Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 167 Tidak Akan Bercerai, Lebih Baik Mati(3)

“Sebenarnya, saat aku muda, aku pernah memiliki seorang putri,” Bibi Qin kembali menyuapinya sesendok sup ikan, melihatnya yang memandang dirinya, dia kembali berucap, “Saat itu aku berusia 26 tahun, putriku belum sampai satu tahun, matanya besar, ketika tertawa terlihat sangat menggemaskan, nama kecilnya Septi, karena dia lahir di bulan September.”

“Dia...... Sekarang......” Christy Mu bertanya padanya.

“Sudah meninggal.” Bibi Qin terlihat sangat sedih, matanya sedikit berkaca-kaca, “Aku masih ingat, saat itu musim panas, hujan badai terus turun selama beberapa hari, rumahku bahkan kemasukkan air, ranjang, selimut dan lain-lain semuanya basah, tubuh Septi kecil basah semua, anak itu merasa gatal hingga terus menangis, aku merasa kasihan padanya, menyuruh ayahnya untuk menjaganya, aku pergi keluar mencari obat untuknya...... tidak disangka......”

Sudah sangat lama Bibi Qin tidak membahas masalah lama ini, sekarang dibicarakan kembali, terasa masih terbayang didepan mata, mengusap air mata yang ada di sudut matanya, berucap, “Setelah aku membeli obat aku berjalan pulang kerumah, dari jauh sudah terlihat banyak orang sedang mengelilingi rumahku, aku berlari kesana untuk melihat, ternyata terjadi tanah longsor, seluruh rumah tertimbun...... Septi dan ayahnya tidak sempat kabur keluar......”

Hati Christy Mu tersentuh, pantas saja dia tidak pernah melihat Bibi Qin pulang ke rumah, ternyata, sejak awal dia sudah tidak memiliki keluarga.

“Kemudian, kakek nenek Septi mengusirku, dan aku pergi ke kota untuk mencari pekerjaan, setelah mencari banyak pekerjaan, merasakan begitu banyak kesusahan, saat itu pemikiranku sama sepertimu, merasa lebih baik mati, namun saat itu aku sadar, dan juga bertemu dengan nyonya besar, kemudian membawaku ke rumah keluarga Ye.”

“Kemudian apa kamu tidak menikah lagi?” tanya Christy Mu tidak mengerti.

Bibi Qin mengusap air matanya, menghela nafas berucap, “Nyonya besar sangat baik, memperkenalkan beberapa padaku, jika dipikir-pikir aneh juga, beberapa kali mengatakan agar aku menikah, hingga akhirnya terjadi sebuah kecelakaan, tangan dan kakinya harus diamputasi, semua orang mengatakan aku wanita pembawa sial. Kemudian aku sudah tidak berminat untuk mencari lagi, untuk apa membahayakan orang lain? Jadi, tidak peduli manusia hidup hingga kapan, asalkan hidup, maka akan ada harapan. Sekalinya mati, maka tidak akan memiliki apapun lagi.”

Sejak saat itu, keluarga Ye juga keluarga Bibi Qin, keluarganya hanyalah keluarga Ye. Selesai menceritakan kisah yang menyedihkan, semangkuk sup juga sudah hampir habis.

“Ayo minum lagi bubur ini.” selesai Bibi Qin menceritakan kisahnya, wajahnya terlihat sedikit terluka.

Christy Mu menundukkan kepalanya, “Aku sudah kenyang.”

“Sup ikan sangat mudah dicerna, mungkin nanti tengah malam kamu akan terbangun karena lapar, makanlah sedikit untuk mengganjal perut.” Bibi Qin kembali mendekatkan sendok ke mulutnya, Christy hanya bisa membuka mulutnya,hingga dia benar-benar tidak bisa memakannya lagi kembali berucap, “Bibi Qin, aku benar-benar tidak bisa makan lagi.”

Bibi Qin melihat bubur yang tersisa setengah, tidak lagi memaksanya, “Tidak apa jika sudah tidak bisa makan lagi, sekarang jangan pikirkan apapun, tidurlah dengan nyenyak, besok saat matahari terbit, telah berganti hari yang baru.”

Christy Mu beringsut masuk ke dalam selimut yang hangat, mendengar cerita orang lain terasa sangat inspiratif, namun saat dirinya sendiri, rasa sakit yang sangat menyakitkannya itu membuatnya tidak bisa tidur dengan baik.

Diluar kamar, Ericko Ye bersandari di dinding sambil merokok, melihat Bibi Qin yang keluar dia segera bertanya, “Apa dia sudah makan?”

Bibi Qin menganggukkan kepalanya, “Sup ikan sudah habis, bubur juga dimakan setengah.”

Ericko Ye mengerutkan alisnya merasa sangat lega, “Baguslah kalau begitu, Bibi Qin, maaf sudah merepotkanmu”

“Apanya yang direpotkan? Bibi melihatmu tumbuh hingga sebesar ini, tentu saja berharap kamu baik-baik saja,” Bibi Qin mengucapkan ini kemudian terdiam sejenak, berpikir sejenak kemudian berucap padanya, “Beberapa hari ini perasaan nyonya tidak stabil, biarkan dia melakukan apa yang dia inginkan. Asalkan tidak menyebabkan masalah besar lewat beberapa hari maka akan membaik.”

“Ya, aku mengerti.” Ericko Ye menyesap rokoknya, kemudian membuang rokoknya ke lantai menginjaknya hingga mati, berjalan ke lantai bawah.

Seharian penuh, dia tidak memakan apapun, sekarang Christy Mu sudah memakan sedikit makanan, dia baru merasa lapar.

Keesokan harinya.

Ericko Ye melihat Christy Mu yang belum bangun, masuk ke kamar melihatnya sejenak, mencium keningnya dengan lembut kemudian keluar dari kamar.

Dia tahu, jika wanita itu tidak ingin melihatnya, maka lebih baik dia menghindarinya.

Melihat matahari diluar, Christy Mu merasa sangat hangat, akhirnya dia turun dari ranjang berjalan ke balkon.

Seorang pelayan perempuan membuka pintu masuk ke dalam, melihat pergerakannya, dia segera melangkah ingin mencegahnya, berucap dengan panik, “Nyonya, kamu jangan melakukan apapun.”

Christy Mu menatapnya dengan dingin, “Aku ingin berjemur.”

Pelayan wanita itu terkejut, “Berjemur? Oh oh, boleh.” kemudian dia memiringkan tubuhnya membiarkan Christy Mu lewat, dirinya sendiri berdiri di belakang Christy Mu.

Beberapa menit kemudian, Christy Mu melihat pemandangan yang jauh disana, tanpa mengalihkan kepalanya bertanya, “Apa kamu tidak perlu bekerja?”

“Tuan menyuruhku untuk menjagamu, jika kamu butuh sesuatu kamu bisa menyuruhku.” jawab pelayan itu.

Pagi ini, saat Ericko Ye memanggilnya ke depan, pelayan wanita iu mengira dirinya melakukan suatu kesalahan, dirinya akan dipecat, tidak disangka Ericko Ye memberikan tugas padanya, untuk tidak meninggalkan Christy Mu satu langkah pun, tidak perduli semarah apa dia tetap jangan meninggalkannya.

Christy Mu yang mendengar jawabannya, menyunggingkan sudut bibirnya tersenyum dingin, menjaga? Pasti takut dirinya bunuh diri lagi.

Beberapa hari berikutnya, Christy Mu tidal melihat Ericko ye, selain terkadang mendengar suaranya, dia tahu, pria itu sedang menghindarinya, tidak ingin membuatnya membuat pilihan. Sedangkan pelayan wanita ini juga sangat berusaha berada disisinya terus mengikutinya, bahkan ke kamar mandi pun, dia berdiri di depan pinti, malam ketika tidur dia berbaring diatas sofa.

Mengenai kamar beberapa barang yang memiliki sudut yang tajam, satu per satu menghilang.

Bahkan tangga pun telah dipasang karpet anti licin, jangan bicarakan soal pisau, semuanya disimpan oleh Bibi Qin kedalam lemari, jika memang ingin menggunakannya, maka selesai menggunakannya langsung disimpan kembali kedalam lemari.

Dan juga semua vas bunga gelas wine benda-benda yang mudah pecah, dalam semalaman semuanya hilang seketika.

Semuanya terlihat berjalan dengan baik, namun hanya Christy Mu yang mengerti, rasa depresinya semakin parah, dia bisa insomnia semalaman, terkadang pelayan wanita itu sudah mendengkur, namun dia masih membuka matanya melihat bulan yang ada diluar jendela, terkadang ketika sudah subuh, dia baru tertidur.

Christy Mu tidak mogok makan, dia memakan apapun yang dibuat Bibi Qin, juga tidak memuntahkannya, namun tubuhnya terus menjadi kurus, sekujur tubuhnya merasa tertekan, terkadang satu hari dia tidak mengatakan apapun, dan sering duduk berjemur matahari.

“Bagaimana ini, jika seperti ini terus, nyonya tidak akan bisa bicara.” Pengurus rumah Wang melihat bayangan yang ada dipinggir danau, berucap khawatir.

Bibi Qin juga terlihat khawatir, “Aku sering mengajaknya bicara, tapi dia tidak mau membuka mulutnya.”

“Bagaimana jika meminta tuan mencari seorang psikiater untuknya?” saran Pengurus rumah Wang.

Bibi Qin setuju, “Menurutku ini boleh, penyakit psikis nyonya, jika psikisnya tidak baik, makan apapun akan sia-sia.”

“Baiklah kalau begitu, nanti ketika tuan kembali, aku akan bicara padanya.”

Pinggir danau, angin berhembus perlahan.

Pelayan wanita melihatnya mengenakan pakaian yang tipis, membungkukkan tubuhnya berucap, “Nyonya, aku akan membantumu mengambil pakaian tebal kemari.

Christy Mu menatap air danau yang berwarna hijau itu tanpa mengucapkan apapun.

Pelayan wanita itu sepertinya sudah terbiasa dengannya, dia tidak mengatakan apapun berarti setuju, tentu saja, sangat sering, dia jarang berbicara, menyuruhnya makan dia akan makan, menyuruhnya istirahat dia akan tidur, sangat penurut hingga seperti sebuah boneka kayu yang tidak memiliki jiwa. Jadi kewaspadaan pelayan wanita itu mulai berkurang banyak.

Pelayan wanita itu pergi, air danau itu seperti memiliki kekuatan magic, memunculkan wajah Javier Mu, yang sedang tersenyum padanya.

“Kakak——” gumam Christy Mu dengan pelan, dia seperti tertarik bangkit berjalan ke arah danau.

Air danau itu tidak menyentuh alas sepatunya, menenggelamkan kakinya, air yang dingin terasa menusuk, namun dia tidak merasakan apapun, dia ingin mencari kakaknya.

Pelayan wanita itu membawa jaket kemari, dari jauh melihat Christy Mu berjalan masuk kedalam danau, air danau sudah sampai hingga lututnya.

Astaga! Dia baru saja pergi sebentar, bagaimana bisa dia masuk ke dalam sungai?

Pelayan wanita itu menjadi panik, berteriak sambil berlari ke pinggir danau, “Nyonya, jangan masuk kedalam. Apa ada orang, tolong.”

Biasanya di villa terlihat banyak orang, disaat penting seperti ini, malah tidak ada orang, entah kemana perginya semua orang.

“Tolong, tolong——” pelayan wanita itu berteriak dengan keras, kemudian, tidak memperdulikan lagi apakah dirinya bisa berenang atau tidak, dia segera melempar baju ditangannya ke atas bangku, turun ke danau menarik Christy Mu.

Pengurus rumah Wang mendengarnya berteriak, seketika hatinya tahu telah terjadi sesuatu, segera berlari ke arah danau.

“Astaga, bagaimana bisa dia......”

Pelayan wanita itu berjalan di atas air, dia sudah hampir menarik lengan Christy Mu, tidak disangka dia tergelincir, “Byur” terjatuh di danau yang dangkal.

“Aaa——Tolong——” pelayan wanita itu tidak bisa berenang, walaupun air itu tidak dalam, namun air itu masuk kedalam mulut dan telinganya hingga mengejutkannya.

Dengan cepat seseorang menariknya keluar dari air, dia mengusap wajahnya yang basah, ternyata Pengurus rumah Wang.

“Air sedangkal ini tidak akan menenggelamkanmu, untuk apa berteriak!” Pengurus rumah Wang berteriak padanya, berjalan dengan langkah besar ke arah Christy Mu, terdengar suara air yang beriak.

“Nyonya. Berhenti, jangan jalan lagi.” teriak Pengurus rumah Wang.

Namun Christy Mu tidak mendengarnya sama sekali, terus saja berjalan lurus, saat ini air danau sudah menenggelamkan seluruh kakinya.

Lengannya langsung ditarik oleh seseorang.

“Nyonya, jangan jalan kedepan lagi, anggap saja aku yang sudah tua ini memohon padamu okay?” Pengurus rumah Wang merasa panik dan marah, namun Christy Mu hanya berdiri terdiam dan tidak mengatakan apapun.

Pengurus rumah Wang melihatnya sedikit bingung, seperti tersihir, dia memanggil pelayan wnaita itu untuk mendekat, satu orang memapah lengan Christy Mu, Pengurus rumah Wang berucap dengan pelan, “Nyonya, sebaiknya kita kembali.”

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu