Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 237 Berangkat, Mencari Christy Mu (1)

“Hei, sebelumnya jelas-jelas kamu adalah orang yang mengambil keuntungan dalam kesempitan. Kalau kau memang mampu, ayo! Kita duel pribadi! Kalau aku tidak merontokkanmu hari ini, jangan panggil aku Javier Mu!”

“Baiklah, ayo!” Ericko Ye tidak mengalah.

Javier Mu berujar, “Ayo sini, siapa takut!!!”

Mereka semakin terprovokasi semakin marah. Sambil berdebat, kedua orang itu menggulung lengan baju dan bersiap untuk memukul di kantor. Tiba-tiba, suara ‘PRAANG!’ terdengar. Kedua orang itu beriringan menoleh untuk melihat. Lisa Xiao duduk dengan santai diatas kursi dan dengan raut wajah merendahkan balas menatap mereka dan menertawainya. Sebuah gelas kaca yang sudah pecah berkeping-keping di lantai terletak di sebelah kakinya.

Melihat kedua orang itu diam, ujung bibir Lisa Xiao pun mengulum senyum. Ia menyunggingkan bibirnya dan dengan santai berkata, “Ayo pukul, aku akan menjadi wasit utuk kalian. Siapa yang menang akan mentraktir makan. Tapi cepat sedikit, aku akan segera mati kelaparan. Cepat!”

Tanpa berjanjian, Javier Mu dan Ericko Ye saling bertatapan dan dengan pundak dingin saling melepaskan. Mereka bisa mendengar sindiran keras yang kental dalam ucapan Lisa Xiao.

“Loh, tidak jadi berkelahi? Aku masih menunggu pertunjukan dan pertunjukan ini bagus sekali!” Lisa Xiao menyilangkan salah satu kakinya kemudian kembali tertawa menyindir, “Sudah umur berapa? Kalian sudah umur berapa? Usia kalian berdua jika dijumlahkan sudah lebih dari 60 tahun lebih, bukan? Menurut kalian ini kekanak-kanakkan tidak? Saat kalian saling pukul, kebetulan aku bisa merekam dengan ponselku untuk nanti kuperlihatkan kepada Christy. Biarkan ia melihat dengan jelas bahwa saat nyawanya dan anaknya sedang dalam ancaman, bahkan bisa mati kapan saja, kedua orang paling penting dalam hidupnya sedang melakukan apa.”

Sepenggal kata-kata Lisa Xiao tepat menghantam dan menaklukkan kedua harimau tua itu untuk langsung diam. Mereka dengan patuh kembali ke posisi masing-masing dan berubah menjadi kelinci peliharaan.

Namun Lisa Xiao masih tidak melepaskan mereka, “Yakin tidak mau berkelahi? Benar-benar membuang perasaanku dengan percuma. Kalau memang tidak mau berkelahi, lebih baik kita diskusi bagaimana menolong Christy. Hanya saja aku sangat ingin bertanya padamu, Ericko. Pagi tadi aku bertanya padamu apakah kamu membutuhkan pertolongan atau tidak dan kamu bilang tidak butuh. Kalau sekarang?”

Raut wajah Ericko Ye berubah dingin dan berujar, “Lisa, alasan kenapa aku tidak ingin bantuanmu adalah karena aku tidak ingin kamu tahu bahwa Christy adalah Edelyn. Ia terus-menerus khawatir kamu akan memutuskan hubungan dengannya dan tidak lagi menganggapnya sebagai teman kalau kamu sampai tahu. Itu sebabnya aku berpikir untuk menunggunya kembali jadi ia bisa menjelaskan sendiri padamu. Karena sekarang kamu sudah tahu semuanya, tentu saja aku harap kalian dapat membantuku. Christy bukan hanya temanmu saja,” Pria itu melihat Javier Mu dan berujar dengan makna tersembunyi, “Tapi ia juga adikmu.”

Hampir sama seperti Javier Mu yang ditolong oleh Lisa Xiao, hubungan diantara kedua orang ini tidak seperti umumnya. Lihat saja Javier Mu yang juga sudah tahu, padahal ia adalah tipe orang yang begitu ragu-ragu dalam bertindak namun tunduk dan patuh pada perkataan wanita itu. Lagipula dengan berujar seperti ini, Ericko Ye bermaksud menonjolkan kebaikan Lisa Xiao. Orang yang bisa menaklukkan Javier Mu sepertinya hanyalah wanita legenda seperti Lisa Xiao ini.

Seperti dugaan, Lisa Xiao hanya tersenyum dan tidak mengelak. Javier Mu juga tidak menyangkal. Pada dasarnya ia memang ingin menghampiri Lisa Xiao. Christy Mu juga tentu saja merupakan adiknya.

“Berdasarkan apa yang kamu katakan barusan, berarti Christy sekarang ada di daerah sekitar pegunungan Hokkian?” tanya Javier Mu dengan serius.

Ericko Ye mengangguk, “Ya. Petunjuk terakhir dari gambar harta karun adalah ke arah Hokkian. Kalau tidak ada hal lain yang diluar dugaan, mereka pasti ada disana.”

“Itu adalah pegunungan dengan medan berat, bukan perkara yang mudah untuk mencari beberapa orang.” Kekhawatiran memenuhi hati dan mata Javier Mu, “Tapi, mereka pasti masih harus mencari tempat menginap dan harus mencari tempat makan. Asalkan ada jejak yang tertinggal, kita kerahkan banyak orang untuk menelesuri. Mungkin bisa mendapatkan beberapa petunjuk.”

Ericko Ye menautkan alisnya, “Aku juga berpikir seperti itu. Aku sudah hampir mengerahkan semua orang-rangku tapi daerah gunungya terlalu banyak. Sungguh membuang tenaga sia-sia.”

“Apakah kamu pernah bertemu dengan atasannya?” tanya Javier Mu.

“Pernah. Tapi ia mengenakan topeng sehingga wajahnya tidak terlihat. Aku juga tidak tahu namanya. Entah kenapa sedikit informasi pun tidak ada. Sekarang hanya bisa menunggu Evan sadar baru kita bisa tahu latar belakang orang itu yang sesungguhnya.”

“Pakai topeng?” Javier Mu tenggelam dalam pikirannya. Diantara orang-orang yang ditemuinya sepertinya tidak ada yang memakai topeng apapun. Kenyataan ini agak sedikit aneh.

Saat ketiga orang itu sedang berbincang, ponsel Ericko Ye pun berdering. Ternyata Brian Zhang yang meneleponnya. Kelopak matanya terangkat dan firasat buruk pun menjalarinya.

Ericko Ye mengangkat teleponnya.

“Bos, Evan kabur.”

Ericko Ye langsung bangkit berdiri dari kursinya, “Bagaimana bisa kabur? Bukankah ia masih dalam keadaan koma?”

Brian Zhang langsung menjelaskan, “Baru saja saudara di rumah sakit memberi kabar. Setengah jam yang lalu, Evan dibawa pergi untuk melakukan pemeriksaan. Mereka berjaga di depan pintu tapi saat pasien itu keluar, ternyata orangnya sudah diganti.”

“Dasar sampah!” Ericko Ye memaki dengan marah. Kalau bukan karena ada Javier Mu disana, mungkin ia akan memaki lebih kasar lagi. Ericko Ye menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan kondisi hatinya dan bertanya, “Harvin?”

“I... Ia juga menghilang. Sekarang sedang dicari.” Brian Zhang menjawab dengan terbata-bata.

Kemarahan Ericko Ye memuncak sampai hampir saja ia muntah darah. Baru saja satu menit yang lalu ia berkata akan menunggu Evan Chu sadar, menit berikutnya pria itu malah menghilang. Artinya chip satu-satunya yang ada dalam genggaman pun hilang. Itu berarti, keinginan terakhir untuk bernegoisasi dengan orang yang memakai topeng juga sama sekali tidak lagi mungkin.

Harvin Chu memilih hari ini untuk menyeimbangkan skor dengannya juga pasti karena ia telah merencanakan semua hal dengan baik. Rubah tua itu masih saja tidak percaya dirinya akan melepaskan Evan Chu, jadi lebih baik ia membawa putranya kabur.

“Cepat cari! Jalan tol, bandara, tempat parkir, stasiun, setiap akses yang menggunakan kartu tidak boleh luput.” Ericko Ye menggeram pada Brian Zhang.

“Baik, aku akan segera mengaturnya. Tapi bos, orang-orang kita sekarang tidak banyak...” ujar Brian Zhang dengan sangat berhati-hati. 80% bawahan yang mereka miliki sudah pergi ke pelosok gunung dan hutan belantara. Yang tersisa di tangan Brian Zhang sekarang hanya belasan orang.

Ericko Ye menenangkan hatinya dan tanpa daya berujar, “Tunggu sebentar.” Ia lalu menoleh pada Javier Mu, “Pinjamkan beberapa orang padaku. Evan kabur dan jumlah orangku tidak cukup...”

“Tidak masalah.” Javier Mu langsung bangkit berdiri begitu menyetujui, “Kirimkan foto Evan dan Harvin kepadaku. Orang-orangku pergi ke bandara dan stasiun, orang-orangmu pergi ke jalan raya dan jalan tol. Oh ya, jangan lupa masih ada pelabuhan. Masalah Christy kita bicarakan lagi nanti.”

“Baiklah.” Ericko Ye paham akan kekuatan Javier Mu. Ia dapat dengan tenang menyerahkan masalah pada pria itu.

Javier Mu lalu menggandeng Lisa Xiao berjalan keluar. Kedua orang itu bergerak secara terpisah.

...

Setelah selesai mengatur semuanya dengan baik, Javier Mu menoleh pada Lisa Xiao, “Bukankah kamu sangat lapar? Aku akan mengajakmu makan.”

Lisa Xiao bergelayut di salah satu lengan pria itu dan berujar lemah, “Tidak terlalu, masih bisa ditahan. Masalah Christy lebih penting.”

Javier Mu mencubit hidung kecil wanita itu, “Kamu juga sangat penting. Ayo, kita pergi makan.”

Hati Lisa Xiao terasa hangat seketika. Walau bagaimanapun pria ini mengkhawatirkan adiknya, tapi ia masih tetap memikirkan cara untuk menjaganya. Bagaimana mungkin Lisa Xiao tidak merasa tersentuh?

Di dekat situ ada sebuah rumah makan yang menjual mi. Lisa Xiao tahu Javier Mu suka makan mi saus kacang sehingga ia menarik pria itu masuk dan duduk di dalam. Ia memesan dua mangkuk besar mi saus kacang walaupun ia sendiri sebenarnya tidak terlalu menyukai makanan semacam ini.

“Aku ingat ada satu kali dimana Christy khusus belajar memasak mi saus kacang demi aku. Sejujurnya, rasanya benar-benar biasa tapi aku masih bilang sangat enak. Ia adalah seorang gadis yang sangat sederhana, membuatnya bahagia adalah hal yang mudah. Kita hanya perlu menyemangati dan memujinya saja, maka si tengil kecil itu pun akan bahagia seharian...” Javier Mu berujar ringan.

Lisa Xiao bisa melihat sosok Javier Mu yang sangat khawatir dan ia mengerti. Christy Mu adalah satu-satunya keluarga kandung yang Javier Mu miliki di dunia ini. Lisa Xiao mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan pria yang diletakkan diatas meja itu, tatapannya penuh dengan kelembutan, “Jangan khawatir, ia pasti baik-baik saja.”

Javier Mu menggenggam balik tangan wanita yang kurus lentik itu dan berujar, “Sekarang hanya bisa berdoa seperti itu.”

Banyak jalan yang sudah dijelajahi orang-orang namun tetap saja tidak ada jejak keberadaan Evan Chu maupun Harvin Chu walaupun hari sudah semakin larut. Ericko Ye benar-benar ingin langsung menyerang ke Hongkong untuk bertanya yang sejelas-jelasnya, namun ia dikritik tajam oleh beberapa kalimat Javier Mu dan mengurungkan niatnya kembali.

“Kalau kamu tidak mau mati, jangan pergi ke Hongkong. Harvin itu orang seperti apa? Sudah bagus ia bisa memberikanmu taman hiburan ini. Kalau kamu pergi ke daerah kekuasaannya, tunggu saja kematianmu.”

“Kalau begitu, bagaimana mengatasinya?” Ericko Ye merasa gelisah dan putus asa.

“Lebih baik mencari Christy dulu, perkara ini jauh lebih genting. Besok aku akan bawa orang untuk berangkat bersamamu.”

Javier Mu sibuk semalaman. Ia menatap Lisa Xiao yang sedari tadi sudah tidur diatas sofa. Ia menghampirinya, membopongnya, dan membawanya pulang ke apartemen di tengah kota.

Sebenarnya Javier Mu tidak ingin Lisa Xiao pergi. Ia tidak bisa menjamin apa yang akan mereka temui di dalam perjalanan atau akan ada bahaya seperti apa. Ia tidak bisa membiarkan wanita itu berada dalam bahaya. Tapi semua alasannya tidak berarti di hadapan Lisa Xiao.

“Saat aku sudah keluar mengelilingi dunia, sepertinya kamu masih di bangku universitas. Sudahlah, aku bisa menjaga diriku sendiri.” Lisa Xiao menepuk-nepuk pundak pria itu layaknya teman, “Lagipula, meninggalkanku seorang diri di Kota A hanya membuatku lebih khawatir dan takut. Lebih baik kamu ijinkan aku pergi bersamamu. Insting bertahan hidupku di dunia luar luar biasa hebat, mungkin malah bisa jadi aku bisa membantu.”

“Tapi...”

Sebelum kata-kata Javier Mu selesai terucap, Lisa Xiao sudah menggunakan jemarinya untuk menghentikannya. Ia menggeleng ringan dan berujar, “Sudah kuputuskan. Kamu tidak bisa membantah.”

Tatapan Javier Mu penuh dengan rasa kasih dan ketidakberdayaan. Akhirnya ia menarik wanita itu dan merangkulnya dalam pelukannya, “Lisa, aku akan menjagamu.”

“Tentu saja. Aku adalah wanitamu. Kalau bukan kamu yang menjagaku lalu siapa lagi?”

Saat berkumpul di bandara, Ericko Ye melihat Lisa Xiao yang ikut ternyata datang lebih dulu. Ia tidak mengatakan apa-apa dan hanya mengelus-elus hidungnya. Ya, dalam situasi seperti ini, lebih baik ia tidak memprovokasi wanita ini.

Setelah pesawat lepas landas, ketiga orang ini berkumpul bersama dan membahas lebih baik turun tangan mulai darimana.

Llisa Xiao mengutarakan sarannya, “Begini saja. Sesampainya di lokasi, kita hubungi dulu pihak kepolisian setempat. Bilang saja Christy dan anaknya hilang, minta mereka bantu mencarikan petunjuk jejak kemunculan mereka. Sistem mereka sangat lengkap dan mereka sangat mengenali medannya, mungkin mereka bisa membantu.”

Javier Mu setuju dan mengangguk, “Masuk akal. Walaupun kita menambah 50 orang banyaknya, tanpa tujuan akhir, maka sama saja seperti capung yang terbang sembarangan. Mungkin pihak kepolisian benar-benar dapat membantu.”

“Tapi, kita tidak memiliki koneksi dengan siapapun di Provinsi F maupun di kota sekitarnya.” ujar Ericko Ye dengan ragu.

Javier Mu terdiam.

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu