bergerak tidak menentu dan berkata, "Tidak ada apa-apa."

"Tidak ada apa-apa. Tapi kenapa kamu sakit, dia mengantarmu ke rumah sakit?"

Jelas sekali, ayah dan ibu Vanny tidak percaya pada perkataannya itu.

"Hm .. aku sebelumnya bekerja di toko manisan. Dia dan pemilik toko adalah keluarga, lalu kenalan. Kemudian aku masuk rumah sakit, dia membantuku, awalnya aku masih lumayan berterima kasih, tidak terpikir dia datang menagih ke sini."

Vanny mengganti cara bicara, tapi ayah dan ibu Vanny masih tetap curiga.

"Dia begitu kaya, kenapa masih mempedulikanmu? Lalu repot-repot datang ke sini, aku rasa tidaklah sesederhana itu."

Memang benar tidak sederhana, tapi kalau sampai ayah dan ibu Vanny mengetahui pemikiran Yunardi Mu, takutnya akan ada pisau dapur yang berterbangan.

Tidak bisa, tidak bisa, tidak bisa membiarkan masalah seperti itu terjadi!

Vanny diam-diam mengepalkan tangan dan memutuskan entah menggunakan cara apapun, dia harus membuat Yunardi Mu menghilang dari kehidupannya!

Setelah menarik napas dalam Vanny berkata pasti, "Bukankah hanya bermain beberapa hari. Aku ini sabar. Cukup senangkan dia saja, nanti dia pasti akan pergi juga nantinya. Ayah dan ibu tidak perlu khawatir."

"Tapi ..."

"Paman dan bibi, aku juga akan membantu Vanny, tidak akan membiarkan orang lain menindasnya. Tidak peduli dia seberapa kaya atau berkuasa, tapi bagaimanapun, ini adalah masyarakat hukum, dia tidak bisa bersikap seenaknya."

Vanny bicara seorang kurang dapat dipercaya, ada kakak kelas membantu bicara, membuat orang tua Vanny ragu untuk sesaat.

"Kalau begitu tolong ya."

"Vanny adalah adik kelasku, wajar juga kalau membantunya."

Sambil bicara, kakak kelas menundukkan kepala dan matanya penuh dengan dukungan.

Di bawah kondisi seperti ini, dapat mendapatkan penghiburan yang pas, membuat hati Vanny sangatlah hangat.

"Kakak kelas, terima ..."

"Kalau terima kasih, tidak usah dikatakan lagi."

Vanny tersenyum dan berkata, "Kalau begitu aku akan mengajakmu bermain yang seru, dijamin akan membuatmu tidak dapat lupa."

"Baik, aku sangat menantikannya."

Bersamaan dengan itu, Yunardi Mu berjalan ke depan kompleks, dan melihat Ani Xie serta Yonardo Xiao di sana.

Dua orang itu saat ini sedikit terengah-engah, dan wajah mereka masih sedikit panik.

Ketika mereka melihat Yunardi Mu, dua orang itu segera menilai Yunardi Mu naik turun. Melihat Yunardi Mu baik-baik saja, mereka menghela napas lega.

Malah Yunardi Mu ketika melihat dua orang itu, dia bertanya, "Kenapa kalian tidak pergi?"

Ani Xie menghela napas dan berkata sambil mengerutkan dahi, "Yunardi, kamu naik pesawat ke sini, kenapa begitu cepat?!"

"Kalian mempunyai cara kalian, aku juga mempunyai caraku. Sekarang, aku dan Vanny menjadi tetangga dan bisa bertemu setiap hari, aku tidak percaya hatinya tidak akan tergerak!"

Yunardi Mu sangat yakin, tapi Yunardi Mu dan Ani Xie malah diam.

"Apa kamu tadi sudah bertemu Vanny?"

"Sudah."

"Juga sudah bertemu ... kakak kelas?"

Yunardi Mu mendengus, "Sudah bertemu."

"Lalu kalian tidak bertarung?"

"Kita adalah masyarakat yang harmonis, kenapa harus bertarung? Ditambah lagi, membuat Vanny suka padaku, bergantung pada kesungguhan hati, bukan kekuatan."

Hm, perkataan ini keluar dari bibir Yunardi Mu, kenapa kedengarannya sangatlah aneh.

Tapi tidak peduli bagaimanapun, bagus kalau kedua orang itu tidak bertarung, tidak akan membuat semuanya kelihatan sangat buruk.

Tapi pria di hadapannya ini adalah Yunardi Mu. Ada orang yang berada di sisi wanitanya, kenapa Yunardi Mu berubah begitu baik? Dipikir bagaimanapun rasanya tidaklah mungkin.

Oh, iya, Yunardi Mu tadi bilang dia menjadi tetangga dengan Vanny. Ada apa ini?

Ani Xie bertanya kebingungan dalam hati, dan Yunardi Mu menjawab dengan pelan, "Aku membeli rumah di seberang rumah Vanny. Dengan begitu aku bisa menjadi tetangga Vanny secara terang-terangan dan bertemu dengan dia setiap hari. Secara bersamaan, juga bisa menampilkan kemampuanku kepada orang tua Vanny, agar mereka dapat dengan tenang menyerahkan putrinya kepadaku."

Ehm, bocah ini lumayan tegas juga, tapi, apakah terlalu percaya diri?

Dengan pengertian Ani Xie terhadap orang tua Vanny, mereka pasti akan sangat menghormati Yunardi Mu. Malah kakak kelas yang akan masuk dalam kriteria mereka.

"Hei, bukankah kalian masih ada urusan, cepatlah balik. Aku sendirian di sini saja."

Ani Xie menatap Yunardi Mu sambil mengerutkan dahi, "Kamu yakin?"

"Tentu saja. Aku memimpin mall bertahun-tahun lamanya, mana mungkin tidak mampu menghadapi seorang bacah kecil saja?"

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu