Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 397 Kita Tidak Cocok (2)

Evardo Ye mengelus kembali atas kepala Yolanda Duan, “Lain kali kalau melakukan hal ini, tidak usah diam-diam lagi, karena seluruh tubuhku adalah milikmu.”

Setelah mengatakan itu, melihat Yolanda Duan yang menatapnya bingung, tiba-tiba baru teringat kalau telinganya belum sembuh, hanya bisa menghela nafas.

Cepatlah membaik, kamu yang seperti ini membuatku sampai sekarang masih tidak bisa terbiasa...

Yolanda Duan menguap, mengulurkan tangan menggosok matanya, lalu saat meletakan tangannya, matanya terlihat sudah berair.

Melihat jam di tangan, Evardo Ye menarik selimut Yolanda Duan lebih ke atas lagi, “Tidur lah lagi!”

Kalimat ini Yolanda Duan bisa mengetahuinya dengan jelas karena melihat dari gerak mulutnya, dia menganggukan kepala, mendengarkannya dan menutup mata, tak lama, dia merasakan Evardo Ye berdiri pergi dari sisinya.

Yolanda Duan tidak mau dia pergi, celah kecil terbuka dari matanya, dan dia melihat ponsel yang di genggam Evardo Ye bergetar. Evardo Ye dengan cepat meninggalkan tempat itu.

Dia terbaring di atas ranjang rumah sakit, sudah kehilangan mood tidur, dalam otaknya terus menebak siapa yang menelepon Evardo Ye.

Evardo Ye menutup pelan pintu ruang rawat, dari kaca pintu ruang itu melihat Yolanda Duan yang dengan tenang berbaring, baru bisa tenang dan menerima telepon itu.

“Halo, Louis?”

“Iya, ini aku, tuan Ye.” Suara Louis yang mengucapkan bahasa mandarin dengan kaku itu terdengar.

Evardo Ye mengernyitkan dahi. “Kamu sudah sampai?”

“Baru sampai, sedang di perjalanan ke rumah sakit.”

“Kapan bisa dimulai?” Evardo Ye teringat percakapan sehari-harinya bersama Yolanda Duan barusan tadi, sudah tidak sabar ingin segera mungkin menyiapkan persiapan operasi.

“Kalau butuh cepat, kita bisa mulai sekarang juga!”

Wajah Evardo Ye akhirnya terlihat sedikit kelegaan, tapi itu hanya terlihat sesaat, teringat dengan keadaan tubuh Yolanda Duan, dia tidak bisa untuk tidak khawatir, “Tubuhnya saat ini sangat lemah...”

“Operasi ini memiliki resiko yang tinggi, dan butuh menggerakan banyak saraf, kalau tidak berhati-hati akan bisa menimbulkan masalah, jadi aku sarankan...untuk menunggu tim kami istirahat yang cukup dulu lalu setelah itu baru kita bisa mulai.”

Evardo Ye juga tahu dirinya tidak seharusnya se buru-buru ini, walaupun dia sangat ingin mendengar Yolanda Duan bicara, dan sangking menginginkannya sampai rasanya mau gila, tapi...

Sejak anaknya telah tiada, mood Yolanda Duan semakin memburuk, waktu sekarang ini sungguh tidak memungkinkan untuknya melalukan operasi.

“Ya sudah, aku akan menyuruh orang di rumah sakit untuk mengurusnya dan sebisa mungkin untuk bisa bekerja sama dan menyusaikan semuanya dengan kalian.”

Louis menjawab ya lalu menutup telepon, melihat pemandangan di luar kaca mobil yang terlewati, dan tanpa sadar merasa Evardo Ye dan Yolanda Duan begitu kasian.

Keduanya sudah menjalani berbagai masalah dan cobaan, tapi di saat mereka benar-benar ingin bersama, malah tertimpa masalah seperti ini.

Operasi mata sudah penuh dengan banyak variabel, bahkan dia tidak berani menjamin 100% kalau ini tidak akan ada bahaya, karena kalau ada sedikit saja perbedaan itu bisa menyebabkan ada bahaya yang tanpa akhir.

Ini juga keputusan yang telah dia buat dengan Evardo Ye dari awal, penggunaan anestesi pada awalnya memang bisa berdampak pada janin, resiko selama operasi juga tidak pasti, dan tidak ada yang mampu memastikan segala keadaannya.

Evardo Ye menutup telepon, lalu bersender pada dinding yang ada di belakangnya, melihat ke atas atap langit, pikirannya perlahan mulai kosong.

Dan dia tidak tahu Yolanda Duan sejak kapan bangkit dari atas ranjang, ya lagi pula, dia adalah seorang prajurit khusus, menahan rasa sakit yang kuat baginya sudah biasa, tetapi tubuhnya baru-baru ini terlalu lemah, dan ketika dia sambil menggertakkan giginya berjalan ke pintu, dia sudah merasa lemah dan tak bertenaga.

Saat Yolanda Duan jatuh dia melihat Evardo Ye yang bersandar di dinding, dia sangat ingin keluar dan memeluknya, tetapi dia tidak punya tenaga untuk membuka pintu di depannya.

...

Bianca Ye kembali ke rumah Ye dalam keadaan kumel, lengannya lecet dan berdarah, dan area yang berdarah di sekitarnya sudah mengering, semua itu dia dapatkan ketika beberapa jam yang lalu berjalan di jalan besar dan terserempet oleh motor yang sedang melaju kencang.

Sikap pengendara itu sangat buruk, seandainya segalanya terjadi di masa lalu, dia pasti tidak akan membiarkan orang itu bisa berjalan baik.

Tapi hari ini dia sama sekali tidak ada mood untuk melakukan itu, tidak tahu mengapa, setiap dia memikirkan Justin Nan, matanya pasti akan sangat terasa perih.

Menolak adalah pilihannya sendiri, tapi sekarang dia mengapa memiliki perasaan yang aneh ini, perasaan seperti kalau Justin Nanlah yang telah menolaknya.

Malam hari dia berjalan tanpa tujuan jalan, dan tanpa sadar berjalan seperti ini di sepanjang malam, sampai saat dia,tertabrak tadi, dia baru seperti baru bangun dari mimpi dan berjalan pulang ke rumah.

Bianca Ye merasa sedikit aneh, di jalan yang panjang ini, dia bisa tidak merasa lelah, dia hanya merasa patah hati dan susah bernapas. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi padanya saat ini.

Mungkin ini sebuah rasa bersalah, karena telah menyakiti perasaan seseorang yang sangat mencintainya, dan bagi siapapun ini pasti akan terasa menyedihkan, Bianca Ye kemudian dengan yakin akan pemikirannya ini mengangguk pada dirinya sendiri.

Lalu diam-diam memberi tahu dirinya sendiri: Iya, dia hanya merasa bersalah dengannya, dan bukan karena dia juga menyukainya!

Menyukainya!

Dalam otaknya tiba-tiba muncul kata ini, Bianca Ye seketika terdiam.

Salah salah. Bagaimana bisa ada kaitannya dengan kata itu, Bianca Ye tersadar, dengan kuat menggelengkan kepalanya, ingin membuang pikirannya ini jauh-jauh dari dalam otaknya.

“Bianca?” Christy Mu membuka pintu, melihat Bianca Ye sedang menggelengkan kepalanya dengan begitu keras, seketika tidak mengerti dengan semua yang terjadi.

“Kamu kerasukan ya? Cepat masuk!”

Setelah masuk, baru menyadari mentalnya yang tidak normal, rambutnya yang berantakan, dan badannya yang lecet, semakin terkejut, “Kamu kenapa, ada yang membullymu ya?”

Bianca Ye melembaikan tangan melepaskan diri dari Christy Mu, “Aku tidak apa-apa, biarkan aku sendiri dulu.”

Setelah itu, dengan terhuyung-huyung naik ke atas tangga, menyisakan Christy Mu termenung sendiri, bukannya cuma pergi ke acara pesta, kenapa bisa pulang dalam keadaan seperti ini?

Christy Mu yang tidak mengerti dengan semua ini, akhirnya hanya bisa menelepon Yunardi Mu.

“Halo? Bibi?”

Christy Mu mendengar suara tenang Yunardi Mu di telepon, semakin bingung, “Apa yang terjadi pada kalian tadi malam? Bianca kenapa sekarang baru pulang, dan masih membawa luka pulang juga!”

“Apa yang kamu katakan? Bukankah Bianca sudah pulang dari tadi?”

Suara dari Yunardi Mu sana begitu berisik, membuat Christy Mu mengernyitkan dahi, setelah lewat beberapa menit. Suara berisiknya disana sudah tidak terdengar lagi.

Christy Mu menahan emosinya, “Apa yang kamu katakan sebenarnya?”

“Aku tadi bilang kalau Bianca sudah pulang dari awal!”

“Nah dia kenapa...” Dalam pikiran Christy Mu muncul tebakan yang begitu mengerikan, dan menyebabkan kata-katanya ini terhenti.

Yunardi Mu mendengar Christy Mu yang tidak bersuara juga, tahu kalau dia pasti berpikir yang tidak-tidak, lalu dengan cepat menjelaskan, “Tidak mungkin tidak mungkin, Bianca sepintar itu...”

Christy Mu dengan teliti mengingat kembali saat dia melihat penampilan Bianca Ye tadi, kecuali ekspresinya yang terlihat sedikit tertekan, dia tidak melihat tanda-tanda dia dipermainkan laki-laki, dan dia perlahan mulai merasa lega lagi.

“Jadi apa yang terjadi pada kalian sebenarnya? Kenapa membiarkan Bianca sesedih itu, aku merasa kalau dia sangat aneh, aku sangat mengkhawatirkan keadaannya!” Seluruh tubuhnya terlihat tak bernyawa, dan seperti kehilangan roh.

“Kamu bilang dia sedih?” Siapa yang tahu kalau Yunardi Mu malah tidak menjawab dan balik bertanya, nada suaranya terdengar sedikit kegembiraan.

“Kenapa? Dia sedih kamu jadi senang gitu?” Christy Mu mengernyitkan dahi, walaupun perasaan persaudaraan mereka berdua begitu baik, tapi juga tidak seharusnya dia begitu! Dasar jahat!

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu