Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 327 Tidak Ingin Menipumu (1)

Evardo Ye menepuk bahu Linardi dan berkata, "Kalian makanlah, aku pergi."

"Aku tidak antar ya."

Evardo Ye pergi dengan buru-buru sampai tidak melihat di ujung koridor ada seorang wanita datang...

Yolanda Duan pelan-pelan menikmati sup ayamnya, sedangkan Linardi memakan dumpling udang dengan rakus. Kedua orang yang memiliki pendengaran yang tajam mendengar ada suara langkah kaki yang mengarah kemari, sangat pelan, seperti ada keraguan pada langkah kaki tersebut, lalu langkah kaki tersebut terhenti di depan ruang pasien.

Kedua orang yang sedang makan, melihat satu sama lain. Yolanda Duan mengangkat dagunya, Linardi menaruh kembali dumpling udang lalu mengusap tangannya, mengambil pistol yang berada di pinggang pria tersebut. Linardi seperti seekor kelinci dengan cepat berlari ke belakang pintu.

Dua menit berlalu. Orang di luar masih belum berniat mengetuk pintu.

Linardi menunggu dengan sabar. Mendengar suara hembusan napasnya, pasti itu seorang wanita.

Aneh. Kenapa ada seorang wanita yang mencari ketua?

"Tok tok tok..." Suara ketukan pintu terdengar

Linardi berdiri di belakang pintu, menggeser pintu dengan kaki. Baru wanita itu maju selangkah, Linardi sudah menodongkan pistol tepat di dahi wanita itu.

Jolly Zhao menjerit, hampir terjatuh.

"Siapa kamu?" Tanya Linardi dengan dingin.

Jolly Zhao bersandar di dinding dengan tubuh bergetar, menutupi perutnya dan menjawab dengan tergagap, "Aa... aakuu... sekretaris Evardo Ye."

Mendengar nama Evardo Ye, Linardi memasukkan kembali pistolnya. Jika dari awal dia tahu wanita ini selemah ini, dia tak perlu mengeluarkan pistol.

"Dia baru saja pergi."

Jolly Zhao masih belum sadar akan keterkejutannya. Ini pertama kalinya dia ditodong pistong oleh seseorang dan pria di depannya terlihat begitu kuat dan kejam, bagaimana mungkin Jolly Zhao tidak takut?

"Aku bukan mencari dia."

"Lalu kamu mencari siapa?"

Jolly Zhao menunjuk ke dalam ruangan pasien, "Aku mencari Yolanda Duan."

Linardi mengangkat alisnya. Sejak kapan ketua mengenal wanita lemah lembut ini?

"Ketua, ada wanita yang mencarimu." Linardi berdiri di depan pintu dan berteriak ke orang yang berada di dalam.

"Suruh dia masuk." Terdengar suara Yolanda Duan menjawab.

"Masuklah." Sikap Linardi tidak bisa dibilang bersahabat, karena dirinya merasa bahwa wanita ini datang untuk mencari masalah. Sepasang mata wanita itu tampak tidak tenang.

Jolly Zhao mengambil napas dalam-dalam, lalu melangkahkan kaki masuk ke dalam. Yolanda Duan duduk di meja makan sedang memakan sarapannya, makanannya sangat beragam.

Yolanda Duan mendengar suara wanita itu, maka dari itu Yolanda Duan tidak ada rasa terkejut sedikit pun, lalu berkata pada Linardi, "Kamu keluar dulu."

Yolanda Duan tidak ingin banyak orang tahu tentang masalah ini. Jika Linardi tahu, maka sama saja ayahnya juga akan tahu hal ini. Tentu saja Linardi akan berubah dan menentang kebersamaannya dengan Evardo Ye.

Linardi agak tidak setuju, lalu Yolanda Duan melempar sendok sup dan berkata, "Kamu pikir dia akan berbuat apa padaku? Bawa dumpling udang dan dumpling rebus ini keluar. Aku sudah cukup kenyang."

"Ada masalah langsung panggil aku."

"Hm."

Setelah Linardi pergi, Yolanda Duan menatap wanita itu. Waktu lalu dia tidak memperhatikan dengan teliti wanita ini. Yah, wanita ini sangat cantik, berkulit halus dan lembut, tapi sepertinya lebih gemuk dari dulu."

Yolanda Duan menunjuk kursi di hadapannya yang baru saja diduduki Linardi, "Duduklah."

Tidak disangka Jolly Zhao bersikap tenang bertemu dengan Yolanda Duan. "Demi anak yang di dalam perutnya," pikir Jolly Zhao, lalu wanita itu duduk.

"Ada suatu hal?" Yolanda Duan lanjut memakan sarapannya, seperti tidak menganggap keberadaan Jolly Zhao.

Jolly Zhao berpura-pura lemah, dengan lembut berkata, "Nona Duan, apakah kamu bisa meninggalkan Evardo?"

Di dalam hati Yolanda Duan tertawa dingin. Wanita ini cukup blak-blakan. Begitu bicara langsung masuk ke topik utama. Evardo.... wanita itu memanggil Evardo Ye dengan sebutan yang tampak akrab sekali.

"Apakah kamu tidak merasa ucapan ini... terlalu bodoh?"

Dua bulir air mata Jolly Zhou keluar, "Nona Duan, aku tidak mau menyembunyikannya darimu. Aku hamil, sudah dua bulan. Ini anak Evardo. Maka dari itu..."

Sendok yang berada di tangan Yolanda Duan kaku, isi kepalanya berubah kosong, hanya terdengar berulang-ulang kalimat 'Aku hamil.'

Dia hamil? Kenapa Evardo Ye tidak membicarakan masalah ini?

Melihat ekspresi Yolanda Duan, Jolly Zhou tahu wanita itu tidak tahu masalah ini, setelah itu Jolly Zhou berucap, "Saat aku kecil, ayah dan ibuku bercerai. Aku tumbuh besar bersama ibuku, jadi aku tidak mau anakku tidak memiliki seorang ayah. Nona Duan, anda masih begitu muda dan cantik, memiliki kemampuan, pasti bisa mendapatkan pria yang cocok denganmu. Jangan bertarung denganku untuk mendapatkan Evardo. Aku sungguh tidak bisa tanpa adanya Evardo."

Mendengar ucapan tersebut, Yolanda Duan merasa tidak bisa menahan amarahnya, tapi Yolanda Duan juga tidak bisa bersikap lemah di depan wanita ini, maka dari itu Yolanda Duan sebisa mungkin bersikap tenang.

Hanya Tuhan yang tahu bahwa Yolanda Duan sangat marah sekali sampai rasanya ingin membunuh orang dan orang itu adalah Evardo Ye.

Kedua tangan Yolanda Duan masih terlipat di depan dada, tanpa bicara. Yolanda Duan masih mendengarkan ucapan wanita di hadapannya, "Mungkin kamu tidak tahu, saat ini aku tinggal di rumah keluarga Ye karena Evardo sangat menyukai anak ini. Dia berharap aku melahirkan anak ini, tapi dia juga merasa bersalah kepadamu. Aku tidak mau dia terluka, terpaksa aku buru-buru membicarakan ini denganmu. Aku berharap kamu tidak menyalahkanku."

Saat ini wajah Yolanda Duan semakin menggelap. Di dalam hati, Jolly Zhao merasa bangga sekali, tapi ekspresinya malah seperti gugup dan berbicara dengan gagap, "Ji...ji..jika... kamu tidak mau meninggalkan Evardo, aku hanya berharap..." air mata Jolly Zhao berjatuhan, "Aku hanya berharap nantinya kamu akan baik pada anakku. Bagaimanapun juga anak ini tidak bersalah."

Yolanda Duan menahan kemarahan amat besar di hatinya, menggertakan giginya menahan amarah dan berkata, "Pergilah. Aku akan mempertimbangkannya."

Tujuan Jolly Zhao sudah tercapai, tidak perlu tinggal lebih lama lagi. Jolly Zhao berdiri dan berkata, "Maaf mengganggu sarapanmu. Sampai jumpa."

Jolly Zhao pergi, Yolanda Duan tidak bisa lagi menahan amarah yang tertahan. Melihat makanan di atas meja, amarah Yolanda Duan semakin kuat. Kedua tangan Yolanda Duan langsung membalikkan meja makan.

Prangg!!!

Sumpit, mangkok, kotak makan berjatuhan ke lantai. Seluruh air menyiprat.

Mendengar suara tersebut, Linardi berlari masuk. Melihat lantai yang berantakan, Yolanda Duan semakin marah, Linardi langsung bertanya, "Ketua, ada apa? Marah kenapa?"

Yolanda Duan merasa perutnya sangat sakit. Kaki Yolanda Duan melemas, mundur dua langkah ke belakang. Linardi buru-buru membopong, "Ketua, jangan marah-marah. Sebenarnya ada apa? Beritahu aku, aku akan menggantikanmu."

Yolanda Duan mengambil napas dalam-dalam, "Tidak apa... tidak apa..." Belum selesai bicara, semuanya menggelap, Yolanda Duan terjatuh pingsan.

"Ketua!" Linardi berteriak. Linardi langsung mengangkat tubuh Yolanda Duan. Sambil berlari ke arah ruang ICU, sambil berteriak di koridor, "Dokter... dokter..."

Dari kantor dokter, keluar beberapa orang. Melihat muncul masalah pada Yolanda Duan, raut wajah semua orang berubah, mereka langsung berlari dan membukakan pintu ICU. Dokter yang bertugas bertanya pada Linardi, "Ada apa dengan kapten?"

Mata Linardi memerah, "Tidak tahu. Tiba-tiba dia pingsan."

Dokter tidak berani mengabaikan lalu langsung memeriksa secara keseluruhan.

Di perusahaan Star Ye.

Kedatangan Evardo Ye merubah suasana hati semua orang. Bagaimanapun juga direktur muda dan tampan lebih menarik dibandingkan dengan direktur yang sudah berumur. Walaupun direktur yang dulu juga memiliki pesona.

Sesampainya di perusahaan, Evardo Ye langsung memberitahu sekretaris Wang, "Beritahu kepada semua pimpinan eksekutif untuk rapat membicarakan proyek Amerika."

"Baik."

Sebelum pergi ke ruang rapat, Evardo Ye mengirimkan pesan singkat ke Yolanda Duan.

'Sudah makan?'

Karena tidak mendapatkan balasan apapun, Evardo Ye merubah ponselnya menjadi mode sunyi, mencari beberapa dokumen di ruangannya lalu turun ke bawah untuk rapat.

Ketika melewati tempat sekretaris, kebetulan Evardo Ye bertemu dengan Jolly Zhao yang terburu-buru.

"Direktur Ye..." Jolly Zhao memanggil, hati wanita itu melihat Evardo Ye dengan tatapan menanti. Tapi Evardo Ye tidak melirik sama sekali, pria itu langsung berjalan ke arah lift.

Sekretaris Wang yang mengikuti di belakang merasa agak aneh. Apakah dua orang ini bertengkar?

Bukankah Jolly Zhao bilang kalau hubungannya dengan direktur Ye sangat baik?

Hati direktur sungguh sulit ditebak.

Jolly Zhao agak canggung kembali ke posisinya. Karena masalah pagi hari, Jolly Zhou agak takut dengan Evardo Ye, tapi teringat dengan anak di perutnya. Jolly Zhao mengerti pria itu lagipula ada Christy Mu yang membantunya.

Suasana di ruang rapat sangat hidup, mungkin karena beberapa hari ini direktur Ye yang lama membuat semua orang depresi, maka dari itu saat Evardo Ye kembali, semua orang menghembuskan napas lega.

Diskusi proyek berjalan dengan sangat aktif, keefektivitasannya juga meningkat pesat bahkan dalam rapat ini juga meyakinkan beberapa hal.

Rapat berakhir di jam makan siang. Evardo Ye membuka ponselnya yang terbalik di atas meja. Belum ada balasan pesan. Evardo Ye merasa agak kecewa. Pria itu ragu sebentar, lalu memutuskan menelpon Yolanda Duan.

Tok tok tok——

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu