Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 332 Dia Bukan Orang Ketiga (1)

Evardo Ye terdiam sesaat lalu berkata, “Kemarin malam, Jolly keguguran.”

“Apa?” Yolanda Duan terkejut, masalah ini terjadi sungguh di luar dugaannya, “Apa yang terjadi?”

Evardo Ye dengan ringkas menjelaskan apa yang terjadi, Yolanda Duan yang mendengarnya wajahnya menjadi semakin kelam, setelah Evardo Ye selesai mengucapkannya dia baru menatapnya begitu tajam, “Kamu bagaimana bisa melakukan hal ini?”

“Aku sungguh tidak sengaja,” Wajah Evardo Ye pucat pasi tanpa tenaga menjelaskannya, lalu menghela nafas, “Sudahlah, semua ini memang kesalahanku, apa yang dia mau aku akan memberikannya, kecuali menyuruhku meminangnya, itu tidak mungkin.”

Yolanda Duan melihat alisnya yang mengkerut, kedua matanya penuh dengan urat darah, dia tahu kalau dia juga sudah tidak mudah menjalani semua ini, kata-kata kesalahan untuknya pun tak bisa di ucapkan, dia lalu bertanya, “Lalu masalah ini bagaimana bisa ada kaitannya denganku?”

“Ya permasalahannya ada disini,”Evardo Ye di hpnya membuka situs gosip yang sudah begitu meledak, “Kamu lihat sendiri.”

Masalah ini Yolanda Duan cepat atau lambat akan mengetahuinya, jadi dia lebih baik mengatakan semuanya langsung padanya.

Yolanda Duan dengan cepat melihat habis semuanya, ekspresinya berubah-rubah, setelah melihat kalimat terakhir dia baru meletakan kembali hpnya dan berkata, “Apa! Aku di berita ini menjadi seorang pelakor.”

Nada suara Evardo Ye begitu yakin dan serius, “Aku dari awal sampai akhir hanya mencintaimu seorang, sekarang ada orang yang sengaja ingin menjatuhkanku dengan masalah ini, jadi ikut menarikmu ikut turun bersamaku, Yolanda, maafkan aku.”

Yolanda Duan dengan tidak percaya berkata, “Pantas saja ada beberapa suster yang masuk tadi melihatku dengan tatapan aneh, aku masih mengira kalau ada sesuatu di wajahku, jadi ternyata penyebabnya adalah ini.”

“Maaf, aku tidak tahu bisa ada orang yang tega dan licik memanfaatkan semua ini, sejujurnya terserah saja kalau mereka mau memarahi memakiku, tapi aku sangat mengkhawatirkan dirimu.” Hati Evardo Ye terasa begitu sakit, wanita yang telah disukainya sekian tahun lamanya, dia sendiri bahkan tidak berani melukainya, tapi sekarang di belakang mereka ada orang yang berani melukai perasaannya, dia bagaimana bisa menerima semua ini?

Yolanda Duan pertama kalinya berada dalam posisi ini, tidak tahu harus marah atau tertawa, “Aku dari dulu sudah menjadi tamu langganan publikasi di tim kami, tapi tidak ku sangka aku bisa menjadi berita gosip utama hari ini.”

“Kamu tidak marah kah?” Evardo Ye agak terkejut.

“Marah! Bagaimana mungkin tidak marah?” Yolanda Duan menunjuk judul berita, “Ini sungguh membuat nama militerku menjadi buruk, dan bisa menghancurkan hubungan baik kami militer dengan orang sipil.”

Evardo Ye terdiam, apa yang menjadi pikirannya kenapa tidak sama dengan apa yang dipikirkannya?

“Aku sudah mengutus orang untuk mencari bos yang membuat berita ini, dan berita gosip ini akan dengan segera di cabut.”

Yolanda Duan mengernyitkan alisnya, “Nah kamu malam ini datang kesini mau apa? Kan telepon saja bisa?”

“Aku...” Evardo Ye terdiam, melembutkan suaranya, “Masalah ini aku ingin membicarakannya langsung denganmu, aku khawatir kamu akan berpikir banyak.”

“Ya sudah, aku sudah tahu, kamu sudah bisa pergi.” Yolanda Duan tanpa sungkan sedikitpun memberinya perintah.

Evardo Ye duduk diam di tempat, tidak terlihat mau pergi meninggalkan tempat itu.

“Maksudmu apa?” Tanya Yolanda Duan dingin.

“Yolanda, aku sudah 2 hari tidak tidur.” Ucap Evardo Ye dengan mengemis belas kasih.

Hati Yolanda Duan agak tersentuh, “Jadi? Apa hubungannya denganku?”

“Aku boleh tidak menginap disini semalam?” Evardo Ye melihatnya mau menolaknya, langsung menujuk sofa, “Aku tidur di sofa saja.”

“Kamu tidak takut di potret wartawan, dan langsung mengkonfirmasi identitasku sebagai pelakor?” Dalam hati Yolanda Duan masih ada emosi, dia berkata bermaksud menyindirnya.

“Kamu bukan pelakor, dan sebenarnya tidak ada orang ketiga. Aku besok akan membuka wawancara ekslusif, dan menjelaskan ini semua dengan jelas.”

Yolanda Duan menatapnya tajam, mengambil bukunya dan melihatnya, karena dia tahu kalau dia tidak bisa mengusir Evardo Ye yang sudah kekeuh mau menginap disana.

Evardo Ye juga tidak sungkan, masuk ke kamar mandi mencuci muka, lalu mencari posisi yang enak baring di atas sofa, sayangnya panjang sofa hanya 1.5 m, kakinya panjangnya tidak bisa selonjoran jadi dia hanya bisa melipatnya.

Mungkin karena hatinya telah menemukan ketenangan, Evardo Ye baru menutup mata langsung tertidur lelap.

Mendengar suara nafasnya yang teratur, Yolanda Duan menatap wajahnya. 2 hari tidak bertemu, Evardo Ye seperti berubah menjadi tak terurus, bulu jenggot di dagunya yang mulai tumbuh, kantung mata yang besar, dan baju kemeja yang sudah sangat lusuh dan mengkerut.

Dia tiba-tiba merasa kasihan dengannya, awalnya hanya karena masalah kekhilafan akibat mabuk, tapi semuanya sekarang berubah menjadi akhir yang tak terkontrol.

Dia bisa memaafkannya, tapi semua itu tidak bisa melewati lubang di hatinya, apalagi anaknya juga telah tiada, Yolanda Duan merasa kalau dirinya adalah bagian dari orang yang menyebabkan Jolly Zhao keguguran.

Kalau dia tidak kembali ke hotel, dan di saat itu langsung memutus hubungan diantara mereka berdua, Evardo Ye mungkin pasti akan tetap berjalan bersama Jolly Zhao, dan anak yang belum sempat terlahir ini tidak akan bisa mati dengan cuma-cuma.

Dia percaya dengan moral dan sikap Evardo Ye, dia pasti tidak sengaja mendorong Jolly Zhao jatuh dari tangga itu.

Angin sehabis hujan berhembus, walaupun saat ini adalah musim panas, tapi masih ada rasa dingin, Yolanda Duan akhirnya luluh juga, mengirim pesan pada Linardi yang ada di sebelah, menyuruhnya mengambil selimut tipis dan satu bantal ke kamarnya.

“Bos, kamu kedinginan ya.” Linardi dengan suara besar membawa selimut masuk ke dalam.

“Suaramu pelan sedikit,” Yolanda Duan memotongnya, menunjuk orang yang ada di sofa, “Pasangkan selimut ke badannya.”

Linardi melihat Evardo Ye, melompat terkejut, “Bos, dia kapan datang kesini?”

“Barusan, tidak mau disuruh pulang.” Kata Yolanda Duan dengan acuh.

Mata Linardi berputar, melempar selimut dan bantal ke ranjangnya, “Kamu sendiri saja yang menyelimutinya dan memberinya bantal, aku pergi menyelimuti seorang laki-laki rasanya aneh sekali.”

“Stop.” Yolanda Duan tertawa, “Nah di tim kamu semuanya kan laki-laki.”

“Aku di tim kami juga tidak pernah menyelimuti siapapun, kamu sendiri saja, gameku baru berjalan setengah jalan, aku masih sangat sibuk.” Setelah mengatakan itu, tanpa menunggu jawaban Yolanda Duan, dia sudah melangkahkan kakinya pergi dari ruangannya.

Linardi walaupun tidak tahu apa yang telah terjadi diantara keduanya, tapi dia bisa melihat kalau Evardo Ye memperlakukan bosnya dengan tulus, dia juga tahu bosnya menyukai Evardo Ye, kalau memang begitu, jadi dia sendiri juga tidak perlu ikut turun tangan dengan masalah keduanya.

Yolanda Duan habis kata, turun dari ranjang dan menyelimuti tubuh Evardo Ye, lalu mengangkat kepalanya, menyelipkan bantal di bawahnya, dan sekarang Evardo Ye harusnya bisa tidur lebih nyaman dari sebelumnya.

Setelah kembali ke atas ranjang, dia melanjutkan bacaannya, dan tidak menyadari seseorang yang ada di sofa tengah tersenyum karena perbuatannya.

Satu malam ini, walaupun tempat tidurnya sangat tidak cocok dengannya, tapi Evardo Ye merasa tidurnya kali ini sangat aman dan tenang.

“Hari ini kamu siap-siap kalau ada wartawan yang menerobos masuk ke dalam.” Evardo Ye sebelum pergi mengingatkannya.

Yolanda Duan menjempit satu bakpao dengan sumpit, “Huh, ya lihat saja kalau mereka bisa dan berani, memangnya petugas keamanan di rumah sakit militer ini makannya rumput ya? Kalau memang tidak bisa masih ada Linardi.”

“Kalau begitu aku jadi tenang, aku pergi ke kantor dulu ya, kalau ada apa-apa disini nanti telepon aku, aku pasti akan segera datang.”

“Tidak perlu, masalahku aku bisa menyelesaikannya sendiri.” Mimik wajah Yolanda Duan begitu angkuh, tapi gayanya dalam menyelesaikan masalah, apa yang bisa dia selesaikan dia pasti tidak akan merepotkan orang lain, tapi kata-kata ini sampai di telinga Evardo Ye memiliki arti yang berbeda, dan artinya adalah kalau dia tidak memerlukan pertolongan dan perlindungan orang lain.

Evardo Ye sesaat terdiam dan berkata, “Ya sudah aku pergi dulu.”

Yolanda Duan menundukan kepala meminum buburnya, tidak mengatakan apapun.

Evardo Ye diam-diam menghela nafas pasrah, berbalik dan pergi.

Linardi saat datang makan, Yolanda Duan dengan datar berkata padanya, “Nanti pergi bersamaku ke kantor kepala.”

“Ada apa?” Linardi tidak tahu apa-apa, kebingungan.

“Keamanan di rumah sakit buruk sekali, harus segera diperbaiki.”

Linardi dengan polos mengangguk menjawab ya.

Perjalanan pergi ke kantor, Evardo Ye menerima pesan, “Bos, berita gosip sudah dicabut, namun berita ini semuanya disebarkan oleh media berita, sekarang masih belum ditemukan siapa yang melapor isi berita gosip ini.”

“Terus cari.” Ujar Evardo Ye dengan datar.

“Baik,” nada suara orang itu agak ragu, “Tapi bos, berita sudah di cabut, dan kami barusan melihat, kalay berita ini sudah masuk ke bar pos lainnya dan sudah tersebar di seluruh dunia. ”

“Shit!” Maki Evardo Ye, dengan emosi berkata, “Baiklah aku mengerti, cepat cari siapa orang dibalik semua ini.”

“Baik bos.”

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu