Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 166 Javier Mu telah mati?(1)

Tatapan suster kecil terlihat berbinat, “Kamu lihat, pistol bos dan Ericko bahkan dilempar ke lantai, berarti mereka tidak ingin lawannya mati, jika memang ingin lawannya mati, dengan pistol maka masalah akan selesai dengan cepat, untuk apa saling memukul seperti itu? Dan juga, orang kita dan orang Ericko hanya berdiri si samping tidak bergerak, ini berarti, masalah sekarang tidak parah.”

Setelah mendengar analisa suster kecil, Christy Mu baru menyadari di samping mobil Porsche terlihat seorang wanita berdiri dengan mengenakan pakaian yang sama sepertinya, wajahnya terlihat dingin melihat kedua orang itu saling beradu, sepertinya siap kapan saja untuk membantu.

Ternyata kakak menggunakan wanita ini untuk mengalihkan Ericko Ye, pintar sekali.

Dan juga sebuah pertarungan sengit, kemampuan bertarung Javier Mu sebenarnya di atas Ericko Ye, namun karena sebelumnya bahunya terluka, pergerakannya terkadang menjadi sedikit melambat, dan Ericko Ye mengambil kesempatan itu, memberi serangan tanpa henti, setelah beberapa saat kemudian, luka di bahunya hampir pulih kembali terlihat ada bekas luka yang terbuka.

Dengan cepat, darah perlahan-lahan merembes ke bajunya, di kaosnya yang berwarnya putih terlihat sangat mencolok.

Christy Mu tegang hingga sepuluh jarinya saling bertautan, berucap dengan terkejut, “Kakak terluka?”

Wajah suster kecil juga terlihat sedikit khawatir, “Sepertinya luka pisau yang belum sembuh, lukanya terbuka.”

“Itu...... Tidak bisa, aku harus turun.”

“Tunggu sebentar lagi.”

Kali ini Christy Mu tidak ingin lagi mendengar ucapannya, berucap dengan panik, “Aku tidak bisa menunggu lagi, jika menunggu lagi kakakku bisa mati.” selesai berucap, tanpa memperulikan larangan suster kecil, membuka pintu mobil kemudian berlari ke arah yang cukup jauh itu. Suster kecil tidak bisa melakukan apapun, memaki sebentar, kemudian ikut turun dari mobil.

Luka di bahunya semakin marah, Javier Mu sudah di himpit oleh Ericko Ye ke pinggir jurang, “Kekasih” yang melihat adanya bahaya, baru saja ingin membantu, langsung ditahan oleh Brian Zhang.

“Kita sebagai bawahan jangan mencampuri urusan bos, aku akan menemanimu bersenang-senang.”

Langkah kaki Ericko Ye semakin mendekat, Javier Mu yang berada di hadapannya, tatapan matanya melihat seorang wanita yang berlari ke arahnya, hatinya sangat terkejut, bukankah itu Christy? Bukankah dia sudah dibawa pergi? Bagaimana bisa muncul disini?

Ketika kesadarannya kembali, Ericko Ye sudah mendaratkan tinjuan pada dadanya, Javier Mu mundur dua langkah, setengah kakinya melangkah diudara, tubuhnya bergerak ke depan belakang tidak seimbang.

“Kakak——” Christy Mu berteriak dengan keras, namun suara angin dan ombak terlalu keras, belum suaranya tiba di telinga Javier Mu dan Ericko Ye suaranya sudah menghilang dibawa angin.

Saat ini, Ericko Ye seperti akan memberikan tendangan kembali pada dadanya......

Tidak sempat Javier Mu bereaksi, seperti layangan yang putus langsung terjatuh ke bawah.

“Kakak——” Christy Mu yang melihat kejadian itu, hatinya terasa seperti disobek, “Kakak——”

Wanita yang sedang berkelahi dengan Brian Zhang segera menghentikan gerakannya, menelungkupkan tubuhnya di pinggir tebing, “Bos——”

Akhirnya Ericko Ye mendengar suara Christy Mu, dia mengira itu hanyalah khayalan, ketika memutar kepalanya, Christy Mu telah tertatih-tatih berlari ke arahnya.

Hati Ericko Ye menegang, mendengar suara tangisannya yang membuat hati tersayat, dia baru menyadari apa yang baru saja dia lakukan.

Beberapa detik sebelumnya, dia sendiri yang membuat Javier Mu jatuh dari tebing.

Jelas-jelas dia tidak ingin membunuhnya, bagaimana bisa......

Christy Mu semakin mendekat, dengan cepat berlari melewati Ericko Ye, ingin menelungkupkan tubuhnya di tempat Javier Mu terjatuh, untung tangan Ericko Ye bergerak dengan cepat, langsung menangkap lengannya.

“Kakak, kakak.” Christy Mu berteriak ke bawah jurang, namun selain ombak yang keras, tidak terlihat bayangan Javier Mu.

“Kakak——” Christy Mu seperti menggila, jika Ericko Ye tidak menariknya, mungkin Christy Mu akan melompat ke bawah.

Ericko Ye sekuat tenaga menahan tubuhnya, takut jika dia tidak berhati-hati akan melukai anak yang ada di perutnya, “Christy, tenanglah sedikit.”

“Plak!” sebuah suara yang memekakkan terdengar dari wajah Ericko Ye, Christy Mu berteriak marah padanya, “Kamu pembunuh, kamu membunuh kakakku!”

Ericko Ye tercengang, hingga sebesar ini, hanya Christy Mu yang berani memukulnya, dan dia tidak marah sama sekali.

“Ericko, kamu membunuh kakakku, kamu membunuh kakakku.” Christy Mu terus memukul dadanya, air matanya mengalir di wajahnya, “Kamu pembunuh, kamu membunuh kakakku.”

“Christy, aku...... aku tidak......” Ericko Ye yang melihatnya menjadi tidak bisa mengeluarkan kalimatnya, dia ingin melakukan pembelaan, namun mulutnya tidak bisa terbuka, apakah tidak sengaja? Tapi yang dikatakan Christy Mu benar, memang dia sendiri yang telah membunuh Javier Mu.

“Ericko, lepaskan aku, aku ingin mencari kakakku, dia tidak akan mati, lepaskan aku.” Christy Mu memukul tangan Ericko Ye, mencoba untuk melepaskan diri dari cengkramannya.

“Christy, tenanglah sedikit.”

Christy Mu sudah menggunakan semua kekuatan yang dia miliki, namun masih saja tidak bisa mendorongnya, akhirnya dengan kesal dia menundukkan kepalanya menggigit lengannya dengan kuat.

Seketika terasa rasa sakit, namun tidak sebanding dengan rasa sakit dihatinya.

Seketika darah mengalir turun dari giginya, dan jatuh ke atas batu, seketika berubah menjadi merah gelap.

Akhirnya dengan kekuatan terakhir yang da miliki, Christy Mu melepaskan tangannya, duduk di batu yang tidak rata, mendongakkan kepalanya menatap langit senja yang gelap, tatapannya penuh dengan putus asa, tidak ada harapan hidup.

“Tuan, “ Brian Zhang menjadi panik, “Anak Nyonya.”

Ericko Ye yang mendengar hal itu langsung melihat ke kakinya, rok putih yang entah kenapa ternodai oleh darah segar.

Setelah itu, Ericko Ye benar-benar panik, langsung menggendong Christy Mu berlari ke mobil dengan kakinya yang melemas, bahkan bicara pun dia bergemetar, “Brian, cepat, ke rumah sakit terdekat.”

Tatapan Christy Mu kosong, tidak ada kesadaran apapun, wajahnya juga tidak ada ekspresi apapun, seperti orang yang berdarah itu bukanlah dia, detik itu, kepalanya hanya ada kejadian dimana Javier Mu jatuh dari jurang.

Ayah ibunya sudah meninggal, kakaknya juga meninggal, didunia ini hanya ada dia sendiri, untuk apa dia hidup?

Lebih baik pergi, berkumpul bersama keluarganya.

“Christy, bertahanlah, kita segera sampai dirumah sakit,” Ericko Ye memeluknya, matanya menatap darah yang mengalir semakin banyak, namun dia tidak berdaya, selama tiga puluh tahun ini dia tidak takut pada apapun, seperti setiap masalah selalu bisa dia hadapi, namun kali ini, dia takut hingga tidak bisa mengatakan apapun.

Dia tidak berani membayangkan, jika dia kehilangan anak ini, bagaimana bisa dia mempertahankan Christy Mu disisinya.

Ericko Ye manatap kedua matanya yang kosong, hampir memohon, “Christy, kumohon, jika ingin membunuh, tunggulah hingga anak ini lahir, okay?”

Christy Mu benar-benar tenggelam dalam dunianya sendiri, tidak mendengar sama sekali apa yang dia ucapkan, tubuhnya semakin melemah, detik berikutnya, pengelihatannya menggelap, dia masuk ke dalam kegelapan.

“Christy——” suara Ericko Ye berubah, dia tdiak berani menggoyangkan tubuhnya, berucap pada Brian Zhang, “Lebih cepat lagi!”

Brian Zhang sudah menginjak pedal gas hingga yang terdalam, setelah menerobos dua lampu merah, akhirnya mereka melihat tulisan rumah sakit dari jauh.

Mobil langsung berhenti di depan ruang gawat darurat, mobil itu belum berhenti sepenuhnya, Ericko Ye sudah menggendong Christy Mu turun, berlari ke bagian tengan gawat darurat, berteriak dengan keras, “Dokter—— Dokter——”

Seorang dokter paruh baya keluar dari ruangannya, melihat situasi ini dia langsung mendorong pintu gawat darurat, berucap, “Kemari kemari, letakkan pasien di atas ranjang...... apa yang terjadi dengannya?”

“Istriku hamil, tadi mendapat sedikit guncangan, kemudian keluar darah.” Ericko Ye memaksakan dirinya untuk tenang.

Dokter menyuruh seorang suster untuk memanggil dokter kandungan, kemdian bertanya padanya, “Sudah berapa hari istrimu hamil?”

“Dua puluh enam hari.” jawab Ericko Ye.

Dokter berdehem sejenak, mulai memeriksa tekanan darah Christy Mu, suhu tubuh, setelah pemeriksaan dasar hampir selesai, seorang dokter wanita kandungan masuk ke dalam, di belakangnya ada dua suster yang mengikutinya.

“Apa yang terjadi?” tanyanya.

“Hamil dua puluh enak hari, kelaur darah. Tekanan darahnya sedikit rendah, suhu tubuhnya normal.”

Dokter wanita itu melihat sekilas Ericko Ye, berucap, “Keluarga pasien keluar terlebih dahulu.”

Ericko Ye menundukkan kepalanya menatap dalam wajah Christy Mu yang pucat, tahu jika dirinya tetap tinggal disana tidak ada gunanya, dengan langkah yang berat berjalan keluar dari kamar pasien, duduk di kursi yang ada disamping pintu.

Saat ini dia baru menyadari, tangannya penuh dengan darah, dan sedang bergetar.

Christy, kumohon kamu harus baik-baik saja, jangan sampai terjadi apapun, kumohon.

Brian Zhang berdiri disampingnya, melihat Ericko Ye yang sangat gelisah, hatinya merasa sedih, sudah bertahun-tahun dia mengikuti Tuannya, tidak pernah dia melihat Ericko Ye menunjukkan raut wajah pemyesalan seperti ini.

Seperti tahun dimana Yonathan Ye terjadi sesuatu, Ericko Ye hanya mengurung dirinya di kamar yang gelap tidak makan dan minum selama dua hari, setelah dua hari, dia melakukan apa yang harus dilakukan, hanya saja terlihat lebih kejam dari sebelumnya.

Sekarang dia yang seperti ini, sungguh membuat orang ikut merasa sedih.

Beberapa menit kemudian, pintu dibuka dari dalam, seorang suster membawa sebuah kertas dan sebotol darah berucap, “Keluarga pasien.”

Ericko Ye dengan cepat bangkit berdiri, “Aku.”

Suster memberikan benda yang ada ditangannya padanya, berucap, “Bawa ini ke laboratorium, suruh mereka untuk cepat, katakan ini darurat.”

Brian Zhang mengambil kertas penelitian dan botol darah dari tangan Ericko Ye, berucap, “Tuan, kamu disini saja menemani nyonya, aku akan pergi mengurusnya. Suster, dimana laboratorium?”

Suster menunjuk jalan sebelah kanan, “Ikuti jalan ini lurus terus, maka akan terlihat.”

Setelah Brian Zhang pergi, suster melihat wajah Ericko Ye yang sedikit kaku, hatinya bergumam, tuan apa, nyonya, sedang membuat drama?

Hasil penelitian keluar dengan cepat, dokter mengambil kertas itu melihatnya sejenak, berucap pada Ericko Ye, “Istrimu kehilangan banyak darah, namun untung saja anaknya bisa bertahan, tunggu hingga dia sadar dan infus ini habis maka sudah bisa keluar, aku akan memberikan resep obat penguat kandungan, ingat, saat seperti ini jangan membuat perasaannya sedih, sebisa mungkin buat perasaannya menjadi senang, perasaannya sangat mempengaruhi perkembangan anak.”

“Baik, terima kasih banyak.” Ericko Ye sudah tidak bertenaga.

Lalu, menghadapi kematian Javier Mu, bagaimana bisa perasaannya senang?

……

Christy Mu merasa dirinya jatuh ke jurang yang tidak berdasar, selamanya tidak bisa menampak di tanah.

“Apa ada orang?” Christy Mu berteriak dengan keras, kemudian dia mendengar suaranya bergema “Apakah ada orang apakah ada orang apakah ada orang......”

Dia ada dimana? Tempat apa ini?

“Christy,” terdengar sahutan dari kegelapan yang tidak ada ujungnya, Christy Mu mendongakkan kepalanya, terlihat ayah ibunya berjalan mendekat, tubuhnya terlihat bersinar.

“Ayah, ibu——” Christy Mu berlari ke arah mereka, namun tubuhnya tidak bisa bergerak, kakinya seperti membawa ratusan kilo rantai, dia panik hingga hampir menangis.

“Christy, anak baik, jangan menangis.” ibu menenangkannya dengan lembut.

Christy Mu sudah menangis, “Ibu, aku merindukanmu, aku merindukan kakak, tadi sore terjadi sesuatu pada kakak, aku ingin pergi mencari kalian, aku tidak ingin hidup kesepian disni......”

Ayah berucap dengan serius, “Anak bodoh, tidak boleh berbicara seperti itu. Tidak perduli apa yang terjadi, kamu harus hidup dengan baik, kematian bukanlah cara untuk menyelesaikan masalah.”

Air mata Christy Mu terus mengalir turun, “Tapi...... aku lelah hidup sendirian, tidak bahagia sedikitpun, aku tidak ingin hidup seperti ini.”

“Tidak ingin hidup seperti itu, maka berusahalah untuk mengubah hidupmu sendiri, bukannya menyerah begitu saja, itu adalah pilihan orang lemah.”

Ibu berjalan mendekat dengan anggun, mengusap lembut rambut panjangnya,

Christy Mu memegang tangan ibunya, seketika merasa bersalah, “Ibu, aku tidak tahu bisa bertahan berapa lama, aku sudah kehilangan kepercayaan.”

“Ayah dan ibu percaya padamu, jangan buat kamu kecewa......”

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu