Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 347 Kebetulan, Orang Yang Berada Di Lubuk Hati Terdalam (1)

"Tidak...." Bianca Ye ingin menolak, tapi berpikir bahwa Yonardo Xiao tidak mungkin tanpa alasan mengajaknya makan, pasti ada suatu masalah. Bianca Ye berubah menyetujui, "Eeng... baiklah."

"Baiklah, di hotel Grand Wan."

Yonardo Xiao memutuskan telepon, menatap dua pohon di jalan yang melintas lalu menghembuskan napasnya berat. Suasana antara Evardo Ye dan Yanti Duan sulit diartikan, membuat Yonardo Xiao sulit bernapas...

Hotel Grand Wan.

Evardo Ye yang paling pertama masuk ke ruang pribadi restoran, Yanti Duan dengan wajah gembira mengikuti di belakang, hanya tersisa Yunardi Mu dan Yonardo Xiao dengan wajah penuh kekhawatiran.

Mereka pikir setelah sampai di hotel suasananya akan hangat, tapi tidak disangka suasana masih terasa aneh juga. Bagaimana mereka bisa makan dengan gembira di suasana seperti ini!

"Kamu masuk duluan." Yunardi Mu mendorong Yonardo Xiao, menyuruh saudaranya masuk ke celah pintu.

Yonardo Xiao menarik erat kerangka pintu, "Kamu duluan yang masuk."

"Kenapa harus aku!"

"Kalau aku suruh masuk ya masuk! Banyak omong sekali!" Mencuri kesempatan Yonardo Xiao sedang tidak sadar, Yunardi Mu berpindah ke belakang tubuh Yonardo Xiao lalu menendang pria itu masuk ke dalam.

'Braaak'

Mendengar suara, Evardo Ye menoleh melihat dua bersaudara itu, "Sebenarnya apa yang sedang kalian lakukan?"

Yunardi Mu menutupi kakinya yang kesakitan, menatap tajam Yonardo Xiao, "Wah kamu benar-benar!"

Yonardo Xiao mendongak, menaikkan alisnya, lalu dengan senyuman bangga masuk ke dalam ruangan. Lampu di dalam ruangan hangat, kursinya empuk, hanya saja keempat pikiran orang ini tampak kosong.

"Maaf, aku datang terlambat!" Bianca Ye buru-buru sampai ke ruangan. Melihat semua orang duduk di dalam tapi tidak bergerak, Bianca Ye merasa heran.

"Kenapa kamu baru datang. Aku menunggumu lama sekali. Pergi pergi pergi, temani aku ke dapur untuk mempercepat penyajian makanan." Melihat bala bantuan, Yonardo Xiao langsung menarik Bianca Ye keluar.

Bianca Ye merasa hal ini sulit dijelaskan, mereka terus berjalan lalu berhenti. Bianca Ye bertolak pinggang lalu menatap Yonardo Xiao, "Katakan, sebenarnya ada apa mencariku? Aku tidak percaya kamu secara khusus mengajakku makan!"

Yonardo Xiao melihat ke ujung, memperkirakan jarak jauh yang mungkin Evardo Ye tidak bisa mendengarnya.

Yonardo Xiao menutup mulut Bianca Ye, "Pelan sedikit, telinga Evardo peka sekali!"

"Ummmphhh.... ummpppphh..."

"Kalau kamu pelan sedikit, aku akan melepaskanmu."

Bianca Ye mendongak dengan mata yang terlihat kasihan menatap Yonardo Xiao, mengangguk setuju. Setelah mendapatkan oksigen, Bianca Ye buru-buru menghirup napas beberapa kali, "Kamu ingin membekapku sampai mati ya!"

Suara Bianca Ye menggelegar, Yonardo Xiao yang mendengarnya bergetar lalu kembali menutup mulut wanita itu, "Sepupuku, pelan sedikit!"

Melihat Bianca Ye selalu bergerak, sepasang mata itu bergerak-gerak melihat sekeliling, Yonardo Xiao tidak sabaran lalu melepaskan tangannya.

Setelah mendapatkan kebebasan, Bianca Ye melotot tajam ke Yonardo Xiao, "Sebenarnya ada apa? Misterius sekali."

"Saat kamu masuk tadi, apakah kamu menyadari keanehan?"

Bianca Ye heran, kembali mengingat situasi saat dia berdiri di depan pintu tadi, lalu menggelengkan kepala, "Tidak."

"Ya ampun!" Yonardo Xiao menepuk kepala Bianca Ye, "Kenapa gadis ini tidak teliti? Apakah kamu tidak sadar ada keanehan antara Evardo dan Yanti?"

Bianca Ye tidak mengerti, "Apanya yang aneh? Mereka berdua tidak selalu seperti itu?"

"Bukan bukan!"

Yonardo Xiao mengepalkan tangannya erat karena sangat tidak sabar untuk Bianca Ye paham. Dua kepalan tangan itu dibandingkan di depan Bianca Ye, "Pasti diantara keduanya ada masalah. Berdasarkan pengalamanku, ada cinta di antara keduanya!"

"Tidak!"

Bianca Ye memutar bola matanya tak suka, "Persetan dengan cinta! Awalnya Yanti memang suka kakakku, apakah kamu tidak bisa melihatnya?"

"Bukan!" Yonardo Xiao menjadi tidak sabaran. Berjalan mondar-mandir di depan Bianca Ye, "Maksudku adalah ketika mereka keluar dari villa, ada suasana aneh yang tersebar di tubuh mereka."

"Kamu terlalu curiga. Darimana mereka aneh? Aku melihatnya biasa saja!"

"Sungguh. Kamu harus percaya padaku. Bagaimana kalau kamu bertanya pada Yanti?"

Keduanya saling berpandangan, "Mau... mencobanya?"

"Eum."

Sekembalinya mereka ke ruangan, kesunyian di ruangan seperti biasa. Yunardi Mu duduk di posisi yang tidak nyaman, melihat Yonardo Xiao dan Bianca Ye datang, Yunardi Mu langsung berdiri menyambut.

Yunardi Mu berjalan menghampiri Yonardo Xiao, memukul bahu saudaranya dengan kepalan tangan, "Kenapa baru datang? Makanannya bagaimana?"

"Sebentar lagi. Hari ini tamunya banyak sekali."

Yonardo Xiao menjawab asal, lalu pria itu menoleh ke Bianca Ye, keduanya menjadi waspada, diam-diam  membagi tugas. Bianca Ye duduk di sebelah Yanti Duan.

"Bianca, kamu datang." Melihat Bianca Ye, Yanti Duan mendongak lalu tersenyum manis pada Bianca Ye.

Bianca Ye mengucek matanya, Yanti Duan masih melihat dirinya sambil tersenyum manis, lalu Bianca Ye tidak tahan untuk bertanya, "Apa ada hal yang menyenangkan? Gembira sekali..."

"Tidak ada..." Sudut mata Yanti Duan melengkung, menunduk malu dan berkata, "Bianca, jangan bertanya. Sungguh tidak ada."

Bianca Ye mengernyit, dia hanya asal bertanya. Melihat Yanti Duan yang seperti itu, sepertinya benar ada masalah!

"Urusilah masalahmu sendiri dengan baik. Jangan selalu bertanya urusan orang lain." Evardo Ye yang selalu diam menaikkan pandangannya ke Bianca Ye, bicara tanpa emosi.

"Kak..."

Bianca Ye menoleh, melihat tidak ada ekspresi di wajah Evardo Ye, lalu memaksa ucapan terakhir yang ingin diucapkan ditelan kembali. Dalam sekejap, semuanya menjadi canggung lalu menunduk, tidak tahu harus berkata apa.

"Makanan datang! Kalian jangan hanya mengobrol, ayo makan." Melihat situasinya tidak benar, Yonardo Xiao menghidangkan makanan yang baru datang ke mereka.

Evardo Ye mengambil sumpit dan mengambil makanan, mengunyahnya pelan. Melihat Evardo Ye makan, Yanti Duan juga mengambil makanan yang dimakan oleh Evardo Ye.

"Eumm... lezat sekali, kak Evardo!" Baru makanan itu masuk ke dalam mulut, Yanti Duan langsung membelalakkan matanya, menatap Evardo Ye dengan ekspresi terkejut.

Evardo Ye tidak membalas ekspresi mata Yanti Duan, hanya berkata, "Hm."

Suaranya tidak keras dan tidak kecil, tapi membuat orang yang duduk di ruangan terkejut. Ketika Evardo Ye mengabaikan mereka, tapi malah merespon Yanti Duan. Ini... maksudnya apa?

Semua orang di meja memiliki pikiran masing-masing. Mereka makan dengan tidak berselera, hanya Yanti Duan yang senang. Yanti Duan selalu mencari topik untuk dibicarakan dengan Evardo Ye dan yang anehnya walaupun Evardo Ye tidak terlalu ramah, tapi Evardo Ye merespon hampir semua ucapan Yanti Duan.

"Aku ingin ke toilet." Selesai makan, Bianca Ye berdiri merapikan roknya. Setelah berdiri dari kursinya, Bianca Ye memutar kepalanya lalu lanjut berkata, "Yanti, ikut denganku sebentar. Rokku kotor, aku butuh bantuanmu."

"Ha? Oh..."

Ketika Yanti Duan dipanggil, wanita itu bersuara tidak percaya. Sampai mendengar ucapan dengan jelas, Yanti Duan baru sadar apa yang terjadi. Yanti Duan pamit kepada Evardo Ye, berdiri dengan gembira lalu mengikuti Bianca Ye keluar.

Di toilet.

Yanti Duan berada di belakang Bianca Ye dengan perasaan agak takut dan khawatir, "Bianca, aku bisa bantu apa?"

Dari dalam tas Bianca Ye mengeluarkan kosmetik, menghadap ke cermin membenarkan riasannya. Sambil menggambar alis sambil Bianca Ye bertanya, "Yanti, bukankah ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?"

"Maa...masalah apa?"

Yanti Duan tidak berani menatap kaca di depannya, takut dirinya ditebak oleh Bianca Ye, Yanti Duan menunduk lalu balik bertanya dengan gugup.

"Jangan sembunyikan dariku. Aku bisa melihatnya."

"Kalau begitu ada masalah apa? Bianca, jangan bicara sembarangan."

Bianca Ye langsung menghentikan gerakan tangannya, menatap lurus Yanti Duan yang terlihat dari dalam cermin, "Pasti kemarin ada sesuatu yang terjadi antara kamu dan kakakku. Kalau tidak, kenapa bisa kamu seperti ini?"

"Aku..."

Yanti Duan sulit mengelak, berpikir cukup lama baru mengangkat kepalanya, "Aku bilang padamu, kamu jangan berpikir macam-macam...."

"Hm."

"Apa? Kamu dengan kakakku....?"

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu