Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 209 Apa Yang Kita Tukarkan Untuk Bisa Menyelamatkan Anak Kita (2)

Lagi pula, dia tidak percaya kalau dia tidak akan menghindar.

Dengan itu, pisau Christy Mu kembali terangkat.

Pengurus rumah Wang dan Brian Zhang yang berdiri di depan pintu hanya bisa menahan perasaan deg degannya, Brian Zhang rasanya ingin segera masuk ke dalam dan merebut pisau dari tangannya, tapi di bawah perintah Ericko Ye, dia tidak berani melanggarnya.

Dan hanya dalam sekejap, pisau tajam itu menghunus ke dalam dada Ericko Ye, “cret” darah segar mengucur dari dalam dadanya.

Christy Mu mematung, “Kenapa tidak menghindar? Ericko, kamu kenapa tidak menghindar?”

Ericko Ye menutupi dadanya, bibirnya tersenyum, “Kamu bukannya juga tidak tega membunuhku kan?”

Pisau Christy Mu memang telah terhunus, tapi agak kesamping, dan masuk ke arah dada kanannya tidak tepat di jantungnya.

“Dasar kamu gila.” Christy Mu menarik pisaunya, berteriak dan mencari kain untuk menutup darah yang mengucur.

Ericko Ye tersenyum tipis melihatnya yang berantakan dan panik, bertanya padanya, “Kamu akhirnya mau memberiku kesempatan kan?”

“Kamu bisa diam tidak?” Christy Mu emosi dan membentaknya, karena setiap dia bicara, darah itu akan terus mengucur begitu deras.

“Kamu kalau masih kukuh untuk pergi meninggalkanku, lalu apa gunanya aku hidup, aku lebih baik mati seperti ini di tanganmu langsung, juga setidaknya bisa membuatmu senang karena harapanmu telah terkabul.”

Christy Mu sunguh ingin membunuh laki laki keras kepala ini, sudah seperti ini dia masih bicara seperti itu, “Ericko, kamu menyuruhku untuk tetap tinggal, ya lihat dulu kamu masih hidup atau tidak, kalau kamu mati, ya pas, aku akan segera mencari laki laki yang tampan dan kaya lalu menikahinya, dan anakmu akan memanggil laki laki itu dengan sebutan ayah.”

Ancamannya itu akhirnya berhasil, Ericko Ye langsung berang dan berteriak, “Mimpi saja kamu. Brian, Brian, cepat panggil dokter Han datang.”

Brian Zhang yang berdiri di depan pintu berteriak, “Segera, dokter Han akan segera tiba, tuan kamu tahan dulu ya.”

Suasana begitu mencekam, tapi Christy Mu tiba tiba ingin tertawa, akhirnya dia tidak bisa menahannya, “Hahaha” tertawa besar, membuat ketiga laki laki disana terkejut melihatnya, tidak mengerti apa yang sedang ditertawakannya.

“Aku sudah seperti ini, kamu masih tertawa?” Tanya Ericko Ye dengan polos.

Tawa yang baru berhenti terdengar lagi, setelah dengan tidak mudah tertawa, Christy Mu menyeka air matanya karena tertawa, berkata pada Ericko Ye, “Semua ini kamu yang mencarinya, aku kenapa tidak boleh tertawa?”

“Kamu...”

“Tuan, sudah jangan bicara,” Pengurus rumah Wang segera membujuknya, dengan wajah panik, “Semakin banyak bicara, darahnya akan semakin banyak keluar, tuan kamu sunguh tidak mau hidup lagi ya.” Setelah mengatakan itu, pengurus rumah Wang berbalik melihat Christy Mu dan membujuknya, walaupun dia dengan wajah Edelyn Chu ini merasa agak canggung, tapi demi tuannya, dia harus mengatakannya, “Ny..nyonya, kamu berbaik hati sedikit lah, jangan berkelahi dengan tuan lagi, setelah tubuh tuan membaik terserah kamu nanti mau berkelahi bagaimana, sekarang jangan dulu ya?”

Christy Mu meregangkan bahunya, menutup mulutnya.

Dia adalah orang yang memegang omongannya, setelah pisau itu terhunus dendam di antara keduanya juga sudah berakhir, tapi mau dia mencintainya? Dia rasa itu akan sangat sulit, sekarang dia hanya bisa memperlakukannya sebagai orang biasa, bahkan tidak bisa dianggap seorang teman.

Dokter Han tak lama tiba, karena setelah dia menerima telepon Brian Zhang yang mengatakan kalau Ericko Ye tertusuk pisau, dan tertusuk di bagian dada, luka yang begitu parah,dia takut kalau dia terlambat datang akan menghilangkan nyawa Ericko Ye.

“Oh tuhan, bagaimana bisa seperti ini,” dokter Han melihat Ericko Ye, dan kain di dadanya yang sudah basah dengan darah, bibirnya saat ini begitu pucat.

“Sudah jangan banyak tanya, cepat selamatkan dia.” Desak pengurus rumah Wang.

“Brian, cepat dorong tandu dari ruang kesehatan dan panggil dua orang lagi,” dokter Han memerintahnya,l dan bertanya pada Ericko Ye,“Bagaimana perasaanmu sekarang?”

“Sedikit pusing,” kata Ericko Ye lemah.

“Omong kosong, keluar banyak darah seperti ini bisa tidak pusing?” Dokter Han juga tidak memiliki temperamen yang baik, meskipun gaji yang diberikan Ericko Ye sangat masuk akal, tapi satu tahunan ini, dia benar-benar telah disiksa oleh bosnya.

Christy Mu berdiri di sampingnya dan menatapnya dengan tenang, perlahan timbul kekhawatiran dalam hatinya.

Brian Zhang mendorong tandu, dan dua laki laki besar lainnya menempatkan Ericko Ye dengan pelan ke tandu, sebelum mendorong keluar, Ericko Ye dengan lemah mengangkat tangannya dan mengulurkannya ke arah Christy Mu.

Tak lama, sebuah tangan kecil yang sedikit kotor memegang tangan besarnya, bersama dorongan tandu berjalan menuju ruang kesehatan.

Ericko Ye seperti bermimpi begitu panjang dan melelahkan, di dalam mimpinya dia berlari dari satu kamar ke kamar lainnya, ingin mencari seseorang dalam hatinya, tapi dia tidak berhasil menemukannya.

Akhirnya dia tidak bisa berlari lagi, saat berhenti, bayangan wanitanya muncul di suatu tempat yang tinggi, dan tanpa mengatakan apapun, terjun turun bebas ke bawah.

“Christy--” Ericko Ye berteriak kencang, dari atas ranjang langsung terduduk.

“Tuan, kamu sudah sadar.” Ujar Brian Zhang senang.

Brian Zhang saat ini baru tersadar, teringat pada waktu dia terluka, lalu bertanya pada Brian Zhang, “Christy, dia dimana?”

“Nyonya harusnya sudah tidur, sekarang sudah jam 10 malam.” Brian Zhang agak tidak berani menatap mata Ericko Ye.

Ericko Ye sedikit kecewa, dia kira dia akan bisa menjaganya hingga dia tersadar, sepertinya hanya dirinya saja yang berpikir jauh.

Brian Zhang tidak tahan melihat ekspresi tuannya, menambahkan bumbu di perkataannya, “Tuan, ketika kamu tidak sadar, nyonya selalu merawatmu di sini, dia sepertinya karena terlalu lelah jadi tadi baru pergi istirahat.”

Ericko Ye meliriknya dan berkata dengan jelas, “Jangan berbohong, dia bagaimana mungkin terus menjagaku?”

Brian Zhang menundukkan kepalanya dengan perasaan bersalah, pada kenyataannya Christy Mu hanya datang menemuinya sekali, dan setelah itu berkata padanya, “Kalau begitu kamu lihat dia di sini, aku pergi dulu.”

Kemudian, dia benar-benar pergi, dan Brian Zhang juga tidak enak memintanya untuk tetap tinggal.

“Sekarang baru jam 10, dia seharusnya belum tidur, Brian, papah aku, aku punya suatu hal yang harus ditanyakan padanya.” Kata Ericko Ye hendak bangun dari tempat tidur dan dipegang oleh Brian Zhang.

“Tuan, tolong jangan bergerak, aku yang akan memanggilkan nyonya untukmu.” Brian Zhang takut Ericko Ye akan menghentikannya, dan dia segera berlari setelah mengatakan itu.

Saat ini, Christy Mu memang belum tidur, dia baru saja melepas topengnya, dan memakai masker, saat ini sedang berbaring di ranjang dan memikirkan rencana kedepannya.

“Tok tok tok--”

Christy Mu dengan was was bangkit dari ranjang, dengan suara rendah bertanya, “Siapa?”

“Aku Brian, tuan sudah sadar, dan meminta kamu pergi menemuinya.” Ucap Brian Zhang dengan penuh hormat.

“Baiklah.” Christy Mu kebetulan juga ingin mencarinya dan membicarakan masalah ini, karena dendam telah hilang, jadi ini adalah saatnya mereka berdiskusi dengan baik mencari cara untuk menyelamatkan anak mereka.

Mencopot masker, memakai pelembab, Christy Mu membuka pintu terkejut, “Kamu kok belum pergi?”

Brian Zhang melihat wajah Christy Mu mematung lalu menundukan kepala, “Kalau nyonya tidak pergi, aku...tidak tahu harus bagaimana menyampaikannya pada tuan.”

Christy Mu menjawab “Oh” satu kata, teringat dengan temperamen Ericko Ye yang buruk, dia pasti akan memarahi Brian Zhang kalau itu benar terjadi.

Brian Zhang berjalan di belakang Christy Mu ekspresinya masih agak terkejut, ternyata dia benar-benar nyonyanya, meskipun saat itu tuannya telah mengatakan padanya, tetapi sebelum melihatnya dia masih tidak percaya, tapi sekarang, dia telah bisa percaya seratus persen.

Di pintu, Brian Zhang tidak masuk, dan menutup pintu dengan rapat

Ketika Ericko Ye mendengar langkah kaki, dia mendongak, wajah dalam mimpinya akhirnya muncul di depan mata, tetapi wajah itu terlihat sedikit dingin.

“Kamu sudah datang, duduklah.” Ericko Ye menepuk nepuk ranjang dan memberi isyarat padanya untuk datang, tetapi Christy Mu tidak mendengarkannya, berjalan lurus ke depan dan duduk di sofa.

Ericko Ye tersenyum pahit, sudahlah, dia sebaiknya harus memulai semuanya dengan perlahan.

“Apa yang kamu ingin bicarakan denganku?” Christy Mu jelas tahu tapi sengaja bertanya.

“Aku ingin tahu apa yang terjadi setelah kamu pergi, anak ada di tangan siapa, kamu harus menceritakan semuanya padaku, jadi aku bisa memiliki petunjuk untuk menemukan anak kita sesegera mungkin.”

Christy Mu menatapnya dingin, terdiam sesaat dan berkata, “Aku pertama kali dibawa dengan pesawat ke pulau tak berpenghuni di Samudera Pasifik, hanya ada satu wanita lokal yang merawatku, kemudian, ketika anak akan lahir, aku di bawa pergi ke rumah sakit, laki laki itu mengambil anak tiga hari setelah dia lahir.”

“Seperti apa penampilan laki laki itu?” Tanya Ericko Ye memotongnya.

Christy Mu berusaha mengingatnya dan berkata, “Aku tidak bisa melihat dengan jelas, dia menutupi wajahnya dengan topeng perak, tetapi dia masih sangat muda. Dia harusnya berusia sekitar tiga puluh tahun dan merupakan orang China.”

“Lalu tempat apa itu?”

Christy Mu menggelengkan kepalanya, “Aku tidak tahu, yang pasti di suatu pulau di Samudera Pasifik.”

Ericko Ye mengernyitkan dahi, pulau di Samudera Pasifik ada banyak, kalau mencari satu satu, maka tingkat kesulitan menemukannya akan sangat besar.

“Lalu?”

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu