Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 155 Membuat Namanya Hancur (2)

Mobil Ericko Ye melaju kencang di jalan, dia tidak tahu apa yang ingin dilakukan Gilbert Nan, tetapi dia hanya punya satu tujuan, yaitu menyelamatkan Yonathan Ye, tidak peduli berapa pun harganya.

Rumah Kayu yang dikatakan Gilbert Nan berada di pinggiran kota tidak jauh dari pusat kota, tempat ini adalah tempat rahasia mereka waktu masih kecil, dua orang ini sering bermain petak umpet disini.

Setengah jam kemudian, Ericko Ye sampai di tempat, di depan pintu ada 4-5 orang pengawal, dan dilihat mereka sepertinya pengawal yang sudah dilatih untuk membunuh orang. Ericko Ye dalam hati bergetar, Gilbert Nan kali ini sepertinya tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan tujuannya.

Pengawal di depan pintu melihatnya, tidak menghadangnya, Ericko Ye menendang pintu kayu itu, dan di dalamnya tepat di tengah ada kursi yang di duduki Yonathan Ye, dia menunduk,seluruh tubuhnya penuh darah, dibelakangnya ada 2 orang laki-laki berbadan besar, Gilbert Nan sendiri duduk santai di sebelah Yonathan Ye.

“Yonathan!” Ericko Ye marah juga cemas melihatnya, dia baru mau menghampirinya melihatnya, tapi di cegat oleh Gilbert Nan, dan sebuah senapan berada tepat di depan kening Yonathan Ye.

“Stop! Kalau kamu masih maju selangkah lagi, aku akan langsung mengirimnya ke pangkuan tuhan.”

Ericko Ye menghentikan langkah kakinya, melihatnya dengan emosi, “Gilbert, apa yang kamu lakukan padanya?”

Gilbert Nan dengan santai berkata, “Ya tidak ada, aku hanya memberinya pelajaran karena tidak mendengar kataku. Tenang saja, dia belum mati kok, kamu lihat...” Setelah mengatakan itu, tangan Gilbert Nan memukul dada Yonathan Ye tanpa belas kasih, tak lama terdengar suara dengusan, dan Yonathan Ye tak lama mulai sadar kembali.

Ericko Ye yang melihatnya, dengan amarah yang membuncah meneriakinya, “Gilbert, hentikan!”

Gilbert Nan mengangkat bahunya, “Aku hanya menunjukan padamu kalau Yonathan, dia belum mati, dengan begini kita baru bisa membicarakan transaksi kita.”

Ericko Ye mengepalkan tangannya, “Baik, transaksi apa, coba kamu katakan.”

Gilbert Nan berdiri dari kursinya, berjalan mondar mandir, “Aku ya, awalnya tidak mau merepotkanmu, hanya ingin Yonathan mereka dirinya dan mengumumkan rahasiamu ke semua orang, tapi tak ku sangka hingga sekarat seperti inipun dia tidak bersedia, jadi tidak ada cara lain, aku hanya bisa mengundangmu langsung untuk mempraktekan lagi kemampuanmu, tentu saja, kalau kamu bersedia, kamu bisa membicarakan langsung rahasiamu, dengan begitu aku akan sangat puas.”

Ericko Ye menatapnya dingin, teman yang sudah berteman dengannya dari kecil ini, tidak disangka bisa menggunakan cara ini untuk menghancurkan namanya.

Menyuruhmya mengatakan ini semua, dan memgakui ke semua orang kalau dia monster yang menyeramkan.

Ini adalah skala terbalik dalam hatinya.

“Gilbert, kamu itu harus ya membunuhku?” Tanyanya.

Gilbert Nan terdiam lalu berkata, “Ericko, maaf, aku hanya ingin mendapatkan barang yang aku inginkan.”

Ericko Ye marah seperti ingin membunuh orang, “Kamu kira dengan kamu menghancurkanku kamu bisa mendapatkan Christy?”

“Kalau tidak dicoba bagaimana tahu kan?”

“Kak, jangan, jangan lakukan itu.” Yonathan Ye mengangkat kepalanya, suaranya terdengar begitu lemah, wajah dan matanya sudah bengkak, bibirnya merah karena darah.

Ericko Ye dalam hati merasa pilu, ini adalah adik kandungnya sendiri, walaupun pagi keluar tadi dia masih memperlakukannya dengan dingin, tapi di saat seperti ini dia tidak bisa membiarkannya berakhir seperti ini.

Dulu begitu, dan saat ini juga.

Ericko Ye menggertakan giginya, “Kalau tidak aku lakukan bagaimana?”

Gilbert Nan tertawa dingin, membersihkan tangannya, “Ya mudah saja, kalau kamu tidak melakukannya, aku akan membunuhnya, walaupun kamu lebih cepat, aku tidak percaya kamu bisa cepat dari peluru, kecuali kamu ingin mengambil nyawanya sebagai taruhan.”

Ericko Ye jelas tidak berani mengambil resiko, karna kemampuannya juga belum mantap sempurna, kalau saja gagal bagaimana? Dan orang di depannya adalah saudara kandungnya satu-satunya.

Gilbert Nan juga tidak mendesaknya, menunggunya memutuskan semua ini sendiri.

Tak lama kemudian, Ericko Ye seperti telah melakukan keputusan yang besar, dengan suara berat bertanya, “Aku harus melakukan yang bagaimana?”

Yonathan Ye berteriak dengan gugup, “Kak, jangan lakukan itu, kamu nanti pasti akan disiksa sampai mati oleh bajingan itu, dan aku tidak ingin kamu menderita hal-hal seperti itu karenaku.”

Kedua mata Ericko Ye menunjukan kehangatan,“Yonathan, kamu itu adikku satu-satunya, aku lebih tidak mungkin membiarkanmu mati. Lagi pula, kalau Gilbert mau memfilmkan bagian ini, tujuannya juga belum tentu akan berhasil.”

“Banyak kali omong kosong kalian?” Gilbert Nan takut dia berubah pikiran, sengaja memutus komunikasi keduanya.

Kedua mata biru Ericko Ye menjadi lebih tajam, dan melihatnya dengan tatapan ganas, “Gilbert, nantinya jangan sampai kamu jatuh di tanganku, kalau tidak aku aku akan membuatmu memohon untuk hidup padaku.”

“Huh, jangan banyak omong, aku akan melihat bagaimana kamu menghentikan mulut-mulut ini.” Gilbert Nan berjalan ke arah CCTV, lalu menekan tombol rekam, lampu kecil merah menyala, dan segala kamera mengarah ke arah Ericko Ye.

“Ayo mulai, coba pindahkan kursi ini ke sana, atau coba seperti yang kemarin terbang di udara.” Wajah Gilbert Nan menunjukan ekspresi bahagia.

Ericko Ye memejamkan mata, saat kembali membuka matanya, matanya yang biru berubah menjadi ungu, walaupun Gilbert Nan telah ada persiapan, tapi dia sedikit menyesal sekarang, dan kedua pengawal yang berdiri di belakang Yonathan Ye, wajahnya langsung berubah, terlihat jelas kalau mereka terkejut melihat Ericko Ye yang sekarang.

“Kak, hentikan, jangan gerakan lagi, aku mohon.” Yonathan Ye hampir menangis memohon padanya.

Mulut Ericko Ye bergerak, dan dari sekelilingnya terdengar suara berderak, Gilbert Nan melihatnya, vas bunga di atas meja mulai bergerak perlahan.

“Iya iya, benar seperti itu.” Dia berteriak seperti orang gila.

Sesaat angin berhembusan di dalam ruangan itu, dan di setengah menit berikutnya,semuanya seperti telah ditekan tombol stop, mata Gilbert Nan terbelalak, kedua tangannya yang terangkat menggantung di udara, darah yang mengalir di kening Yonathan Ye juga berhenti di udara.

Ericko Ye tidak berani menunggu lebih lama, dengan cepat mengeluarkan memori kamera CCTV, lalu membuka ikatan pada tangan dan kaki Yonathan Ye, menggendongnya keluar.

Di depan pintu, ke 5 pengawal berada di posisinya, dalam keadaan diam sempurna.

Setelah meletakan Yonathan Ye ke dalam mobil, Ericko Ye kembali ke rumah itu, mengambil salah satu senapan pengawal, dan tanpa belas kasih menembak jantung ke 7 orang itu, sampai di depan Gilbert Nan, dia tidak bisa membunuhnya, akhirnya hanya menembaknya di salah satu kakinya.

Dan para pengawal pembunuh itu, tangan mereka semua ada bekas darah, lagi pula dia tidak bisa membiarkan orang lain tahu tentang rahasianya, karena akibatnya bisa sangat fatal.

Mobil dengan cepat melaju meninggalkan rumah itu, dan 3 menit kemudian, keadaan kembali normal.

Darah di rumah itu tiba-tiba mengalir seperti sungai, dan Gilbert Nan memandang segala yang ada di depannya dengan perasaan tak percaya, mengapa beberapa saat yang lalu Ericko Ye masih berdiri di depannya, dan saat ini dia sudah menghilang bersama Yonathan Ye dan membunuh semua pengawalnya.

Sihir apa yang dia gunakan?

Gilbert Nan menyeret kakinya yang terluka ke kamera CCTV, dan kartu memori di dalamnya sudah dilepas...

Dalam hatinya bergidik ketakutan, Ericko Ye, sungguh sangat menyeramkan.

Di dalam mobil, Yonathan Ye tersadar, dengan terkejut melihat Ericko Ye, lalu bertanya padanya, “Aku bagaimana bisa ada disini?”

Ericko Ye menutup lurus jalanan dengan tenang berkata, “Aku baru mempelajari ilmu yang baru, tadi mencobanya, tidak kusangka ternyata bisa berhasil.”

“Apa?”

Ericko Ye menarik dudut bibirnya, lalu mengeluarkan dua kata, “Menghentikan waktu.”

“Ah?” Yonathan Ye terkejut setengah mati, menghentikan waktu? Dia...tidak disangka ternyata bisa mengatur waktu?

“Tidak usah terkejut, hanya bisa beberapa menit saja, aku juga baru pertama kali menggunakannya,” Ericko Ye memiringkan wajah melihatnya, lalu mengusap rambut Yonathan Ye, “Aku saat itu berpikir, kalau tidak berhasil, ya sudah ikuti saja kata Gilbert, tapi tidak kusangka bisa berhasil.”

Yonathan Ye melihat kakaknya dengan takjub, lalu terpikir sesuatu, “Kak, tidak bisa pergi dengan seperti ini, mereka tahu tentangmu, mereka pasti akan menyebar luaskannya.”

“Lalu...Menurutmu bagaimana?”

Yonathan Ye tanpa ragu berkata, “Hanya orang mati yang tidak bisa mengatakan rahasia lagi.”

Ericko Ye tersenyum, tidak hanya karena perhatiannya padanya, dan juga darah yang ada di dalam dirinya, dan inilah anak dari keluarga Ye.

“Tenang saja, aku sudah menghabisi semuanya, hanya menyisakan Gilbert sendiri.”

Yonathan Ye duduk di kursi, sakit di seluruh badannya mulai menghampiri, dan tenggorokannya terasa gatal membuatnya batuk-batuk.

“Yonathan, tahan dulu ya? Kita akan segera tiba dirumah, aku sudah memanggil dokter Han.” Ericko Ye berkata sambil melajukan mobilnya dengan cepat.

Mata Yonathan Ye tidak pernah sejelas saat ini, dia selalu berpikir bahwa kakaknya tidak peduli padanya, jadi pulang kali ini dia diam-diam membantu Carina Qiao, dan membantu Christy Mu, dia hanya tidak ingin kakaknya hidup bahagia. Setelah hari ini dia menyadari kalau kakaknya sangat baik padanya, begitu baik sehingga bisa mengorbankan hidupnya untuknya.

“Kak, masalah Christy...huk huk...”

“Sudah jangan bicara lagi, masalah ini tunggu kamu baikan saja baru dibicarakan.” Suara Ericko Ye agak bergetar, karena wajah Yonathan Ye semakin pucat. Dia tidak bisa kehilangan adiknya, kalau dia memang menyukai Christy Mu, maka...

“Yonathan, kamu tidak akan apa-apa, ada kakak disini, kakak tidak akan membiarkanmu kenapa-kenapa.”

……

Vila Ye.

Setelah beberapa saat, semuanya kembali pada keadaan semula.

Ericko Ye duduk di tepi ranjang, melihat adiknya yang sedang tertidur, dalam hatinya memikirkan masa-masa lampau.

Dia sepertinya sudah lama tidak memandangi wajah adiknya dengan serius, sejak Yonathan Ye pulang, dia merasa senang dan lebih ke berterima kasih, dalam hati berjanji akan memperlakukannya dengan baik, tapi karena pekerjaan dan masalah lainnya membuatnya lupa akan hal ini.

Teringat waktu kecil, Yonathan Ye baru lahir, dia dengan senang hati melihat bayi yang begitu kecil dan lembut, hingga tidak berani menyentuhnya.

Ayah dengan lembut berkata padanya, “Ericko, ini adalah adikmu, kamu nanti harus menjaganya dengan baik ya.”

“Iya, ayah, aku tidak akan membiarkan orang lain menindasnya.”

Tapi kenyataannya?

Dia tidak hanya tidak menjaga adiknya dengan baik, bahkan membuat adiknya terluka karenanya.

Dia bukan seorang kakak yang memenuhi standart.

Ericko Ye menggenggam tangan kanan adiknya, berkata sendiri, “Yonathan, tunggu kamu bangun, apapun yang kamu mau akan kakak berikan padamu...kalau kamu menyukainya, bawalah dia pergi.”

Christy Mu baru sampai di depan pintu mendengar kalimat ini, seperti di tembak petir mematung di tempatnya.

Yang dia sebut ‘dia’...itu ‘dia’kah?

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu