Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 140 Surat Dari Javier Mu, Mengajaknya Bertarung(2)

Ericko Ye merasa murka, “Dimana? Siapa mereka?”

“Kakak, sudahlah, kamu melihatku seperti ini, tahu siapa mereka juga tidak akan ada manfaat apapun.”

Yonathan Ye tidak ingin memperbesarkan masalah, tapi berbeda dengan Ericko Ye, bagaimana bisa dia menerima hal ini?

“Sudahlah? Cih! Merampok hingga merampok ke keluargaku, kamu ingin aku menyudahi ini?” Ericko Ye meledak-ledak.

“Kakak, diluar sudah sangat gelap, aku juga tidak melihat dengan jelas wajah mereka, yang penting tidak terjadi sesuatu yang parah padaku, kamu jangan mengejarnya lagi, okay?”

Ericko Ye dengan kesal menatapnya sejenak, sejak Yonathan Ye kembali, dia belum pernah meminta apapun padanya, saat ini, dia sudah memohon, sebaiknya Ericko Ye mengalah, “Baiklah, aku menyetujuimu soal ini, tapi, seterusnya jika kamu keluar harus membawa pengawal!”

Yonathan Ye tersenyum pasrah, “Baiklah baiklah, aku akan mendengarkanmu.”

Amarah Ericko Ye sudah berkurang, melihat kakinya yang terluka, bertanya dengan perhatian, “Apakah sakit?”

“Sedikit...... Aish, kamu jangan menyentuhnya!” Yonathan Ye kesakitan hingga menggigit bibirnya.

“Dimana Dokter Han? Kenapa belum sampai?” teriak Ericko Ye.

Pengurus rumah Wang berucap dengan terburu-buru, “Sudah di perjalanan, sebentar lagi akan tiba.”

Saat ini, Christy Mu membawa sebuah perban yang membungkus es, memberikannya pada Ericko Ye dan berucap, “Kompres dengan es dulu, ini akan membuat Yonathan menjadi sedikit membaik.”

Ericko Ye sedikit ragu, “Caramu ini, apakah akan menambah rasa sakit?”

“Tidak akan, bukankah dulu aku sering terkilir? Aku sudah berpengalaman soal ini, jika kamu merasa tidak percaya kamu boleh telepon Dokter Han.” selesai Christy Mu berucap, wajah Ericko Ye berubah menjadi sendu.

Sering terkilir? Apakah dia sedang menyiratkan sesuatu?”

Paman Wang tanpa menunggu perintah dari tuan rumah, langsung menelepon Dokter Han, setelah menanyakan beberapa pertanyaan, dia berucap, “Tuan, Dokter Han bilang boleh di kompres dengan es.”

Setelah mendapatkan jawaban pasti, Ericko Ye segera meletakkan kantung es itu di atas kaki adiknya yang bengkak.

Setelah mengganti dua kantung es, Dokter Han tiba di villa, memeriksanya dengan teliti, berucap, “Cederanya tidak serius, hanya terlikir biasa. Dua hari ini jangan terlalu sering berjalan. Sekarang di kompres es dulu, nanti setelah 24 jam di kompres lagi dengan air hangat.”

“Apakah tidak perlu ke rumah sakit untuk x-ray?” tanya Ericko Ye.

“Sebenarnya tidak perlu, tapi jika kamu tidak tenang......”

“Kakak, tidak apa tidak perlu ke rumah sakit, aku percaya pada Dokter Han.” Yonathan Ye tersenyum pada Dokter Han.

Ericko Ye mengerutkan alisnya, berpikir sejenak kemudian berucap, “Kalau begitu dua hari ini kamu disini saja, tunggu hingga kaki Yonathan sembuh baru pergi,” tanpa menunggu penolakan Dokter Han, langsung memerintah Paman Wang, “Siapkan kamar tamu untuknya.”

“Hey! Tuan Ye, kamu tidak meminta pendapatku dulu?” protes Dokter Han, di rumahnya ada istrinya yang menunggunya.

Tanpa berperasaan Ericko Ye berucap, “Simpan pendapatmu, gajimu akan kuberikan dua kali lipat.”

Dokter Han ingin kembali menolak namun tertahan di tenggorokannya, kalau begitu...... biarkan istrinya sendirian beberapa hari.

Carina Qiao yang sedak duduk agak jauh melihat keramaian itu namun tidak menghampiri, saat ini dia tidak ingin menambah kesan, lebih tidak ingin menambah masalah.

Yonathan Ye menatapnya sekilas tanpa ada yang tahu, hatinya yang merasakan tindakan Ericko Ye, seketika merasa ada beberapa masalah yang harus dia ingatkan, walaupun dia merasa kesal padanya, tapi dia adalah saudaranya satu-satunya.

Memikirkan hal ini, Yonathan Ye berucap, “Kakak, nanti datanglah ke kamarku, ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu.”

Ericko Ye mengadahkan kepalanya menatapnya dalam, menganggukkan kepalanya dan berucap “Baik.”

Sekelompok orang itu sedang makan malam, Yonathan Ye dipapah oleh orang naik ke atas dan duduk di atas ranjangnya.

“Kamu istirahatlah dulu, aku akan mandi dulu lalu kemari mencarimu.” ucap Ericko Ye.

“Em.”

Christy Mu mengikuti Ericko Ye berjalan keluar, tangan yang berada di belakangnya menunjuk ke meja komputer, kemudian membuat gerakan menelepon padanya, Yonathan Ye setelah melihat itu tersenyum sejenak.

Sepertinya saat ini, hatinya hampir menggila.

Namun, Gilbert Nan, aku akan mengingat hal ini, suatu hari nanti aku akan membalasmu berkali lipat!

Oh, dan juga kejadian yang menimpa Christy Mu, aku juga akan membalaskannya padamu.

Setengah jam kemudian, Ericko Ye memakan kaos berwarna abu muda dan celana training datang ke kamarnya, rambutnya masih terlihat basah, dia duduk dengan malas di atas sofa, tatapanya terlihat lelah.

“Kita kakak beradik sudah lama tidak berbicara dari hati ke hati, katakan, ada masalah apa?”

Yonathan Ye bersandar pada kepala ranjang, mengusap ringan kakinya, berucap dengan datar, “Kakak, beberapa hari ini terjadi banyak hal di rumah, aku memiliki pemikiran yang sedikit berbeda, apakah kamu ingin mendengarnya?”

Terlihat senyuman kecil di wajah Ericko Ye, “Ku kira kamu benar-benar sudah tidak peduli pada masalah yang ada di rumah, katakanlah, aku akan mendengarnya.”

“Tentang Javier Mu,” Yonathan Ye berhenti sejenak, melihat raut wajahnya yang tidak berubah, kembali berucap, “Karena lenganku ini disebabkan olehnya, jadi, aku sedikit mengerti mengenainya. Walaupun masalah beberapa hari ini mengarah padanya, tapi aku ingin menggantikannya untuk membantah?”

Ericko Ye menatapnya terkejut, “Membantah? Dia sudah melukaimu hingga seperti ini kamu ingin membelanya?”

“Kakak, dengarkan dulu hingga aku selesai bicara,” Yonathan Ye dengan tenang menenangkannya, “Aku membelanya, bukan karena aku memaafkannya, tapi aku merasa masalah ini seperti bukan dia yang melakukannya, sebaliknya, aku merasa ada orang yang ingin menggunakan namanya untuk merusak rencana.”

Raut wajah Ericko Ye berubah menjadi serius, hatinya sebenarnya juga merasakan hal ini, tapi dia selalu menekannya dengan akal sehatnya, sekarang Yonathan Ye juga mengatakan hal ini, jangan-jangan memang ada yang tidak beres?

Yonathan Ye sudah cukup berbicara hingga di sini, sisanya dia membiarkan Ericko Ye untuk memikirkannya sendiri, dan lagi, biarkan dia merasakannya sendiri.

“Kakak, ini hanyalah firasatku, masih belum ada bukti, tapi sebaiknya kamu waspadalah dulu. Sekarang aku hanya memiliki kamu, aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu.” dua kalimat terakhir, Yonathan Ye berucap dengan sangat tulus, juga ucapan dari lubuk hatinya.

Ericko Ye bangkit berdiri menyentuh bahunya, hatinya terasa menghangat, “Tenang saja, kakak tidak pernah mengalami masalah, tidak akan terjadi sesuatu. Kakak akan mengingat ucapanmu, tidak peduli apakah dia benar-benar Javier Mu atau palsu, kali ini, kakak tidak akan melepaskan mereka.”

“Baiklah, kalau begitu kamu harus berhati-hati.” Yonathan Ye mendongakkan kepalanya menatapnya.

“Aku tahu, kamu cepatlah istirahat.”

……

Saat ini, Christy Mu sedang duduk dengan tidak tenang di dalam kamar, entah apakah Yonathan Ye mengerti dengan gerakan tangannya, jika dia tidak mengerti dan tidak meneleponnya, kalau begitu malam ini, dia tidak akan bisa tidur.

Sangat ingin langsung pergi ke kamarnya, namun takut diketahui oleh Ericko Ye atau yang lainnya, nanti akan muncul gosip yang sulit untuk menjelaskannya.

Setelah menunggu hampir dua jam, tiba-tiba handphonenya berbunyi, Christy Mu segera mengambil dan melihatnya, nomor telepon villa.

Apakah Yonathan Ye yang menelepon?

Pasti benar, orang lain tidak akan melakukan hal semembosankan ini.

Waktu hampir menunjukkan pukul dua belas malam, villa terasa sunyi senyap, Ericko Ye seharusnya sudah tidur.

Christy Mu memberanikan diri membuka pintu melihat sekilas keluar, bagus, tidak ada orang.

Dia menutup pintu dengan perlahan, berjalan dengan cepat ke arah kamar Yonathan Ye, setelah tiba di depan pintu belum mengetuk pintu, wajah Yonathan Ye sudah muncul dalam pandangannya.

“Masuk.” Yonathan Ye menarik lengannya, seketika Christy Mu sudah ada di dalam, melihat sebentar keluar kemudian segera menutup pintu.

“Apakah tadi siang kamu bertemu dengan Gilbert? Apa dia yang memukulmu?” Christy Mu langsung bertanya.

Yonathan Ye melompat dengan sebelah kakinya ke sisi ranjang, kemudian duduk, tersenyum kecil berucap, “Bagaimana bisa kamu tahu?”

Dengan santai Christy Mu mengatakan soal kafe dan masalah yang terjadi, “Apakah dia mengenalimu? Apakah dia mencari masalah denganmu?”

Yonathan Ye yang mendengar ceritanya perhatian pada ucapannya, tanpa bisa dicegah hatinya menghangat, menunjuk ke sofa menyuruhnya untuk duduk, “Dia tidak mengenaliku, aku ketahuan olehnya ketika sedang mengikuti orang palsu itu, kemudian aku melihat Gilbert datang, segera pergi.”

“Kalau begitu kakimu?”

“Gilbert tidak mengejarku, tapi beberapa anak buahnya menahanku, kemudian, menjadi seperti ini......” Yonathan Ye menceritakan dengan santai, dia bisa lolos dari beberapa orang itu, kejadiannya pasti sangat tragis.

“Aku benar-benar hampir gila, sebenarnya apa Gilbert salah minum obat, hingga harus melakukan hal ini!” Christy Mu berucap dengan kesal.

“Sudahlah, masalahnya sudah menjadi seperti ini, cepatlah pergi tidur.” Yonathan Ye menenangkannya, jika disini terlalu lama, takutnya akan muncul masalah lain.

“Kalau begitu kamu juga vepatlah istirahat, aku pergi dulu.”

Christy Mu membuka pintu, diluar kamar sunyi seperti biasanya, dengan cepat dia kembali ke kamarnya, bersandar pada pintu sambil menghela nafas.

Malam ini sangat menegangkan, seperti detektif.

“Kamu pergi kemana?” terdengar suara Ericko Ye yang masuk ke telinganya.

Christy Mu langsung membekap mulutnya, kapan dia datang? Apakah dia melihatnya memasuki kamar Yonathan Ye?

Menelan sejenak air liurnya, Christy Mu berpura-pura tenang berucap, “Aku haus, jadi turun kebawah untuk minum.”

“Kemari!” Ericko Ye yang berada di samping tempat tidur yang tidak terlihat berucap dengan dingin.

Christy Mu menghirup nafas dalam, berusaha membuat wajahnya terlihat tenang, langkah demi langkah berjalan menghampirinya, sedikit demi sedikit terlihat wajah Ericko Ye dalam jarak pandangnya.

“Bukankah di mejamu ada air?” Ericko Ye menatap lekat wajahnya, seperti ingin melihat hingga ke dalam hatinya.

Christy Mu melihat sejenak air yang ada di gelas itu, berucap dengan dingin, “Aku tidak ingin minum air dingin.”

Ericko Ye tidak lagi beranya, menundukkan kepalanya melihat handphone.

Ini...... lolos begitu saja?

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu