Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 196 Akhirnya Melihat Wajahnya (2)

Wajah Christy merah karena gerakan kecilnya ini, dia lalu berkata, "Aku tidak mau, jika gendut nanti tidak bagus kalau memakai pakaian, lagipula, wanita memang harus lebih kejam terhadap dirinya jika tidak maka lelakilah yang akan kejam kepadanya."

"Kamu dengar itu dari mana?" kata Ericko sambil mengelus kepalanya, dia sangatlah ingin memberitahunya, seperti apapun kamu, aku tetap akan mencintaimu.

"Kata internet." Christy terlihat bergumam dan fokus makan kuenya.

Villa keluarga Ye.

Paman Wang dan Bibi Qin sangatlah senang dengan kehadiran Edelyn lagi, mereka jelas merasakan bahwa semenjak kemunculan Edelyn, senyuman di Ericko jelas bertambah, tidak seperti dulu lagi.

"Nona Edelyn, ini adalah sup ayam yang aku buat seharian penuh ini, didalam sana banyak obat chinese, kamu coba dulu." Bibi Qin meletakkan sebuah sup dihadapan Christy.

Christy tidak bisa menolaknya dan mencobanya, didalam wangi itu tercium obat chinese namun tidak pahit, "Sangatlah enak, terima kasih bibi Qin."

"Hahaha, tidak perlu sungkan." Bibi Qin mendapatkan pujian, dia kembali ke dapur dengan senang.

Christy melirik Ericko, "Ericko, meskipun aku tinggal kerumahmu, namun aku mau membuat perjanjian denganmu."

Ericko menaikkan alisnya, dan menghentikan sumpitnya, "Coba katakan."

"Kamu juga harus dengarkan dan laksanakan, jika tidak aku akan segera pergi." Kata Christy dengan serius.

"Baik, aku berjanji kepadamu." Asalkan dia berjanji untuk tinggal disini, syarat apapun yang dikatakannya pasti akan disetujui oleh Ericko.

Christy tidak menyangka Ericko begitu cepat menyetujuinya, setelah tercengang beberapa detik, dia baru berkata, "Pertama, aku bukanlah tinggal selamanya dirumahmu, jika suatu hari nanti aku sudah bosan dan ingin pergi, kamu tidak boleh menghalangiku, kedua, aku tinggal disini tidak boleh diketahui oleh orang lain, aku tidak ingin memperbanyak masalah, ketiga, aku........aku tidak tinggal satu kamar bersamamu, tetap kamu tinggal kamarmu dan aku tinggal kamarku."

"Aku boleh menyetujuimu dua syarat pertama, namun yang ketiga." Ericko melihatnya dan berkata sambil tersenyum, "Tapi jika aku sangat ingin....."

"Itu juga harus ada persetujuan dariku." Christy takut dia melakukan sesuatu yang tidak tahu malu, dia bergegas memotong perkataannya. Tentu saja, jika dia tiap hari berada disisinya, maka identitasnya pasti akan terbongkar.

Ericko menganggukkan kepalanya, "Ok, aku setuju akan ketiga syarat ini." lagipula dia punya banyak cara untuk masuk kedalam kamarnya.

Melihatnya menyetujuinya begitu cepat, Christy baru tenang untuk melanjutkan makannya.

MAlam ini, Ericko sangatlah lembut, dia memaksa hingga Christy meminta ampun barulah membiarkannya.

Setelah melihat Christy yang tertidur lelap, Ericko berpikir, Jika anaknya berada disisinya, kehidupannya ini sudah sempurna, namun Brian sama sekali tidak mempunyai kabar, tangan yang bermain dibelakang dia sungguh kejam, hampir menghapus seluruh jejak Edelyn dari Eropa hingga Hongkong, ditambah lagi tidak boleh membuka kartu, jadi penelitiannya sangatlah susah.

Sebenarnya dia tidak ingin membongkar Christy juga karena ada sebuah pemikiran yang egois, sekarang dia berpura-pura sebagai Edelyn, dan mesra terhadapnya, tersenyum kepadanya, sekalipun ini palsu, namun Ericko tetap merasa senang, sekali dia berubah menjadi Christy, susahlah untuk melihat senyuman diwajahnya dan memeluknya didalam pelukan, ini mungkin lebih susah daripada keluar angkasa.

Awalnya mengira bahwa hari-hari akan lewat begitu saja, namun tidak disangka bahwa malam keesokkan harinya, Ericko muncul didepan pintu Christy, dia langsung didorong keluar.

“Malam ini aku mau tidur sendiri."

"Kenapa?" Ericko tidak menyangka bahwa dia akan menolak secepat ini, kemarin baru saja bilang, hari ini langsung dijalankan.

Christy melototnya, "Kamu terlalu menyiksaku, aku pegal-pegal seharian ini, malam ini aku mau tidur dengan nyenyak."

"Malam ini aku tidak akan menyentuhmu, hanya tidur biasa saja."

"Haha, jangan bilang mau tidur biasa saja dengaku, tidak mungkin, aku tidak percaya denganmu." Seusai berkata Christy akan menutup pintu, :Jangan datang menggangguku, aku akan tidur."

Ericko mendorong pintunya, dan tersenyum, "Kalau begitu apakah boleh memberiku ciuman selamat malam?"

"Tidak boleh."

"Tidak ada ciuman selamat malam, aku tidak akan pergi, Ericko terlihat bandel.

Christy marah namun tertawa, "Eh, Ericko, apakah kamu masih tuan muda yang tidak peduli apa-apa itu lagi?"

"Semenjak aku bertemu denganmu, aku bukan lagi." kata Ericko.

Christy melototnya, dia ingin secepat mungkin memiarkannya pergi, dia lalu mengangkat wajahnya dan menutup matanya.

Ericko melihat wajahnya yang bersih dan putih, dia terlihat sangatlah mencintainya, setelah sebuah ciuman panjang, Ericko menepati janjinya dan pergi.

Hanya saja malam hari terlalu panjang, Ericko berada dikasurnya dan tidak bisa tertidur, terutama terpikiran bahwa Christy berada diruangan yang hanya berbeda beberapa dinding saja dari kamarnya.

Dia membuka mata hingga jam 2 lebih, seluruh pikirannya penuh dengan adegan Christy dipeluk didalam pelukannya, Ericko bangun dari kasurnya dan minum air untuk meredakannya.

Meliriknya sejenak, hanya meliriknya saja.

Badannya pergi bersama pikirannya, ketika matanya berubah ungu dan membukanya lagi, Ericko sudah berada dikamar Christy.

Wanita itu tengah terbaring diatas kasur, kakinya sedikit dibungkuk, dia seolah sangatlah menyukai posisi ini, sekalipun Ericko berada disampingnya, dia juga tidur seperti begini, selalu memberikan punggung kepadanya.

Entah ini adalah kebiasaan atau adalah penolakan terhadapnya secara tidak sadar.

Ericko berjalan kehadapannya dan duduk disamping kasur, wajah Christy berada pada kegelapan, dia tidak bisa melihatnya.

Mendengar suara nafasnya, Ericko tidak tahan untuk mengulurkan tangannya untuk mengelus wajahnya, kulitnya hangat dan lembut, tanganya mengelus dari alisnya dan berjalan perlahan kebawah, hingga ke pipinya dan sampai ke......

Tunggu sebentar, mengapa bentuk wajahnya begitu aneh, sepertinya bukan wajah Edelyn dalam ingatannya, namun lebih mirip seperti......

Sebuah tebakan muncul dipikiran Ericko, dia hampir menghentikan nafasnya sendiri, dia menunduk secara pelan-pelan, dan menutup matanya dengan tangannya, tangan satunya lagi menyalakan lampu meja disamping sana.

Lampu hanya menyala selama 5 detik dan langsung dimatikan, 5 detik ini sudah cukup baginya untuk melihat wajah ini dengan jelas, wajah yang dimimpikannya itu.

Dia, benar-benar dia, wajah itu tidaklah berubah.

Sebuah kesenangan dahsyat muncul didalam hatinya, Ericko tersenyum dan terduduk diatas karpet, tebakan paling besarnya adalah Christy pergi melakukan operasi plastik, namun tidak disangka sama sekali tidak berubah.

Mengapa?

Ericko bangun dari karpet dan melirik sekeliling ruangan dengan mengandalkan cahaya bulan, tidak ada yang spesial, dia lalu pergi ke toilet dan menyalakan lampu toilet dengan pelan, dia lalu melihat topeng yang terendam didalam obat-obatan, dia langsung mengerti.

Benda inilah yang mengubah wajahnya.

Pantas saja, pantas saja dia hari ini tidak berani membiarkannya disini, dia takut identitasnya terbongkar.

Setelah mematikan lampu, Ericko kembali kesamping kasur, dia sangatlah ingin memeluknya sekarang juga.......

Namun dia tidak boleh, sambil membawa suasana hati senang, Ericko kembali ke kamarnya dan duduk dikasur sangatlah lama, barulah dia menyadari bahwa tangannya masih gemetaran, senyuman di wajahnya tidak bisa dihilangkan.

Rasa senang didalam hatinya membuatnya sangat ingin berteriak untuk melampiaskannya, namun semua ini berubah menjadi keluhan.

Christy, benar-benar adalah kamu, kamu masih hidup, putra kita juga masih hidup.

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu