Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 307 Pertama Kali Merasakan Karma (3)

Ya Tuhan, ini terlalu menakjubkan, sedetik melihat pria itu lagi, Yolanda Duan takut dirinya menghempaskan dirinya ke Evardo Ye dan menarik pria itu.

Melihat siluet tubuh gadis itu yang malu, Evardo Ye mengangkat tangannya lalu diturunkan kembali, sangat ingin memeluk gadis ini dari belakang seperti ini dan selamanya tidak lepas. Tapi Evardo Ye tidak berani. Hari ini dia sudah mendapatkan banyak, jika minta lagi, dia takut kucing ini mengamuk.

"Yolanda, ini ciuman pertamaku." Ucap Evardo Ye dengan lembut. Hal ini sangat indah baginya. Selamanya Evardo Ye akan mengingat hal ini.

Dengan cepat Yolanda Ye berbalik, "Aku tidak akan tanggung jawab."

Evardo Ye menyeringai, "Tentu saja. Tapi kalau kamu ingin aku bertanggung jawab, aku akan senang hati melakukannya."

"Kamu... kamu..." Kadar kecerdasan Yolanda Duan saat ini hanya setengah dari biasanya. Dia merasa dirinya bukan lawan Evardo Ye. Yolanda Duan langsung menarik tangan Evardo Ye, mendorong pria itu ke pintu keluar, dengan nada marah yang manja berkata, "Malam nanti tidak usah datang."

"Lalu bagaimana kamu makan malam?"

"Tidak usah pedulikan, lagipula aku tidak akan mati kelaparan." Selesai bicara, Yolanda Duan langsung menutup pintu. Gadis itu bersandar di balik pintu, jantungnya masih berdetak cepat. Teringat dengan ciuman itu, ujung bibir Yolanda Duan mengembangkan senyum.

Evardo Ye berdiri di luar selama 30 detik baru pergi.

Mendengar suara langkah kaki di pintu luar sudah pergi, baru Yolanda Duan naik ke ranjangnya lalu memeluk dirinya sendiri di dalam selimut. Jarinya menyentuh bibirnya, seperti masih tersisa rasa pria itu.

Sudah 28 tahun dan akhirnya diberikan ciuman pertama, rasanya juga menyenangkan. Rasa pria itu, Yolanda Duan sangat menyukainya.

Hanya saja kenapa dirinya bisa sesemangat itu? Ternyata yang berinisiatif mencium pria itu adalah dirinya? Yolanda Duan, dimana akal sehatmu? Apa sudah dimakan babi?

Yolanda Duan memukul kepalanya. Sambil memeluk diri sendiri dengan rasa senang sambil menyesali perbuatannya. Kesedihan dan kebahagiaan bercampur jadi satu.

Di sini, Evardo Ye yang semangat dan gembira duduk di dalam mobil untuk menenangkan perasaannya. Sampai sekarang pria itu masih belum berani percaya hal yang barusan terjadi. Bahkan jika ekspresinya tadi tenang, tapi Tuhan tahu bahwa dirinya gugup sekali. Keringat di telapak tangannya bertumpuk.

Evardo Ye menjilat lidahnya sendiri. Di sini masih tertinggal bekas gadis itu.

Penampilan Yolanda Duan membuat orang melihatnya tegas dan kuat, tapi tidak diduga ada waktu dimana gadis itu begitu lembut. Rasa bibir gadis itu seperti buah persik yang manis, membuat orang mabuk. Dan juga, ketika tubuh gadis itu menempel padanya, Evardo Ye sungguh seperti terkena aliran listrik, hanya ingin memeluk gadis itu lebih erat.

Cinta adalah buku pelajaran terbaik. Evardo Ye belum pernah mencium wanita lain, tapi begitu bersentuhan dengan Yolanda Duan, dia dapat belajar sendiri.

Oh tidak...

Evardo Ye menghela napas dengan perasaan puas. Dia tegila-gila dengan perasaan ini dan selamanya tidak bisa hilang.

Saat malam hari Evardo Ye tidak datang mengantar makan malam, tapi Bianca Ye yang datang.

Melihat seorang gadis yang sangat cantik di pintu masuk, Yolanda Duan saat itu juga pikirannya mendadak kosong, "Kenapa kamu datang? Kakakmu tidak di sini."

"Aku tahu. Kakak menyuruhku ke sini. Kak Yolanda, ini masakan yang kakakku kirimkan. Kakakku bilang, besok dia datang untuk mengambil kotak makan." Bianca Ye menyodorkan kotak makan ke tangan Yolanda Duan, tersenyum ceria lalu berkata, "Dah, kak."

"Ya, sampai jumpa."

Yolanda Duan menunduk menatap kotak makan di tangannya, tak kuasa untuk tersenyum.

Dia pikir, dia menyukai pria ini.

Sesuai ucapaan suster, pria seperti ini tidak ada orang yang bisa menolaknya.

Bianca Ye kembali ke mobil, sambil mengulurkan tangan berkata, "Sudah ku antar. Mana barang yang ku inginkan?"

Evardo Ye mengeluarkan uang dan selembar foto lama. Bianca Ye merampasnya, dengan cepat menyembunyikan di belakang tubuhnya, "Kak, nantinya kamu tidak boleh memakai foto jelek ini untuk mengancamku."

Evardo Ye tersenyum sekenanya, "Dari mananya jelek? Aku kira itu lucu."

"Oh, ternyata kamu merasa gadis kecil yang memakai popok basah sedang menggigit kakinya sendiri itu lucu? Kalau begitu kamu bergaya seperti ini lalu aku foto." Bianca Ye marah.

"Aku bukan orang bodoh." Evardo Ye membalikkan kepalanya melihat lampu di lantai enam, kemudian mengendarainya mobilnya pergi.

Malam ini, kegusaran Evardo Ye sulit hilang. Di kepalanya tidak henti-hentinya muncul pemandangan dia dan Yolanda Duan berciuman intim. Semakin memikirkan semakin Evardo Ye merasa suasana hatinya memburuk. Evardo Ye mandi sampai dua kali dengan air dingin, kemudian memaksa dirinya tidur.

Dirinya bukan orang suci, dirinya adalah pria dewasa, memiliki kebutuhan jasmani. Sebelum Yolanda Duan datang, jarang sekali ada pikiran seperti ini, tapi semenjak gadis itu muncul, Evardo Ye sangat ingin menarik gadis itu ke pelukannya, sangat ingin memilikinya.

Mungkin karena hasutan di siang hari yang terlalu kuat, baru memasuki alam mimpi, Yolanda Duan sudah masuk ke dalam mimpi Evardo Ye. Gadis itu memakai gaun pendek berwarna merah dengan punggung terbuka, kedua kakinya telanjang, menatap Evardo Ye dengan menggoda.

Mana bisa Evardo Ye mengontrol dirinya. Evardo Ye maju lalu merobek baju Yolanda Duan. Kedua orang itu tanpa lelah bermain di atas kasur...

Hari berikutnya, ketika bangun tidur Evardo Ye merasa seluruh tubuhnya lelah. Tangan kanannya mengusap dahinya lalu mendesah. Mimpi basah seperti ini, sungguh mengerikan.

Mungkin karena hal yang terjadi kemarin, hari ini Yolanda Duan sama sekali tidak berani menatap langsung mata Evardo Ye, berbanding terbalik dengan Evardo Ye yang dari awal tatapannya berputar-putar pada tubuh Yolanda Duan.

Evardo Ye memecah kecanggungan, "Sehabis makan, kita melakukan apa?"

Yolanda Duan fokus pada makanannya, tidak bicara. Linardi melirik ketuanya, terpaksa berkata, "Pagi ini kita melakukan pelatihan yang sederhana. Sorenya kamu memberikan kami pelatihan."

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu