Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 196 Akhirnya Melihat Wajahnya (1)

Ericko menatapinya dengan diam, sebenarnya dia lebih ingin berada disini, namun Evan tentu saja tidak akan membiarkannya begitu saja.

"Ayo pergi, direktur Ericko." Evan menunjukkan gerakan silakan.

Ericko meskipun tidak ikhlas, dia juga hanya bisa tahan saja, dan berkata kepada Christy, "Kamu istirahat baik-baik saja dulu, aku akan meneleponmu besok."

"Oh, baik." kata Christy sambil tersenyum.

Setelah mereka berdua keluar dan menutup pintu, barulah Christy bergegas belari kedalam toilet dan melihat dagunya sudah mengerut, dia menariknya dan terasa sakit.

Untung saja diingatkan oleh Evan, jika tidak besok memang tidak bisa bertemu dengan orang.

Setelah membersihkan dandanannya dengan teliti dan melepaskan topengnya, barulah Christy kembali terbaring diatas kasur, sungguh lelah melewati kehidupan menggunakan topeng terus, namun semua orang didunia ini menggenakan topeng.

........

Ketika bertemu dengan Evan untuk hari esoknya, Evan menatapinya dengan tatapan aneh, seolah ada sesuatu yang terbongkar olehnya.

"Apa yang sebenarnya kamu ketawakan?" Christy meletakkan sumpit diatas tangannya dan bertanya.

Senyuman Evan semakin ceria, "Tidak disangka, nyanyian kamu begitu jelek."

wajah Christy langsung berubah merah, "Itu, tidak ada orang yang sempurna, aku sudah begitu cantik sudah cukup, aku tidak pergi menjadi artis, jika terlalu merdu juga tidaklah berguna."

Evan menundukkan kepalanya dan tertawa, ini adalah orang pertama yang ditemuinya memuji dirinya sendiri seperti begini.

"Kemarin makan hotpot terlalu senang, aku lupa menanyaimu." Christy terlihat siaga dan melihat sekeliling, jam saat ini sudah tidak banyak orang didalam restoran buffet seperti begini, dia berbisik, "Sore nanti aku akan pergi ke kediaman Ye, apa saja yang harus dicari didaerah ruang kerja? aku tidak berpengalaman dibidang ini."

Evan berhenti untuk tertawa, dia berkata dengan serius, "Rak buku, setiap buku mungkin saja adalah sebuah petunjuk penting."

"Namun aku sudah melihat semua buku, namun aku tidak menemukan kejanggalan."

"Mungkin saja bukanlah buku, melainkan diatas buku atau dibawah buku, kamu harus mencarinya dengan teliti, lihat apakah ada tempat yang menonjol atau yang sedikit masuk kedalam." setelah terhenti sejenak, Evan melanjutkan, "Tentu saja, selain rak buku juga ada barang lainnya, pot bunga, tempat pen dan lain sebagainya, barang yang bisa berputar semuanya kamu putarkan sekali saja."

Christy tiba-tiba teringat, "Begini saja, jika aku sudah mencari semua tempat ini dan tidak menemukannya, aku akan meneleponmu panggilan video, kamu ajari aku dari jauh, bagaimana?"

"Eh, tiba-tiba menjadi pintar?" Mata Evan bersinar, dia ternyata lupa dengan cara ini."

Christy tersenyum masam, dia juga terpikiran waktu itu bertelepon dengan lelaki bermasker silber.

........

Perusahaan Star Ye.

Ericko masih sedang melihat berbagai data mengenai projek taman mainan, dia menyadari ada kejanggalan, dan ketika dia akan menelepon Christy, dia terhenti.

Oh iya, ketika Christy baru saja ke kota A, setiap kali rapat dia terus saja mengatakan Alvin saja yang memutuskan, dia hanya datang untuk mengawasi saja, sebenarnya dia adalah Edelyn palsu, sebenarnya dia tidak mempunyai hak untuk memutuskan, Ericko malah bodohnya mempercayai alasannya.

Dan asalkan perusahaan keluarga yang besar seperti begini, pastilah anak-anaknya memperebutkan keuntungannya sendiri, Evan datang ke kota A dan mengurusi projectnya, dia sama sekali tidak berkata apa-apa, malahan dia sangat senang dan terlihat seperti terbebas, Ericko juga percaya.

Benar-benar orang yang mengalaminya bingung, dan orang diluar sana melihatnya dengan jelas, sekarang dia melihat masalah ini out of the box, dia sudah merasa aneh dari awal, namun dia baru menyadari faktanya setelah 3 bulan kemudian, bahkan itu karena sebuah kesempatan yang kebetulan.

benar-benar bodoh!

Ericko menghempaskan nafasnya, dia menelepon Evan.

"Direktur Evan, apa kabar, aku baru saja melihat ada kejanggalan dilaporan didalam sini,apakah kita akan berbincang tatap muka atau lewat internet?"

Evan sekali mendengar perkataannya, dia segera menghentikan pekerjaan ditangannya, dan mengelus keningnya dan berkata, "Bermasalah lagi? Yang mana? Aku lihat data di intrernet."

"Data di rancangan pembangunan dasar roller coaster berbeda dengan data sebenarnya dibangun."

"sebentar aku lihat dulu....." Evan bergegas mengerakkan mousenya dan menemukan tempat yang dikatakan oleh Ericko, setelah melihat sejenak, dia juga menemukan masalahnya, "Lebar 0.2 meter daripada yang berada dirancangan."

"Iya, panjangnya juga lebih panjang."

"Orang-orang ini sungguh tidak teliti." Evan mengeluh, kebetulan Christy kemari dan berada disamping pintu suaranya merdu, "Kakak, kamu ingin makan apa siang ini, aku bawakan untukmu."

"Terserah." Evan menatapi layar komputernya, dia tidak ingin makan.

"Ok, kalau begitu aku akan memutuskannya sendiri, kamu bekerjalah dengan baik." seusai berkata, Christy pergi meninggalkannya.

Ericko yang berada disini mendengarnya dan merasa geli, istrinya begitu perhatian terhadap lelaki lain, bagaimana mungkin dia bisa merasa enak?

Setelah menahannya dan menyelesaikan diskusi pekerjaan bersama dengan Evan, sebuah telp langsung dilontarkan kepada Christy.

"Dimana kamu?" Ericko langsung bertanya.

"Sudah hampir jam makan, aku pergi makan." Christy menjawabnya dengan jujur, dia tidak tahu tadi yang sedang menelepon bersama Evan adalah Ericko.

"Kalau begitu apakah ingin makan ke perusahaan kami?"

"Tidak mau, aku tidak mau dilihat-lihat oleh karyawan kalian."

Nada bicara Evan terlihat mengeluh dan mencoba, "Siang ini pekerjaanku terlalu banyak, aku tidak bisa menemanimu makan, bagaimana jika kamu datang menemaniku?"

Christy tersenyum, "Ericko, malam ini kita akan bertemu, aku tidak pergi siang ini, aku masih harus membelikan makan untuk Evan."

"Duh....." Ericko menghempaskan nafas panjang, "Sepertinya kedudukanku dihatimu masih jauh dibandingkan dengan kakakmu."

"Tentu saja, aku sudah mengenal Evan berapa lama dan mengenalmu berapa lama? Sudahlah, aku sudah sampai direstoran, aku tidak mengobrol lagi."

"Baiklah, setelah pulang kerja barulah telepon aku."

Setelah mengakhiri panggilan, Ericko termenung diatas kursi, harus bagaimana barulah dia akan menyukai dirinya sendiri?

Akhirnya sudah sampai jam pulang kerja, Ericko bergegas turun tangga, seluruh rasa tidak enaknya hilang.

"Halo, kamu ada dimana?" Sambil naik lift, Ericko sambil menelepon Christy.

"Aku sedang beres-beres dihotel, kamu kemarilah."

"Jika kopernya terlalu berat, kamu juga tidak perlu membereskannya lagi, aku akan datang membantumu." kata Ericko dengan sayang ketika mendengar nafas Christy yang terengah-engah.

"Mana ada koper yang berat? hanya ada beberapa baju saja." Christy menyimpan pakaian dan perlengkapan cuci menyuci, sisanya untuk sementara tidak perlu dan ditaruh dikamar, ketika Evan mengembalikan kamr dan barulah pindah ke apartemen.

Namun, ini memang tidak ada banyak barang, selain baju yaitu sepatu.

Ketika mobil melewati sebuah toko kue, Ericko menyuruh supir berhenti.

Didalam sana terlihat banyak kue yang enak, Ericko hanya tahu Christy suka makanan dessert, namun dia juga tidak tahu pasti rasa yang dia suka.

"Tuan, apa yang Anda butuh pesan?"

Ericko kesulitan memilih, dia takut membeli rasa yang tidak disukai oleh Christy, dia lalu memilih-milih 5 kue yang kecil dan terlihat cantik, "bungkus ini semua."

"Baik, tunggu sebentar." sales kaget dan langsung pergi membungkusnya.

Setlah mobilnya tiba di hotel, Christy sedang menunggu dibawah hotel disamping kakinya adalah sebuah koper kecil.

Ericko turun dari mobil, "Mengapa kamu mengeluarkannya sendiri? Bukankah aku bilang aku bantu kamu diatas sana?"

"Didalam sini semuanya adalah baju, tidak berat." kata Christy sambil tersenyum.

Ericko mengambil koper dan akan memasukkannya kedalam bagasi.

"Wah, kamu membeli kue untukku?" Suara Christy yang senang terdengar.

Ericko tersenyum lembut, dia menarik pintu mobil dan masuk kedalam, "Aku tidak tahu apa yang kamu suka, jadi aku membelinya semuanya."

Christy membukany adan terlihat senang bagaikan seorang anak kecil yang berhasil merebut permen, "Semuanya suka, terima kasih." Seusai berkata, dia langsung mencobanya, rasa manisnya membuat Christy sangatlah puas.

"Jika kamu suka, akan aku beli untukmu tiap hari."

"Jangan beli tiap hari." Sambil makan, Christy sambil mencegatnya, "Jika beli tiap hari, aku akan kegendutan."

Ericko melihat cream yang berada dipinggir mulutnya, dia lalu mengulurkan tangan dan menghapuskan untuknya dan memasukkannya kedalam mulutnya sendiri, memang enak sekali.

"Tidak-apa-apa, sedikit gendut maka lebih nyaman dipeluk."

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu