Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 173 Percobaan, Tiba-Tiba Rindu (1)

Edelyn Chu merasa ada yang salah dengan tatapan Ericko Ye, jadi dia meletakkan gelas dan tersenyum lalu berkata dengan suara kecil, "Aku pergi ke toilet dulu."

Edelyn Chu berdiri, rambut panjangnya tanpa sengaja terkena punggung tangan Ericko Ye, membuat hati Ericko Ye tanpa tersadar tergerak.

Lampu kecil menerangi toilet yang sempit. Edelyn Chu mengelus wajahnya, dan dari matanya muncul suatu kebulatan tekad.

Waktu sangat singkat, dia tidak ada banyak jalan mundur.

Kalau dia tidak salah menebak, Ericko Ye sekarang ada di depan pintu.

Edelyn Chu mencuci mulut lalu menurunkan sedikit kerah dress-nya, menatap mantap wanita yang ada di cermin, lalu keluar dari toilet.

Ruang yang direservasi ada di paling ujung. Edelyn Chu baru berjalan tige empat meter, lengannya sudah ditarik oleh seseorang, lalu ditarik ke ruang yang tidak ada orangnya. Selanjutnya lagi, bibirnya dicium.

Ternyata benar tebakannya. Ericko Ye.

Edelyn Chu pura-pura memberontak beberapa saat. Setelah melihat Ericko Ye, dia pura-pura membelalakkan mata.

Baru saja Ericko Ye mencium bibir itu, tali di benaknya terputus. Ini adalah rasa Christy Mu.

Kali ini, Ericko Ye benar-benar gila.

Mungkin karena terlalu rindu, begitu merasakan wangi wanita itu, rasa rindu langsung datang ....

Edelyn Chu dibuat kaget oleh kharisma pria itu. Napas pria itu terarah ke arahnya. Tercium wangi bir merah, membuat dia hampir saja terjatuh olehnya.

Segera, Ericko Ye mulai ....

"Direktur Ye, tolong jangan begini ..." Edelyn Chu akhirnya dilepas oleh Ericko Ye.

Sebenarnya tidak apa-apa kalau Edelyn Chu tidak berkata apa-apa. Tapi begitu berkata, Ericko Ye seperti monster yang lapar, dilanjutkan dengan ....

"Direktur Ye ... kamu ...."

"Jangan bicara." Ericko Ye berkata dengan suara rendah, "Christy ... aku rindu sekali padamu ... Christy ...."

Otak Edelyn Chu seperti diledakkan oleh sesuatu dan tersadar. Pria ini sedang memanggil nama ... Christy? Kenapa bisa?

Tidak dapat dijelaskan itu rasa seperti apa. Edelyn Chu hanya tahu harus segera meninggalkan tempat itu. Edelyn Chu mendorong Ericko Ye dengan sekuat tenaga dan Ericko Ye mundur beberapa langkah, lalu menabrak kursi. Rasa sakit membuat Ericko Ye tersadar sedikit, dia mendongak, Edelyn Chu sedang memandangnya dengan pandangan malu dan marah.

"Direktur Ye, aku bukan Christy. Kamu sudah salah mengenali orang." Edelyn Chu memakai baju, lalu air mata mengalir satu per satu dari matanya.

Ericko Ye menatap wajah indah itu dalam diam, tapi otaknya memenangkan kebingungan dan hati monster itu.

Wanita itu bukanlah Christy Mu, bukan Christy Mu ....

Tapi apa yang telah dia lakukan? Dia hampir memaksa wanita yang hanya dia jumpai dua kali.

Ericko Ye menghela napas panjang, lalu memijat pelipisnya dan berkata dengan perasaan bersalah, "Maaf, aku sudah minum terlalu banyak."

Edelyn Chu tidak berkata apa-apa, hanya menunduk dan menata pakaiannya. Benak Edelyn Chu tidak henti berpikir, dia harus marah atau bersikap tidak apa-apa?

"Nona Chu, maaf." Ericko Ye kembali berkata.

Edelyn Chu menutup dadanya, lalu memandang Ericko Ye. Dalam bola matanya mengandung kecemasan, "Sudah, jangan bicara lagi. Aku akan anggap kamu minum terlalu banyak. Jadi jangan ungkit lagi masalah ini."

"Baik, aku tahu." Ericko Ye mencengkram kursi yang ada di belakangnya. Bagian bawah tubuhnya juga pelan-pelan kembali tenang.

Resleting dress ada di belakang. Edelyn Chu sudah menarik beberapa kali, tapi tetap tidak bisa tertarik.

"Apa perlu kubantu?" nada bicara Ericko Ye kembali normal.

Wajah Edelyn Chu merona, lalu dia membalikkan badan dan menjawab "iya".

Setelah mendapat persetujuan, Ericko Ye berjalan menghampiri, satu tangannya menahan dress yang ada di bagian pinggang, satu tangan lagi menarik resleting ke atas.

Ericko Ye teringat kembali, dia pernah membawa Christy Mu mengikuti suatu acara. Resleting Christy Mu juga ada di belakang. Dia yang membantu Christy Mu melakukan tahap terakhir itu. Saat ini, punggung ini kembali muncul di hadapannya. Ericko Ye yang baru tenang, sudah hampir tidak dapat mengontrol diri lagi.

Sambil ingin menyalurkan nafsu, sambil memberitahu dirinya, tidak boleh.

Ericko Ye tersiksa oleh perasaan seperti itu.

Edelyn Chu menarik napas lalu berbalik dan menatap wajah pria itu, dengan tenang berkata, "Direktur Ye, sebaiknya lain kali, jangan salah mengenali orang lain lagi. Aku tidak enak badan, jadi pulang dulu. Mohon bantu aku sampaikan pada mereka."

"Maaf." perasaan Ericko Ye rumit. Semenjak Christy Mu hamil hingga sekarang, dia sudah hampir satu tahun tidak menyentuh wanita.

Apa ini karena dia terlalu lapar?

Setelah kembali ke hotel, Edelyn Chu berbaring sebentar di atas ranjang. Setelah dirasa wajahnya sedikit sakit, dia baru teringat, sudah waktunya.

Dia berjalan masuk ke dalam toilet, meneteskan beberapa tetes obat ke dalam air, membasahi wajah, lalu sebuah topeng yang sangat tipis dan transparan jatuh ke tangannya. Di cermin, kembali terlihat wajah Christy Mu yang familiar.

Ini adalah topeng yang kerekatannya sangat erat, lebih tipis dari contact lens, tapi dapat dengan mudah mengubah tampilan wajah seseorang. Demi terus menyempurnakan topeng ini, hingga mencapai 100% nyata, mereka bahkan mengambil ratusan poin dari wajah Edelyn Chu yang asli, juga melakukan sedikit operasi di bagian hidung dan tulang pipi Christy Mu.

Tapi topeng ini memiliki satu kelemahan. Yaitu setiap dua hari harus dilepaskan untuk direndam satu hari di dalam air. Kalau tidak, wajah Christy Mu akan sakit juga gatal.

Christy Mu menyentuh wajah aslinya dengan jari, dan hatinya terasa sangat sedih.

Wajah orang bisa berubah, tapi suara, kebiasaan, cara jalan, dll, tidak bisa diubah dalam waktu singkat. Hari ini baru kali kedua dia bertemu pria itu dan pria itu sudah hampir mengenalinya, kalau begitu bagaimana kedepannya?

Hari ini dia hanya melihat pria itu beberapa kali dan hampir dimakan oleh pria itu. Kalau dia lebih banyak menggoda pria itu, bukankah akan dimakan hingga tinggal tulang saja?

Dia terlalu mengerti sifat Ericko Ye. Tapi sudah lewat begitu lama, apa pria itu tidak mencari wanita lain?

Dia tidak percaya. Tidak percaya pria itu begitu mencintai Christy Mu. Juga tidak percaya pria itu bisa menahan diri.

.......

Villa Keluarga Ye, ruang baca.

Ericko Ye membaca dokumen yang diberikan oleh Brian Zhang dengan wajah dingin.

Nona Edelyn Chu itu memang benar adalah putri kedua dari Perusahaan MK. Foto juga sama dengan orang yang dia lihat hari ini. Pernah belajar di Eropa, beberapa waktu yang lalu baru kembali ke Hongkong.

Melihat beberapa foto di atas meja, semuanya cocok, wanita itu memang benar adalah Edelyn Chu.

Tapi kenapa dia bisa mempunyai halusinasi seperti itu. Mengira wanita itu adalah Christy Mu? Bahkan hampir ....

Dia sudah gila kali.

Hari kedua adalah hari penuh rapat. Ericko Ye pikir Edelyn Chu marah dan tidak akan muncul lagi. Tidak disangka wanita itu sangat besar hati turun dari mobil, juga berjabat tangan dengannya.

Karena masalah kemarin, Ericko Ye demi tidak salah mengira, selalu menghindari wanita itu. Ekspresi Ericko Ye sangat dingin, selain itu saat wanita itu memandangnya, Ericko Ye selalu menghindari pandangan.

Edelyn Chu terkejut, Ericko Ye sengaja ingin menghindarinya?

Tapi dia harus mendekati Ericko Ye, kalau tidak bagaimana cara mendapat informasi?

Saat istirahat, dia melihat Ericko Ye keluar, lalu ikut keluar juga.

Ericko Ye bersander di dinding sambil merokok. Ketika merasa ada yang datang, dia menoleh dan melihat adalah Edelyn Chu.

"Direktur Ye, mau tanya aku salah dimana ya?" nada bicara Edelyn mengandung kemarahan dan omelan.

Ericko Ye mematikan rokok ditangannya lalu bertanya sambil mengerutkan dahi, "Kenapa Nona Chu bertanya seperti itu?"

"Direktur Ye, masalah kemarin tidak akan aku permasalahkan lagi. Tidak akan menyuruhmu bertanggung jawab. Kamu tidak usah khawatir aku akan terus mendekatimu. Selain itu, kamu sebagai Direktur Star Ye, bersikap dingin sekali terhadap rekan kerja. Apa menurutmu itu baik?" Edelyn bicara sambil tertawa dingin.

Ericko Ye baru mengerti kalau wanita ini datang untuk menjelaskan kesalahpahaman. Selain itu sikap dia pada wanita itu memang salah.

"Nona Chu, semoga kamu jangan salah paham. Aku tidak ada maksud itu. Ini adalah salahku, maaf."

Edelyn Chu mendengus, lalu pergi setelah itu.

Hati Edelyn Chu sangat senang, tidak pernah berkata begitu sombong. Pantas saja orang-orang suka pada kekuasaan, bisa kapan saja menginjak orang yang tidak disuka. Mana ada orang yang tidak suka hal itu?

Ericko Ye melihat punggung wanita itu dan hatinya menjadi kacau. Benar-benar tidak bisa didapat dari dekat maupun jauh.

Diomeli beberapa kata, sikap Ericko Ye jauh lebih baik. Setidaknya saat rapat menunjukkan sikap sopan.

Demi menghemat waktu, makan siang diadakan di dalam perusahaan.

Ericko Ye memberikan piring kepadanya, "Nona Chu suka makan apa, silakan diambil, tidak usah sungkan."

"Terima kasih. Direktur Ye sudah tidak menghindariku lagi?" Edelyn Chu tersenyum sambil bertanya, "Seharusnya 'kan aku yang menghindarimu, kenapa jadi kebalik."

Ericko Ye menatap mata wanita itu dan menenangkan gejolak dalam hatinya, "Nona Chu, bagaimana kalau aku langsung meminta maaf secara resmi padamu?"

"Tidak usah." Edelyn Chu mengikuti dari belakang, sambil mengambil sayur, sambil berkata, "Sebenarnya sikapku tadi siang juga tidak baik. Maaf, tadi aku sedikit gegabah."

Ericko Ye tidak menyangka wanita ini akan meminta maaf, "Tidak apa-apa, memang aku yang salah."

"Aku harap hal itu tidak akan mengganggu kerjasama kita. Kalau tidak kembali nanti aku pasti akan dimarahi habis-habisan oleh bosku." Edelyn Chu berkata dengan nakal.

Ericko Ye melihat wajahnya yang polos lalu bertanya dengan suara kecil, "Nona Chu, masalah kemarin malam ... apa benar kamu tidak keberatan?"

Wajah Christy Mu tiba-tiba merona. Dia harus menjawab apa? Dia memang keberatan, tapi Edelyn Chu tidak. Karena dia datang kemari, tujuannya adalah membuat Ericko Ye suka pada Edelyn Chu.

"Direktur Ye, kamu berharap aku menjawab apa? Kalau aku berkata keberatan, apakah kamu akan mengira aku orang yang terlalu membesar-besarkan masalah. Kalau aku berkata tidak keberatan, apakah kamu akan mengira aku adalah perempuan yang sembarangan?"

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu