Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 247 Ericko Ye, Selamatkan Aku (3)

Akhirnya, nomor telepon Javier Mu sampai juga ke tangan Kakek Zhong.

Karena Javier Mu juga kehilangan adik, jadi kantor polisi saat itu menyuruhnya meninggalkan nomor ponsel. Kalau mereka ada penemuan, akan langsung menghubungi Javier Mu. Tidak disangka benar-benar terpakai.

Saat itu siang hari. Javier Mu dan sekelompok orangnya sedang makan di restoran kecil yang ada di desa. Beberapa hari ini selalu tidak ada berita apapun. Mereka juga kembali pada keadaan diam.

Saat tengah makan, ponsel Javier Mu berbunyi lagi. Dia melihat layar ponsel, nomornya adalah daerah provinsi ini dan memutuskan untuk tidak mengangkatnya.

Beberapa hari ini, telepon yang dia dapatkan kalau bukan iklan pasti penipuan. Dia sangat kesal.

Setelah bunyi dering yang panjang berakhir, dia kira bisa sudah bisa tenang. Tidak disangka ponselnya berbunyi lagi, dan nomor yang tadi lagi.

Javier Mu meletakkkan sumpit lalu mengangkat telepon, dia berkata dengan nada datar, "Halo? Siapa ya?"

Sebuah suara renta terdengar dari ujung sambungan, "Ah, halo, apakah kamu yang tiga hari lalu pergi ke kantor polisi untuk melakukan tes DNA?"

Punggung Javier Mu yang tadinya bungkuk menjadi tegak, "Iya, itu aku. Ini siapa ya?"

"Jadi begini, teman yang bersama-sama menginap di rumahku waktu itu, apa sekarang dia ada bersamamu? Aku ada perlu dengannya."

Javier Mu menatap Ericko Ye lalu menyodorkan ponsel pria itu, "Ada yang cari kamu."

Ericko Ye menunjukkan ekspresi terkejut, mencari dirinya? Tapi kenapa tidak menelpon ke ponselnya?

Ericko Ye menerima dengan bingung, "Halo, aku Ericko Ye."

Kakek Zhong menghela napas lega, "Tuhan melindungi. Akhirnya aku menemukanmu. Aku adalah Kakek Zhong. Tiga hari yang lalu kamu menginap di rumahku, apa kamu masih ingat?"

"Aku ingat. Kamu adalah Kakek Zhong. Ada perlu apa mencariku?" mata Ericko Ye berkedut beberapa kali, seperti menandakan ada sesuatu yang terjadi.

Kakek Zhong berkata, "Malam itu kita pernah mengungkit tentang orang bodoh di desa sebelah yang namanya Wilson Ga. Dia hari ini menikah, kamu masih ingat 'kan."

Ericko Ye mengingat sebentar, waktu itu memang benar pernah mengungkit tentang orang itu, "Iya, aku ingat. Waktu itu Nenek Zhong berkata kalau orang itu tidak seharusnya menikah, dll."

"Iya benar, itu orangnya. Hari ini aku yang menjadi koki pestanya, lalu aku mendengar satu hal dan aku rasa seharusnya ada hubungan dengan kalian."

Hati Ericko Ye serasa diperas lalu dia berkata dengan cemas, "Katakan saja Kakek Zhong."

"Aku juga tidak tahu ini benar atau tidak, tapi kamu dengarkan dulu." Kakek Zhong berhenti sebentar sebelum melanjutkan, "Wilson hari ini menikah dengan istri yang agak bodoh. Kevin Li yang dari desa sebelah mengatakan kalau wanita itu adalah sepupu jauhnya, tapi tadi di pesta perjamuan, Kevin tanpa sengaja membocorkannya. Katanya wanita itu bukan sepupu jauhnya, melainkan dia pungut dari samping sungai ...."

"Apa?" Ericko Ye berdiri dengan terkejut, membuat orang-orang di samping semuanya melihat ke arahnya.

Kakek Zhong lanjut mengatakan, "Di sekitar desa kami, hanya ada satu sungai. Kalau benar yang Kevin katakan, maka siapa tahu itu adalah gadis yang kalian cari. Selain itu, pagi ini aku juga sudah melihat gadis itu, tinggi, kurus, kulitnya sangat putih, berambut panjang, sekali dilihat juga pasti tumbuh di kota besar."

Ericko Ye merasa jantungnya sudah mau berhenti berdetak. Satu tangannya mencengkram erat pinggiran meja dan bertanya, "Kakek Zhong, apa kakek tahu siapa nama gadis itu?"

"Haiya, begitu dijemput dari rumah Kevin, gadis itu langsung masuk ke rumah baru, tidak menyembah langit dan bumi, orang-orang juga tidak tahu siapa namanya. Tapi gadis itu agak bengong, tidak banyak bicara, dan matanya juga sepertinya tidak bisa melihat."

Setiap perkataan Kakek Zhong seperti sebuah pisau yang tidak henti menancap di hati Ericko Ye. Bengong, tidak bicara, buta. Kalau orang itu benar-benar adalah Christy Mu, maka beberapa waktu ini, seberapa besar penderitaan yang wanita itu lalui. Dipikir-pikir saja, Ericko Ye merasa hatinya sudah mau pecah.

"Sebenarnya aku juga tidak yakin apakah gadis itu adalah orang yang kalian sedang cari, tapi takut juga kalau ternyata iya. Kalau benar-benar iya, maka bukankah akan menghancurkan masa depan gadis itu?"

"Terima kasih, terima kasih Kakek Zhong. Kami segera kembali, benar-benar terima kasih banyak." Ericko Ye bicara dengan kacau, hanya tahu tidak henti berterima kasih.

Mendengar itu, Javier Mu diam-diam pergi membayar makanan.

"Sama-sama, kamu harus cepat. Tempramen Wilson itu sangat buruk, aku takut kalau terlambat ..."

Belum selesai perkataan Kakek Zhong, Ericko Ye sudah mengerti apa yang dimaksud lalu hanya mengatakan terima kasih sekali lagi dan menutup telepon. Ericko Ye dan yang lainnya segera pergi dari sana.

Ericko Ye mempunyai firasat, gadis yang Kakek Zhong maksudkan pasti adalah Christy Mu. Kalau tidak, hatinya tidak mungkin akan sesakit ini.

Christy, tunggu aku. Aku akan menjemputmu pulang.

"Brian, pergi ke rumah Kakek Zhong tiga hari lalu itu."

Saat berada di dalam mobil, Ericko Ye menoleh dan berkata pada Javier Mu, "Mungkin sudah menemukan Christy." lalu dia menceritakan semua yang Kakek Zhong katakan padanya tadi.

Mata Javier Mu memancarkan cahaya tapi tetap dalam kondisi tenang, "Mau itu benar atau bukan, kita lihat saja."

"Pasti dia, pasti dia ..." Ericko Ye menenggelamkan wajah di tangan panjangnya, dan dalam nada bicaranya mengandung rasa tidak tega dan sedih, "Pasti dia."

Perkataan Brian Zhang memutuskan pikirkan Ericko Ye, "Tuan, kita sudah pergi tiga hari. Perjalanan tiga hari kalau mau kembali dalam waktu setengah hari saja, meski dengan kecepatan tercepat rasanya tidak mungkin dilakukan."

Ericko Ye dan Javier Mu tersentak bersamaan. Benar juga, kenapa mereka tidak terpikir akan hal itu.

"Selain itu, yang kita lalui adalah jalan desa yang kecil. Jarak juga tanpa sadar menjadi jauh, tidak mudah dilalui."

Ericko Ye diam beberapa saat dan kemudian membuat satu keputusan, "Brian, kamu coba kendarai dulu. Aku punya ide."

Waktu berjalan perlahan-lahan, dan langit sudah mulai gelap. Keluarga Ga yang ramai seharian juga sudah kembali tenang.

Berdasarkan tradisi setempat, malamnya akan ada bedding ceremony, tapi siapa yang akan melakukan itu pada dua orang bodoh? Jadi malam jam 7 atau delapan, Keluarga Ga sudah memutuskan untuk tidur.

Christy Mu duduk di samping ranjang dengan bengong. Perutnya lapar hingga bunyi, tapi dia tidak tahu bagaimana mengatakannya, jadi hanya bisa membiarkannya saja. Wilson Ga yang ikut duduk di sampingnya tertawa begitu mendengar bunyi perutnya dan berkata, "Kamu sudah lapar 'kan, aku bawakan makanan untukmu ya."

Tanpa menunggu respon dari Christy Mu, dia seperti angin berlari keluar kamar, lalu seperti angin juga berlari masuk. Tangannya membawa semangkuk nasi, lalu ada daging serta sayuran di atas nasi.

Wilson Ga menyapit sepotong daging ke mulut Christy Mu. Begitu Christy Mu mencium wangi makanan, dia membuka mulut, tapi begitu lidahnya menyentuh ujung daging, wajahnya menjauh.

Terlalu pedas.

Meski otaknya bodoh, tapi ingatan dalam tubuhnya masih ada. Dia tidak suka makan pedas.

Wilson Ga kira Christy Mu tidak makan daging, jadi menyapit sayuran ke mulutnya. Kali ini Christy Mu menghindar semakin jauh lagi.

Wilson Ga panik dan terus memaksa memasukkan makanan ke mulut Christy Mu, "Kamu makan dong, ini sangat enak kok."

Christy Mu juga panik. Dia tidak mau makan. Mereka berdua saling dorong-dorongan hingga "prang", mangkuk di tangan Wilson Ga didorong ke lantai dan pecah berserakan.

Ibu Wilson yang berdiri di depan pintu dari tadi, begitu melihat adegan itu langsung masuk sambil menunjuk Christy dengan marah berkata, "Kamu ini barang hina apaan? Anakku menyuapi malah tidak mau makan? Jual mahal hah?"

Christy Mu tidak bisa melawan, karena saat ini dia belum mempunyai kemampuan itu.

Ibu Wilson menatap Christy Mu galak. Dia belum pernah melihat anaknya melayani siapapun. Tapi hari ini malah dia melihat anaknya bersikap penuh hati-hati di hadapan Christy Mu. Dia sebagai ibu sudah tidak bisa tahan lagi melihatnya.

"Aku beritahu ya, kami membeli kamu pulang itu untuk meneruskan keturunan, bukan menjadi leluhur kami." ibu Wilson berkata pada anaknya, "Wilson, lepaskan bajunya. Kalian sudah boleh tidur."

Wilson Ga begitu mendengar kata tidur, langsung tersenyum senang. Tapi baru saja tangannya menyentuh bahu Christy Mu, Christy Mu langsung berteriak dan menghindar ke samping.

"Untuk apa berteriak? Kamu ini dibeli oleh suamiku. Masa tidak boleh membiarkan anakku menyentuhmu?" ibu Wilson sangat kesal hingga mau melepas sendiri baju Christy Mu, tapi dia malah mendapat penolakan keras dari Christy Mu dengan kaki dan tangan wanita itu. Bahkan Christy Mu hampir saja menjatuhkan ibu Wilson ke atas lantai.

"Plak——" sebuah tamparan keras mendarat di wajah Christy Mu.

"Wanita murahan, berani sekali memukulku. Wilson, kenapa masih diam? Malam ini masih mau tidur dengan wanita tidak? Cepat dong!"

Wilson Ga awalnya tidak tahu harus berbuat apa. Alam bawah sadarnya dia tidak mau menyakiti istri cantiknya ini. Tapi dia mempunyai kepercayaan besar terhadap ibunya, jadi dia melepas kesadaran dalam otaknya dan mulai melepas baju pengantin wanita.

Sepasang tangan sangat sulit melawan empat tangan. Apalagi matanya juga tidak bisa melihat. Dengan cepat, baju luaran di tubuh Christy Mu sudah terlepas. Di dalamnya hanya tersisa kemeja merah yang sangat tipis. Kulit putih di sekitar leher menjadi terekspos.

Pemandangan itu membuat mata Wilson Ga menjadi merah. Seorang yang otaknya lemot, tapi nafsu tetap merupakan sifat alamiah manusia. Apalagi Wilson Ga belum mencapai tahap yang sangat bodoh.

"Jangan——Jangan——" tangan Christy Mu menutup erat dadanya dan air mata terus mengalir turun, membuat hilang bedak murahan yang dipakai di wajahnya.

"Sudah dijual ke kita masih mau berpura-pura menjadi gadis suci. Cuih!" ibu Wilson meludah ke arah Christy Mu, lalu memanfaatkan kesempatan untuk menarik rok di pinggang Christy Mu. Begitu tertarik, sepasang kaki putih terbuka.

"Lumayan bagus juga tubuhnya. Tapi tidak tahu bisa melahirkan cucu atau tidak." ibu Wilson sudah melakukan yang seharusnya dilakukan dan menepuk bahu anaknya, "Anakku, ingat harus melahirkan seorang cucu bagi ibu."

Wilson Ga tersenyum bodoh. Dia saja sudah tidak sabar dari tadi, sekarang bahkan napas saja sudah ....

"Aaaa——jangan sentuh aku——" Christy Mu berteriak kencang.

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu