Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 539 Menyuap Kakak Kelas (2)

Vanny mengangkat bahu dan berkata tanpa daya, "Aku juga merasa bahwa tidak ada yang sebanding, dan mengatakan pada diri aku untuk tidak jatuh ke dalamnya. Tapi, aku menyukai dia, bisa bagaimana lagi. "

Melihat Vanny terlihat sedih, keduanya tidak bertanya lagi, dan salah satu dari mereka berkata, "Perasaan itu memang tidak masuk akal. Dan jika pria tidak nakal, wanita tidak cinta."

Benar seperti itu kah?

Sebenarnya, sudah ada jawaban di hati Vanny, tetapi dia menolak untuk mengakuinya.

Yunardi Mu memiliki kelebihannya sendiri, yang orang lain tidak punya. Mungkin keunggulan itulah yang menarik Vanny, yang membuatnya tidak bisa mengendalikan perasaannya.

Tepat ketika Vanny diam-diam memikirkan hal ini, seorang gadis menepuk telapak tangannya. Tiba-tiba berkata, "Ya, kalau begitu, orang yang memberi kamu camilan terakhir kali adalah yang kamu sukai?"

Perkataan ini membuat Vanny terlihat kaget, tampak meluruskan badannya, bertanya, "Bagaimana kalian mengetahui aku mempunyai makanan ringan?"

"Tolong, selalu ada bau dendeng dan keripik kentang di asrama, apakah kamu menganggap kita tidak dapat mencium bau itu?"

Gadis-gadis itu terlihat sangat tak berdaya, yang membuat wajah Vanny memerah dan menundukkan kepalanya dan berkata, "Kalau begitu, aku masih punya. Apa kalian mau makan?"

"Tentu saja mau, semua makanan yang ada di kantin membuat kami menjadi gila, awalnya aku ingin memasak sendiri."

"Ah, kalau bukan karena aku mengontrol diri, aku sudah mengambil makanan itu di kotakmu."

"Cepat cepat, sebentar lampu sudah akan dimatikan."

Vanny tertawa, membalikkan badan dari kotaknya mengambil makanan ringan, dan meletakkannya di atas meja.

Tadinya setiap kali mencuri makan, Vanny makan sendiri, juga makannya tidak gembira.

Dan sekarang, dia duduk bersama semua orang bisa merasakan, tidak peduli apa, dia cukup nyaman.

Memang benar, hidup harus berbagi, kebahagiaan baru berlipat ganda.

Gadis yang mengagumi Kakak Kelas itu tersenyum bangga ketika makan, dan berkata, "Aku pikir. Camilan itu diberikan kepadamu oleh Kakak Kelas. Hei, bukankah begini baik, itu membuktikan bahwa aku masih punya kesempatan, haha."

"Kamu terlihat cantik, seolah-olah masih lajang, kamu pasti akan memiliki kesempatan."

"Aku pasti punya kesempatan, asalkan ada sedikit harapan, aku akan melaksanakan segala kekuatanku, segera menjadi mahasiswa, dan menjadi gurumu!"

"Jika kamu menaruh antusiasme ini pada waktu belajar kamu, ujian kelulusanmu kali ini pasi tidak akan buruk lagi."

"Menyebalkan, Mengapa kamu membicarakan orang, tapi kamupun serupa dengannya!"

Menatap mereka tertawa dengan ramai, Vanny merasa dirinya sangat beruntung, datang kesini mengenal teman-teman yang ramah dan periang, hal ini juga berpengaruh baik padanya. Tidak ada hal-hal fitnahan, jadi diri ini bisa lebih ceria.

Hanya saja....

Sembari mengunyah keripik kentang di mulutnya, Vanny tak mau memikirkan pria sombong itu, merasa sedikit bingung di dalam hatinya.

Untuk menghindari kecurigaan, dua hari berikutnya dia tidak pergi mencari Kakak kelas.

Sekarang setelah timbul gosip, Vanny merasa bahwa ia harus menjaga jarak dengan Kakak Kelas, agar tidak membiarkan orang lain salah paham dan menyebabkan masalah pada Kakak Kelas.

Vanny berusaha memperjelas hubungan antara dua orang, tetapi ada yang tidak menghargainya.

Setelah makan siang, Vanny bersiap-siap untuk tidur siang, setelah bangun baru menghapal materi.

Tapi begitu dia keluar dari kantin, dia bertemu Kakak Kelas.

Keduanya saling berhadapan, dan suasana tiba-tiba menjadi sedikit canggung.

"Kenapa kamu tidak datang untuk belajar dua hari ini?"

Nada suara Kakak Kelas hambar, tidak mendengar kemarahan, seolah sedang membicarakan tentang cuaca.

Vanny menggaruk kepalanya dan menundukkan kepalanya, berkata, "Aku merasa, aku belajar di kamar tidur juga sudah sangat paham, jadi aku tidak menganggu kamu dengan mencarimu."

"Kamu tidak bisa menganggap ringan karena nilaimu telah meningkat, kamu harus terus bekerja keras."

"Aku pasti bekerja keras."

"Kalau begitu malam ini ditempat biasa, sampai ketemu disana."

Uh?

Vanny merasa bahwa penolakannya sudah sangat jelas, Kakak Kelas mungkin akan marah, juga mungkin merasa bahwa dia tidak tahu harus berbuat apa, tapi sekarang, tidak seharusnya terus-terusan membantu dirinya untuk belajar.

Vanny mengedipkan matanya, berkata, "Kakak Kelas..."

"Ada apa?"

Setelah ragu-ragu, Vanny memutuskan untuk memberi tahu Kakak Kelas dengan jujur, lagipula, masalah ini ada hubungannya dengan mereka. Kakak Kelas punya hak untuk tahu.

Setelah menghembuskan nafas, Vanny memberanikan diri, memegang rambut dan berkata, "Karena kamu mengajarkanku pelajaran, sudah ada desas-desus, aku merasa keadaan seperti ini, tidak cocok untuk melanjutkan pengajaran materi."

"Desas-desus apa?"

"Itu....itu."

Ah, Vanny memiliki hal yang tidak bisa dia ucapkan.

Para senior itu sangat luar biasa, tapi dirinya hanya seorang yang biasa saja, memiliki banyak koneksi, tampaknya hanya akan menganggu Kakak Kelas.

Vanny tidak mampu untuk mengatakannya, Senior itu berkata kepadanya, "Mereka pikir aku menyukaimu?"

Setelah mendengar perkataan ini, Vanny tersenyum canggung, sibuk melambaikan tangannya dan berkata, "Tentu saja, itu perkataan mereka yang asal disebutkan, bagimana kamu bisa...."

"Tapi aku menyukaimu."

Tidak menunggu Vanny berbicara selesai, Kakak Kelas berbicara dengan terus terang.

Ini membuat Vanny gila.

"Apa?"

"Kamu sangat imut, menyukaimu ada masalah apa. Lagipula, menjadi muridku, jika aku tidak bisa suka, peduli padamu. Bagimana aku dapat membantu kamu dari lubuk hati?"

"Kakak Kelas......"

Kakak Kelas itu berkata terus terang, tetapi itu membuat Vanny merasa malu.

Vanny menundukkan kepala, berkata, "Maaf, aku salah."

"Kamu, jangan berpikir sembarangan, orang mau berbicara apa, kita tidak bisa menghentikannya. Asal kamu memiliki hati nurani yang bersih saja sudah bagus. Kamu merasa orang lain menyalahpahami hubungan kita, maka mulai hindari kecurigaan, Bukankah itu gosip? Jika kamu tidak memperhatikan, gosip itu akan hilang."

"Itu juga masuk akal."

"Semuanya akan baik-baik saja, selama hati tetap bertahan, tidak ada yang bisa mengalahkanmu."

Setelah mendengar perkataan Kakak Kelas, Vanny menghela nafas pelan.

Melihat ekspresi Vanny sedih, Kakak Kelas bertanya, "Mengapa begitu ekspresimu?"

Berpikir kembali kepada tahun-tahun yang kelam itu, Vanny mengedipkan matanya, berkata, "Akan lebih baik jika aku bisa mengenalmu lebih awal. Aku percaya bahwa ketika aku dalam keadaan terburuk, kamu akan memberi aku bimbingan dan memberi aku bantuan yang benar, aku tidak akan menjalani kehidupan yang buruk itu, dan juga tidak akan......"

Vanny tiba-tiba menggelengkan kepalanya, menyingkirkan beberapa emosi yang tidak bisa dijelaskan, dan berkata, "Lupakan, semuanya sudah berlalu, jangan katakan lagi."

Kakak Kelas itu terdiam sesaat. Sedikit lebih tertekan dalam nada, berkata, "Sepertinya kamu juga mengalami hal-hal yang tidak bahagia."

"Bertumbuh, bagaimana semuanya bisa berjalan lancar."

"Sulit membayangkan bahwa kata-kata yang begitu dalam akan keluar dari mulutmu."

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu