Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 264 Terbiasa Dengan Semua Tentangmu (2)

Yang dinyanyikannya dari tadi hanya satu kalimat itu, Mira Pan dan kakaknya bahkan tidak bisa menahan tawa.

Yonathan Ye meregangkan bahunya, “Lihatlah, apa tadi yang aku bilang? Benar-benar jangan sampai membiarkan dia mabuk, lihatlah dia begini sama dengan merusak pendengaran kita.”

Tapi Ericko Ye sebaliknya merasa, Christy Mu yang seperti ini sangat lucu dan menggemaskan.

Pemeran utama pesta wanita pergi, maka pesta tak lama juga turut berakhir.

“Semuanya hari ini pasti sangat lelah kan, cepatlah istirahat.” Yonathan Ye berjalan ke arah Edo yang sudah terlupakan oleh semua orang, membungkukan pinggang berkata, “Malam ini tidur sama paman ya?”

“Tidak.” Edo langsung menolaknya.

“Nah kamu mau tidur dengan siapa.”

Edo menarik jari tangan laki-laki di sebelahnya, “Aku mau tidur dengan ayah.”

Yonathan Ye mencoel hidungnya, “Dasar ya, ayah pulang jadi sekarang sudah tidak menyukai paman lagi?”

“Suka kok, cuma mau tidur sama ayah.”

“Ih, kok lucu sekali sih kamu?” Yonathan Ye mengelus rambutnya yang halus, “Ya sudah, selamat malam.”

“Selamat malam paman.” Edo berkata dengan manis.

Yonathan Ye merenggangkan lengannya, dan Mira Pan saat ini baru berjalan ke hadapan Ericko Ye, dengan manja berkata, “Kak Ericko, kamu kok membiarkan dia tadi menyentuh wajahmu, aku tidak menyukainya.”

Ericko Ye menghela nafas, “Dia kan mabuk.”

“Ya tetap tidak boleh.” Mira Pan memonyongkan bibirnya, “Kamu itu milikku.”

Ericko Ye menundukan kepala, melihat tatapan Edo yang begitu dingin, hatinya tiba-tiba mengecut dan langsung menghindari tangan Mira Pan, “Itu, aku lelah, tidur dulu ya.” Setelah itu, tidak peduli dengan tatapan Mira Pan langsung memeluk Edo pergi meninggalkan tempat itu.

Paman Wang melihat itu ikut pergi mengarahkan jalan untuk Ericko Ye.

Saat naik tangga, jantung Ericko Ye masih berdegup kencang, tidak tahu mengapa bersama Mira Pan tidak ada hasrat yang lebih, walaupun seluruh tubuhnya sudah menempel padanya, tapi dia masih tidak tertarik, dan saat didekati oleh Christy Mu malah berbeda, dia rasanya ingin langsung menciumnya?

Mungkinkah ini karena ingatan dan gerakan reflek dari tubuhnya?

Paman Wang membawa keduanya ke depan kamar yang sebelumnya di tinggali Christy Mu, kamar itu di penuhi dengan susunan dan tataan berbau wanita.

“Tuan, kamu tidur di kamar ini. Kalau ada apa-apa langsung panggil aku saja.”

“Baik.”

Paman Wang menutup pintu kamar dan tertawa, tuan muda kecil rumahnya sungguh hebat sekali, dengan begini walau wanita itu nantinya di malam hari berniat melakukan sesuatu pasti akan langsung di usir oleh tuannya.

Edo bersin besar, lalu kepalanya menyender di bahu Ericko Ye, dengan lembut berkata, “Ayah, aku malam ini boleh langsung tidur tanpa mandi tidak?”

Ericko Ye yang dulu akan selalu memenuhi permintaannya, kali ini tentu saja akan tetap seperti itu.

“Tentu saja boleh, tidurlah sayang.” Ericko Ye meletakannya di atas ranjang, dengan hati-hati melepaskan bajunya.

Setelah melepaskannya, Edo berguling masuk ke dalam selimut dan hanya menunjukkan kepala kecilnya.

Ericko Ye tertawa lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Air hangat jatuh dari atas kepalanya, membuat hatinya perlahan menjadi tenang.

Hari ini akan menjadi hari yang bersejarah untuknya, yang awalnya mengadakan pesta pernikahan dengan istimewa tapi digagalkan oleh orang, kemudian diketahui kalau dia mempunyai istri dan anak, lalu tanpa berani berpikir ternyata dirinya adalah direktur perusahaan besar.

Semuanya sungguh terlihat seperti sebuah drama, saat terbangun telah memiliki semuanya.

Kembali ke atas ranjang, Ericko Ye dengan pelan menciumi pipi Edo bersiap tidur, tidak disangka Edo malah membuka matanya.

“Kenapa belum tidur?” Tanyanya dengan terkejut.

Edo menatap lurus matanya, bertanya, “Ayah, kamu tidak mencintai ibu lagi ya?”

Ericko Ye terdiam, tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan anaknya, “Kamu kenapa bertanya seperti itu?”

“Dulu kamu memperlakukan ibu begitu baik, demi menguasai ibu kamu seringkali mengusir aku keluar kamar, tapi kamu hari ini tidak begitu melihatnya, dan tidak tersenyum padanya.” Edo bukan sembarang anak kecil, dia lebih dewasa dari anak seumurannya, dan sangat sensitif.

Ericko Ye mendengar perkataan anaknya merasa bersalah, “Maaf, ayah tidak ingat dengan kejadian yang lalu.”

“Oh jadi karena itu kamu membawa kakak itu itu datang ke rumah?” Edo bertanya dengan datar, “Kamu ingin menjadikannya ibu baruku?”

“Tidak, tentu saja bukan.” Ericko Ye menjawabnya cepat.

Edo dengan sangat sadar berkata, “Kalau kamu tidak mau dengan ibu lagi, aku juga tidak mau kamu, aku adalah anak ibu.”

Kata-kata anaknya langsung menghujam ke hatinya, dia tidak menyangka, Edo yang baru sebesar ini bisa melihat berbagai macam masalah.

“Siapa yang memberitahumu, kalau aku tidak mau ibu lagi?” Tanyanya bingung.

“Ya aku tebak sendiri, ya begitu saja, aku sudah ngantuk.” Setelah mengatakan itu Edo berbalik badan memunggungi Ericko Ye dan menutup mata.

Bicara jujur, Edo bukannya sunguh ingin tidur dengan ayahnya yang telah lama hilang ini, dia lebih menyukai ibunya yang harus dan lembut, alasan dia memilih tidur bersama ayahnya, karena dia benci dengan kakak itu, dia tidak akan membiarkan kakak itu merebut ayahnya.

Edo sangat jarang benci dengan seseorang, tapi dia sangat membenci Mira Pan, mungkin karena anak kecil begitu polos, dan sejak pertama kali melihat Mira Pan, Edo langsung tahu, kakak ini tidak menyukainya.

Karena dia tidak menyukainya yang sangat lucu ini, lalu dia atas alasan apa harus menyukainya juga?

Ericko Ye melihat belakang kepalanya, dan dengkuran nafas ringan mulai terdengar.

Awalnya dia mengira malam ini tidak akan bisa tidur, karena berbagai hal yang belum dia ketahui dengan jelas, tapi tak disangka sebentar saja dia sudah jatuh tidur

Sama dengan Christy Mu yang ada di kamar sebelah, semua yang dipikirkannya sudah jelas, di tambah bir anggur, tidurnya kali ini menjadi lebih nyenyak dari sebelumnya.

Satu malaman berlalu tanpa mimpi.

Keesokan paginya. Yonathan Ye dan Ericko Ye memakai baju rapi duduk di meja makan sarapan, Ericko Ye melihat jam di dinding, sudah mau jam 8, Christy Mu masih belum juga turun.

“Yonathan, itu si Christy dia bukannya mau ke kantor juga? Kenapa belum bangun juga?”

Yonathan Ye dengan tidak peduli menjawab, “Tidak apa-apa, kita tunggu saja, dia akhir-akhir ini tidurnya tidak nyenyak, tengah malam hari sering terbangun, sekarang sudah tidak mudah bisa tidur nyenyak, jadi biarkan saja.”

Ericko Ye dalam hati merasa mengganjal, lalu bertanya, “Hubunganmu dengannya begit baik ya. Bisa tahu sebanyak itu?”

“Pruff--” Susu yang baru di minum Yonathan Ye keluar lagi, Ericko Ye kemudian memberikannya beberapa lembar tissue, “Aku hanya berkata seadanya, kamu kenapa?”

Yonathan Ye membersihkan mulut dan bajunya, “Kak, kamu berpikir berlebihan, Christy dia setiap pagi bangun matanya selalu terlihat seperti panda, aku bertanya padanya maka bisa tahu. Dan juga, hubunganku dengannya dari awal memang baik kok.”

Ericko Ye dengan canggung berkata, “Oh, begitu ya.”

Yonathan Ye meliriknya, dalam hati ada tujuan untuk membuat cerita, dia lalu tersenyum pahit menggelengkan kepala, “Kamu ingin tahu kenapa hubunganku dengan Christy bisa begitu baik tidak?”

“Bukannya karena aku?”

Novel Terkait

My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu