Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 328 Evardo Ye, Kita Putus Saja (2)

Melihat Jolly Zhao bersembunyi di belakang ibunya dan kakaknya memberikan tatapan membunuh, Bianca Ye langsung tahu bahwa wanita ini membuat masalah, sambil cekikikan berkata, "Jolly, berani melakukan berarti juga harus berani bertanggung jawab. Kemampuan apa itu hingga kamu bersembunyi di belakang ibuku."

Jolly Zhao sangat ingin menghancurkan berkeping-keping Bianca Ye, wajah Jolly Zhao menampilkan wajah yang lemah, "Bianca, aku hanyalah wanita lemah. Aku bukan orang yang berani."

Bianca Ye mendengus dingin merendahkan, laku berkata pada ibunya, "Bu, ibu jangan terus melindunginya. Dia bukan menantu keluarga Ye."

Christy Mu melotot pada Bianca Ye lalu berkata, "Baiklah, masalah ini memang salah Jolly. Tapi hal itu sudah terjadi, menginvestigasi terus menerus juga tidak berguna. Ayo makan."

Evardo Ye sangat marah sampai merasa tidak berselera makan. Dari mananya dia memiliki selera untuk makan? Evardo Ye memutar tubuhnya naik ke atas.

"Bu, apa yang terjadi?" Bianca Ye bertanya karena tidak mengerti.

"Tidak ada. Ayo makan." Christy Mu tidak ingin membicarakannya lagi, karena dia tahu hubungan anak gadisnya dengan Yolanda Duan sangat baik. Jika Bianca Ye tahu Jolly Zhao membuat Yolanda Duan pingsan, dia takut Bianca Ye akan mengamuk pada Jolly Zhao saat itu juga.

Bianca Ye hampir tidak sabar, menghentakkan kakinya lalu berkata, "Aku akan bertanya pada kakak kalau ibu tidak bilang." Selesai berucap, Bianca Ye naik ke atas.

Christy Mu menenangkan Jolly Zhao, nada suaranya tegas, "Nantinya kamu jangan mengganggu Yolanda. Identitas wanita itu sangat khusus. Menghindar jauh sedikit darinya akan bagus untukmu dan anakmu."

Jolly Zhao mengangguk bingung. Hatinya merasa sangat bingung. Apa hal yang berbeda dari wanita itu? Bukankah dia hanya seorang tentara?

Di kamar Evardo Ye.

"Sialan! Jolly hebat juga. Tidak bisa. Aku akan melampiaskan amarah untuk kak Yolanda." Bianca Ye memaki, menggulung lengan bajunya dan ingin mencari Jolly Zhao untuk membalas, tapi dihentikan oleh Evardo Ye, "Ada ibu yang melindunginya. Kamu bisa apakan dia?"

"Apakah akan dilupakan begitu saja? Bukankah kak Yolanda dibuat pingsan?" Bianca Ye dipenuhi amarah, melebihi apa yang dirasakan Evardo Ye.

Sambil merapikan kopernya, sambil Evardo Ye berkata, "Lalu bagaimana? Aku bisa memukulnya sekali atau membawanya keluar?"

"Kamu tidak bisa melakukan hal itu." Bianca Ye berjalan dengan rasa khawatir, "Menyebalkan. Kenapa Jolly bisa hamil? Ini terlalu kebetulan, kan?"

Evardo Ye dengan cepat dan rapi memasukkan bajunya ke dalam koper, menenteng koper dan keluar. Bianca Ye dengan gesit menghalangi Evardo Ye, "Mau kemana?"

"Kembali tidur di apartemen. Semenit pun aku tidak bisa tinggal di sini."

Bianca Ye merentangkan kedua tangannya di depan kakaknya, "Kak, mana bisa pergi di saat begini?"

"Untuk apa aku tinggal di sini?"

Bianca Ye berkata dengan serius, "Tentu saja kakak harus merebut posisi. Karena kakak tidak ada, Jolly baru bisa mengambil kepercayaan ibu dengan sikapnya. Begitu kamu pergi, ibu tidak akan bicara apapun tentang kak Yolanda di mulutnya, tapi ibu akan mengeluhkannya di dalam hati. Jadi, kakak tetap harus di sini. Hentikan ibu untuk meminum racun milik Jolly Zhao lebih banyak lagi."

Evardo Ye memandangi adiknya, merasa yang dikatakan adiknya ada benarnya. Evardo Ye meletakkan koper di lantai lalu telentang di atas ranjang dengan perasaan sangat tidak nyaman.

Malam hari.

Evardo Ye duduk di pinggir danau sambil minum dalam keadaan kesal. Kaleng bir dibuang pria itu ke tanah.

"Tang...." Siapa yang menendang kaleng bir kosong itu? Evardo Ye mengangkat kepalanya, ternyata Ericko Ye.

"Ayah akan menemanimu minum." Ericko Ye membuka satu kaleng bir.

Evardo Ye bersulang dengan kaleng bir yang berada di tangan ayahnya, mengangkat kepala lalu meminumnya sekali tegukan, sedangkan Ericko Ye hanya bersulang simbolis dan meminum bir sedikit.

"Sepertinya kita belum pernah minum begini." Ericko Ye tertawa.

Evardo Ye menjawab datar, "Dulu ayah sibuk sekali. Mana ada waktu."

"Bukankah kamu juga sibuk bolak-balik?"

Evardo Ye kembali meneguk banyak bir, terdiam cukup lama baru berucap, "Ayah, aku akan mengatakan satu kalimat yang tak berperasaan. Ayah jangan maki aku."

"Tidak akan. Katakan." Ericko Ye meluruskan kaki jenjangnya, lalu melihat permukaan danau yang bersinar karena pantulan cahaya.

Muncul sorot dingin di mata Evardo Ye, "Aku selalu merasa anak di perut Jolly bukan anakku. Aku sungguh tidak ingat sudah menyentuhnya."

Ericko Ye melirik anaknya sebentar, "Masalah ini sangat mudah diselesaikan."

"Maksudnya?" Evardo Ye mulai tertarik.

"Tunggu sampai anak itu lahir, jika itu adalah anggota Ye, maka akan langsung terlihat. Keturunan keluarga kita itu kuat. Kamu lihat wajah kamu dan Acha, pasti kamu langsung tahu " Ada senyuman hangat di bibir Ericko Ye. Bagi Ericko Ye, kedua anaknya adalah karya terindah di hidupnya, "Tentu saja, paling mudah dengan melakukan tes DNA. Jika itu adalah anak laki-laki dari keluarga Ye, maka kita harus merawatnya dengan baik, lagipula keluarga Ye juga tidak keberatan ketambahan satu orang. Tapi jika bukan, huh!"

Dengusan dingin Ericko Ye membuat seseorang yang bersembunyi di kegelapan bergetar takut, diam-diam berjalan masuk ke dalam villa.

"Tapi...  bagaimana dengan Yolanda? Dia... ingin berpisah denganku." Evardo Ye mengucapkan kalimat terakhir dengan hati terluka.

Ericko Ye menghembuskan napas, "Edo, tidak peduli wanita manapun yang tahu kamu terlibat masalah ini, wanita itu tidak akan berbesar hati seolah tak peduli. Dia marah dan sedih itu hal wajar, biarkan dia tenang beberapa hari. Kamu adalah seorang pria, kamu harus bertanggung jawab atas hal yang kamu lakukan. Jika memang takdir, tak peduli membuang waktu berapa lama, kalian akan berjalan bersama."

"Yang dikatakan ibu dan ayah sama persis." Evardo Ye tersenyum getir.

Alis Ericko Ye naik, "Benarkah? Aku dan ibumu memang seperti itu. Selalu ada rintangan dalam jalan menuju kebahagiaan. Kalimat ini tidak salah."

Hati Evardo Ye menetapkan pilihan, bersulang dengan botol bir milik ayahnya, "Ayo, temani aku minum segelas lagi."

"Tidak masalah. Tapi jangan mabuk lagi nanti."

"Nantinya tidak akan."

Di kamar.

Jolly Zhao bersandar di pintu terengah-engah panik. Jolly Zhao dibuat takut oleh ucapan Ericko Ye.

Semenjak hamil, Jolly Zhao selalu ingin menggunakan anak ini untuk menikah dengan Evardo Ye, menjadi istri Evardo Ye. Tapi Jolly Zhao tidak pernah berpikir, kalau saat ini anak lahir tidak mirip Evardo Ye bagaimana?

Dari awal Evardo Ye sudah curiga dengan asal usul anak ini. Sekali diperiksa dan anak ini bukan anaknya, saat itu.... bukankah Evardo Ye akan membunuhnya?

Bagaimana ini? Bagaimana?

Di dalam kamar Jolly Zhao berjalan panik. Cepat atau lambat hal ini akan terungkap. Sepertinya... anak ini tidak bisa dipertahankan...

Tapi Jolly Zhao harus mencari kesempatan yang tepat. Menggunakan anak ini dan diganti dengan bayaran yang besar, yaitu membuat Evardo Ye selamanya berhutang padanya, selamanya merasa penyesalan.

Malam ini, Jolly Zhao tidak bisa tidur. Wanita ini sedang membuat rencana.

Di saat yang sama, Evardo Ye juga tidak bisa tidur. Pria itu sedang memikirkan wanita yang sedang berada di rumah sakit, tidak tahu apakah wanita itu sudah tidur atau belum.

Keesokkan harinya, Evardo Ye datang ke dapur untuk mengambil sarapan yang telah dibuat tukang masaknya, tapi tidak diduga di dapur dia melihat orang yang paling tidak ingin dia lihat.

Ekspresi Jolly Zhao sangat menyesal, bicara meminta maaf, "Evardo, yang aku lakukan kemarin salah, aku minta maaf. Ini adalah bubur jujube buatanku sendiri, berikan kepada Yolanda atas permintaan maafku, ya?"

Evardo Ye menatapnya dingin, menyindir, "Jolly, ibuku tidak di sini. Kamu tidak perlu memakai topeng itu untuk bicara padaku."

Jolly Zhao buru-buru menjelaskan, "Aku tidak begitu. Aku benar-benar minta maaf pada Yolanda. Tidak seharusnya kemarin aku ke rumah sakit. Maaf."

Ucapan Evardo Ye agak kejam, "Bubur itu untuk dirimu saja. Aku takut ketika dia makan, penyakitnya semakin parah." Selesai bicara, Evardo Ye mengambil makanan yang dibuat tukang masaknya dan meninggalkan dapur.

Jolly Zhao menatap punggung Evardo Ye, diam-diam menggertakkan gigi. Evardo Ye, demi Yolanda, ucapan seperti itu keluar dari mulutmu?

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu