Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 262 Takut Aku Tidak Bisa Menahan Diri (2)

Brian Zhang duduk dengan kesal lalu berkata dengan suara kecil, "Wanita itu menyuruh tuan muda agar bagaimana pun membawanya ke Kota A. Dia juga berkata tuan muda bukanlah Ayong."

Christy Mu malah terkejut mendengar perkataan itu, "Bukankah dia bersikeras tidak mau mengakuinya?"

"Dia bukannya tidak mau mengakui kali, apalagi ada banyak bukti. Kalau masih tidak bisa lagi, bisa melakukan tes DNA. Dia tahu tidak bisa disembunyikan lagi, jadi membeberkannya." tentu saja, semua alasan itu adalah tebakan Brian Zhang saja.

"Reaksi Ericko apa?" Christy Mu bertanya dengan sangat penasaran.

"Bisa punya reaksi apa? Terdiam saja. Agak lama baru tersadar."

Christy Mu tertawa, "Wanita itu aneh juga. Awalnya mati-matian tidak mengakui, sekarang malah inisiatif memberi tahu. Sebenarnya apa yang wanita itu rencanakan?"

Brian Zhang mengingatkan orang bodoh itu, "Nyonya muda, tadi aku baru saja berkata satu kalimat yang sangat penting, apa kamu sudah lupa? Dia menyuruh tuan muda membawanya pergi ke Kota A."

Christy Mu langsung sadar, "Ah benar kalau begitu. Kelihatannya mereka mengerti tentang latar belakang Ericko baru membuat keputusan ini. Wanita itu tidak bodoh juga ya. Kelihatannya langkah selanjutnya adalah menyuruh Ericko cerai denganku dan dia yang akan menggantikan posisiku."

"Iya, sangat memungkinkan. Jadi nyonya muda tidak boleh sampai membiarkan dia berhasil."

Christy Mu tidak membalas kalimat itu, malah memandang pria yang berada tidak terlalu jauh dan bertanya, "Apa Ericko sudah menyetujuinya?"

Brian Zhang berkata dengan canggung, "Iya."

"Kalian semua pria memang playboy. Bertemu satu, suka yang satu. Dulu Carina, sekarang Mira. Benar-benar pandai memilih." Christy Mu berkata dengan marah.

Brian Zhang tersenyum canggung, "Tuan muda bukanlah orang seperti itu. Dia 'kan sedang lupa ingatan."

"Dulu juga lupa ingatan?" Christy Mu membalas balik.

"Dulu ... dulu dia dibohongi oleh Carina." Brian Zhang berusaha keras membela tuannya. Katanya semua wanita itu ingat akan kesalahan orang, kalau benar seperti itu, maka masalah seberapa lamapun itu, nyonya muda tetap bisa mengatakannya.

Christy Mu menyindir, "Cih, dia itu namanya tergoda."

Brian Zhang dimarahi hingga tidak tahu harus berkata apa. Apa daya, siapa yang suruh tuan muda berbuat seperti itu dulu?

Begitu teringat Carina Qiao, perasaan Christy Mu menjadi tidak senang. Kalau kejadian dulu diulang kembali, dia pasti akan pergi meninggalkan Keluarga Ye tanpa kembali lagi.

Dia tidak boleh terjatuh dua kali di tempat yang sama. Kali pertama mungkin karena bodoh, tapi kali kedua namanya merendahkan diri.

Brian Zhang melihat sisi wajah Christy Mu dan tahu kalau wanita ini sedang memikirkan kejadian dulu lagi. Dia ingin mengatakan beberapa kalimat untuk membela tuannya, tapi baru saja membuka mulut, dia tidak tahu harus memulai darimana. Selain itu, dengan identitasnya benar-benar tidak cocok.

Setelah satu jam kemudian, sebuah helikopter mendekat ke arah desa dan suara mesin yang kencang terdengar. Christy Mu melihat ke atas, adalah helikopter Keluarga Ye.

Dia dan Brian Zhang berjalan ke luar tenda dan melambaikan tangan ke arah helikopter.

"Kita di sini ..." Brian Zhang berteriak.

Orang-orang di helikopter melihat mereka, lalu pergi setelah terbang merendah selama beberapa saat.

Orang-orang yang di belakang mulai bergosip.

"Apa ini helikopter yang akan menjemput suami Mira? Kaya sekali." ada yang berkata dengan iri.

"Aku lihat bukan kali. Kalau tidak kenapa pergi lagi?"

"Mungkin mencari tempat kosong kali."

"Iya, Mira kali ini mendapat orang kaya. Bahkan bisa membeli helikopter."

Christy Mu begitu mendengar itu langsung menggeleng. Apa di mata mereka hanya ada uang, tidak melihat kalau Mira menjadi pelakor?

Beberapa menit kemudian, empat atau lima orang datang dari kejauhan. Yang di paling depan adalah Yonathan Ye. Pria itu mengenakan jas mahal yang dijahit dengan tangan, rambut sedikit berantakan, tapi sama sekali tidak mengurangi wajahnya tampan, juga wajahnya yang senang.

Dia berlari ke hadapan Christy Mu, lalu bertanya dengan terengah-engah, "Dimana kakak?"

Christy Mu memiringkan tubuh, lalu menunjuk orang yang tinggi dari antara kerumunan orang dengan dagunya.

Yonathan Ye melihat ke sana, lalu matanya berkaca-kaca. Orang-orang secara otomatis membuka jalan, Yonathan Ye berjalan cepat menghampiri, lalu memeluk erat Ericko Ye. Yonathan Ye berkata dengan suara bergetar, "Kakak, kamu masih hidup. Bagus sekali."

Ericko Ye dibuat canggung oleh pelukan itu, tapi mungkin karena pengaruh hubungan darah, dia tidak kesal dengan kedekatan Yonathan Ye, malah hatinya sedikit hangat.

Yonathan Ye menenangkan perasaan lalu melepaskan kakaknya. Dia memeriksa lengan sang kakak lalu bertanya khawatir, "Apa kamu terluka? Masih sakit tidak?"

Ericko Ye terbatuk kering lalu berkata dengan pelan, "Maaf, aku tidak ingat kamu lagi."

Yonathan Ye sudah ada persiapan hati dan sama sekali tidak menganggap penting masalah itu, "Tidak apa-apa, yang penting kamu hidup saja. Kalau otak terluka, kita obati pelan-pelan saja."

Yang ikut datang bersama Yonathan Ye juga ada Javier Mu dan Lisa Xiao.

Christy Mu sangat terkejut, "Lisa, kenapa kamu juga datang? Bukankah kamu ada di Kota S?"

Lisa Xiao tersenyum dan menjawab, "Pagi tadi baru sampai di Kota A jadi ikut melihat keramaian. Ada apa? Dengar-dengar Ericko hilang ingatan?"

Christy Mu mengangguk kesal.

Siapa yang tahu Lisa Xiao tertawa terbahak-bahak dan menopang pada Javier Mu, "Apa yang ada internet waktu itu? Kalau tidak percaya coba menengadah, Tuhan mengampuni siapa? Christy, apa seru pura-pura lupa ingatan waktu itu?"

Christy Mu menjadi canggung, "Kamu masih menertawaiku. Aku sudah mau menyesal setengah mati."

"Bagus kalau tahu." Lisa Xiao menahan tawa lalu memandang sekitar dan bertanya dengan terkejut, "Pemandangan ini kenapa kelihatannya ada yang menikah hari ini?"

Christy Mu memutar bola mata, "Iya, tebakanmu benar. Memang benar ada yang mau menikah, sedangkan orangnya kamu juga kenal."

Lisa Xiao adalah orang yang pintar, jadi dengan cepat mengerti apa maksud Christy Mu dan terbelalak, "Apa? Pengantin prianya adalah Ericko?"

"Selamat. Tebakanmu benar."

"Hahaha ..." Lisa Xiao tertawa lagi, "Gila. Ini terlalu kebetulan kali. Sini, sini, aku mau lihat bagaimana tampang pengantin wanitanya."

Christy Mu menggeleng dengan pasrah, lalu melihat ke arah kakaknya, "Kakak, kamu bisa mengatur orangmu ini tidak? Dia benar-benar datang untuk melihat drama."

Javier Mu mengangkat bahu, "Sebenarnya, aku juga datang untuk melihat drama."

Christy Mu benar-benar dikalahkan.

Lisa Xiao berjalan ke hadapan pengantin wanita, menilai sebentar lalu melihat ke arah Ericko Ye, "Ericko, otakmu beneran rusak ya? Tidak kelihatan kok."

Wajah Ericko Ye menjadi dingin dan berkata dengan tidak sopan, "Perhatikan omonganmu."

"Aiyo, tempramenmu mengalami kemajuan." Lisa Xiao mengepalkan tangan lalu melihat Ericko Ye dengan kesal, "Ada apa? Kalau lupa ingatan boleh bermain wanita? Boleh melupakan istri, boleh memulai kehidupan baru ya? Coba kamu tanya kita-kita apakah setuju atau tidak?"

Ericko Ye menjadi sangat marah dikatai seperti itu, dan bertanya dengan emosi, "Siapa kamu? Ada hak apa menegur sana sini di sini?"

"Tidak penting siapa aku. Yang penting adalah, kamu tidak benar mengatasi masalah ini. Kalau bukan Christy yang hari ini kebetulan datang, bukankah kamu malam ini sudah akan menjadi suami orang dan tidur bersama?" setiap perkataan Lisa Xiao seperti sebilah pisau yang menancap di hati Christy Mu.

Yonathan Ye melihat mereka berdua sudah mau berantem dan segera menghalangi di tengah-tengah mereka lalu tersenyum ke arah Lisa Xiao, "Kakak, kakak Xiao, kamu jangan sampai marah. Kakakku ini sedang dalam tahap pemulihan dan tidak tahan menerima tonjokanmu. Kamu maafkan dia ya karena lupa ingatan? Aku mohon." Yonathan Ye merapatkan kedua tangan dan memohon pada Lisa Xiao.

"Untuk apa kamu memohon padanya? Aku memang sudah tidak ingat apapun lagi, jadi mau menikah dengan siapa, mau tidur dengan siapa ... hmph, hmph, hmph ..." Ericko Ye baru saja berkata sampai setengah, mulutnya sudah ditutupi oleh tangan Yonathan Ye.

"Kakak, kamu jangan bicara lagi ya?" Yonathan Ye berkata dengan penuh permohonan. Kakak bodohku, apa kamu tidak tahu semakin banyak bicara semakin banyak salah. Ditambah lagi, dia adalah Lisa Xiao. Dia kapan saja bisa membuat kulitmu terkupas habis, jadi kamu lebih baik jangan membuat dia marah.

Ericko Ye melihat tatapan Yonathan Ye dan sepertinya mengerti maksud pria itu, jadi dia pun mengangguk dengan tidak rela.

Yonathan Ye menghela napas lega, lalu tersenyum terhadap Lisa Xiao, "Kakak, kita selesaikan dulu masalah luar, mengenai masalah dalam kita selesaikan di rumah saja ya?"

Lisa Xiao mendengus, "Huh, baik, kakak kabulkan permohonanmu hari ini."

"Kakak, kamu adalah kakak kandungku. Terima kasih banyak ya." setelah Yonathan Ye selesai berkata-kata manis, dia baru melihat ke arah pengantin wanita yang dandanannya menor, lalu memandang wanita itu dengan hangat dan nada bicaranya juga lembut, "Nona, kamu yang telah menyelamatkan kakakku ya?"

Sang pengantin wanita melihat adegan yang terjadi, dan dibuat sedikit takut oleh keganasan wanita itu lalu mengangguk, "Iya, benar."

Yonathan Ye membungkukkan badan dengan sopan lalu berkata dengan tulus, "Terima kasih, terima kasih banyak telah menyelamatkan kakakku. Kamu adalah penyelamat keluarga kami. Apapun yang kamu inginkan, asalkan Keluarga Ye kami bisa melakukannya, maka pasti akan berusaha untuk melakukannya."

Pengantin wanita melihat Yonathan Ye adalah orang yang bisa diajak kerjasama dan menjadi lebih berani. Dia berjalan ke samping Ericko Ye, lalu melingkarkan tangan pada lengan Ericko Ye, "Dia bilang mau menikahiku. Aku juga hanya mempunyai satu permintaan itu saja."

Senyum di wajah Yonathan Ye kaku, sedangkan Lisa Xiao mendengus, "Nona, apa kamu tidak tahu kalau dia sudah punya istri dan anak."

"Aku tidak tahu, tapi itu adalah janjinya. Dia tidak boleh melanggar janjinya." Mira keras kepala dan tidak mau menyerah.

Yonathan Ye merasa masalah ini sulit diselesaikan dan berkata, "Nona, takutnya tidak bisa. Kakakku sudah menikah, kakak ipar juga berdiri di luar, anaknya ada di rumah. Jadi bagaimana dia bisa menikahimu? Kecuali itu, permintaan apapun bisa aku turuti."

Mira berkata dengan keras kepala, "Aku tidak peduli. Yang jelas aku hanya mau permintaan itu saja."

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu