Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 234 Dia Diculik, Aku Tidak Butuh Bantuanmu (2)

Ini semua salahnya yang terlalu mengabaikan. Akhir-akhir ini Christy Mu sangat tenang, tidak terlihat sedikitpun akan memberontak. Menyuruh wanita itu jalan, dia akan jalan. Menyuruh istirahat, dia akan istirahat, bahkan tidak bicara apapun. Gavin pikir, wanita ini sudah menerima takdirnya.

Tidak disangka, diam-diam dia merencanakan melarikan diri. Gavin juga tidak tahu sejak kapan dan dari mana Christy Mu mendapatkan obat tidur. Sepertinya Gavin terlalu meremehkan wanita ini.

Susu di gelas itu sudah dingin, membuktikan bahwa Christy Mu sudah lari beberapa waktu yang lalu. Saat ini musim gugur, di gunung lembab dan dingin, anggaplah Christy Mu tidak memikirkan dirinya sendiri, tapi wanita itu pasti memperhatikan kondisi tubuh anaknya, jadi kemungkinan Christy Mu mencari bantuan dari warga sekitar sini.

"Harryo, kirim orang pergi ke perumahan penduduk pegunungan untuk mencari." Gavin menelpon Harryo Zhang.

Christy Mu, kalau ingin berlari, berlarilah jauh sedikit. Jika kamu ditangkap, aku akan menghilangkan satu kakimu dan membuatmu tidak bisa pergi kemana pun.

Gavin meletakkan Alisa yang pingsan ke ranjang, lalu menyelimuti dengan selimut. Masih ada harum sabun mandi di tubuh wanita itu, pasti baru selesai mandi.

Di hutan pegunungan yang sepi, Christy Mu menggendong anaknya sambil berlari dengan penuh resiko. Ini satu-satunya kesempatan, jika kali ini tidak bisa kabur, entah cara jahat dan menakutkan apa yang Gavin akan lakukan padanya.

Anaknya diikat dibelakang punggungnya, sepasang mata anak itu terbuka dan melihat sekeliling. Awalnya Christy Mu ingin tega memberi anaknya obat tidur, dengan itu anaknya tidak akan mengeluarkan suara ketika dirinya kabur. Tapi ketika sendok sampai di bibir anaknya, melihat mata anaknya yang tersenyum, hati Christy Mu melemah.

Ini adalah anak kandungnya. Bagaimana bisa dirinya melakukan hal jahat macam ini?

Jalan di depan sangat gelap, dibawah kakinya adalah rumput liar yang tumbuh. Christy Mu tidak tahu harus berlari kemana, hanya tahu dirinya harus berlari sejauh mungkin dari Gavin. Pertama-tama harus meninggalkan Gavin, lalu mencari sebuah keluarga dan menelpon Ericko Ye.

……

Bulan di langit terang benderang, terdengar gemerisik suara angin malam di lembah gunung. Chirsty Mu menggendong anaknya dipunggung, di dalam lembah gunung wanita itu terus berjalan ke depan.

Dua hari yang lalu ketika mobil melewati toko obat, tiba-tiba muncul pikiran untuk kabur. Christy Mu sangat sulit mempercayai Gavin bahwa pria itu akan melepaskan dirinya dan anaknya dalam keadaan selamat. Karena harta karun itu tidak ditemukan, akhirnya Gavin akan curiga bahwa peta tersebut palsu, lalu suatu hari Gavin akan curiga, tentunya pria itu akan melampiaskan seluruh kemarahan pada dirinya dan anaknya.

Tidak bisa. Dirinya tidak bisa duduk sambil menunggu kematiannya tiba.

Malam itu, memanfaatkan saat Alisa tidur, Christy Mu mengambil uang dua ratus ribu dari dompet Alisa. Christy Mu tidak berani mengambil banyak, takut disadari oleh Alisa.

Hari kedua ketika bermalam di penginapan, memanfaatkan waktu ketika semua orang tidak memperhatikannya, Christy Mu pergi ke bawah dan meminta bantuan pada bos penginapan untuk membantunya membeli obat tidur. Bos itu tidak bersedia, setelah Christy Mu memohon berulang kali dan berkata tidak perlu mengembalikan uang kembalian, bos itu dengan lamban pergi ke sebuah toko obat dan membeli satu botol lalu diberikan pada Christy Mu.

Setiap malam, Alisa memiliki kebiasaan meminum susu panas, tidak terkecuali malam ini. Melihat Alisa menaruh susu panas di atas meja, secara sengaja Christy Mu berkata, "Bagaimana kalau kamu mandi dulu? Selesai mandi susunya sudah hangat. Lenganku sakit sekali, sepertinya aku ingin berguling-guling lama di atas kasur."

Mungkin karena keharmonisan beberapa hari ini, itu membuat Alisa mengendurkan pengawasan. Tanpa pertanyaan Alisa masuk ke kamar mandi. Suara air terdengar, Christy Mu langsung mengeluarkan obat tidur. Memberinya setetes, tapi takut tidak cukup, Christy Mu memberi tiga tetes obat tidur.

Empat tetes obat tidur harusnya tidak membuat orang mati. Alisa bukan orang jahat, Christy Mu tidak ingin wanita itu mati.

Saat Alisa mandi, Christy Mu terus menerus menggoyangkan gelas susu itu dan membuat obat cepat bercampur. Dua puluh menit kemudian, Alisa keluar dari kamar mandi dengan memakai gaun tidur.

Christy Mu berpura-pura menunduk menggantikan baju anaknya, sudut mata Christy Mu melihat Alisa menggosok rambut dengan handuk sambil meminum susu. Mungkin karena obatnya terlalu banyak, begitu meminum sekali, Alisa langsung mengernyit.

"Kenapa bau susu hari ini aneh sekali?"

Jantung Christy Mu berdegup kencang, wajahnya sangat tenang lalu asal menjawab, "Mungkin di sini menjual brand susu yang berbeda, jadi saat di minum baunya berbeda."

"Iya, kah?" Alisa mengambil kotak susu berwarna putih yang berada di samping. Sambil berbicara sendiri, "Sepertinya belum kadaluwarsa." Lalu meminum beberapa tegukan baru meletakkan gelas tersebut. Alisa duduk di samping kasur sambil menggosok rambut.

Christy Mu merasa degup jantungnya sangat cepat seperti akan melompat keluar, dengan hati-hati memperhatikan pergerakan Alisa. Beberapa menit kemudian, terdengar suara 'bruk', Alisa terjatuh di lantai.

Christy Mu kaget melihat Alisa yang menutup mata, dengan berjinjit Christy Mu berjalan ke depan Alisa, menggoyang-goyangkan bahu Alisa, "Alisa? Alisa?"

Wanita cantik ini tertidur sangat pulas. Christy Mu ingin meletakkannya di atas ranjang, tetapi tidak bisa karena satu lengannya terluka, sama sekali tidak bisa menggunakan energinya. Terpaksa Christy Mu membiarkan Alisa di lantai.

Dengan gerakan cepat Christy Mu memakaikan baju tebal ke anaknya, kalau digendong di depan akan cepat lelah, lalu Christy meletakkan anaknya di kedua bahunya, hanya menyembulkan kepala anaknya, setelahnya Christy Mu menggunakan dua baju untuk mengikat anaknya dari depan ke belakang.

Ketika melakukan hal ini, anaknya belum mengeluarkan suara, mungkin anaknya dengan polos berpikir bahwa ibunya sedang melakukan aksi yang menarik dan menyenangkan.

Setelah segalanya selesai, Christy Mu menyembulkan kepala melihat lantai bawah, satu pun orang tidak ada.

Saat ini sudah jam sembilan malam lebih, kebanyakan orang sedang beristirahat menonton televisi atau tidak sedang mandi. Christy Mu yang berdiri di depan pintu agak panik dan takut, tapi dirinya sudah membuat Alisa pingsan,  dirinya tidak bisa mundur lagi.

Christy Mu menggertakan gigi, memantapkan hatinya dan menghirup napas dalam-dalam. Christy Mu membuka pintu pelan-pelan, menunduk melihat ke arah anak tangga dan dengan cepat menuruni anak tangga tersebut. Tidak disangka hal ini berjalan lancar. Sesampainnya di depan pintu masuk penginapan, Christy Mu tidak bertemu satu orang pun.

Christy Mu tidak bisa percaya. Tidak disangka bisa semudah ini melarikan diri?

Christy Mu tidak memiliki waktu banyak untuk merasa senang. Christy Mu menepuk-nepuk anak yang berada di punggungnya, tanpa berbalik langsung berlari memasuki hutan yang remang.

Entah telah berapa lama berjalan di gunung, Christy Mu merasa lelah dan juga mengantuk, tapi dirinya tidak bisa berhenti untuk beristirahat. Christy Mu berbalik melihat anaknya, anak itu tidur dengan tenang.

Tiba-tiba dari arah depan muncul cahaya lampu yang remang. Christy Mu senang sekali dan mempercepat langkah kakinya untuk berlari.

Itu adalah keluarga petani. Rumah yang terbuat dari batu bata dan bergenteng coklat, dikelilingi dengan dinding yang terbuat dari tanah, sinar lampu menembus bagian jendela dan membiaskan titik-titik cahaya.

Tanpa berpikir terlalu banyak, Christy Mu langsung berjalan ke depan.

Setengah menit kemudian, terdengar suara langkah kaki dan suara seorang wanita, "Siapa?"

"Kak, aku terburu-buru di perjalanan dan tidak ada tempat untuk dituju. Bisakah kamu membiarkan aku tinggal di rumahmu semalam? Besok aku akan langsung pergi." Sebisa mungkin Christy Mu berkata dengan lembut.

Mungkin takut karena akan menambah masalah, wanita itu langsung menolak, "Gadis muda, rumah kami tidak ada tempat untuk kamu tinggali. Kamu pergi ke rumah lain saja."

Di tengah malam tiba-tiba muncul seorang wanita, siapa yang tidak akan waspada?

"Kak, aku sudah berlari semalaman, aku hanya menemukan rumahmu. Jika kamu tidak membiarkanku tinggal, maka malam ini aku akan menghabiskan malam di dalam gunung. Aku tidak masalah, tapi anakku pasti akan sakit." Christy Mu memohon.

Orang di dalam berpikir sejenak.

'Srrreet'

Pintu kayu terbuka. Melihat diluar berdiri seorang gadis muda berkulit halus dan cerah dan dipunggungnya menggendong seorang anak, hati wanita itu agak melemah, "Masuklah."

"Terima kasih, terima kasih kak." Ucap Christy Mu pada wanita sederhana ini.

Dekorasi rumah ini sangat sederhana, tetapi sangat bersih. Di atas ranjang berbaring seorang anak, diatas meja ada satu tas dan alat jahit.

"Duduklah." Nona itu memperhatikan Christy Mu dengan waspada lalu bertanya, "Kenapa tengah malam begini kamu berjalan-jalan di pegunungan? Apakah kamu tidak tahu kalau itu berbahaya?"

Christy Mu dengan terengah menjawab, "Kak, apakah kakak bisa memberiku air? Aku terlalu haus."

Kakak itu memutar tubuhnya ke dapur dan dari kendi air menuangkan air dingin. Christy Mu juga tidak berpikir itu kotor. Begitu menyentuh gelas yang mirip labu itu, Christy Mu langsung meneguknya habis.

Setelah menghilangkan dahaga, Christy Mu baru menjelaskan, "Kak, aku tidak akan menutupinya darimu. Aku ditipu oleh orang di dalam gunung."

Wanita tersebut tampak tidak terkejut dengan ucapan Christy Mu, sorot mata waspada di wajah wanita itu juga menghilang, mendesah dan berkata, "Aduh, pria itu sungguh berhati jahat. Gadis sebaik ini kenapa diperlakukan seperti ini."

Christy Mu langsung mencari simpati dari wanita ini, "Kak, aku tidak tahan dan kabur kemari. Kamu lihat lenganku, ini karena disakiti oleh orang-orang itu."

Kakak tersebut melihat lengan Christy Mu dibalut kain tipis.

"Aku terlalu paham dengan pengalaman gadis-gadis yang dijual di gunung ini. Seumur hidupnya, mereka tidak akan bisa lari. Ditangkap kembali lalu dipukuli sampai mati. Kamu termasuk yang memiliki kemampuan, tidak disangka bisa kabur." Kakak tersebut melihat anak yang ada dipunggung Christy Mu lalu bertanya, "Anak ini..."

"Ini adalah anakku. Aku tidak bisa meninggalkannya. Ini hanya akan menyakitinya seumur hidup." Christy Mu menjawab dengan menyesal.

Kakak tersebut mengangguk, "Ya, kamu benar. Terlalu sulit untuk anak-anak tinggal di gunung. Seperti anakku, setiap hari sekolah harus berjalan di jalan pegunungan yang sangat panjang. Setiap pulang pasti hari sudah gelap. Aku juga merasa menyesal akan hal itu."

Christy Mu memperhatikan dengan tenang. Di rumah ini tidak ada sepatu dan baju pria, akhirnya Christy Mu bertanya, "Kak, apakah suami kakak tidak di rumah?"

"Oh, dia pergi bekerja. Selama setahun di gunung tidak bisa menghasilkan uang, anakku nantinya akan kuliah, tidak bisa jika tidak mengumpulkan uang."

"Oh seperti itu." Christy Mu berlari melalui jalan yang panjang, saat ini merasa agak lega dan baru merasa bahwa celananya berlumpur dan basah, kulitnya juga merasa sakit.

Christy Mu menggulung celananya dan melihat ada banyak bekas darah yang terlihat menakutkan.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu