Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 473 Mau Uang, Tidak Mau Nyawa (1)

Mereka mempunyai kesulitan, memangnya dengan begitu boleh mengorbankan dirinya?

Ani Xie menoleh dan menatap bibi, semakin merasa bibi sangat asing.

"Di mata kalian, aku lebih rendah dari binatang ya?"

"Huh, termasuk tahu diri juga. Manusia rendahan sepertimu, meskipun mati juga tidak apa-apa. Atas dasar apa menyuruh putraku berkorban satu jari demimu!"

Sejak kecil bibi tidak menganggap penting Ani Xie, merasa Ani Xie adalah gadis, adalah orang murahan, tidak layak menikmati hidup. Mempunyai barang bagus apapun, harus diberikan kepada kakak sepupunya.

Saat kecil, tidak jarang Ani Xie menangis karena perlakuan yang tidak seimbang.

Tapi sekarang dia sudah dewasa, mengetahui apa yang benar dan salah, tidak akan dibodohi lagi.

Menggigit bibirnya sebentar, Ani Xie menengadahkan kepala kepada bibi dan berkata ringan, "Bibi berpikir seperti itu, tapi aku tidak berpikir seperti itu."

Tidak terpikir gadis ini masih berani melawannya, bibi mengerutkan dahi dan bertanya, "Apa maksudmu?"

"Aku dan kakak sepupu adalah manusia. Atas dasar apa dia lebih berharga dariku? Melakukan kesalahan, sudah seharusnya mendapat hukuman. Berdasarkan perbuatan kakak sepupu, tidak kelewatan kalau satu jarinya dipotong."

Perkataan itu membuat wajah bibi memerah sampai ke leher, lalu berteriak, "Brengsek, sudah berani ya. Lihat bagaimana aku merobek mulutmu hari ini!"

Sebelum bibi bergerak, Ani Xie berkata duluan.

"Apakah bibi mencariku hari ini hanya demi memarahiku? Takutnya masih ada masalah lain bukan?"

Perkataan Ani Xie menyadarkan bibi.

Hari ini mencari Ani Xie benar-benar bukan hanya untuk memarahi Ani Xie saja.

Bibi menarik kembali tangannya dan berkata galak, "Huh, kamu membuat kakakmu kehilangan satu jarinya begitu saja, dan ingin terbebas begitu saja?"

"Bicara begitu banyak, sebenarnya ingin uang bukan."

Ani Xie sangat mengerti keluarga besarnya. Bicara dengan begitu baik, putar-putar, tapi sebenarnya semua itu hanya demi uang.

Ani Xie tertawa dingin dalam hati, mengeluarkan kartu atm dari dalam tasnya dan berkata, "Akhir-akhir ini aku memang menjadi model iklan, tapi uangnya belum dikasih. Di kartu ini ada 10 juta, gunakan untuk biaya pengobatan kakak saja."

Jelas sekali, bibi tidak menganggap penting uang 10 juta itu dan langsung mendorong tangan Ani Xie, kemudian berkata dengan sangat keren, "Kamu ingin menyuruhku pergi hanya dengan uang 10 juta saja?"

"Kalau begitu kalian mau berapa?"

Bibi mengulurkan tangan dan berkata, "Setidaknya perlu 200 juta!"

Ani Xie tertawa sebentar dan bertanya, "200 juta? Kalian kira uangku datang begitu saja?"

"Ini yang seharusnya kamu bayar. Beli satu jari dengan 200 juta, kami bahkan merasa kurang."

"Bukan kalian yang merasa kurang, melainkan kreditur kakak sepupu yang merasa angka ini sangat cocok."

Perkataan itu membuat mata bibi bercahaya sebentar, lalu lanjut berkata dengan tegas, "Sembarangan bicara. Cepat berikan uangnya padaku."

"Kalau kalian terus memanjakan kakak sepupu seperti ini, maka dia benar-benar akan menjadi sampah."

"Kamu cukup berikan uang saja, tidak usah urusi yang lain!"

"Tapi aku tidak mempunyai uang sebanyak itu."

"Kamu tidak punya uang? Huh, benar-benar sangat menjaga uang, sama persis seperti ayah dan ibumu!"

Bibi menatap wajah Ani Xie dan tertawa menyindir.

"Kamu juga tidak berpikir, alasan bisa mendapatkan uang, semua itu karena wajahmu ini. Kalau aku menghancurkan wajahmu, kamu bagaimana mungkin masih bisa pergi bekerja di luar?"

Benar-benar merupakan ibu dan anak ya. Bahkan cara mengancam orang saja sama.

Juga tidak tahu karena mereka sehati atau bodoh sampai tidak tertolong lagi.

"Bibi, kamu setidaknya juga merupakan orang tua, apakah boleh mempersulit anak muda seperti ini?"

"Aku ini meminta dengan masuk akal, kamu yang tidak berperasaan! Kalau kamu menyerahkan uang dari tadi, apa aku akan terus mempersulitmu?"

Ani Xie sangat lelah, tidak ingin terus berdebat lagi.

Besok masih harus bekerja, Ani Xie hanya ingin istirahat baik-baik di ranjang, tidak melakukan yang lain, tidak memikirkan masalah lain.

Ani Xie menyerahkan kartu atm-nya kepada bibi lalu Ani Xie berkata sekali lagi, "Sudah kukatakan, aku tidak punya uang, hanya ada 10 juta ini. Terserah mau atau tidak."

"Huh, kamu benar-benar semakin berani ya!"

Selesai berkata, bibi menarik rambut Ani Xie, secara bersamaan mencekik dia dengan keras.

Ani Xie kesakitan tapi tidak enak hati melawan, hanya bisa bergerak ke kanan kiri untuk menghindari tangan bibi.

Saat menghindar, ponsel Ani Xie terjatuh dari dalam tas.

Belum menunggu Ani Xie mengambilnya, bibi sudah merebut ponsel itu.

Ketika mengangkat untuk melihatnya, bibi berkata, "Ponselmu ini kelihatannya lumayan mahal, pinjam untukku gunakan saja."

Ponsel itu adalah ponsel yang Yonardo Xiao baru belikan pada Ani Xie. Katanya kalau keluar, dan Ani Xie masih menggunakan ponsel yang lama, kelihatannya sangatlah memalukan.

Tidak terpikir belum lewat dua hari, sudah dilihat oleh bibi.

Kalau satu ponsel saja bisa menyelesaikan masalah besar, maka Ani Xie tidak keberatan untuk membeli yang baru.

Tapi ponsel ini diberikan oleh Yonardo Xiao. Dengan sikap pria itu, kalau sampai menemukan ponsel ini hilang, pasti akan bertanya sampai menemukan jawabannya. Dan di saat itu, adalah waktu sialnya bibi.

Di saat bibi sedang menilai ponsel itu dengan serius, ponsel itu tiba-tiba berdering, membuat bibi terkejut.

Bibi sebenarnya ingin menutup sambungan, tapi dia tidak tahu bagaimana caranya, malah menerima telepon itu.

Baru saja telepon tersambung, terdengar suara yang seksi dan rendah.

Hanya saja di suara itu, mengandung nada kesal.

"Ani Xie, bukankah aku menyuruhmu menelponku, kamu pergi kemana!"

Yonardo Xiao?!

Ani Xie baru saja mau menjawab, bibi sudah bicara duluan, "Sekarang ponsel ini adalah milikku. Kalau mau mencarinya, pikirkan cara lain."

Perkataan itu membuat Yonardo Xiao mengerutkan dahi, "Siapa kamu?"

"Aku adalah ibumu!"

Selesai berkata, bibi langsung menutup sambungan.

Sangat bagus. Bibi memang benar sangat berani, membuat orang bangga.

Ani Xie awalnya tidak ingin membuat Yonardo Xiao ikut campur dalam hal ini. Tapi sekarang, tidak mungkin menyembunyikan dari pria itu lagi.

Dengan emosi Yonardo Xiao ....

Ani Xie mengusap dahi dan merasa sangat pusing.

"Bibi, sebagai keluarga besarmu, aku sarankan sebaiknya kamu cepat pergi."

Bibi memegang ponsel, ingin lanjut merebut harta Ani Xie, bagaimana mungkin berhenti sampai di sini saja.

Bibi tidak menyadari nada khawatir dari perkataan Ani Xie, hanya mengira wanita ini merasa sayang pada ponselnya dan memarahi, "Diam, jalang! Ada barang bagus apa, cepat keluarkan. Aku potong hutangmu."

Sudah sampai saat apa sekarang. Hanya memikirkan uang, benar-benar orang yang mau uang tapi tidak mau nyawa.

Sudahlah, yang jelas sudah mengingatkan bibi, terserah mau dengar atau tidak.

Ani Xie menepuk-nepuk debu yang ada di atas bajunya dan berkata, "Aku sudah ingatkan kamu, kamu sendiri yang tidak mau pergi. Nanti kalau ada orang yang datang cari masalah, jangan salahkan aku tidak mengingatkanmu."

"Huh, tidak usah menakutiku. Kamu lebih baik pikirkan bagaimana caranya bisa cepat mendapatkan uang, kalau tidak, aku pasti akan menganggumu terus!"

"Kamu ada waktu cari masalah denganku, kenapa tidak baik-baik mengajari kakak sepupu, membuatnya berbalik dari kesalahan?"

Bibi mendengus dingin dan berkata, "Kalau mempunyai anak yang begitu penurut, apa aku masih perlu pergi ke tempatmu untuk mendengar basa-basi!"

Bibi kelihatannya sangatlah menderita, tapi bibi sama sekali tidak pernah sungguh-sungguh mempedulikan kakak sepupu. Memanjakan sama dengan membunuh. Yang dimaksudkan dengan kalimat itu adalah seperti bibi ini.

Ani Xie menggelengkan kepala dan berkata, "Kalau kamu menggunakan tenaga mengancam kami untuk mengajari kakak sepupu, maka kakak tidak akan mungkin berubah seperti sekarang ini."

"Urusan keluarga kami, tidak perlu kamu urusi. Ingat, siapkan uang 200 juta. Tidak boleh kurang sedikitpun. Kalau tidak, aku pasti akan merusakkan wajahmu!"

Selesai berkata, bibi pergi dengan angkuh.

Aih, apa dirinya seperti boneka? Kenapa satu keluarga itu, selalu menindasnya?

Ani Xie menghela napas, merasa dirinya perlu lebih kuat, tidak boleh berhati simpati lagi.

Keluarga ini benar-benar tidak ada habisnya. Lebih baik jangan cari gara-gara saja.

Kembali ke kamar, Ani Xie mendengar Vanny sedang menelpon, "Iya, sudah pulang, tenang saja."

Ketika menutup pintu, Vanny sudah menutup telepon dan terkejut ketika melihat Ani Xie.

"Ani, ada apa dengan wajahmu?"

Wajahnya?

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu