Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 400 Dia Tidak Memiliki Nasib Dengannya (2)

“Ayah? Ayah?”

Setelah memanggil beberapa kali, juga tidak mendengar jawaban, Justin Nan dengan bingung duduk di atas sofa.

Dia tidak mengerti mengapa Gilbert Nan mencarinya, tapi kalau sekarang pergi dari sana, dia pasti nanti akan disuruh datang lagi.

Melirik cuaca diluar, lagipula hari sudah mulai gelap, dia tidak percaya dia tidak akan datang kesini untuk istirahat!

Memikirkan ini, Justin Nan membuang perasaan buru-burunya. Dengan melipat kaki mengeluarkan hpnya, dan jarinya dengan tidak sengaja menekan log panggilan, nama Bianca Ye menempati satu baris.

Dia merasa begitu aneh, teringat saat terakhir dia menerima panggilannya, sungguh merasa sangat aneh.

Dia masih menunggu disana, langit diluar sudah sepenuhnya gelap, Justin Nan berdiri menepuk pantatnya, berbalik dan ingin pergi.

Tiba-tiba, mendengar dari depan pintu terdengar suara pintu yang terkunci diputar terbuka, dia melihat kesana, melihat Gilbert Nan masuk ke dalam.

Di belakangnya ada seorang wanita, berdandan dan mengenakan pakaian yang indah, Justin Nan dalam otak berpikir, dia tidak pernah melihat wanita ini sebelumnya.

“Mengapa memanggilku pulang?” Justin Nan berjalan menghampirinya, dengan akrab merangkul Gilbert Nan, tapi tatapan matanya berada pada tubuh wanita muda itu.

Dalam hati tidak bisa menahan diri untuk berbisik. Sejak kapan bertukar selera, mencari wanita semuda ini dan kelihatannya begitu polos, dan juga usia mereka pasti berbeda sangat jauh kan!

Gilbert Nan seorang rubah tua, tentu saja tahu tatapan Justin Nan yang beralih ke wanita itu, dia tidak memergokinya, “Kamu tidak punya hati ya, jadi kalau aku tidak memanggilmu pulang, kamu pasti akan terus berkeliaran di luar kan. Dan tidak akan pulang lagi ke rumah?”

“Mana mungkin seperti itu lah, nih kamu lihat, kamu suruh pulang aku langsung pulang kan, dan tidak mengatakan apa-apa kan?”

Dia dan Gilbert Nan beradu beberapa kalimat, melihat wanita di belakangnya tidak berbicara, menundukan kepala dengan malu hanya melihat kakinya saja.

Justin Nan merasa aneh, kalau dulu, wanita pasti akan langsung menyerangnya. Dan berusaha setengah mati untuk mengambil hatinya, tapi kali ini, begitu berbeda!

“Sudah, sudah, kamu ini...” Gilbert Nan melepaskan diri darinya, lalu mengangkat kedua bola matanya.

“Jangan dilihati terus, tuh bola mata sudah mau nempel di badannya!”

“Paman!” Wanita itu akhirnya bersuara, dengan suara manjanya, hanya panggilannya pada ayahnya tidak sama dengan apa yang dipikirkan Justin Nan.

“Dia siapa?” Justin Nan akhirnya menanyakan pertanyaan yang sudah dari tadi dia tahan.

Gilbert Nan membawa wanita itu ke hadapannya. Lalu saling berhadapan dengan Justin Nan, “Ini Lora Lin, dia adalah anak dari temanku waktu muda dulu, kebetulan hari ini baru pulang dari luar negeri, jadi memanggilmu pulang, dan mengajakmu untuk pergi makan bersama, kalian anak muda juga pasti mudah mencari topik bicara.”

Seluruh wajah Justin Nan menggelap, ternyata dia berniat menjodohkannya untuknya, dia masih mengira kalau wanita ini akan menjadi ibu tirinya!

“Aku tidak ikut, sebelum datang tadi sudah makan.” Justin Nan langsung menolak, dia sekarang tidak ada mood memikirkan hal itu, mengenai perasaannya pada Bianca Ye, dia tidak bisa bilang lupa langsung bisa lupa begitu saja.

Justin Nan melototinya, “Dia belum makan, kamu sudah makan ya ikut temani Lora makan juga!”

“Kamu kenapa tidak pergi?” Justin Nan terlihat tidak puas, “Kalian berdua kan belum makan, pas lah bisa pergi bersama, perutku juga tidak lapar, jadi kamu menyuruhku melihati kalian makan?”

Setelah itu, Justin Nan mengambil jaket di ruang tamu, melirik Lora Lin di sudut dinding, lalu menoleh berkata pada Gilbert Nan, “Kalau sudah tidak ada apa-apa lagi, aku pulang dulu!”

“Berani kamu!” Gilbert Nan menghadang di depannya, “Jangan kira aku tidak tahu kamu sedang memikirkan apa, kamu pasti sudah terhipnotis dengan Bianca itu kan, memangnya keluarga Ye bersedia menikahkan kalian hah? Sudah jangan berharap lagi!”

“Cukup ya!” Justin Nan berang, menghempas tangannya.

“Semua ini aku tahu, dan kalau bukan karenamu, aku juga tidak akan kalah semengenaskan ini. Kalau dulu kamu bisa lebih mengalah dan menerima semuanya, aku juga tidak akan menjadi seperti ini, bahkan tidak bisa menjadi teman dengan Bianca!”

“Kamu...”

Gilbert Nan ingin memarahinya, tapi memikirkan perkataannya, dan teringat dengan segala perlakuannya dulu, memang benar semua karenanya yang membuat mereka tidak bisa memaafkannya.

Justin Nan seperti menemukan tempat pelampiasan, semakin berkata semakin pahit, “Kamu tidak ada kata-kata lagi kan? Kalau aku jadi bibi Mu, aku juga tidak akan memilihmu!”

“Plak!”

Gilbert Nan akhirnya tidak bisa menahan diri untuk melayangkan tamparan di wajahnya, kulit wajah putih Justin Nan, dengan cepat bercak 5 jari.

“Kamu memukulku?” Justin Nan dengan tidak percaya melihat Gilbert Nan, tatapannya begitu complicated.

“Aku...”

Tatapan Gilbert Nan menghindar darinya, perkataannya sungguh telah menyakiti perasaanya, dia juga tidak bisa mengontrol dirinya sendiri, tangannya tentu saja dengan natural memukul wajah Justin Nan.

“Huh” Justin Nan tidak ingin mendengar penjelasannya, keluar dari sana, menyisakan Gilbert Nan dan Lora Lin yang shock.

Gilbert Nan berbalik, tersenyum pahit.“Maaf Lora, semua karena aku yang telah mendidiknya dengan tidak baik, membuatmu melihat lelucon ini!”

“Paman tidak kok, kak Justin punya pikirannya sendiri, aku sangat menghargainya.” Lora Lin masih belum bisa keluar dari tatapan dalam Justin Nan tadi, perasaan terluka itu, dan kemarahan menjadi satu, hanya dia yang bisa menunjukan semua itu!

Gilbert Nan melihat arah kepergian Justin Nan. Merasa tak bertenaga, sekian tahun membesarkannya, sekarang bulunya sudah penuh dan sempurna, dia sudah bisa melepaskan diri dari pandangannya.

“Itu...Paman kalau tidak aku pulang dulu saja ya!” Lora Lin menundukan kepala tidak berani melihatnya, Gilbert Nan barusan sudah berbohong pada Justin Nan, bilang kalau dia baru pulang dari luar negeri, telinganya yang mendengarnya sudah panas dan memerah.

Gilbert Nan melihat Lora Lin yang lemah, menghela nafas, “Lora, terkadang menghadapi sesuatu yang kamu sukai kamu harus berusaha mendapatkannya sendiri.”

Jantung Lora Lin berdegup, “Paman, maksudmu apa?”

“Kamu begitu pintar, aku percaya kamu mengerti maksudku!”

Setelah itu, Gilbert Nan mengulurkan tangan mengelus kepalanya beberapa kali, lalu masuk ke dalam ruangan, sebelum sampai berkata. “Kalau mau pulang, pulanglah.”

Lora Lin menjawab ya singkat dengan hati-hati membuka pintu besar, takut mengganggu Gilbert Nan.

...

Justin Nan keluar dari rumah, dengan tanpa ekspresi mengemudikan mobilnya, lalu sebuah telepon masuk, dia mengulurkan satu tangannya, menyalakan bluetooth.

“Halo, siapa?”

Pihak penelepon terlihat diam, tak lama bersuara, “Kamu dimana?”

Justin Nan mengernyitkan dahi, suara ini seperti suara Yunardi Mu, tapi karena mereka tidak akrab, dia mencoba bertanya lagi agar lebih jelas, “Kamu Yunardi?”

“Iya aku.” Yunardi Mu juga tidak berbelit-belit, langsung mengakuinya.

“Kamu sekarang dimana?”

Pertanyaan ini, dia sudah menanyakannya 2 kali, yang pertama kali Justin Nan sudah mengabaikannya, yang kali ini Justin Nan akhirnya mendengarnya begitu jelas, “Aku di jalan tol.”

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu