Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 334 Kita Cuma Mau Bermain Saja (1)

Jolly Zhao sedikit banyaknya mengerti dengan sikap mantan pacarnya, walaupun dia tidak begitu bisa menghasilkan uang, tapi dia masih memiliki moral yang baik kalau dia tahu Jolly Zhao telah mengandung anaknya, dan membuat anaknya keguguran, dia pasti akan langsung datang mencarinya. Dan kalau sudah begitu semua yang telah dia lakukan ini akan berakhir sia-sia.

Evardo Ye yang mendengar kata-katanya ini, dalam hati mulai menaruh curiga, dia sedang teleponan dengan siapa? Apa maksudnya hanya mau bermain-main denganmu?

Kalau arti umumnya, maksud bermain-main itu adalah permainan di atas ranjang...

Tapi dia pernah menyuruh orang untuk mencari tahu latar belakang Jolly Zhao, dia selain mempunyai satu mantan pacar, selainnya tidak ada laki-laki lain lagi.

Mungkinkah dirinya yang telah berpikir lebih?

Masih dalam rasa curiga, pintu tiba-tiba terbuka dari dalam, Jolly Zhao melihatnya berdiri disana terkejut hingga wajahnya berubah menjadi pucat pasi.

“Kamu...ngapain berdiri disini?” Tanya Jolly Zhao dengan terbata-bata.

Evardo Ye menelisik ekspresinya, dengan datar berkata, “Aku mau membicarakan masalah kemarin.”

Jolly Zhao menenangkan diri, memikirkan kata-kata apa saja yang dia katakan saat teleponan tadi, dia sepertinya tidak membicarakan kata kunci yang penting, lalu diam-diam menarik nafas lega menjawab, “Mau membicarakannya dimana?”

“Kamu ini mau pergi kemana?”

“Oh, di kamar pengap sekali, aku mau keluar cari udara segar.”

Evardo Ye dengan wajah datar berkata, “Nah ya sudah besok saja baru dibicarakan.”

Jolly Zhao merubah sikapnya yang sebelumnya, “Kamu besok sekalian panggil pengacara datang, masalah ini kamu juga tidak ingin menundanya lagi kan, setelah negoisasi berjalan lancar langsung urus prosedur serah terimanya saja.”

Kecurigaan di hati Evardo Ye semakin besar, “Kamu kenapa tiba-tiba menjadi begitu tergesa-gesa?”

Jolly Zhao tersenyum dingin, “Aku sekarang sudah tidak mempunyai anak, jadi apakah harus aku memasang wajah tebal memilih terus tinggal di keluarga Ye? Kalian sepertinya dari awal sudah tidak menyukai aku, jadi aku untuk apa bersikeras tetap tinggal disini dan terus menghadapi wajah dingin kalian?”

“Baik, besok sore aku ada waktu, aku akan membawa pengacara datang.”

Evardo Ye berbalik badan turun dari lantai 3, Jolly Zhao bersender di dinding menenangkan jantungnya, karena sudah tidak ada anak untuk menekannya lagi, maka dia harus meminta kompensasi yang besar, dan semakin cepat semakin baik, karena kalau semakin di undur masalah ini akan semakin mudah terekspos, asalkan ada tanda tangan dan bukti dari pengacara, memindahkan saham dan uang ke tangannya, maka Evardo Ye juga tidak bisa macam-macam dengannya, karena dia layak mendapatkan semuanya.

Waktu makan malam, Ericko Ye dan Christy Mu kembali ke rumah, mood mereka semua begitu tidak baik.

“Ibu, ada apa?” Tanya Bianca Ye dengan khawatir.

Christy Mu menghela nafas, “Keadaan kakek Xiao tidak baik lagi, kalian besok kalau ada waktu pergilah kesana, besok bisa jadi hari terakhir melihatnya.”

“Yang waktu pengobatan di rumah sakit Militer itu bukannya sudah membaik?” Tanya Evardo Ye.

Mimik wajah Christy Mu sedih dan pasrah, “Orang sudah tua, obat hanyalah penyambung nyawanya untuk sementara waktu.”

Ericko Ye menepuk punggung tangannya, “Sudah sedih selama di perjalanan ya, setiap orang itu pasti memiliki hari seperti ini lah, coba kamu lihat berapa banyak kaisar dan jenderal di zaman kuno, dan berapa banyak selebriti yang semuanya pada akhirnya masih kembali ke dalam debu.”

“Ya namanya manusia kan punya perasaan,” Christy Mu duduk di depan meja makan tidak memiliki selera makan sedikitpun.

Ericko Ye mengalihkan topik, bertanya pada anak laki-lakinya yang juga terlihat begitu suram, “Kamu kenapa, wajah suram seperti itu.”

“Oh, tidak apa-apa.” Evardo Ye memainkan nasi di mangkuk, suaranya terdengar tak bertenaga.

“Yang seperti kamu ini masih di bilang tidak apa-apa?” Ericko Ye tentu saja tidak percaya.

Bianca Ye membantu kakaknya menjelaskan, “Kak Yolanda hari ini pergi.”

Ericko Ye termangu, “Lukanya sudah membaik?”

“Belum, tapi ada tugas penting yang mengharuskan dia pergi.”

Ericko Ye terdiam sesaat, “Di bandingkan dengannya, hidup kita sudah termasuk beruntung.”

Evardo Ye mendengar ini, dalam hati semakin tidak nyaman, meletakan sumpit, “Aku tidak ada selera makan.”

“Aku juga tidak ada selera makan,” Christy Mu ikut meletakan sumpit.

“Aku lihat kalian malam ini tidak enak hati dan tidak ada selera makan, nah kalau tidak...” Kata-katanya baru setengah, hpnya tiba-tiba berdering, telepon dari Javier Mu, dalam hati ada firasat tidak enak, Ericko Ye menerima teleponnya, “Halo, kak...baik, kami segera kesana.”

Menutup telepon, Ericko Ye dengan panik berkata, “Cepat pergi, orang tua itu hanya ada malam ini.”

Setelah kata-kata itu keluar, kaki Christy Mu langsung lemas, Ericko Ye langsung memapahnya, “Kamu yang kuat sedikit, karena nanti masih harus menghibur kakak ipar.”

Kedua mata Christy Mu langsung berair, “Aku tahu aku tahu...”

Satu keluarga pergi dengan mobil besar, Brian Zhang yang mengemudi, Evardo Ye duduk di sebelah kursi penumpang, Ericko Ye merangkul istrinya yang diam-diam menangis, di sebelahnya ada Bianca Ye yang kedua matanya sudah begitu merah.

Ericko Ye dan Christy Mu tidak mempunyai orang tua di atas mereka, jadi mereka menganggap orang tua keluarga Xiao adalah orang tua mereka sendiri, dan orang tua keluarga Xiao juga sangat menyayangi kedua anak mereka, terlebih anak perempuan mereka satu-satunya Bianca Ye.

Evardo Ye melihat jalan gelap di depan, hatinya begitu kacau, dia khawatir akan kakek Xiao, juga khawatir akan Yolanda Duan, dan dia masih sedang merencanakan menyuruh orang untuk menyelidiki mantan pacar Jolly Zhao.

Sampai di rumah keluarga Mu, lampu dalam masih begitu terang, kakek Xiao sudah dalam masa sekarat, melihat mereka datang, matanya menunjukan sedikit cahaya, Bianca Ye langsung maju menggenggam tangannya yang kurus, air matanya luruh.

“Kakek.” Ujar Bianca Ye sambil menangis.

Orang tua itu berdehem, orang sekitar tidak bisa mendengar jelas perkataannya, lalu tangannya jatuh, dan dia sudah pergi meninggalkan dunia.

Lisa Xiao histeris berteriak, menyungkur di depan ranjangnya, tangisnya pecah, dan orang lain di sekitar sana juga ikut duduk, air mata turun tidak terhentikan.

Kebalikannya nenek Xiao begitu tenang, sambil memegang tangan kakek, berkata, “Baguslah pergi, jadi tidak perlu merasakan sakit lagi, orang tua, ingat disana tunggu aku, jangan pernah pergi wanita lain dan meninggalkan aku sendiri...”

Tangis orang dalam satu ruangan tak terhentikan, bahkan seorang Ericko Ye yang tidak pernah menangispun ikut menitikan air mata.

Karena kakek Xiao memiliki warisan, tidak perlu melakukan acara pemakaman besar-besaran, cukup mengirimnya dengan cara sederhana saja, jadi untuk beberapa hari ke depan, baik keluarga Mu ataupun keluarga Ye keduanya akan disibukan dengan acara pemakaman.

Bela sungkawa, pemakaman, penguburan dan lainnya telah selesai dalam waktu tiga hari. Kondisi Lisa Xiao masih tidak begitu baik, Christy Mu menemaninya di setiap langkah, ketika menangis dia akan menyerahkan tisu dan kalau sudah lelah Lisa Xiao bisa bersandar padanya.

Baru setelah Lisa Xiao melihat batu nisan hitam yang mengukir nama ayahnya itu, dia benar-benar menyadari kalau ayahnya benar-benar telah pergi meninggalkannya dan meninggalkan ibunya.

Jolly Zhao awalnya tidak tahu apa yang terjadi, hanya kaget kenapa satu keluarga Ye ini beberapa hari tidak pulang ke rumah, setelah melihat berita dia baru tahu, ternyata orang tua keluarga Xiao meninggal.

Sepertinya, tanda tangannya untuk masalah uang dah saham harus di undur lagi.

Sore ini, sebuah mobil besar membawa satu keluarga pulang, Jolly Zhao dengan baik menuangkan mereka minum, dan menghibur Christy Mu, “Bibi, kamu jangan terlalu sedih ya.”

Christy Mu dengan lesu bersender di sofa, dan saat ini baru teringat kalau Jolly Zhao selama ini tinggal di rumah, dia memaksa sebuah senyum padanya, “Beberapa hari ini sangat sibuk, tubuhmu bagaimana? Sudah lebih baik?”

“Ya sudah mendingan,” Jawab Jolly Zhao lalu melanjutkan, “Besok tinggal minum sisa obat terakhir saja.”

Dia sungguh tidak harus bermusuhan dengan Christy Mu, roda berputar, siapa yang tahu suatu hari nanti dia akan bisa datang ke rumah Ye lagi? Memperlakukan Christy Mu dengan baik itu tidak ada salahnya.

Christy Mu dengan letih dan sedikit sungkan berkata, “Baguslah kalau begitu, setelah penyuntikan obat terakhir kamu tinggal disini saja dulu, kalau proses penyembuhan tidak dilakukan dengan baik itu akan bisa mempengaruhi tubuhmu.”

“Tidak perlu,” Jolly Zhao menolak niat baiknya, “Aku sudah mengganggu kalian begitu lama, sudah saatnya aku pergi.”

“Nah...Ya sudah kamu putuskan sendiri saja.” Christy Mu tidak ada tenaga meladeninya, dia memijit pelipisnya berkata, “Aku pergi tidur dulu.”

“Aku ikut naik,” Ericko Ye dia beberapa hari ini juga sangat kelelahan.

Bianca Ye dengan malas bersender di sofa, kedua mata ungunya sudah kehilangan cahayanya, dia memandang lampu gantung atas tidak tahu sedang memikirkan apa.

Evardo Ye berdiri, “Aku besok masih ada pekerjaan penting yang harus dikerjakan, lusa aku akan membawa pengacara datang.”

“Baiklah.” Walaupun dia sangat ingin menyelesaikan semuanya hari ini, tapi jelas kalau saat ini tidak bisa.

Evardo Ye menganggukan kepala, saat jalan melewati Bianca Ye menendang kakinya, “Kalau mau tidur, tidur di kamar, jangan disini, nanti flu.”

Bianca Ye meliriknya, dia baru mau menggunakan kekuatannya untuk langsung pindah ke kamarnya, tapi melihat ada Jolly Zhao, dia segera menghapus pikirannya, lalu mengulurkan tangannya ke arah kakaknya, “Tarik aku.”

Evardo Ye menariknya, keduanya seperti kakak beradik sempurna dan sangat manis yang saling bergandengan tangan naik ke atas tangga.

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu