Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 90 Demi kamu Saya Rela (2)

Dan akhirnya tidak ada lagi kemudian, setelah itu kakak menghilang dari dunianya.

Dia menelpon kakaknya, tetapi dia diberitahu bahwa nomor itu kosong, dia mengambil KTP kakaknya, memeriksa riwayat perjalanannya, tetapi diberitahu bahwa dia tidak memiliki informasi orang itu ...

"Kakak, kapan kamu akan kembali? Saya sangat merindukanmu, benar-benar sangat merindukanmu."

Dan pada saat itu, terdengar suara ketukan pada pintu, tiba-tiba terdengar suara Paman Wang yang melewati pintu itu, "Nyonya, Tuan Gilbert datang mencarimu."

Dengan cepat ia menghapus air mata di sudut matanya, dan hidungnya kesulitan untuk menghirup nafas, dan dengan ringan berkata , "Saya tahu, saya akan segera turun."

Dia cepat-cepat bangkit dari tempat tidur, membuka pintu kamar, lalu berjalan menuruni tangga ke ruang tamu. Sekilas, dia melihat sosok yang dikenalnya duduk di sofa.

“Gilbert, mengapa kamu datang ke sini?” Christy bertanya dengan tenang dan tersenyum.

Ketika Gilbert mendengar suaranya, senyum cerah muncul di mulutnya, tetapi ketika dia melihat lapisan perban di dahinya, senyum di mulutnya langsung mengeras.

"Ericko menindas kamu lagi!"

Ini bukanlah pertanyaan, tetapi dia sedang menegaskan.

Senyum di wajah Christy pun hancur berkeping-keping, dia merasa hidungnya sedikit masam, dan dengan ringan dia berkata, "Tidak masalah, saya sudah terbiasa."

Dia tidak ingin Gilbert mengkhawatirkannya, dan dia hanya bisa menerima seluruh rasa sakit yang di deritanya.

Melihatnya berpura-pura kuat, Gilbert mengerutkan keningnya dalam-dalam, lalu dengan erat memeluk tubuh yang kurus itu, dia merasakan tubuhnya bergetar karena menahan perasaannya, Gilbert merasakan hatinya terpukul, seolah-olah merasakan apa yang di rasakan wanita itu.

"Kamu tidak bisa terus seperti ini, Dokter Liu memperingatkan saya, kamu tidak boleh lagi terluka, kalau tidak ..." Gilbert tidak bisa meneruskan kata-katanya, berhenti sebentar lalu terus melanjutkan perkataannya, "Sekarang ikut saya pergi!"

Hati Christy terasa hangat.

Setelah itu, tanpa memberinya kesempatan untuk berkata, dia mengambil lengan Christy dan berjalan keluar dari pintu. Pada saat ini, sosok Ericko muncul di depan mereka berdua.

Ekspresi wajah Ericko terlihat tidak peduli. Dia memperhatikan bahwa mereka berpegangan tangan, seketika ekspresi wajahnya terlihat sedikit acuh tak acuh, dan nada bicaranya terdengar santai. "Gilbert, kamu menarik tangan istriku, kamu berencana pergi kemana?"

Ekspresi wajah Gilbert terlihat tenang, dan napasnya tercampur dengan amarah. "Apakah kamu menganggap Christy sebagai istrimu? Setiap hari dia selalu menderita luka, Ericko, jangan lupa bahwa kamu adalah seorang pria!"

Setiap hari menindas seorang wanita, apakah ini keahlianmu? !!

Ericko tidak memperdulikannya, dia melirik ke arah orang yang di belakangnya, dia malahan mendapati wanita itu menatapnya dengan marah. Seketika dia berubah menjadi dingin dan dengan acuh tak acuh berkata, "Ini masalah pribadi saya, kamu tidak perlu ikut campur."

Mulut Gilbert terangkat bibirnya membentuk sebuah lingkaran dan dengan sikap acuh tak acuh berkata, "Saya tidak peduli dengan masalahmu, tetapi ini berkaitan dengan Christy, saya tidak bisa kalau tidak campur tangan!"

Sikap Gilbert sangat tegas, terlihat dia harus ikut campur tangan.

"Apakah kamu harus campur tangan? Jangan lupa batas kesabaranku!"

"Ini adalah batas kesabaranku juga!"

Kedua mata saling memancarkan hawa dingin, dan bahkan udara di sekitarnya terasa sedikit menipis, membuat orang merasakan ketakutan, bahkan sampai dapat menimbulkan rasa sesak napas.

Christy semakin merasa cemas. Dia tidak ingin Gilbert, demi dia menyinggung perasaan Ericko. Di dalam hatinya, dia tidak berharap Gilbert terluka.

Suasana tegang semakin lama semakin berat. Kedua pria yang menolak untuk mengalah pasti mereka akan mulai menyelesaikannya dengan mengunakan tangan. Christy terburu-buru berdiri di antara mereka berdua, dan dengan nada bicara yang dingin berkata, "Saya tidak ingin melihat kalian berkelahi! Ericko, demi saya kamu akan berkelahi dengan teman baikmu, apakah menurutmu itu sepadan? "

Ketika dia mengatakan itu, di dalam mulut wanita itu keluar kata-kata yang bercampur dengan ejekan. Seolah-olah mengatakan, Apakah saya begitu penting di hatimu?

Christy berbalik ke sisi lainnya, melihat ekspresi wajah Gilbert yang hangat, dan dengan tenang berkata, "Gilbert, terima kasih karena telah membela saya, tetapi saya tidak berharap kamu mengunakan cara ini."

Jika pria itu terluka karena dia, dia akan merasa sangat bersalah.

Gilbert mengerti apa yang dia maksud, senyum muncul di sudut mulutnya, dan dengan lembut berkata, "Christy, jangan khawatir. Saya tidak akan mempersulit dirimu."

Setelah mendengar apa yang dia katakan, hidung Christy terasa asam dan seluruh matanya terasa panas dan lembab, dan dengan lembut dia berkata, "Terima kasih."

Terima kasih atas perhatianmu dan terima kasih atas pengertianmu.

Gilbert menggelengkan kepalanya, ekspresi wajahnya penuh dengan kemurahan hati, dan dengan lembut dia berkata, "Demi kamu saya rela."

Melihat kedua dua orang itu yang saling mengasihi di hadapannya, muncul sebuah bayangan hitam di pupil mata Ericko. Dia tidak menyangka Gilbert akan menyukai Christy. Demi wanita itu, dia tidak ragu untuk menjadi musuhnya!

Apakah Christy memiliki pesona yang begitu hebat?

Mendengarkan penjelasan dari Brian, dahulu dia adalah seorang buaya darat, tetapi sekarang dia sudah lama tidak pergi ke bar, bahkan jika dia pergi kemana, tidak ada wanita cantik yang menemaninya, Ericko merasa sangat aneh dengan perubahannya.

Sebenarnya apa yang dia sukai dari Christy?