Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 238: Sinyal Minta Tolong Darinya (3)

Saat ini Christy Mu tiba-tiba teringat dengan Lisa Xiao. Kalau hari ini teman pecinta petualangan satu itu ada disini bersamanya, ia pasti begitu bersemangat.

Angin dingin berhembus dari dalam gua, membawa aroma busuk ke hidung Christy Mu. Bulu kuduknya berdiri dan ia bergumam pada dirinya sendiri, “Sebenarnya seberapa dalam gua ini?”

Sebuah suara ‘Klotak Klotak’ pun tiba-tiba terdengar dan suara itu tiba-tiba saling tumpang tindih satu sama lain. Christy Mu mengambil senternya dan menyinarinya ke segala sisi. Ia sangat terkejut sampai-sampai detak jantungnya hampir berhenti, kulit kepalanya mati rasa, dan kakinya hampir terkulai ke tanah.

Ia melihat begitu banyak kelelawar bergantung di dinding atas gua, matanya yang hijau menatap Christy Mu. Ada juga beberapa ekor yang sepertinya tidak mendapat tempat untuk berpijak sehingga mereka terbang melingkar ditengah udara kosong sambil terus mencicit.

Christy Mu tidak pernah melihat kelelawar asli sebelumnya. Ia hanya pernah melihat hewan itu berulang kali di televisi dan drama. Kelelawar yang muncul disitu digambarkan sebagai simbol kejahatan dan darah. Dimana ada mereka, disitu pula ada mayat dan jejak darah.

Christy Mu dengan berani menyinari tanah dengan senter. Untung saja, selain bekas noda yang sudah menghitam, ia tidak melihat apapun yang mengerikan.

Christy Mu tidak berani menghirup udara dalam-dalam, takut ia menghirup gas aneh. Ia menatap lilin di tangannya. Untunglah, lilin itu masih memendarkan cahaya jingga yang hangat, meskipun ukuran pendarannya mengecil.

Menelan ludah dan menenangkan diri sendiri, Christy Mu berusaha menyatukan kedua tangannya dan bergumam, “Maaf, maaf, aku sudah mengganggu. Aku sama sekali tidak bermaksud begitu. Maaf.”

Kelelawar-kelelawar itu tidak terlihat menaruh perhatian lebih pada Christy Mu. Selain menatapnya, mereka tidak melakukan gerakan menyerang maupun gerakan yang terlalu menonjol, Christy Mu pun perlahan kembali melangkah maju.

“Tes... Tes... Tes... Tes...”

Samar-samar terdengar suara air menetes dari dalam gua, seperti bulir air yang menetes kedalam air, didalam gua yang sunyi bunyi itu terdengar nyaring dan keras. Christy Mu berjalan ke sumber suara dengan penasaran. Beberapa meter kemudian, ia melihat sebuah kolam dengan diameter lebih dari satu meter di hadapannya. Kolam itu sangat jernih, tapi Christy Mu tidak tahu seberapa dalam kolam itu. Sekitar kolam itu terasa sangat lembab. Tetesan air itu mengalir turun sepanjang stalakmit dan akhirnya jatuh ke dalam kolam itu.

Entah sudah berapa ratus tahun air ini menetes jatuh hingga akkhirnya membentuk kolam kecil seperti ini.

Christy Mu melihat ke sekeliling. Dinding gua disini tidak berbeda jauh dengan yang sebelumnya, hanya lebih basah saja.

Jadi Christy Mu berjalan mengelilingi kolam itu dan berjalan lebih dalam. Ia menginjak pinggir kolam itu, menimbulkan suara “PYAAK“ yang nyaring. Christy Mu menjadi panik dan tidak dapat menahan teriakannya.

“AH!”

Jeritan ketakutan Christy Mu dibawa oleh udara tipis sampai ke luar gua. Begitu mendengarnya, Gavin pun mengernyitkan alisnya. Hal menyeramkan apa yang Christy Mu temui sampai berteriak begitu?

Harryo Zhang dan Alisa bangkit berdiri bersamaan dan saling tersenyum. Wanita itu sebaiknya mati ketakutan saja di dalam sana sehingga tidak merepotkan mereka berdua.

Setelah pulih dari kepanikannya, Christy Mu menyinari kolam itu. Sepanjang matanya melihat, ada seekor ikan besar yang berenang di dalam kolam itu. Ia tidak sengaja menginjak ujung ekornya yang membuat air berkecipak.

Christy Mu belum pernah melihat ikan semacam ini. Bagaimana mendeskripsikannya? Ikan itu terlihat tidak karuan, seperti sudah lama berada di dalam kegelapan, dan tidak mempedulikan rupanya sendiri.

Kepalanya sangat besar dengan sepasang mata yang sangat kecil. Mungkin karena hewan ini berada di dalam gelap untuk waktu yang lama sehingga penglihatannya memudar. Tapi ada banyak sekali antena diatas kepalanya.

Christy Mu menjadi sedikit penasaran, bagaimana ikan ini bertahan hidup? Apalagi didalam kolam itu tidak ada ikan kecil lainnya. Ketika Christy Mu sedang memikirkannya, ikan besar jelek itu tiba-tiba berenang pergi ke dalam pusaran kolam dan menghilang.

Mungkin, ada semacam sungai yang menyambung di kolam ini. Disini adalah sumber oksigen, jadi mungkin ikan itu datang untuk menghirup oksigen dan kebetulan saja bertemu dengannya.

Christy Mu bertanya-tanya dalam hati gua macam apa ini.

Ia sebenarnya ingin keluar dan memberitahu Gavin bahwa tidak ada apa-apa disini, tapi ia penasaran apa lagi yang dapat ia lihat disini sehingga ia tidak dapat menahan diri untuk tidak melangkah maju.

Cahaya lilin mulai bergoyang dan Christy Mu merasa napasnya semakin terasa berat. Akal sehatnya terus-menerus memberitahunya untuk tidak berjalan lebih jauh lagi, jangan masuk lebih dalam lagi, tapi ia tidak bisa menghentikan langkah kakinya.

Di depannya ada sebuah belokan. Christy Mu berdiri di posisinya dan berpikir dalam, apakah sebaiknya ia meneruskan langkahnya atau berbalik arah saja.

Setelah perdebatan intens dalam dirinya, Christy Mu pun memutuskan untuk melanjutkan langkahnya. Ia hanya ingin melihat ada apa di balik belokan itu, dan setelah itu ia akan kembali lagi.

Memantapkan hati, Christy Mu pun melangkah maju dengan perlahan. Tapi ia baru saja berbelok ketika kakinya seperti bercampur dengan sesuatu. Tubuhnya sontak ambruk dan lilin di tangannya pun terlepas lalu menggelinding, lilin itu tidak memberinya muka dan padam. Untungnya, ia masih memegang senternya dengan erat.

“Aduh, aduh, sakit.” Christy Mu ingin menjejakkan tangannya pada tanah tapi ia merasa tangannya malah menekan sesuatu. Ia mengarahkan senternya dan seketika itu juga rasanya jiwanya melayang.

“AAAH!!” Christy Mu menjerit begitu menatap tengkorak di tangannya. Saat ini, hanya teriakan yang bisa melepaskannya dari ketakutan.

Ia cepat-cepat membuang tengkorak itu ke tanah dan senter di tangannya menyinari sekelilingnya. Christy Mu begitu takut dan rasanya akan pingsan. Sinar senter itu justru menyinari tumpukan kerangka.

Tidak lagi tahan untuk tetap tinggal, kaki Christy Mu melunak dan dengan cepat berlari keluar. Seolah-olah ia sedang dikejar oleh roh-roh. Suara derapnya yang kencang membangunkan kelelawar-kelelawar. Mereka mengepakkan sayap mereka dan terbang keluar dari gua.

Tentu saja ini juga mengejutkan orang-orang yang berada di luar. Mereka belum pernah melihat kelelawar sebanyak ini.

Gavin sedang menggendong anak yang tidur itu. Meskipun kilat terkejut dan kegelisahan terpancar jelas di matanya, tapi Christy Mu justru tidak mati ketakutan di dalam sana.

Belum sempat rasa khawatirnya pudar, sesosok orang yang tidak asing pun berlari keluar diiringi dengan kelelawar-kelelawar diatasnya.

Begitu Christy Mu keluar dari gua, ia langsung terjatuh diatas tanah tanpa memikirkan citranya sama sekali. Napasnya sangat terengah-engah dan wajahnya benar-benar pucat. Rambutnya berantakan dan kedua matanya tidak bisa fokus karena panik. Tangannya hanya memegang senter dengan erat, sedangkan lilinnya sudah hilang.

Pandangan semua orang tertuju pada Christy Mu. Ada yang terlihat penasaran, ada yang terlihat mengejek, dan ada pula yang terlihat khawatir.

“Christy, apa yang kamu temukan didalam?” tanya Gavin.

Wanita itu tidak menjawab, hanya mengangkat wajahnya dan menatap Gavin dengan tatapan kosong seolah-olah ia tidak mengerti apa yang baru saja pria itu tanyakan.

Gavin ingin bertanya lagi namun dihentikan oleh Tuan Cai, “ Jangan bertanya lagi, lagipula sepertinya tidak bisa ditanya apapun. Sepertinya ia benar-benar ketakutan. Biarkan ia mengambil napas dulu. ”

Ucapan Tuan Cai tidak salah, Christy Mu benar-benar ketakutan.

Sepertinya Christy Mu tidak akan pernah melupakan pemandangan mengerikan itu untuk seumur hidupnya.

Suara-suara lain perlahan memudar, digantikan dengan suara terisak yang pelan. Suara isakan itu semakin lama semakin bertambah kencang dan akhirnya menjadi sebuah tangisan besar.

Seorang wanita sedang menangis di tengah gunung tapi tidak ada satupun dari yang melihat menawarkan tisu padanya atau memberikan pelukan yang menenangkan.

Christy Mu merasa sangat teramat sedih.

Gavin menatap Christy Mu dengan terkejut. Terakhir kali saat di rumah sakit, wanita itu hanya mengeratkan giginya dan menangis dalam diam meskipun sangat sakit. Ia mengira Christy Mu adalah wanita yang sangat tangguh, ia tidak menyangka ada kalanya dia juga sangat rapuh.

Entah berapa lama Christy Mu menangis, tapi Gavin juga tidak menganggunya. Menangis saat takut adalah salah satu cara orang untuk menenangkan perasaannya. Kalau ditahan, hanya akan menjadi sumbat dan penyakit dalam hati.

Setelah menangis, Christy Mu menyeka air matanya dengan lengan bajunya, ia mengambil napas perlahan dan menenangkan perasannya.

“Baiklah, sekarang katakanlah apa yang kamu temui sampai membuatmu ketakutan seperti ini.” tanya Gavin lembut.

Christy Mu menatap Gavin dengan matanya yang basah seperti seekor rusa yang terluka di pelosok hutan, membuat hati Gavin sedikit melonjak.

Christy Mu menjawab dengan suara yang gemetaran, “Di dalam ada banyak sekali mayat... Bukan, bukan mayat... Kerangka... Banyak, banyak sekali.”

Raut wajah semua orang berubah. Pantas saja Christy Mu sampai ketakutan seperti ini.

“Apa kamu yakin itu kerangka manusia dan bukan kerangka hewan?” desak Gavin.

Christy Mu menggelengkan kepalanya dengan keras, “Bukan hewan, itu kerangka manusia. Aku... Aku bahkan memegang tengkoraknya, matanya menatapku...” Air mata Christy Mu kembali menetes.

Gavin menatap Christy Mu dalam diam dan akhirnya menolehkan kepalanya pada Tuan Cai, “Bagaimana menurutmu?”

Tuan Cai mengernyitkan alisnya, “Gua ini berada begitu jauh dari desa, bagaimana mungkin ada orang mati di dalamnya? Dan kalau sudah jadi kerangka, berarti kejadian ini sudah lama.”

“Bagaimana kalau mengirim orang untuk memeriksa?” Gavin meminta pendapat.

Tuan Cai menatap Christy Mu dan ragu sejenak sebelum berujar, “Kalau begitu biarkan dua orang yang berani masuk untuk memeriksa ada apa di balik tulang-belulang itu.”

Gavin membalikkan tubuhnya dan menatap beberapa orang. Semua menundukkan kepalanya, tidak terkecuali Harryo Zhang dan Alisa. Mereka semua sehat dan hidup, jadi tidak ada alasan untuk takut. Apalagi mereka sudah tahu dari Christy Mu.

“Harryo, kamu bawa dua orang pergi masuk.” ujar Gavin dengan dingin.

Harryo Zhang mematung tapi ia tidak bisa menolak. Ia menganggukkan kepalanya, memanggil dua orang, lalu mengepak beberapa barang dan berjalan masuk.

“Tunggu dulu.” Christy Mu bangkit berdiri. Walaupun kakinya masih terasa lemas dan lemah, tapi ia dengan senang hati akan menambah beban pikiran pada Harryo Zhang. Ketiga orang itu menatapnya dan Christy Mu berujar, “Di dalam ada sebuah kolam yang berisi beberapa ikan besar. Mereka semua kanibalistik. Aku hampir saja ditarik turun oleh mereka.”

Harryo Zhang dan beberapa orang itu belum masuk tapi rasa takut sudah bertambah berkali lipat di dalam benaknya.

Begitu melihat ketiga orang itu menghilang dari mulut gua, kilat senang terpancar dari mata Christy Mu.

“Kamu berkata yang sejujurnya atau kamu hanya menipu mereka?” tanya Gavin dingin.

Christy Mu balas tertawa dingin, “Kenapa aku harus menipu mereka?”

“Iseng atau kamu ingin menjebak mereka.”

“Ah, aku benar-benar buru-buru.” ujar Christy Mu. Jiwanya sudah kembali dan terlihat bersemangat. Ia berjalan menghampiri Gavin untuk menggendong anaknya tapi pria itu malah mengambil dua langkah mundur.

“Sesuatu yang buruk baru saja menempel di tubuhmu, jangan sampai menularkannya pada anak ini.”

Christy Mu tiba-tiba tersadar. Betul juga. Ia baru saja memegang tengkorak, bagaimana mungkin bisa langsung menggendong anak kecil?

“Aku akan mencuci tanganku disekitar sini.” Christy Mu teringat bahwa disekitar sini ada aliran sungai kecil, ia melihatnya saat ia datang.

Alisa menatap kepergian Christy Mu lalu berjalan ke hadapan Gavin, “Bos, apakah aku perlu mengawasinya?”

Novel Terkait

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu