Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 346 Kesalahan, Aku Merindukanmu (3)

Evardo Ye membantu Yanti Duan merapikan rambut, tiba-tiba hati pria itu terasa kosong. Pria itu mengkhianati Yolanda Duan, mulai saat ini Evardo Ye takut bahkan untuk sekedar mengingat Yolanda Duan pun dia tidak pantas.

Yanti Duan yang berada di pelukan Evardo Ye sama sekali tidak mengetahui perasaan Evardo Ye. Yanti Duan sangat senang, dirinya bisa menyingkirkan batu penghalang, akhirnya... dirinya berhasil!

Waktu berlalu cepat menjadi siang hari. Evardo Ye selalu berada di ruang baca tidak keluar, sedangkan Yanti Duan masih dibuat mabuk dengan kehangatan hubungan keduanya.

Yanti Duan kembali ke dapur, bersiap memasakkan Evardo Ye makan siang. Ada banyak berbagai macam bahan masakan di dalam lemari es, membuat Yanti Duan bingung harus bagaimana.

Yanti Duan ragu cukup lama di depan lemari es. Yanti Duan mengambil beberapa telur lalu dipecahkan dan dimasukkan ke mangkok. Karena Yanti Duan tidak pandai, cangkang telur yang pecah semuanya masuk ke dalam mangkok.

"Kacau!" Yanti Duan memukul kepalanya sendiri, lalu buru-buru mengambil sumpit untuk mengambil cangkang telur.

Tidak lama kemudian, minyak di penggorengan sudah panas, Yanti Duan mengambil mangkok berisi telur dan ketika memasukkannya tidak hati-hati karena api di penggorengan seperti mau menyambar, mangkok di tangan Yanti Duan pun langsung langsung terlempar ke dalam penggorengan.

"Prang...."

Evardo Ye yang berada di ruang baca begitu mendengar suara alat jatuh langsung berlari ke luar, begitu membuka pintu Evardo Ye disambut dengan bau yang menusuk hidung, Evardo Ye mengernyit bingung.

Di dalam asap tebal, Evardo Ye mengikuti asap tebal tersebut, di dalam asap itu terlihat ada bayangan seseorang, Evardo Ye memanggil, "Yanti?"

"Ah... aku di sini. Kak Evardo!"

Bayangan orang itu bergerak, lalu memeluk lengan Evardo Ye. Evardo Ye menutup hidungnya lalu membawa wanita itu keluar dari dapur, "Apa yang kamu lakukan?"

"Aku..." Yanti Duan sembunyi-sembunyi melihat raut wajah Evardo Ye, menjawab dengan takut, "Aku sedang membantumu memasak..."

"Di sini kamu tidak perlu memasak." Evardo Ye mengerutkan dahi menatap Yanti Duan. Walaupun wajah pria itu tidak kesal, tapi nada suaranya keras. Air mata di pelupuk mata Yanti Duan mengalir ke pipinya.

"Aku bukan..."

"Ah...." Evardo Ye menghembuskan napasnya, merasa sangat kesal.

Yanti Duan mencuri kesempatan menatap Evardo Ye sekilas, tahu bahwa pria itu tidak marah pada dirinya, kedua tangan Yanti Duan langsung memeluk pinggang Evardo Ye.

"Kak Evardo, jangan marah. Aku hanya ingin masak untukmu."

"Kamu ingin makan apa, aku bisa menyuruh bibi memasak untukmu. Kamu seperti ini...."

Evardo Ye tidak melanjutkan ucapannya, karena dia melihat Yanti Mu mulai ingin menangis lagi. Ada rasa pasrah yang timbul di hati Evardo Ye.

Menunggu asap di dapur hilang, baru Evardo Ye masuk ke dalam dapur. Penggorengan di dapur sudah terbakar dan tak berbentuk. Evardo Ye membuka penutup penggorengan dan melihat sesuatu yang hitam pekat berada di dalam penggorengan.

Evardo Ye mengambil spatula di samping, dengan spatula tersebut mengeruk sesuatu yang ada di penggorengan. Spatula itu mengambil beberapa bongkahan yang seperti arang, lalu Evardo Ye menaruhnya ke dalam mangkok, memutar tubuhnya dan bertanya pada Yanti Duan, "Ini apa?"

"See.. sepertinya.. itu telur..."

Kalau dia tak salah ingat, Yanti Duan hanya memasukkan satu hal ke dalam sana. Yanti Duan mengambil sumpit, lalu membalikkan sesuatu yang sudah berubah menjadi arang itu.

"Kamu tidak bisa berada di tempat ini. Makan di luar saja." Evardo Ye meletakkan spatula, langsung berjalan ke luar dapur, asap di dapur membuat Evardo Ye langsung batuk.

"Oh...."

Yanti Duan mengikuti Evardo Ye di belakang. Baru mereka berjalan keluar, Yunardi Mu dan Yonardo Xiao bersaudara melihat Evardo Ye mau pergi menjadi penasaran, "Kak, kenapa mau pergi?"

"Dapur di rumah kebakaran. Aku mau makan di luar." Evardo Ye menjelaskan datar, tanpa melihat ke arah Yanti Duan.

"Terbakar?" Kedua bersaudara itu bertanya bersamaan, lalu mengintip beberapa kali ke dalam rumah.

Mata Yunardi Mu sangat tajam, melihat di belakang Evardo Ye ada Yanti Duan yang tampak menyesal, Yunardi Mu langsung paham, "Tidak mungkin dia memasak dan membakarnya, kan?"

Evardo Ye tidak berkomentar, tapi langsung dianggap 'iya'. Yonardo Xiao mengelilingi Yanti Duan beberapa kali, "Tidak ku sangka kamu memiliki kemampuan. Selain rumah, apakah kamu bisa meledakkan yang lain?"

"Kamu..."

Yanti Duan dibuat marah sampai tidak bersuara, wanita itu hanya bisa memelototkan mata.

Yunardi Mu menepuk Yonardo Xiao, "Hati-hati."

Teringat bahwa ini ada di rumah Evardo Ye, Yonardo Xiao merubah ekspresi wajahnya, "Kak, pas sekali kami ke sini untuk makan bersama kalian. Dua hari lagi kakak akan pergi ke kota B, tentu saja kita harus makan yang enak bersama."

"Sepertinya kalian sudah tahu mau pergi kemana." Evardo Ye melihat dua mobil yang menghampiri, pas sekali cukup untuk dirinya dan Yanti Duan.

"Ayo jalan."

Tanpa menunggu kedua bersaudara itu membalas ucapannya, Evardo Ye menarik tangan Yanti Duan dan mengarah ke kursi belakang mobil. Yunardi Mu dan Yonardo Xiao saling menatap, melihat Evardo Ye dengan curiga.

Yonardo Xiao mengusap kepalanya, "Sejak kapan kak Evardo baik begitu padanya?"

Yunardi Mu yang berjalan di depan menjawab, melebarkan dua tangannya, "Mana ku tahu?"

Di dalam mobil, suasananya sangat canggung. Yonardo Xiao dan Yunardi Mu duduk di kursi depan, sisanya berada di belakang, ada keanehan yang sulit digambarkan.

"Ah, itu..."

"Kak, apakah kakak sudah membereskan barang untuk dibawa ke kota B?" Yonardo Xiao tidak bisa menahan kecanggungan ini, lalu pria itu asal mencari topik untuk dibicarakan.

Evardo Ye menatap ke depan, menjawab tanpa ekspresi, "Semua barang ada di sana."

"Ee... be.. benar juga. Kalau begitu apakah datanya sudah siap?"

Akhirnya Evardo Ye menatap Yonardo Xiao, "Semua data ada di komputer."

"Hahaha.... itu... aku juga tidak begitu paham." Yonardo Xiao berpura-pura menggaruk, diam-diam menatap Yunardi Mu yang sedang menyetir, memberikan tatapan penuh maksud pada saudaranya.

"Ada apa?" Yunardi Mu sedang berkonsentrasi, tiba-tiba tatapannya bertabrakan dengan saudaranya. Tiba-tiba pria itu agak kesal, setelah bertatapan dengan saudaranya, lalu mengurangi geraknya.

Yonardo Xiao berkedip ke Yunardi Mu: Bicara!

Yunardi Mu langsung membalas tatapan saudaranya: Aku bicara apa?

Yonardo Xiao melotot: Terserah. Selama tidak canggung, apa saja boleh!

"Kak... itu, bagaimana kalau kita mengajak Bianca?"

"Terserah."

Setelah Evardo Ye menjawab, suasana dingin kembali.

Yonardo Xiao mengeluarkan ponselnya, melirik ke belakang dengan perasaan takut, lalu menelpon Bianca Ye.

"Yo-nar-do-xiao, ada apa?" Jelas sekali Bianca Ye tidak sabaran. Sekarang jam makan siang, ini adalah waktu yang bagus untuk bisnis di toko makanan manis, tapi pria itu malah menelpon Bianca Ye di saat seperti ini. Jelas sekali pria itu mencari Bianca Ye untuk dimaki.

"Halo. Kenapa kamu berteriak?" Yonardo Xiao mengorek telinganya, dengan kesal berkata, "Kak Evardo menyuruhmu siap-siap keluar untuk makan, kamu..."

"Suruh dia ikut ya ikut saja, jangan bawa-bawa namaku." Evardo Ye tak kuasa memotong ucapan Yonardo Xiao.

"Oh." Sekejap, Yonardo Xiao tidak seangkuh tadi, mengiyakan dengan suara pelan.

"Intinya, aku tanya padamu, mau tidak makan di luar?"

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu