Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 147 Kalau Mati, Aku Juga Akan Mengajaknya Mati (3)

Christy Mu menggertakan gigi, membuka pintu dengan kasar, lalu marah dan berkata, “Gilbert, kamu mau menyanderaku membawaku pergi, atas alasan apa kamu menyuruhku cepat?”

“Christy, sudah jangan melawan lagi, tidak peduli dengan segala yang kamu katakan, aku tetap akan membawamu pergi.” Gilbert Nan menarik tangannya turun ke lantai bawah.

Penjaga rumah Tang berdiri di depan pintu, bertanya dengan ragu pada Gilbert Nan, “Bos, kamu sudah mau pergi ya?”

“Ya, mungkin tidak akan pulang lagi.” Gilbert Nan berhenti sesaat lalu melanjutkan, “Setelah aku pergi, kamu pergi ke rumah keluargaku, dan berikan kuncinya pada ayahku.”

“Baiklah, aku mengerti.” Penjaga rumah Tang terlihat agak sedih, dia sepertinya akan kehilangan pekerjaan.

Gilbert Nan membuka pintu depan penumpang mobil, berkata pada Christy Mu, “Ayo pergi.”

Christy Mu hanya berdiri diam tidak bergerak.

Gilbert Nan melihatnya, nada suaranya terdengar agak mengancam, “Cepat masuk.”

Christy Mu meliriknya menatapnya tajam, dia tidak mau duduk, lalu dia mau bagaimana?

Gilbert Nan seperti bisa membaca pikirannya, lalu tertawa tak habis pikir, “Benar-benar susah dibilangin ya.”

Setelah itu, Christy Mu hanya merasa yang ada di depannya semua bergetar, dan belakang lehernya terasa sakit, dunia seketika menjadi gelap.

Saat benar-benar pingsan, Christy Mu dalam hati memakinya, Gilbert Nan, dasar kamu bajingan lagi-lagi membuatku jatuh pingsan!

Penjaga rumah Tang melihat ini semua, hanya diam tidak ikut campur.

Gilbert Nan memasukannya ke tempat duduk depan, memasangkan sabuk pengaman, lalu berjalam berputar ke posisi kemudi dan duduk disana, menyalakan mobil meninggalkan tempat sana.

……

Setelah Ericko Ye bertemu dengan Brian Zhang, mereka kemudian bersama-sama pergi ke arah vila pribadi milik Gilbert Nan.

“Aku telah mencari tahu kondisi sekitar sini, masuk ke gunung ini hanya ada satu jalan, tenang saja, dia tidak bisa lari dari sini.” Yonathan Ye menggambar sesuatu di laptop tangannya, menenangkan perasaan Ericko Ye, karena dia saat ini bisa merasakan ijakan gas mobilnya semakin menyeramkan, dan 4 roda mobil inipun rasanya sudah akan meninggalkan posisi mobilnya.

Ericko Ye menutup bibirnya tidak bersuara, hanya melihat tajam jalan di depannya.

Gilbert Nan adalah salah satu teman terbaiknya di antara beberapa temannya, tapi dia tidak menyangka mereka bisa berperang nyawa seperti ini hanya karena seorang wanita.

Memangnya apa bagusnya Christy Mu? Hingga bisa membuat Gilbert Nan tergila-gila padanya? Dan dia mengapa tidak bisa melihat sesuatu yang Gilbert Nan lihat dari Christy Mu?

Tak jauh dari mereka juga ada Carina Qiao yang membuntuti, dia di dalam mobil terus menelepon Gilbert Nan, tapi Gilbert Nan dari tadi tidak meresponnya, dan pihak operator mengatakan kalau Gilbert Nan sedang bertelepon dengan orang lain.

Pada awalnya Carina Qiao mengira seperti itu, tapi setelah menelepon beberapa kali, dia akhirnya mengerti, laki-laki ini pasti telah memblokirnya.

Otaknya ini kemasukan air ya? Bagaimana bisa memblokirnya di saat seperti ini?

Setelah mobil memasuki gunung, Cayenne bak harimau yang terpisah dari kandanhnya, Yonathan Ye melihat angka di setir kemudi, dalam diam memegang erat pegangan di atas pintu.

Setelah berbelok di beberapa belokan, mobil akhirnya mendekati jalan lurus.

Tiba-tiba, sebuah mobil hitam tertangkap di pandangan mereka.

“Kak, kamu lihat, itu bukannya mobil Gilbert.” Yonathan Ye mulai tidak tenang.

Injakan gas Ericko Ye semakin menjadi, kedua mata birunya memancarkan cahaya yang aneh.

“Itu dia!” Ucapnya dengan tegas.

“Kamu begitu yakin?” Yonathan Ye terkejut, masih berjarak jauh dari mereka dia sudah bisa mengenalinya?

Ericko Ye tersenyum tipis, “Insting.”

Kedua mobil mendekat dengan kecepatan 200 mil, Gilbert Nan akhirnya melihat mobil Cayenne yang agresif ini, dalam hati terkejut, Ericko Ye?

Dia bagaimana bisa tahu kalau dia ada disini?

Jalan gunung terlalu sempit untuk dilewati oleh dua mobil, di satu sisi jalan adalah gunung yang menjulang dan di sisi lain adalah jurang maut. Dia tidak yakin bisa melewati Cayenne dengan aman.

Melihat mobil itu semakin dekat, sudah terlambat untuk memikirkannya, Gilbert Nan menginjak rem, dan kemudian memutar mobil berbalik arah.

“Ternyata benar dia,” Ericko Ye berkata dengan penuh semangat, kalau tidak, untuk apa dia memutar arah.

“Huh, aku ingin melihat dia bisa lari sampai dimana, Yonathan, coba lihat titik akhir jalan ini sampai dimana?” Ericko Ye membakitkan senyum dingin.

“Oke.” Yonathan Ye mencari di laptop tablet sebentar dan berkata, “Titik akhirnya adalah puncak gunung barat, hanya ada satu cara untuk pergi, sepertinya Gilbert tidak bisa melarikan diri.”

Kecepatan Cayenne sangat diakui, dan setelah sepuluh menit, ia berhasil menyusul mobil Gilbert Nan.

Gilbert Nan tidak ingin dia menguncinya, selama Cayenne bergerak, dia akan selalu mengikuti arahnya, dan menahan mobil Ericko Ye untuk terus berada di belakangnya.

Ericko Ye sungguh ada sesaat terpikir untuk langsung menabrak mobilnya, tapi sayangnya di dalam sana juga ada Christy Mu, jadi dia hanya bisa berada di pantat mobilnya tidak membiarkannya pergi jauh.

Semakin pergi ke atas puncak gunung, kemiringan jalan akan semakin curam, tetapi Ericko Ye masih sama ganasnya dengan sebelumnya, dan kecepatan mobilnya tidak melambat semenit pun.

Dan, jalan pada akhirnya sampai di penghujung, saat mobil Gilbert Nan terbang sampai di puncak gunung, dia dengan cekatan menginjak kuat remnya.

Karena kalau dia tetap melajukan mobilnya, maka mobilnya pasti akan jatuh terbang bebas dari atas tebing.

“Ciiittt--” Bunyi injakam rem kasar memenuhi lembah yang sunyi dan mengejutkan para burung.

Tak lama, Cayenne juga menyusulnya, berhenti dengan aman, dan berjarak 4-5 meter dari mobil Gilbert Nan.

Puncak gunung barat hampir sama dengan gunung selatan, hanya satu kurang, tidak ada ada paviliun gantung.

Gilbert Nan duduk di mobil, memalingkan kepalanya dan menatap Christy Mu yang tidak sadarkan diri, dia mengulurkan tangan dan dengan lembut membelai dan menyentuh pipi putihnya.

“Christy, kamu milikku, aku tidak akan membiarkannya membawamu pergi, kamu tenang saja.” Ucap Gilbert Nan dengan begitu lembut.

Ericko Ye dan Yonathan Ye di dalam mobil tidak bergerak, tatapan mata keduanya terkunci pada mobil yang ada di depan mereka, dalam hati tidak bisa tertebak apa yang mereka berdua pikirkan.

Keheningan ini terasa begitu aneh.

Ericko Ye menarik napas dalam dalam, lalu membuka pintu mobil keluar.

“Gilbert, keluar!” Teriaknya dengan nada dingin.

Gilbert Nan menundukan badan mencium bibir Christy Mu dalam-dalam, baru akhirnya keluar dari mobil.

Ketika teman lama bertemu, tidak ada kehangatan dan kebaikan, hanya ada kebencian dan kemarahan.

“Mana Christy? Berikan dia padaku.”

Tangannya diletakan di atas pintu mobil, penampilannya masih sama dengan playboy kelas kakap, dia tertawa melihat Ericko Ye, dan berkata, “Dia tidak ingin bertemu denganmu, aku mengapa harus memberikannya padamu.”

Dia tertawa dingin, “Nah suruh dia keluar, dan bilang langsung denganku.”

Ericko Ye mengatakan itu, karena pesan itu, dan karena Christy Mu yang memintanya untuk datang menyelamatkannya, sekarang dia sudah datang, dia bagaimana mungkin tidak mau keluar.

Hanya ada satu kemungkinan yaitu dia kembali di buat pingsan oleh Gilbert Nan.

Gilbert Nan terlihat bersikeras, melonggarkan bahu, “Kamu lupa masalah di rumah sakit waktu itu? Dia bahkan tidak melihatmu sedikitpun, lalu bagaimana bisa mau keluar bicara denganmu.”

Tangan satu Ericko Ye ada di kantung celana, satunya lagi memegang erat senapan di pinggangnya, dengan ekspresi santai berkata, “Gilbert, kalau tidak mari kita bicarakan dulu.”

“Baik, bicara apa?” Tubuh Gilbert Nan bersandar di mobilnya.

Ericko Ye dengan santai berkata, “Kamu tinggalkan Christy disini, aku tidak akan membahas ataupun mengejar apa yang sudah dan telah kamu lakukan selama ini, aku akan membiarkanmu hidup, bagaimana?”

Alis Gilbert Nan menyatu terlihat berpikir serius, menganggukan kepala berkata, “Kedengarannya sangat bagus...Tapi, bagaimana ya, aku cuma menginginkan Christy.”

Aura mematikan Ericko Ye langsung keluar, menatapnya dingin, “Gilbert, kamu juga tidak mikir ya, kalau kamu sudah tidak ada nyawa lagi, lalu untuk apa kamu memilikinya?”

Gilbert Nan dengan tidak peduli berkata, “Nah aku bisa menariknya ikut aku mati, lalu kami bisa menjadi pasangan di kehidupan selanjutnya.”

Ericko Ye tidak tahu mengapa, langsung marah, “Gilbert, kamu gila ya? Apakah ini benar Gilbert yang aku kenal dulu? Bisa-bisanya demi seorang wanita rela kehilangan nyawanya.”

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu