Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 369 Ingin Seperti Ini Selamanya (1)

“Apa solusinya?” Awalnya, Marco Yi berwajah suram, tetapi dia segera bangkit dari kursinya ketika mendengar bahwa masih ada solusi.

"Cari celahnya."

Mendengar solusi ini, Marco Yi tersenyum pahit, "Ini... betapa mudahnya?"

Bukan dia tidak pernah memikirkan solusi ini, tetapi hal ini memang sulit untuk diterapkan. Ibu tirinya juga bukanlah orang yang bodoh, tentu saja, dia tidak akan meninggalkan suatu kesalahan untuk mereka temukan.

"Tidak perlu celah yang nyata. Karena dia mengambil uang itu dan melarikan diri, maka kita sengaja membuat celah ini."

"Maksudmu..." Marco Yi membuka matanya lebar-lebar, "Kita sengaja membuatnya? Tidak mungkin, kan?"

Evardo Ye mengangguk padanya.

Ya!

Bagaimana bisa dia tidak kepikiran akan cara seperti itu? Wanita itu pasti akan merasa bersalah setelah mengambil uang itu. Selama dia membuat sebuah jebakan, akankah wanita itu masuk ke dalamnya dengan patuh?

Yolanda Duan yang mendengarkan mereka pun merasa bingung. Untungnya, ketika Evardo Ye berbicara, tangannya juga tidak berhenti sehingga mulut Yolanda Duan pun tidak perlu diam.

Ketika semua hidangan di atas meja hampir dimakan habis, Evardo Ye menyeka tangannya dengan handuk basah dan bertanya dengan lembut kepada Yolanda Duan, "Apakah sudah kenyang?"

Yolanda Duan mengangguk malu-malu. Hampir semua hidangan di meja ini sudah masuk ke perutnya, bagaimana mungkin dia tidak kenyang?

"Kalau begitu, ayo kita pergi."

Evardo Ye berdiri dari posisinya dan mengulurkan tangan untuk menggandeng tangan Yolanda Duan.

"Tunggu." Marco Yi berdiri di depan Evardo Ye. "Bukankah kamu seharusnya membantuku?"

"Aku sudah membantumu dengan saran-saran, masalah selanjutnya harus dipecahkan oleh kamu sendiri."

“Jangan!” Marco Yi meratap. Meninggalkannya sendirian dalam situasi tidak berdaya ini, dia sudah kalah bahkan sebelum memulai.

“Aku datang ke sini untuk berlibur, bukan untuk memecahkan masalahmu ini.” Setelah selesai, Evardo Ye menggandeng Yolanda Duan dan pergi dari sini.

Yolanda Duan menoleh dengan khawatir, dan Marco Yi dengan cepat memasang ekspresi yang mengharapkan belas kasihan.

“Dia tampak sangat menyedihkan.” Yolanda Duan pun merasa kasihan ketika melihat ekspresinya seperti itu.

Marco Yi yang mendengarnya pun mengangguk dengan cepat, dia baru berhenti mengangguk setelah merasa kepalanya pusing.

"Evardo..."

“Kenapa?” Evardo Ye berhenti dengan tidak sabar. Ketika Yolanda Duan mengucapkan kalimat pertama tadi, dia berpura-pura tidak mendengarnya. Sekarang, Yolanda Duan memanggil namanya lagi, jadi dia harus menjawab.

Jika biasanya Yolanda Duan memanggilnya, maka dia akan sangat bahagia. Tetapi jika Yolanda Duan memanggilnya untuk pria lain, tentu saja ini membuatnya tidak bahagia.

"Mari kita membantunya!"

"Apakah kamu benar-benar ingin aku membantunya?"

"Ya!" Yolanda Duan mengangguk. Dia tidak mengerti tentang urusan pekerjaan mereka. Jika itu adalah urusan fisik, setidaknya dia bisa membantu. Tetapi untuk urusan mental seperti itu, hanya Evardo Ye yang bisa melakukannya.

"Kalau begitu, waktu liburan kita akan terbuang sia-sia!"

"Masih ada banyak waktu setelah liburan, tetapi masalah dalam keluarganya ini tidak bisa ditunda lagi."

Evardo Ye berhenti untuk waktu yang lama sebelum menghela nafas, "Oke."

"Terima kasih, kakak ipar!"

Marco Yi yang melihat Evardo Ye mengiyakan pun menari dengan gembira, yang sangat tidak konsisten dengan jubah yang dipakainya.

“Tidak perlu berterima kasih,” jawab Yolanda Duan dengan sedikit malu.

...

Mereka berdua benar-benar melupakan Evardo Ye. Dia menahan amarahnya dan berkata dengan dingin, "Akulah yang mengiyakanmu!"

"Oh, terima kasih, kak Ye!"

Marco Yi seperti anjing yang penurut. Dia tahu bahwa dia tidak boleh lagi membuat Evardo Ye kesal pada saat ini, kalau tidak, bagaimana kalau dia menyesalinya?

“Ayo pergi.” Evardo Ye memandangnya dengan ringan dan pergi meninggalkan tempat ini bersama Yolanda Duan.

"Eh, eh!" Marco Yi bergegas lari ke arahnya, lalu menghentikannya dengan kedua tangan, "Bukankah kamu bilang akan membantuku? Kenapa malah pergi begitu saja?"

"Apakah kamu akan memulainya sekarang?"

"Tentu saja, semakin cepat semakin baik!"

Evardo Ye tidak berekspresi, "Sekarang, aku belum kepikiran akan solusi tertentu."

Marco Yi berkata tanpa daya, "Kalau begitu, kapan kita akan memulainya?"

"Mari kita bicarakan besok."

Dia melewati Marco Yi dan berjalan pergi, meninggalkannya dalam tiupan angin.

Belum kepikiran apa! Marco Yi melompat.

Jika bukan dari awal dia sudah memikirkannya, bagaimana mungkin tadi dia bisa mengatakan solusinya! Evardo Ye yang selalu berterus terang setelah mendapatkan solusi, untuk apa dia masih mencari alasan ini!

Jika dia tahu akan hal ini dari awal, maka dia tidak akan menggoda Yolanda Duan lagi.

...

“Kemana kita akan pergi?” Yolanda Duan mengikuti Evardo Ye selangkah demi selangkah, merasa sedikit bingung. Bukankah tadi dia sudah setuju, bagaimana mungkin dia tidak ingin membantu lagi hanya dalam sekejap?

"Membawamu ke pantai untuk jalan-jalan."

Evardo Ye menoleh dan melihat Yolanda Duan, lalu langkahnya terhenti dan mereka saling menatap muka, "Sekarang, kamu tidak boleh memikirkan orang lain, lihat saja aku!"

"Oh..."

Jawabannya terlalu asal-asalan dan membuat Evardo Ye tidak puas. Dia menatap langsung ke mata Yolanda Duan, dan keduanya pun berhenti di tengah jalan.

"TIT TIT..."

Sebuah mobil melaju dari kejauhan, menyadarkan Yolanda Duan dan dia dengan cepat menyeret Evardo Ye untuk menghindar.

"Apa yang kamu lakukan? Apakah kamu tahu betapa berbahayanya itu?" Yolanda Duan gelisah, melepaskan tangan Evardo Ye, dan menginjak kakinya dengan marah.

"Lalu, apakah kamu masih memikirkan orang lain?"

Satu kalimat ini membuat Yolanda Duan frustrasi, "Aku tidak memikirkan orang lain."

"Baguslah kalau begitu!"

Evardo Ye mengulurkan tangan dan mengelus rambutnya, lalu tertawa pahit ketika Yolanda Duan tidak bisa melihatnya.

Satu bulan lagi, dia akan membawanya kembali untuk menjalani operasi. Pada saat itu, tidak peduli apakah berhasil atau tidak, Yolanda Duan pasti akan menyalahkan dirinya sendiri, tidak tahu berapa banyak upaya yang diperlukan untuk membujuknya.

Sekarang, dia ingin menggunakan waktu mereka berdua sebaik mungkin. Melewati bulan ini dengan penuh kebahagiaan, tanpa konflik ataupun ketidakbahagiaan.

Yolanda Duan tentu saja tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya, dia mengangguk tanpa pandang bulu.

Sikap asal-asalannya tidak membuat Evardo Ye merasa tidak puas. Keduanya pun kembali ke pantai bersama.

Matahari di sisi langit akan segera terbenam, sinar merah pun memenuhi semua pemandangan di sekitar. Bahkan tubuh Evardo Ye dan Yolanda Duan juga dilapisi dengan lapisan cahaya keemasan.

Ada banyak orang yang sedang berlibur. Ketika mereka sedang berjalan di pantai, mereka bisa melihat orang-orang yang berjualan barbekyu di luar.

Yolanda Duan merasa lelah. Anak yang belum banyak terbentuk di perutnya itu sepertinya juga merasakan sesuatu dan terus menendang perutnya.

“Ayo duduk sebentar.” Evardo Ye melihat kelelahannya dan duduk di pantai yang posisinya sedikit lebih tinggi.

Keduanya duduk berdampingan dan ombak laut membasuh kaki mereka. Yolanda Duan merasakan sedikit kepanikan di matanya. "Tadi pagi, kita masih berada di rumah sakit, tetapi sekarang, kita sudah ada di sini...

Dia tidak mengatakan apa-apa setelah itu, tetapi Evardo Ye sudah tahu apa yang dia maksud dan mengulurkan tangan untuk memeluk bahunya, "Apakah itu terasa nyata sekarang?"

Yolanda Duan meletakkan kepalanya di bahunya dan mengangguk dengan lembut, kemana pun dia pergi, selama dia memiliki lengan dan bahu Evardo Ye, maka dia akan bisa merasakan kehangatan.

Di kejauhan, ombak melonjak selapis demi selapis. Yolanda Duan menggigil oleh angin dingin. Dia lalu menyusut dan masuk ke pelukan Evardo Ye.

“Ada apa?” Evardo Ye memperhatikan gerakannya dan bertanya dengan khawatir.

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu