Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 110 Mungkin Hamil (1)

Christy Mu langsung menghela napas lega, turun dari ranjangnya, dan baru menyadari semua barang yang ada disana telah kembali pada tempatnya, kalau bukan tadi dia benar-benar telah mengalaminya, mungkin dia akan mengira semua yang terjadi tadi hanya mimpi.

Membuka pintu kamar, kebetulan melihat sosok tubuh bibi Qin, Christy Mu seperti bisa merasakan perubahan bibi Qin, dia seperti sedang menghindarinya, ya walaupun dia telah merasakan itu, tapi dia tidak menyalahkannya.

Dia sebaliknya malah merasa begini lebih baik, semua orang menjauhinya, dan saat terjadi sesuatu dengannya, dia juga tidak perlu berpikir banyak.

Begini lebih baik.

Christy Mu berjalan keluar, menuruni anak tangga, sampai di depan meja makan,dan melihat sayur di meja besar itu hanya satu porsi sayurnya.

Saat itu dia merasa sedikit bingung, memangnya Ericko Ye dan Carina Qiao tidak di rumah? Mereka kok tidak turun makan?

Christy Mu hanya sedikit bingung, tapi dalam hati tidak memperdulikan mereka, dia sebaliknya malah merasa lebih nyaman, daripada setiap hari di hadapan mereka makan membuatnya kehilangan nafsu makan, dan merasa ingin muntah!

“Nyonya, makan dulu saja, tuan bilang mulai dari hari ini jam makan nyonya dipisahkan dengan tuan.” Ujar bibi Qin di sebelahnya dengan nada suara serius.

Christy Mu sebaliknya tidak merasa keberatan, tersenyum tipis dan berkata, “Baiklah bibi Qin, kamu pergi kerjakan yang lain saja.”

Setelah bibi Qin pergi, Christy Mu mulai makan, makanannya kaya akan serat, bibi Qin menyiapkan 2 sayur dan 1 sup untuknya, tahu kecap dan kacang panjang, supnya dari sup ikan dan seafood.

Christy Mu menyantap makanannya dengan santai, mengambil sendok sup mengaduk sup lalu mencicipinya, dan setelah meminumnya, dia tiba-tiba merasa jijik, dan mual rasa ingin muntah.

Christy Mu segera meletakan sendoknya, langsung berlari ke kamar mandi di lantai 1, dan mencoba muntah di wastafel, dia rasanya ingin sekalian memuntahkan empedunya keluar.

Karena gerakannya yang terlalu besar, hingga menyadarkan bibi Qin, dia dengan cepat berjalan ke kamar mandi, melihat Christy Mu yang muntah, dia langsung mematung, berjalan menghampirinya menepuk ringan punggungnya.

“Nyonya, kamu kenapa?”

Kedua alis bibi Qin tertaut, kedua bola mata hitamnya memancarkan cahaya, terus bertanya, “Di bagian mana yang terasa tidak nyaman?”

Setelah mencoba muntah, tapi sampai akhirnya dia tidak bisa memuntahkannya, membuka keran air mengelap bibirnya, dan menjawab, “Aku tidak apa-apa, bibi Qin pergi bekerja saja.”

Dia juga tidak tahu salah di bagian mana, atau mungkin karena akhir-akhir ini banyak terjadi masalah, jadi merasa tegang dan stres hingga membuatnya seperti ini.

Bibi Qin mengikuti langkah kakinya, suaranya terdengar penuh perhatian, “Atau tidak aku temani nyonya pergi ke rumah sakit untuk periksa? Karena kalau terlambat dan ternyata ada suatu penyakit, dibiarkan semakin lama akan menjadi bahaya.”

Christy Mu menggelengkan kepala, suaranya terdengar lemah, “Tidak apa-apa, aku mau istirahat dulu, nanti pasti akan baikan.”

Bibi Qin menghela napas, dengan nada suara serius berkata, “Kita sama-sama wanita, aku mengerti dengan gejala ini, nyonya sebaiknya memeriksakannya ke rumah sakit, karena kalau itu bukan karena sakit bagaimana?”

Christy Mu mendengarnya, berpikir dengan seksama, lalu tiba-tiba menangkap maksusnya, keringat dingin langsung bercucuran, “Maksud kamu...”

“Nyonya, baguslah kalau kamu mengerti, aku akan segera menyuruh paman Wang untuk mengantarmu pergi ke rumah sakit, sebaiknya memeriksa lebih rinci agar lebih baik.” Ujar bibi Qin.

Bibi Qin dalam hati berpikir, kalau Christy Mu benar-benar hamil, dan anak yang dihamilinya adalah anak daru tuannya, maka dia selanjutnya harus lebih berhati-hati melayaninya, kalau saja ada suatu kekurangan maka akan menjadi repot!

Selain itu masalah ini harus segera dilaporkan pada tuannya...

Christy Mu kali ini tidak menolak lagi, dengan di pimpin bibi Qin, langsung naik ke mobil keluarga Ye, dan pergi ke rumah sakit Permata.

Christy Mu tidak bisa menahan tawa pada dirinya sendiri, dia sepertinya sangat berjodoh dengan rumah sakit, ini bahkan belum sehari sejak dia meninggalkan rumah sakit, dan hari ini dia harus kembali masuk ke pintu rumah sakit lagi.

Di sisi lain, bibi Qin melihat mobil meninggalkan rumah Ye, dan dia langsung pergi ke kamar dan berjalan naik ke lantai 3, dia tahu Ericko Ye saat ini sedang bekerja di lantai 3.

Sampai di depan pintu ruang buku, bibi Qin seperti biasa mengetuk pintu lalu berkata, “Tuan.”

Di dalam kamar seperti tidak ada suara, bibi Qin beberapa saat merasa bingung, atau tuan saat ini sedang tidak ada di kamar, dia baru saja bersiap pergi, lalu pintu kamar tiba-tiba terbuka.

Ekspresi wajah Ericko Ye begitu dingin, dengan acuh tak acuh bertanya, “Ada apa?”

Bibi Qin dengan hati-hati berdiri di sampingnya, dengan wajah penuh hormat berkata, “Nyonya tadi waktu makan, tiba-tiba mau muntah, menurutku dia jatuh sakit, jadi aku menyuruh supir mengantarnya ke rumah sakit untuk memeriksa diri.”

Setelah mendengar kata-kata bibi Qin, dahi Ericko Ye mengkerut, suaranya terdengar begitu dingin, “Kamu bilang dia muntah?”

Bibi Qin langsung mengangukan kepala, dengan jujur menjawab, “Muntahnya sangat hebat, aku tanya kenapa? Dia bilang setelah meminum sup seafood langsung ingin muntah, aku curiga...”

Kata-kata terakhir bibi Qin belum selesai diucapkan, dan Ericko Ye seperti sudah mengerti maksudnya, ekspresinya begitu datar menganggukan kepala, berkata, “Aku mengerti, beberapa hari ini lihat terus dia, kalau ada sesuatu yang ganjil, cepat kabari aku.”

“Baik.”

Setelah mengatakan itu, Ericko Ye menutup pintu kamar, dan bibi Qin akhirnya bisa menghela napas lega.

Dia bagaimana bisa merasa kalau tuan tidak senang? Mungkinkah karena belum pasti, kalau nyonya benar-benar hamil?

Lalu dia berpikir lagi, akhirnya mencoba mengerti, nyonya akhir-akhir ini melakukan beberapa kesalahan yang fatal, atau mungkin telah menyulut kemarahan tuan, hingga membuat tuan saat ini begitu dingin terhadapnya?

Setelah merasa mengerti, bibi Qin dengan cepat melangkah turun, dalam hati berpikir: Tidak peduli atas alasan apa, bukan dia yang sebagai bawahan yang harus memikirkannya, tapi saat pintu terbuka, dia seperti melihat bayangan nona Carina Qiao disana...

Ericko Ye menutup pintu, ekspresinya begitu gelap, hingga saat Carina Qiao keluar dari kamar mandi saja dia tidak memperhatikannya.

Kedua pipi Carina Qiao begitu merah, dalam otaknya kembali berputar adegan yang baru saja terjadi, dia merasa pipinya saat ini begitu panas.

Melihat bekas hijau kemerahan di leher, bibir Carina Qiao mengembang, dia baru saja merasakan sikap hangat dan ramah Ericko Ye, dia seperti telah bisa menerimanya, ciuman tadi begitu mendiktaktur dan lembut...

Kalau bukan karena gangguan dari bibi Qin, mungkin mereka saat ini sedang...mengapa setiap kali selalu gagal?

Carina Qiao merasa sangat stress.

“Carina.”

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu