Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 88 Dari Pada Meminta Bantuan Lebih Baik Menolong Diri Sendiri (1)

Tangan kanan dengan lembut mengguncang gelas yang berisi anggur merah, dengan wajahnya yang acuh tak acuh menatap kepada orang yang berada di ranjang itu, nada bicaranya terdengar tidak berperasaan, "Di mana Javier?"

Christy menggertakkan giginya dengan sekuat tenaga, berusaha sekuat tenaga mengendalikan rasa takut yang semakin lama semakin sengit, matanya bercahaya bagaikan mata pisau, dan dengan tegas dia mengatakan, "Saya, tidak, tahu!"

Mulut Ericko tersenyum dingin, dengan kejam berkata, "Lepaskan!"

"Tidak!" Suara Christy yang melengking tajam dan terdengar menyedihkan. Dia menarik pakaiannnya erat-erat, menatap ke arah pria yang semakin lama semakin dekat dengannya, dengan marahnya dia berteriak, "Ericko!Kamu adalah seorang iblis!Kamu pantas mati ! "

Pria itu membiarkannya berteriak sesuka hati, dan semua itu tidak membuat hati Ericko melunak. Salah satu dari empat orang itu mengangkat tangannya, kemeja yang tipis itu dalam sekejap berubah menjadi potongan-potongan kain, dan di udara hanya terdengar 'srakk' suara baju yang tersobek.

Tubuh bagian atas langsung terkena udara, perasaan sejuk yang datang itu membuat hati Christy merasa sakit.

Pakaiannya yang baru saja di sobek bukanlah punyanya, itu adalah baju warisan. Berdasarkan ingatan yang tertinggal di dalam kepalanya, ingatan itu seperti tali yang tertarik kencang dan pada akhirnya putus, air mata dingin mengalir deras melewati pipinya.

Pupil mata Christy terlihat seperti bara api yang telah mati, seperti jurang yang tidak terlihat dasarnya, tidak bergerak dan mati.

Ekspresi wajah Ericko berubah, dia merasakan perasaan tidak tertahankan, ditambah dengan wajah Yonathan yang muncul di dalam benaknya. Perasaan ragu di dalam hatinya menghilang, dan seketika perasaan itu digantikan dengan dendam yang membabi buta.

"Sebenarnya kamu ingin mengatakannya atau tidak! Cepat katakan kepadaku, di mana Javier!"

Christy dengan hening menatapnya , bahkan dia terlihat tidak bereaksi sama sekali.

"Selanjutnya!"

Christy tidak memberontak lagi, karena dia tidak bisa mengatasi kekuatan mereka, tubuh bagian bawahnya mengenakan rok yang sangat sederhana, terdengar suara sobekan dan rok itu hancur di bawah tangan tarikan seorang pria.

Sekarang di tubuhnya hanya tersisa pakaian dalam saja, kulit yang putih seperti salju terpapar keluar, seluruh tubuhnya terasa keras dan kaku tenggelam oleh rasa malu, dia mengertakkan giginya dan sekuat tenaga menahan menahan hasrat di dalam hatinya.

Christy jangan takut, ini hanya masalah hidup dan mati, tetapi kamu tidak boleh menundukkan kepalamu kepada orang cabul ini!

Ekspresi wajah Ericko tetap tenang menikmati penderitaan yang di terima wanita itu, dan dia bertanya, "Apakah kamu masih berencana untuk tidak mengatakannya?"

“bunuh saja aku!” Tatapan Christy tampak sangat dingin, seolah-olah es beracun telah meracuni kepalannya.

“Membunuhmu?” Ericko terkekeh dan dengan dingin dia berkata , “jika aku membunuhmu! Saya khawatir akan mengotori tanganku! Cepat katakan dimana Javier?!”

"Jangan bermimpi!" Nada bicara Christy tidak terlihat sedikit pun keraguan.

"Sepertinya Anda belum pernah mendapat pelajaran! Kalian ayo serbu dia! Saya akan melihat mulutmu bisa terkunci berapa lama!" Ericko dengan kejamnya memberikan perintah, memandangi ekspresi wajah Christy, seperti semut yang begitu kecil.

Punggung Christy bersandar di dinding yang sedingin es, dia menyaksikan keempat pria itu mendekatinya, Ekspresi mereka tampak dingin dan tak kenal rasa takut.

Ericko melihat pemandangan ini dengan sikap yang dingin, kemarahan di dalam hatinya bertambah besar, wanita murahan ini! Bahkan sampai sekarang dia masih mengunci mulutnya, apakah otaknya terbuat dari batu? !!

Apakah mungkin dia hanya tidak bisa mengunakan kata-kata yang lembut, untuk memohon ampun? !!

Begitu tangan mereka menyentuh kulitnya, wajah Ericko tampak gelap. Baru saja ingin membuka mulut untuk menghentikannya. Pada saat ini, tiba-tiba Christy memutarkan kepalanya, dan sangat keras menghantamkan kepalanya ke dinding!

Pupil mata Ericko tiba-tiba menyusut, Baru saja mau berteriak menghentikannya, tetapi sayangnya ... semua sudah terlambat.

Tiba-tiba tubuh Christy terjatuh, seperti layang-layang yang kehilangan benangnya, lemah tanpa tenaga jatuh di atas tempat tidur. Darah merah yang segar dengan cepat mengalir keluar dari dahinya, seprai yang berwarna putih bersih seketika terlumuri noda merah darah, seolah-olah seperti setangkai bunga yang sedang mekar, terlihat begitu cerah dan mempesona.

Ericko dengan cepat melangkah maju, lalu menangkap tubuhnya, mata yang berwarna es biru itu dengan cepat memancarkan hawa dingin, melihat ke arah orang yang berada di dalam ruangan itu dan berteriak, "Kenapa kamu masih diam saja? Cepat pergi ambilkan kotak obat!"

"Ya!"

"Brian!"

Brian mendengar instruksinya, dengan cepat maju selangkah, dengan nada bicara yang berwibawa berkata, "Tuan, katakan perintahmu."

"Cepat panggil Dokter Han kemari! Gerakan harus cepat!"

"Mengerti!"

Brian melirik Christy yang tidak memiliki nafas kehidupan, dengan cepat berjalan keluar, dia tidak bisa menahan batinya untuk menghela nafas.

Melihat tuan muda begitu peduli kepada nyonya, Jika dia peduli padanya, mengapa harus menyakitinya lagi dan lagi ?

Kemudian dia mengingat Yonathan kembali, dan batinya tidak dapat menahan untuk menarik nafas penyesalan: "Inilah hidup!"

Semua itu sudah di tentukan oleh takdir dua belah pihak tidak dapat menjadi satu hati, semua itu sudah di tentukan oleh takdir dua belah pihak tidak ditakdirkan untuk hidup bersama.

Sementara Brian sedang pergi mencari dokter, secara sederhana Ericko membalut lukanya, meskipun untuk sementara ini dia dapat menghentikan pendarahannya, tetapi dia masih tidak menunjukkan tanda-tanda akan siuman.

Gerak-gerik di rumah ini menarik perhatian Carina. Dia keluar dari kamarnya, menarik tangan Brian yang sedang terburu-buru, lalu dia bertanya, "Paman, kenapa kamu terburu-buru, kamu mau pergi kemana?"

Brian menghentikan langkahnya, mengingat Ericko baik terhadap Carina, dia tidak lagi menutup-nutupi apa yang terjadi, dan dengan serius dia mengatakan, "Baru saja, nyonya dan tuan muda terlibat perkelahian, dan nyonya menderita luka ringan. Tuan muda meminta saya untuk segera memanggil Dokter Han."

"Jadi begitu."

"Nona Carina, sekarang saya tidak ada waktu berbicara denganmu, saya harus segera pergi mencari Dokter Han!"

Melihat pundak Brian, Carina mengangkat sudut bibirnya terlihat senyum yang dingin di wajahnya, dan hatinya bahagia bagai bunga yang bersemi.

Ternyata Christy membutuhkan perawatan dari Dokter Han, pasti situasi pertempuran itu tidaklah ringan, semua ini dapat dilihat dari ekspresi wajah Brian.

Sayang sekali dia melewatkan pertunjukan yang bagus itu!

Dia Langsung datang ke pintu kamar Christy, dia melihat situasi di dalam dari pintu yang setengah terbuka. Christy sedang berbaring di tempat tidurnya dengan mata yang tertutup, dan dari seluruh tubuhnya tidak terlihat tanda-tanda kehidupan.

Apakah dia sudah mati?

Carina tidak tahan untuk menebak apa yang telah terjadi. Pada saat itu, tiba-tiba dari dalam kamar terdengar suara orang yang sedang meneguk minuman, "Siapa yang berdiri di luar! Cepat masuk ke dalam!"

Carina menarik kembali lehernya, hatinya memancarkan maksud jahat, dia meremas tangannya dengan keras, seketika matanya tertutupi oleh kabut putih, dan dia secara perlahan membuka pintu. Dia baru menyadari Ericko bersandar di tepi tembok.

Dia bisa merasakan jejak perasaan dari wajah pria itu ... Pria itu merasakan kecemasan?

“Ericko, ada yang terjadi dengan Christy?” Carina terkejut dan air mata jatuh ke bawah.

Perlahan dia berjalan ke tempat tidur, menghadap ke arah Christy yang tidak sadarkan diri, ekspresinya dipenuhi dengan kesedihan, "Christy, apa yang terjadi kepadamu? Kamu jangan menakutiku, saya ini Carina!"

Melihat Carina menangis dengan penuh air mata, Ericko merasa sedikit jengkel, perlahan-lahan berjalan ke depannya, meletakkan kedua tangannya di pundaknya, dan dengan nada datar menghiburnya , "Carina, Dokter Han akan segera datang, jadi kamu tidak perlu khawatir. "

Carina yang terlihat manis menganggukkan kepalanya, melihat wajah Christy yang kurus dan pucat , membuatnya matanya mengeluarkan tatapan yang menghina.

Christy, sekarang kamu tahu betapa hebatnya aku ini? !! Dari dulu saya sudah mengatakan, kamu tidak akan pernah bisa mengalahkan saya.

Ericko menundukkan kepala, melihat penampilannya yang rapuh dan pucat, di dalam batinya muncul perasaan takut yang sangat mendalam.

Bagaimana jika dia tidak akan bisa bangun lagi? !!

Tatapan terakhir wanita itu selalu muncul di dalam benaknya, terlihat sepasang bola mata yang dingin dan penuh dengan keputusasaan, hidup di dunia tanpa dicintai.

Kedua tangan Ericko saling bercengkraman menjadi satu, otot-otot di tubuhnya tertarik kencang, dan seluruh tubuhnya memancarkan hawa dingin yang kuat.

Christy sialan, ayo cepat bangun! Bukannya kamu membenciku? Bukannya kamu ingin membalas dendam kepadaku? !! Jika begitu bangunlah!

...

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu