Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 136 Kemunculan Javier Mu (1)

Cadice He berada di dunia pelacuran begitu lama, tentu saja mengerti dengan aturan seperti ini.

Saat ini, Christy Mu bukan hanya bawahannya , tetapi juga nyonya direktur Ye, muka seperti ini harus di berikannya.

“baik, Christy, kali ini aku berterima kasih padamu jika tidak ada kamu, presentase kemenangan kita sangat kecil.”

Christy Mu tersenyum, “Manajer He, kamu jangan memujiku, jika memujiku lagi aku akan malu, anggur ini aku minum.”

Mengangkat kepala, setengah anggurnya sudah di minum, Ericko Ye melihat lehernya yang mulus, tiba –tiba ingin…

Selanjutnya, selalu ada orang yang bersulang kepada Ericko Ye, dengan tidak di sangka Christy Mu meminumnya, selama satu malam ini hanya makan sedikit saja, semuanya karena ada yang datang bersulang.

Ericko Ye melihatnya yang sudah mabuk, kepalanya sedikit demi sedikit, hampir mengenai meja, hatinya berpikir, sudah waktunya.

“Christy Mu, kita pergi.” Ericko Ye berbisik di telinganya.

Siapa yang tahu Christy Mu mendorongnya, tiba – tiba berkata, “tidak pulang, aku mau minum, anggur di sini sangat enak.”

Ericko Ye menahan anggur yang ada di tangannya, lalu memasukkannya kedalam pelukan, “kita pulang minum, anggur di Rumah lebih enak.”

“kamu bohong! Aku tidak mau pulang.” Christy Mu menggumpalkan tangan mengetuk dadanya, di balik kemejanya lelaki ini sudah menahan nafsunya.

“pintar, aku gendong kamu pulang.” Ericko Ye bersuara dengan lembut, bahkan teman kantornya melihatnya dengan cemburu.

“Manajer He, Manajer Li, kamu dan rekanmu makan dulu, aku antar Christy pulang.”

“baik, direktur Ye kalian hati – hati.” Rendy Li segera berkata.

Ericko ye mengangguk, matanya melihat ke Carina Qiao yang sudah mabuk, pandangannya seakan tidak berubah, membungkukkan pinggang lalu menggendong Christy Mu, lalu melangkah ke luar.

“aduh… direktur Ye sangat sempurna… aku sangat iri kepada Christy Mu.” Ada seorang karyawan yang mengeluarkan suara hatinya.

“iya, kalau mau mencari suami harus mencari seperti direktur Ye, sudah tegas dan lembut, apakah kamu lihat pandangan Ericko Ye kepada Christy Mu tadi? Benar – benar sangat romantis….”

“a, tidak bisa tidak bisa, aku mau pacaran….”

Carina Qiao sudah mabuk, mendengar ucapan mereka, melemparkan cangkir yang ada di tangannya, “aku beri tahu, cepat atau lambat aku akan merebutnya!”

Makan malam yang ramai tadi seketika menjadi tenang, setiap orang dengan tatapan aneh menatapnya, menantikan keramaian.

Cadice He takut dia meneruskan pertanyaannya, langsung memanggil dua orang dari bagiannya, “Carina Qiao kamu sudah mabuk, kamu dan Lina bawa dia keluar, Tanya dia tinggal dimana.”

“baik, baik.”

“jangan sentuh aku, aku masih mau minum… aku bersumpah, aku pasti akan…” Vivi Zhang langsung menutup mulutnya, berkata, “Carina Qiao, kamu sudah mabuk, aku bawa kamu biar sadar.”

Langsung menariknya, Carina Qiao akhirnya dibawa oleh dua orang ini.

Duduk beristirahat di ruang istirahat, Carina Qiao tertidur, Vivi Zhang memijat tangannya yang pegal, lalu berkata, “coba kamu katakan apakah dia gila, maslah itu baru berlalu, direktur Ye juga sudah menunjukkan sikapnya, mengapa perempuan ini masih lengket saja, apa yang dia pikirkan?”

Lina mengelap keringatnya dengan tisu, lalu melihat ke Carina Qiao, “bukankah dia sudah mengatakannya? Ingin merebut direktur Ye. Tetapi dia juga tidak melihat dirinya sendiri, meski lebih cantik dari Christy Mu, tapi auranya kurang, belum lagi Christy Mu masih bertalenta, juga masih ingin merebut direktur Ye? Ck…”

“oh tidak… untung saja direktur Ye sudah pergi, jika dia masih ada di sini, pasti sudah ada yang bisa di lihat.” Vivi Zhang berkata.

“Baiklah, jangan berkata lagi, coba kamu lihat sekarang dia bagaimana.”

Kedua orang ini sedang pusing, Cadice He berjalan menuju mereka.

“Manajer He, Carina Qiao bagaimana.” Vivi Zhang bertanya, mereka tahu Carina Qiao tinggal di Rumah Ericko Ye, tapi untuk masalah ini menelepon Ericko Ye, sedikit tidak baik.

Cadice He memikirkan sejenak, lalu mengerutkan dahi, “sebelah adalah hotel, pesan kamar dan biarkan dia tinggal di sana.”

“juga hanya bisa seperti ini.”

….

Christy Mu minum arak punya sebuah masalah, yaitu sua bernyanyi, tapi nyanyiannya tidak bagus, selalu tidak berani nyanyi di depan orang, jadi hanya bisa bernyanyi saat mabuk saja.

Di mobil, Ericko Ye dengan pusing melihat orang yang sedang bernyanyi, akhirnya mengerti ucapan yang di katakan sebelum dia mabuk, saat ini, dia benar – benar ingin menurunkannya di tengah jalan.

“lobak putih… tumbuh di tanah…. Umur dua tiga tahun… ibunya meninggal….”

Christy Mu bernyanyi menghadap jendela, nadanya, Ericko Ye bersumpah kalau dia tidak pernah mendengar nada yang lebih parah dari ini.

“Christy Mu, apakah kamu bisa berhenti sejenak?” Ericko Ye berkata kepadanya.

Tadi saat dia menggendong perempuan ini dia sudah kehilangan nafsunya, mengapa dia tidak tahu perempuan ini saat mabuk seperti ini?

Christy Mu berbalik melihatnya, “kamu… tidak membiarkanku nyanyi.”

“terlalu tidak enak di dengar.”

“tidak enak di dengar? Menurutku lumayan.” Christy Mu menggelengkan kepalanya, “lobak putih….”

Ericko Ye merasa tidak terima, lalu menutup mulut perempuan ini, “jangan nyanyi lagi.”

Christy Mu meminum anggur, kepalanya tidak jelas, lalu menggigit tangannya.

“a.. Christy Mu, apakah kamu anjing?” Ericko Ye marah, lalu melepaskan gigitannya, mengeluarkan tangannya, melihat bekas gigitan.

“siapa yang menyuruhmu untuk tidak nyanyi?” Christy Mu menyelesaikan perkataannya, lalu bernyanyi “lobak putih”.

Ericko Ye menyerah, menunggu saat dia bernyanyi dua sampai tiga kali, lalu mengusulkan, “Christy Mu, apakah kamu bisa mengganti lagu lain?”

Christy Mu dengan serius memikirkan lagu lain, saat berpikir, tiba – tiba dia terjatuh di pundak lelaki itu, tertidur.

Ericko Ye menghela napas, jika tahu cara seperti ini berguna, telinganya tadi tidak usah menderita.

Sampai di vila, Ericko Ye menggendongnya naik ke atas, lalu melemparkannya di ranjang, pergi keluar.

Sekarang otaknya terpikirkan lagu “lobak putih”, sama sekali sudah tidak bernafsu.

Pagi, saat Christy Mu bangun dia sangat pusing, menundukkan kepala melihat dirinya, masih pakaian kemarin, lalu mengendus, oh tidak, bau apa ini, sangat tidak enak.

Dia tidak sempat memikirkan apa pun, Christy Mu langsung beranjak ke kamar mandi.

….

Di ruang tamu, Ericko Ye melihat perempuan itu datang, lalu terpikirkan kejadian kemarin, mengejeknya, “lobak putih, kamu sudah bangun?”

Christy Mu tercengang, “lobak putih apa?”

“ah, juga tidak tahu siapa, yang kemarin menyanyikan lagu lobak putih.” Ericko Ye melihatnya sambil tertawa, sangat tampan.

Yonathan Ye menjawab, lalu bertanya, “benarkah? Kakak ipar saat mabuk suka bernyanyi? Apakah enak di dengar?”

Christy Mu langsung menjawab, “tidak enak di dengar, benar, sangat tidak enak di dengar.”

“huh, kamu tahu juga” Ericko Ye tersenyum melihat adiknya berkata, “dia, adalah orang yang nyanyiannya paling tidak enak di dengar, jika kamu merasa telingamu kuat, maka biarkan dia bernyanyi.”

“heh! Ericko Ye, apakah aku penyanyi, apa yang dinamakan biarkan dia bernyanyi?” Christy Mu dengan tidak senang memakan pangsitnya, semua karena dia, malu sekali!

Yonathan Ye melihat ke arah Christy Mu, hatinya justru sangat menantikan, jika ada kesempatan, dia ingin mendengar nyanyiannya.

“eh? Carina Qiao bagaimana? Dia tidak pulang?” Christy Mu bertanya, biasanya dia bangun paling awal.

Bibi Qin berkata di sebelah, “Carina Qiao kemarin malam tidak pulang.”

“oh~” Christy Mu melihat ke arah Ericko Ye, melihat raut wajahnya tidak berubah, maka dia tidak berbicara lagi.

….

Di dalam hotel, Carina Qiao terbangun, di dalam hotel terdiam berusaha memikirkan apa yang terjadi, lalu apa yang dia katakan, dia juga sudah melupakannya.

Siapa yang mengantarnya ke hotel?

Carina Qiao menghempaskan selimutnya, baju yang ada di badannya masih ada, di dalam ranjang terletak kertas, dengan tulisan: Carina Qiao, kamu mabuk, aku mengantarmu ke hotel, uangnya sudah bayar, ingat siang nanti check out. Yang bayar adalah Cadice He.

Eh, benar – benar gayanya dengan singkat, tidak ada satu pun yang basa – basi.

Hanya saja dia satu malam belum pulang, apakah Ericko Ye Mencarinya?

Terpikirkan sampai sini, Carina Qiao mengeluarkan ponsel dalam tasnya, tidak ada satu pun panggilan tidak terjawab, bahkan satu pesan pun tidak ada….

Air matanya tiba – tiba mengalir, dia sudah tidak pulang satu malam, bahkan tidak ada yang menghubunginya, jika dia mati di luar, apakah tidak ada yang tahu?

Tangisannya semakin keras, dia menelan air ludahnya, lalu menarik napas, Carina Qiao seakan menangisi keadaannya sekarang.

Siang saat tiba di kantor, Carina Qiao merasa dia melihat pandangan yang aneh dari rekan kerjanya, mata panda-nya tidak parah bukan.

Di ruang istirahat, Beberapa karyawan sedang minum kopi, Carina Qiao menguping di tempat yang tidak kelihatan.

“apakah kamu lihat, mata Carina Qiao merah, seharusnya dia kemarin malam menangis.”

“huh, bukankah itu karenanya? Kemarin malam dia sudah mengatakan hal seperti itu, coba kalian tebak apakah dia masih ingat?”

Carina Qiao mengerutkan dahinya, kemarin dia mengatakan apa?

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu