Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 321 Rutinitas dari Kisah Cinta (1)

"Jangan banyak berpikir, kulihat kamu sudah mulai muntah-muntah kemarin. Ini adalah waktu yang paling sulit untuk seorang wanita hamil, bagaimana mungkin bibi bisa membiarkanmu pergi? Sudah, cepatlah makan, bibi akan meminta seseorang untuk membawamu pergi ke tempat kerja."

Jolly Zhao berkata dengan penuh terima kasih, "Terima kasih, bibi."

Di sini, api amarah di dalam perut Bianca Ye belum diluapkan. Dia melajukan mobilnya dengan kencang dan ketika melihat lampu merah di kejauhan, dia pun menginjak rem dengan keras. Tetapi karena inersia, tidak dapat dihindari bahwa mobilnya menabrak sebuah mobil sport mewah yang berhenti di depannya.

"BAM--"

Tubuh Bianca Ye yang mencondong ke depan ditarik kembali oleh sabuk pengaman, kekuatan benturan itu mengejutkan kepalanya. Tidak menyangka bahwa dirinya baru saja menabrak sebuah mobil.

Orang di dalam mobil depan pun turun dan datang ke jendelanya untuk mengetuk kaca mobil.

Bianca Ye menggelengkan kepalanya untuk membangunkan dirinya dan segera menurunkan jendela.

"Bisakah kamu menyetir? Tidak bisakah kamu melihat ada lampu merah di depanmu?" Pria itu marah. Diperkirakan tidak akan ada orang yang senang jika mereka ditabrak di saat seperti ini.

Bianca Ye tahu bahwa itu adalah kesalahannya sendiri. Dia lalu memeras wajahnya untuk tersenyum dan mengangkat rambutnya, tetapi hanya mengatakan 'maaf' dan kembali tutup mulut.

Orang di luar itu juga terpana. Kemarahan di wajahnya tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Dia dengan cemas berkata, "Apakah kamu terluka? Aku akan membawamu ke rumah sakit."

“Tidak perlu, aku baik-baik saja.” Bianca Ye tampak dingin.

"Kulihat raut wajahmu kurang baik, mari kita pergi ke rumah sakit untuk memeriksanya."

Bianca Ye mengambil tasnya dari tempat duduk penumpang dan mengambil sebuah kartu lalu memberikannya kepada pria itu melalui jendela, "Uang ini seharusnya cukup untuk memperbaiki mobilmu."

"Aku masih mampu membayar uang ini. Kamu turun, aku akan membawamu ke rumah sakit."

"Justin, kenapa risih sekali? Sudah kubilang aku baik-baik saja."

Itu benar, orang di luar mobil adalah Justin Nan yang kebetulan juga akan pergi bekerja.

Tatapan mata Justin Nan jatuh pada lutut gadis itu. Karena benturan keras tadi, lututnya terbentur dan darah merah itu sangat menyilaukan di atas kulit seperti batu giok itu.

Pada saat ini, lampu merah telah berubah menjadi hijau dan mobil-mobil di belakang mulai membunyikan klakson.

Justin Nan sangat ramah kepada Bianca Ye, tetapi bersikap sebaliknya kepada orang lain. Dia berteriak keras, "Klakson apa? Tidak bisakah kalian melihat ada tabrakan mobil di sini?"

Suara klakson pun berkurang, mobil-mobil di belakang belok ke jalur lain dan pergi.

Bianca Ye juga menyadari luka di lututnya dan mengambil nafas. Dia baru saja hendak mengambil tisu untuk membersihkan darahnya, tetapi pintu mobilnya terbuka. Justin Nan melepaskan sabuk pengamannya, menggendongnya keluar dari mobil dan membawakan tasnya.

"Apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku." Bianca Ye memberontak.

Justin Nan menendang pintu mobilnya tanpa mengucapkan sepatah katapun, lalu memasukkan gadis itu ke mobilnya dan memakaikan sabuk pengaman padanya, kemudian melompat ke kursi pengemudi dengan cepat. Sebelum Bianca Ye membuka pintu untuk melarikan diri, tombol kunci mobil telah dikunci oleh Justin Nan.

“Apa yang ingin kamu lakukan?” Bianca Ye menoleh dan menyilangkan alisnya. Selalu seperti ini, menyebalkan sekali.

Justin Nan menyalakan mobil dan melihat ke depan, "Membawamu ke rumah sakit untuk diperiksa."

Bianca Ye mengertakkan gigi dan berkata, "Apakah kamu tuli? Sudah kubilang aku baik-baik saja. Biarkan aku pergi."

"Baik-baik saja atau tidak, biarkan dokter untuk memutuskan."

Bianca Ye ingin memukulnya, "Aku masih punya urusan."

“Urusan yang lebih penting pun tidak sepenting kesehatanmu,” Justin Nan berseru.

Bianca Ye membeku selama dua detik. Ada suatu tempat di hatinya yang seolah-olah melunak, nadanya juga lebih santai. "Justin, aku benar-benar ada urusan. Hentikan mobilmu."

"Urusan apa yang begitu penting? Lagipula, lukamu harus dirawat terlebih dahulu."

"Aku mau mengantarkan sarapan untuk kakakku."

Ketika Justin Nan mendengar kalimat ini, matanya penuh kecemburuan. Dia lalu menginjak akselerator di bawah kakinya lebih dalam, "Apakah dia sendiri tidak punya kaki? Apakah dia tidak bisa pergi makan sendiri?"

Bianca Ye merasakan kemarahannya dengan sensitif dan menatapnya dengan aneh, "Apakah ada hubungannya denganmu jika kakakku pergi makan atau tidak? Mengantarkan makanan adalah urusanku sendiri."

Bibir Justin Nan tidak berbicara tetapi gadis itu bisa merasakan amarahnya. Sudah cukup pria itu menggendongnya secara paksa, dia benar-benar sudah gila.

Semakin dia berpikir, semakin dia marah. Bianca Ye berkata dengan dingin, "Aku akan mengatakannya untuk terakhir kali, hentikan mobilmu."

“Tidak mau, jika kamu mengatakan sepatah kata lagi, percaya atau tidak kalau aku akan menciummu?” Justin Nan mengancamnya.

"Hei! Apakah ada alasan lain?"

Kemudi mobil tiba-tiba membuat tikungan tajam dan mobil itu berhenti di sisi jalan. Kepala Bianca Ye terasa pusing karena berputar oleh inersia, dia baru akan melampiaskan amarahnya, tetapi sebuah bibir telah menekan di atas bibirnya dengan hangat.

Bianca Ye tidak menyangka bahwa dia akan begitu berani, dia ingin mendorongnya menjauh tetapi dia tidak tahu kapan pria itu telah menggenggam tangannya.

Ujung lidahnya begitu lembut, tetapi itu seperti senjata yang paling keras, membuat Bianca Ye tidak berdaya.

Justin Nan adalah seorang pecinta wanita, keterampilan berciumannya sangat murni. Seorang gadis kecil yang belum pernah berpacaran seperti Bianca Ye ini, bagaimana bisa dia menjadi lawannya?

Justin Nan terus memikirkannya selama beberapa waktu ini. Begitu tadi dia melihatnya, dia tahu bahwa dirinya akan selesai karena dia akan jatuh lagi bahkan sebelum dia merangkak keluar dari dalam lubang. Dia memeluk gadis yang lembut tanpa tulang itu, dan nafas gadis yang manis itu tetap melekat.

Pada saat ini, mencicipi aromanya, Justin Nan menjadi lebih lapar dan lebih haus, dia tidak sabar untuk menelannya ke dalam perut.

Setelah ciuman yang dalam itu berakhir, Justin Nan masih belum puas. Ciuman itu beralih dari bibir ke sudut telinga, kemudian dia menggigit daun telinganya yang lembut, lalu menghisap dan menikmatinya...

"Um..."

Sebuah seruan meluap keluar dari mulutnya dan membuat Bianca Ye langsung tersadar dan dengan malu-malu mendorongnya pergi, dengan marah berkata, "Justin, kamu brengsek."

Meskipun itu adalah sebuah kalimat makian, namun suara Bianca Ye saat ini tidak memiliki efek jera, melainkan membawa jejak kelembutan yang terdengar seperti kemanjaan, membuat Justin Nan merasa nyaman.

“Aku memang brengsek, tetapi aku hanya brengsek untukmu.” Justin Nan menatapnya sambil tersenyum. Dia merasa bahwa wanita itu juga sangat cantik dengan penampilannya saat ini, dia sangat menyukainya.

Bianca Ye merasakan bibirnya yang merah dan bengkak, dan mata ungunya berbinar. Dia telah kehabisan momentum dan hanya bisa menyaksikan dengan marah ketika pria itu menyalakan kembali mobilnya.

Suasana di dalam mobil terasa panas dan ambigu. Bianca Ye berbalik untuk melihat keluar jendela dan berhenti berbicara. Dia benar-benar takut pada orang gila ini. Sedangkan orang lain itu tersenyum, betapa bahagianya dirinya.

Ketika tiba di rumah sakit, Justin Nan memarkirkan mobilnya dan pergi ke tempat duduk penumpang untuk menggendong gadis itu keluar, tetapi dia ditolak, "Aku bisa berjalan sendiri tanpa digendong olehmu."

Justin Nan bukanlah seseorang yang patuh. Terlepas dari tinjunya, dia tetap menggendong gadis itu keluar dan masih membisikkan ancaman di telinganya, "Aku akan menciummu di depan begitu banyak orang jika kamu masih berani macam-macam."

"Kenapa kamu begitu nakal?"

"Kamu benar, aku memang sangat nakal."

Penampilan Justin Nan sangatlah tampan. Begitu dia muncul di pintu masuk pusat darurat, dia telah menarik perhatian banyak orang. Bianca Ye takut orang-orang akan mengenalinya, jadi dia berbalik dan membenamkan wajahnya di lengannya.

Ada seseorang yang memperhatikan gerakannya ini, senyum di sudut mulutnya menjadi semakin kuat.

Pelukan Justin Nan itu panas, kering, dan berbau seperti rokok. Baunya enak.

Baunya enak? Ya Tuhan, Bianca Ye, apa yang sedang kamu pikirkan? Dia adalah Justin Nan, apanya yang berbau enak?

“Ada apa dengannya?” Begitu masuk ke pusat gawat darurat, ada seorang dokter yang bertanya.

"Mobilnya tabrakan, lututnya memar, dan kepalanya juga sedikit pusing."

“Tidak pusing, kepalaku tidak pusing lagi.” Bianca Ye memalingkan wajahnya.

Dokter tercengang oleh kecantikannya dan bertanya setelah berdeham, "Apakah tabrakannya sangat serius?"

"Tidak. Aku mengenakan sabuk pengaman dan aku tidak kebentur setir."

"Kalau begitu, seharusnya itu tidak menjadi masalah. Mari rawat luka di lututmu. Ikuti aku."

Dokter berjalan di depan, Justin Nan menggendong gadis itu dan mengikuti, dia mendengar gadis itu berbisik, "Turunkan aku, akan terlihat seperti apa jika kamu terus menggendongku?"

“Aku suka menggendongmu.” Justin Nan menunjukkan rohnya yang nakal. Dia akhirnya memiliki kesempatan ini, bagaimana mungkin dia akan menyerah?

Bianca Ye merasa gelisah dan mengulurkan tangannya untuk mencubit pinggang pria itu dengan keras. Ketika raut wajah Justin Nan berubah, dia baru melepaskan.

“Sudah emosi?” Justin Nan bertanya.

“Emosi kepalamu!” Bianca Ye berbisik pelan.

Masuk ke sebuah bangsal, Justin Nan menempatkannya di tempat tidur dan tersenyum, "Oke, sudah kuturunkan kamu."

“Tidak tahu malu!” Kata Bianca Ye.

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu