Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 544 Aku Sungguh Merindukanmu (3)

Vanny pasrah, mendorong Ani Xie lalu berkata: "Aduh, Ani. Kenapa kamu berubah menjadi penggosip begini?"

"Aku kan penasaran. Tidak mungkin tidak ada alasan dia membantumu begini. Pasti ada alasannya."

Vanny menjawab dengan serius: "Alasannya karena dia adalah seniorku. Dia merasa aku butuh bantuan, dia hanya membantuku saja. Dunia ini bukan seperti yang kalian pikirkan, membantu orang pasti ada tujuan tertentu. Bukan seperti itu."

Ani Xie melihat wajah Vanny, dengan lemas menjawab: "Tujuan? Vanny, apakah kamu tidak tahu di antara senior dan junior bisa dibuat beberapa cerita yang ambigu? Kamu mau dengar?"

"Kalian ini sungguh tidak ada kerjaan ya? Kalau ada waktu, lebih baik digunakan untuk tidur daripada membuat cerita."

Setelah itu Vanny melempar bantal ke sebelah dan masuk ke dalam selimut.

Ani Xie juga ikut masuk ke dalam selimut dan menghimpit Vanny. Sambil menyipitkan matanya bicara: "Aduh, sudah lama tidak tidur bersamamu. Rasanya seperti kembali ke sekolah. Aku sangat merindukan hari itu."

Vanny juga merindukan saat-saat itu. Keduanya masih seorang mahasiswi yang polos, tidak memiliki banyak masalah yang dikhawatirkan. Setiap hari belajar, makan dan tidur. Keseharian mereka sangat monoton tapi tidak merasa gundah.

Sedangkan sekarang....

Ujung bibir Vanny yang tersenyum berubah getir, sambil bercanda berkata: "Kamu bisa kembali ke sekolah, kan? Lagipula kita belum lulus. Tapi prasyaratnya adalah Yonardo Xiao harus melepaskan seseorang."

Teringat ketika dirinya belum pergi ke rumah Vanny, wajah Yonardo Xiao seperti ditelantarkan, Ani Xie tak kuasa menahan tawa.

Vanny menengok melihat ke wajah tertawa Ani Xie: "Senang sekali melihat wajah bahagiamu."

"Kamu juga bisa. Vanny kami sudah tumbuh besar, sekarang kamu sudah bisa membuat keputusan."

Hanya saja tidak tahu, apakah nantinya Vanny akan menyesal dengan keputusannya hari ini.

Ya benar, dirinya sudah tumbuh besar...

Vanny mengatupkan bibirnya, menghela napas panjang lalu berkata: "Hanya saja saat tumbuh dewasa, rasanya sungguh tak enak sekali."

"Tapi selama dirimu kuat, segalanya pasti akan membaik. Ini yang telah ku pelajari."

"Hm, kamu adalah teladanku. Kita adalah sahabat, aku juga akan bekerja keras untuk tidak tertinggal terlalu jauh darimu."

"Maka semangatlah! Oh ya, malam ini aku akan menginap semalam, besok aku pulang."

Vanny terkejut, "Cepat sekali?"

"Aku mencari waktu kosong untuk pergi ke sini. Masih banyak pekerjaan yang belum ku urus. Ditambah lagi, karena sudah tahu jawabannya, tugasku juga sudah dianggap selesai. Tapi kamu butuh persiapan mental, Yunardi itu sulit, mungkin dia akan melakukan sesuatu yang tak tahu malu."

Ketika membicarakan Yunardi Mu, hati Vanny menjadi perih.

Hal ini pasti tiba, selalu akan tiba, dia tak bisa menghindar.

Vanny menghela napas, bekerja keras membuat dirinya tetap tenang, "Tidak akan. Yunardi memiliki gengsi. Mungkin setelah ditolak, mungkin kami tidak akan bertemu lagi."

"Mana mungkin? Selama kamu bekerja di toko kue, kalian akan sering melihat satu sama lain."

"Maka dari itu nantinya aku tidak berencana kerja di sana lagi."

Ani Xie terdiam: "Sampai kamu kembali dari magangmu, kamu juga tidak akan ke toko kue?"

"Tidak."

Ani Xie tersenyum getir, "Vanny, apakah kamu ingin menggambar garis perbedaan yang jelas dengan kami?"

"Bukan itu maksudku. Aku hanya ingin masalah ini sembunyi dulu. Tunggu sampai segalanya tenang, aku pasti akan kembali. Sampai saat itu, pasti Yunardi sudah memiliki mangsa yang lain dan melupakanku, kan?"

Vanny bicara dengan datar dan ringan, tapi teringat dirinya dan Yunardi Mu tidak akan terlibat apapun lagi, hati Vanny merasa sesak, seperti sebuah batu besar menekannya.

Walaupun Vanny tak mengatakan apapun, tapi Ani Xie yang berada di samping merasakan sesuatu, dengan helaan napas panjang berkata: "Aduh, hubungan yang malang!"

Setelah itu keduanya tidak saling bicara, hanya terdengar suara jarum jam dinding.

Pelan-pelan Ani Xie tertidur, sedangkan Vanny melihat ke langit-langit sambil melamun. Sampai hari beranjak terang.

Vanny bangkit dan duduk dengan kepala yang pusing. Vanny mandi lalu beranjak ke lantai bawah untuk membantu ibunya membuat sarapan.

Tapi Vanny berdiri di depan jendela, mengucek matanya kasar, berpikir bahwa pandangannya kabur.

Tapi ketika Vanny melihat dengan seksama, Vanny sadar di bawah sedang berdiri seseorang. Itu sungguh seniornya?!

Tapi kenapa pria itu bisa muncul di sini? Bukankah rumah senior bukan di sini?

Ekspresi wajah Vanny sulit dijelaskan. Vanny memiringkan kepalanya, sedang menimbang apakah dirinya perlu ke bawah dan menyapa seniornya.

Ketika Vanny mandi, Ani Xie sudah bangun. Saat ini, ketika melihat Vanny melamun di sebelah jendela, Ani Xie menghampiri.

Begitu melihat, Ani Xie menyipitkan matanya, bicara pada diri sendiri: "Itu orangnya?!"

Vanny yang sedang berpikir serius tiba-tiba kaget karena mendengar suara Ani Xie.

Vanny menoleh melihat Ani Xie: "Kamu kenal senior itu?"

Ani Xie menggeleng: "Tidak kenal. Tapi dia bisa kemari mencarimu, pasti hubungannya sudah sedalam itu denganmu. Bagaimanapun juga, bahkan kamu tak memperbolehkan Yunardi datang kemari."

"Jangan bandingkan dia dengan Yunardi. Senior itu bekerja keras, giat dan banyak membantuku, dia adalah guruku yang baik dan teman yang sangat membantu. Hanya saja..." Wajah Vanny sulit dijelaskan, "Kenapa dia bisa muncul di sini?"

"Kalau begitu sapa dia dan tanya."

Vanny agak ragu sebentar lalu mengambil jaketnya: "Aku akan ke sana."

Vanny berlari kecil ke bawah. Melihat punggung senior prianya, Vanny memanggil dengan suara jelas.

"Senior!"

Mendengar suara Vanny, senior tersebut langsung berbalik. Begitu melihat Vanny, muncul senyuman hangat dari senior tersebut.

Saat ini sinar matahari begitu terang, dengan lembut menyinari tubuh senior pria tersebut, sinar matahari melembutkan wajahnya, membuat pria itu tersenyum dan juga berubah hangat.

Melihat senyum seperti itu, tiba-tiba hati Vanny menghangat. Beberapa masalah yang rumit seperti menghilang sepenuhnya.

Senior tersebut berjalan ke depan Vanny dan berkata: "Aku melihat biodata yang kamu tulis, aku tahu kamu tinggal di sini tapi tidak tahu alamat pastinya, aku hanya bisa bergantung pada keberuntungan dan melihat apakah bisa bertemu denganmu."

Vanny tampak tak paham dan bertanya, "Senior mencariku?"

"Ya, aku mencarimu. Apakah kedatanganku mengganggumu?"

"Tidak. Selamat datang, senior. Hanya saja, untuk apa senior mencariku?"

"Tidak apa. Aku hanya datang untuk melihatmu."

Walaupun ucapan itu tampak ambigu, tapi ekspresi senior ini begitu baik hati. Membuat Vanny tidak memiliki kesempatan untuk berpikir macam-macam.

Melihat Vanny menunduk, perlahan-lahan senior tersebut menarik jarak antara keduanya, dengan suara lembut berkata: "Sulit sekali untukku mendapat liburan, aku ingin pergi bermain. Tapi aku tidak tahu harus kemana. Aku langsung teringat kamu pernah bilang bahwa pemandangan desamu indah sekali, banyak makanan lezat, jadi aku kemari untuk lihat-lihat."

Mendengar ucapan senior, Vanny mendadak lega: "Oh begitu, aku pikir...."

"Kamu pikir apa?"

"Aku pikir senior merindukanku hahaha."

Vanny tertawa tanpa berpikir, tapi senior tersebut menatap Vanny dengan serius, "Sebenarnya aku juga sangat merindukanmu."

Eh....

Saat ini Vanny sangat ingin melepaskan mulutnya sendiri!

Vanny, kamu sungguh seekor babi! Dia tidak mengatakannya, kamu malah mengatakannya sendiri! Canggung, kan? Lihat saja bagaimana cara kamu mengembalikkan topik!

Bagusnya Ani Xie datang mendekat. Ani Xie menyampirkan jaketnya di bahu, memakai kacamata hitam dan berjalan keluar. Ani Xie memecahkan suasana yang canggung.

"Vanny, apa ini senior yang pernah kamu bicarakan?"

Mendengar suara Ani Xie, Vanny seperti melihat seorang penyelamat.

Vanny menoleh melihat ke Ani Xie, dengan nada ramah yang tak biasa Vanny memperkenalkan: "Ya, dia adalah sahabatku, artis terkenal Ani Xie!"

Melihat Ani Xie, senior tersebut tidak menampilkan ekspresi antusias atau ekspresi sengaja berbaik hati, senior itu hanya mengangguk pelan, "Senang bertemu denganmu."

Sikap yang entah ramah atau sombong ini membuat Ani Xie sangat suka.

Itu bukan penampilan saat berpura-pura apatis. Pria itu sungguh tak peduli dengan identitas Ani Xie, sepertinya Ani Xie hanya seperti orang yang lewat saja.

Tetapi bagi hidup senior itu, mungkin Ani Xie memang sungguh hanya seorang yang lewat saja.

Muncul senyuman tipis di ujung bibir Ani Xie, "Halo, terima kasih sudah menjaga Vanny kami. Dia selalu membicarakanmu, memujimu kalau kamu hebat, kamu adalah generasi sebelumnya yang patut dicontoh olehnya."

Ani Xie sengaja menekankan kata 'generasi sebelumnya' demi mengingatkan identitas pria itu. Kata itu berbeda dengan arti 'senior', ada jarak yang begitu jauh dalam arti kata tersebut.

Setelah mendengarnya, senior tersebut masih tersenyum, seperti tak mendengar maksud ucapan Ani Xie, "Vanny juga 'generasi selanjutnya' yang aku sukai. Dia selalu bingung, membuat orang tak bisa berdiam diri saja melihatnya bingung begitu. Gadis menggemaskan sepertinya, tidak mungkin ada yang merasa dia merepotkan."

Kenapa membicarakan tentang generasi sebelumnya dan selanjutnya? Pria itu sama saja dengan Ani Xie yang membuat suasana menjadi ambigu, tapi nada suaranya tidak kasar, sama sekali tidak memuakkan, juga tidak membuat orang lain kesal.

Tapi Ani Xie kesal, wanita itu kesal sekali.

Hari ini dia bertemu dengan orang yang hebat, pria itu menyembunyikan aslinya, tapi setiap ucapannya menembus perasaan Ani Xie.

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu