Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 265 Di Rumah Ini Aku Yang Mengatur Semuanya (2)

“Kalian kerjakanlah pekerjaan kalian, aku mau pergi ke departemen desain lihat-lihat. Disana baru markas besarku.” Christy Mu dengan cepat mengumpulkan semua barangnya, sepertinya dia mau membawa semuanya pergi.

Ericko Ye juga tidak tahu apa yang dipikirkannya, kemudian tanpa sadar berkata, “Hm itu barangnya letakan disini dulu saja? Kamu gendong seperti itu kelihatannya sangat rempong.”

Tangan Christy Mu terhenti, lalu tersenyum melihatnya, “Baiklah, nah kalau begitu aku letakan disini dulu ya, kalau aku butuh nanti aku baru pergi ambil kesini lagi.”

Dia berani bergerak dan mengatakan kata dengannya terlebih dahulu itu sudah sangat baik. Dia tidak ingin memaksanya untuk membuat pilihan, dan cara terbaiknya adalah membuatnya untuk jatuh cinta lagi padanya.

Dan sampai saat itu tiba, dia tidak perlu memperlakukan Mira Pan dengan bagaimana, karena Ericko Ye sendiri yang akan membawa wanita itu keluar dari rumah.

Dan juga dia percaya, seseorang walau telah kehilangan ingatan, tapi perasaan dan kebiasaannya tidak akan bisa berubah, seperti saat dia mencintai semua kebiasaannya.

Wajah Ericko Ye terasa memanas karena tatapan Christy Mu, lalu dia dengan cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Christy Mu tertawa tak habis pikir, lalu meletakan barangnya ke dalam laci dan keluar dari ruangan.

Sampai di departemen desain, suasananya tentu saja menjadi ramai dan heboh, bahkan seperti Cadice He yang tidak begitu menyukai sesuatu yang ramai juga ikut meramaikan suara, menanyakan padanya kapan mulai bekerja lagi.

“Sebentar lagi lah, tapi sekarang sudah tidak punya banyak ide, tangan juga sudah kaku.” Ucap Christy Mu.

“Tidak apa-apa, lagi pula kamu sudah memiliki basicnya, cuma perlu membiasakan, itu adalah hal yang mudah, aku percaya padamu.” Ekspresi Cadice He begitu serius, tidak seperti sedang mencari muka, tentu saja, dia tidak harus melakukan itu.

Christy Mu tersenyum malu, “Nah baiklah, aku nanti siap-siap dulu, besok masuk kerja.”

“Baik.”

Di kantor setelah makan makanan harian karyawan, Christy Mu merasa sedikit ngantuk, dia awalnya hanya ingin tidur siang sebentar di ruangan Ericko Ye, tidak disangka tidurnya kebablasan sampai sore hari.

Mengenai Yonathan Ye, setelah menyerahkan segala pekerjaan pada Ericko Ye, bayangannya sudah menghilang dari kantor.

Ericko Ye setelah fokus ke pekerjaan seperti lupa dengan segalanya, lalu sekretaris Liu tiba-tiba masuk ke ruangannya memberinya sebuah hp keluaran baru.

“Ini?” Ericko Ye agak terkejut, dia tidak ada membeli hp.

“Ini nyonya Ye tadi siang menyuruhku pergi membelinya, katanya hp direktur Ye rusak.”

“Oh...iya, baru rusak, aku lupa.” Ericko Ye berusaha menutupinya, sebenarnya, dia tidak ada hp, maksud Mira Pan, dia,setiap hari juga hanya bolak balik di rumah, tidak membutuhkan hp, jadi dia pikir juga begitu dan tidak peduli ada atau tidak hp.

Sekarang baru merasa, kalau dia dengan kehidupan sosial sudah berpisah begitu lama.

Melihat kotak hp yang unik, Ericko Ye akhirnya teringat dengan wanita yang masih tidur di ruang tidur ruangannya, dia tiba-tiba merasakan suatu kenekatan, pergi kesana untuk melihatnya. Dan saat dia tersadar, dia sudah mendorong pintu ruang tidur itu.

Di kamar itu begitu tenang, wanita itu dengan meringkuk tidur menyamping, dia melangkah mendekatinya, dan berdiri di depannya, menatapnya dengan tenang.

Mungkin karena sudah tidur terlalu lama, wajah kecil Christy Mu terlihat merah merona dan begitu indah.

Ericko Ye tiba-tiba merasa, pemandangan ini begitu familiar, dia dulu sepertinya juga sering melihatnya tidur seperti ini.

Alisnya tidak begitu indah, tetapi terlihat sangat nyaman, ini adalah keindahan yang tidak berbahaya yang membuat orang ingin melindunginya.

Dia baru mengenalnya satu hari lebih, tapi mengapa bisa terlalu terobsesi dengannya?

Ericko Ye menatapnya dengan hati-hati, matanya akhirnya jatuh di bibir merahnya, dan dia benar-benar ingin...merasakan apakah rasanya semanis yang dia pikirkan.

Memikirkan ini, Ericko Ye sudah membungkuk dan bibirnya dengan lembut menekan bibirnya.

Awalnya, dia hanya ingin mencium dan merasakan kemanisannya, tetapi Ericko Ye dengan cepat jatuh, sentuhan indah itu langsung menyalakan api di dalam dirinya, dia dengan bersemangat membuka giginya dan ingin merasakan lebih banyak.

Christy Mu yang tertidur, terbangun oleh perilakunya. Saat dia hendak menendang laki-laki yang menciuminya ini, dia menemukan kalau laki-laki itu adalah Ericko Ye.

Apa dia...teringat sesuatu?

Christy Mu tersentuh dengan ciumannya yang berapi-api, dan tanpa sadar merespon dengan ujung lidahnya. Ericko Ye pertama kali tertegun sejenak dan kemudian ciumannya menjadi jauh lebih sengit.

Christy Mu merasa, ciuman dan gaya diktaktur seperti ini sungguh mirip dengan Ericko Ye yang dulu.

Suhu di kamar itu berangsur-angsur memanas, dan keduanya saling terjerat di atas ranjang, dengan rasa gelisah, dan ingin segera saling bertemu. Tetapi ketika tangannya menyentuh bagian bawah roknya, dia tiba-tiba berhenti.

Christy Mu menunggunya dengan rasa tidak nyaman, tetapi dia tidak menyangka kalau Ericko Ye akan berhenti dengan tiba-tiba. Tidak hanya itu, Ericko Ye kemudian juga menarik diri darinya dan berkata, “Maaf.”

Christy Mu marah, “Diam.”

Ericko Ye menatapnya, wajahnya sedikit merah.

“Sialan, kalau kamu tidak ingin melakukan itu lalu kamu mengapa memancingku? Selain itu, kamu itu suamiku, dan aku istrimu, melakukan ini bukankah suatu hal yang wajar? Kamu mengatakan maaf apa?” Christy Mu duduk dari atas ranjang dengan marah, mengatur rok yang berantakan olehnya, nama seseorang tiba-tiba muncul di kepalanya, wajahnya mendingin, menatapnya, dan bertanya dengan dingin, “Apakah kamu takut merasa bersalah dengan Mira?”

“Tidak juga...” Ericko Ye tidak jelas, pada kenyataannya, dia juga tidak tahu mengapa, hanya berpikir kalau ini bukan waktu yang tepat.

Christy Mu meraih bantal dan melemparkannya ke arahnya, berkata dengan sedih, “Keluar, jangan muncul di hadapanku.”

Ericko Ye tidak berani bergerak hanya bisa pasrah dipukul olehnya.

“Pergi!” Christy Mu berkata dengan marah.

Ericko Ye menarik nafas dalam-dalam dan menatap matanya yang panas, “Bisakah kamu memberi aku waktu?”

“Waktu apa?”

“Beri aku waktu untuk terbiasa dengan semuanya,” Ericko Ye berkata dengan sungguh-sungguh, “Kita baru mengenal satu hari lebih, dan kehadiranmu bagiku masih suatu yang terduga. Kita belum mengenal satu sama lain, jadi beri aku waktu dan biarkan aku untuk memahamimu, mungkin hubungan kita akan bisa lebih natural dan menyatu.”

Christy Mu tidak menyangka kalau dia bisa mengatakan kata seperti itu, dan kemarahannya berkurang dari setengahnya, “Ya, tapi aku punya permintaan.”

“Ya, katakanlah.”

“Mira tidak diizinkan untuk naik ke atas ranjangmu,” Christy Mu berkata dengan sangat hati-hati dan perlahan, “Ini adalah batas terakhirku.”

Ericko Ye tanpa ragu berkata, “Aku berjanji padamu.”

Christy Mu memelototinya dan melambaikan tangan, “Ya sudah keluarlah, aku mau tidur lagi.”

“Oh, tapi kamu sudah tidur sepanjang sore ini, kamu malam akan tidak bisa tidur karena sudah tidur terlalu lama,” Ericko Ye menasehatinya dan mengatakan yang sebenarnya.

Christy Mu memikirkannya, benar juga, kemudian membuka selimut dan bangkit dari atas ranjang.

...

Kakak beradik Pan sepanjang hari ini pergi keluar. Pokoknya, itu adalah kartu yang diberikan Christy Mu, mereka tidak peduli dan akan belanja gila-gilaan, jadi mereka pergi ke pusat perbelanjaan besar dan melihat semua pakaian, tas, sepatu favorit, dan sebagainya membeli semuanya langsung dan berhenti saat mereka tidak bisa bergerak lagi.

Kakaknya Mira Pan berkata dengan riang, “Aku akhirnya tahu mengapa semua orang ingin menjadi kaya.”

“Kenapa?” ​​Mira Pan bertanya dengan bodoh.

“Karena menghabiskan uang rasanya sangat keren dan lega. Terutama ketika menggesek kartu.”

Mira Pan dengan gembira mengangguk, “”lya, aku juga merasakan hal yang sama.”

“Jadi, Mira, kamu harus merebut tuan emas Ericko Ye itu, hingga keluarga kita bisa menjalani kehidupan yang kaya seperti ini.”

Mira Pan menunjukkan sedikit keraguan, “Tapi aku merasa Christy ini sangat kuat. Aku khawatir aku tidak bisa melawannya.”

“Ini baru hari kedua, mengapa kamu sudah berkecil hati? Jadi kamu sudah terbeli dengan uangnya 400 juta ini?” Kakak Mira Pan berada dalam angin gelap berdiri di sebelahnya. “Ini hanya 400 juta, dan uang ini bagi keluarga Ye hanya uang kecil, coba kamu pikir, kalau kamu menikah dengan Ericko, berapa banyak 400 juta yang kamu punyai?”

Melihat saudara perempuannya mengerutkan kening dan tidak berbicara, dia terus berkata, “”lyah, memangnya kamu tidak menyukai Ericko? Kamu tidak ingin menikah dengannya?”

“Aku tentu saja suka dengan kakak Ericko,” balas Mira Pan.

“Kalau begitu bekerjalah lebih keras, sementara Ericko belum ingat, cepat hamil dan mengandung anaknya, jadi walau kamu tidak bisa menikah dengannya, keluarga Ye akan tetap memberimu tempat. Dan dia selamanya tidak akan meninggakanmu.”

Pikiran yang akan binasa seketika kembali karena ditegur oleh beberapa kata dari kakaknya.

“Hm, iya baik kak.”

Ketika kembali ke vila Ye, hari sudah gelap, kakak beradik Pan datang ke pintu dengan tas-tas besar dan meletakkan barang-barang di kamar mereka sendiri sebelum turun untuk menemukan seseorang.

Pada saat ini, Ericko Ye sedang bermain di ruang tamu dengan Edo, sementara Christy Mu sedang duduk di seberang membaca majalah. Dia dengan cepat berjalan mendekat dan berdiri di depan Ericko Ye. “Kakak Ericko, lihat aku pakai baju ini, bagus tidak?” Setelah mengatakan itu dia berputar satu putaran.

Ericko Ye menatapnya dan memberikan jawaban positif, “Bagus.”

Pada saat yang sama, Christy Mu juga meliriknya, dan kemudian mengerucutkan bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa. Kulit Mira Pan sangat gelap dan tidak cocok untuk mengenakan baju yang berwarna cerah.

“Benarkah? Aku juga berpikir ini bagus.” Mira Pan duduk di sebelah Ericko Ye, secara alami mengangkat lengannya. “Kakak Ericko, aku hari ini telah mengunjungi banyak tempat, semuanya begitu indah, aku belum pernah melihatnya , juga telah menghabiskan banyak uang, kamu tidak marahkan karena aku sudah menghabiskan uang.”

Ericko Ye sedang membantu Edo menyerahkan mainannya, berkata dengan santai, “Uang itu awalnya diberikan Christy kepadamu, dan aku tidak akan marah.”

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu