Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 195 Mabuk, topengnya akan terbongkar (1)

Malam ini, Ericko tidur dengan nyenyak, hal yang dicurigainya akhirnya sudah mempunyai kepastian, jiwanya seolah sudah menemukan tempat untuk peristirahatan.

Pagi hari ketika Christy bangun, dia ingin berbalik badan, namun dia menyadari bahwa dirinya dipeluk dengan erat oleh orang yang berada dibelakangnya, dia baru saja bergerak sedikit saja langsung kembali dirangkul kembali oleh Ericko kedalam pelukannya.

Christy tidak berdaya, dia berbalik badan dan menatapinya, sejujurnya, lelaki ini ketika tidur sangatlah polos bagaikan anak kecil, wajahnya tampan, bulu matanya pajang, jika matanya tidak dibuka......

"Aku tahu kamu sudah bangun, jangan berpura-pura tidur lagi." kata Christy.

Ericko tidak membuka matanya, dia hanya memeluk Christy dengan bermalas-malasan, suaranya pelan namun menggoda, "Tidur sebentar lagi."

Christy tidak menolaknya secara fisik, namun didalam hatinya dia juga merasa tidaklah nyaman karena pelukannya yang begitu mesra, dia mengangkat tangan dan ingin mendorongnya, "Akan terlambat kerja jika tidur lagi, ini sudah hampir jam 8."

Suara Ericko terdengar disamping telinganya, "Tidak apa-apa, aku adalah boss, tidak ada orang yang akan memotong gajiku jika aku terlambat kerja."

"Tapi aku akan pulang, jika tidak pulang lagi, Evan akan marah."

Ericko akhirnya membuka matanya dan melepaskannya, hatinya sedikit tidak senang, "Kamu sudah besar, mengapa masih mendengar perkataannya?"

"Kan dia adalah kakakku."

"Edelyn, kamu......pindah untuk tinggal disini saja." kata Ericko dengan serius, sekali terpikiran Christy terus bersama Evan, bahkan tinggal disebelah saja, bagaimana jika Evan berpikiran buruk terhadap Christy?

Masih ada sebuah alasan lagi, meskipun Ericko tidak ingin mengakuinya, namun memang begitu, yaitu Christy sebenarnya mendendami Ericko, dan Evan juga adalah seorang lelaki yang sangatlah unggul, setelah waktunya panjang, dia sangatlah takut Christy akan suka dengan Evan.

Jadi, Ericko harus membuatnya perlahan suka dengan dirinya dan meninggalkan Evan disaat sekarang dia masih berpura-pura menjadi Edelyn.

Christy tercengang, dia masih pusing tidak bisa menemukan kesempatan untuk mencari gearnya di keluarga Ya, dan kesempatan langsung datang begitu saja.

"Aku.....aku masih belum memikirkannnya dengan baik." Christy tidak berani melihat matanya, dia takut kesenangan didalam matanya terlihat.

"Kalau begitu kamu pikirkan dengan baik-baik, aku tidak akan mendesakmu." Ericko mengelus rambut panjang Christy dengan jarinya, tatapannya terlihat sangatlah lembut.

Mata Christy yang berada dala pelukan Ericko terus saja berputar, dia mencoba bertanya, "mengapa kamu tiba-tiba ingin aku tinggal dirumahmu?"

"Karena, " Ericko mengerang karena nyaman, "Aku menyadari bahwa aku sangatlah menyukai rasa bisa melihatmu setiap hari ketika aku membuka mataku."

Christy berpikir dalam hati, tapi aku tidak ingin langsung melihatmu ketika bangun.

"Kamu melakukan begini, jika ketahuan oleh istrimu, apakah kamu tidak takut dia marah?" lelaki memang sekali bertemu yang baru langsung suka, perkataan setia dan sebagainya pasti akan terlupakan ketika melihat wanita cantik seperti Edelyn.

Ericko mendengar nada bicaranya yang sedikit marah, dia hampir tertawa lepas, dia masih mempedulikannya, dia peduli jika dia suka dengan orang lain.

"Tidak apa-apa, aku akan menjelaskan kepadanya nanti." Ericko berkata sambil menatapi kepalanya, semoga waktu itu kamu bisa mendengarkanya dan tidak mendorongku lagi.

Christy mengertakkan giginya, menjelaskan? sudah tidur hingga kasur yang sama, apa yang harus dijelaskan lagi?"

"Hal yang ku katakan tadi, segeralah berikan aku jawaban ok?" Ericko mengangkat dagu Christy dan menatapinya.

“Aku......aku rasa terlalu aneh jika aku tiba-tiba pindah kerumahmu." Christy masih sedang menolak, meskipun dia ingin sekali menyetujuinya.

"Aku suka denganmu, kamu suka denganku, apa yang kurang cocok jika tinggal dirumahku? Dulu kamu juga bilang bahwa tidak suka tinggal dihotel, kamu masih harus menetap di kota A dalam jangka waktu sangat panjang, kamu tentu saja tidak bisa terus menginap dihotel, jika kamu pindah kesini, Evan bisa pindah ke apartemenmu, bukankah ini sungguh bagus?

"Aku tahu memang benar perkataanmu, tapi......." Christy tetap berlagak seolah sulit mengambil keputusan.

"Jika kamu tidak enakan untuk mengatakannya kepada Evan, aku akan bilang dengannya." jika hal ini tidak berhasil, Ericko tidak akan tidur dengan nyenyak.

Christy mengangkat kepala dan menatapinya, "Kamu jangan pergi, aku saja sendiri."

"Kalau begitu artinya kamu setuju?" kata Ericko dengan senang.

"Mengapa kamu begitu senang? aku masih belum bertanya kepada Evan, jika dia tidak setuju.....hmmm......"

Perkataan Christy selanjutnya ditahan oleh Ericko, dia sekarang tidak ingin mendengarkannya mengatakan Evan, seolah dialah orang yang paling penting bagi Christy.

Awalnya ini hanya adalah sebuah ciuman selamat pagi, namun sekali menciumnya, Ericko tidak bisa mengontrol dirinya, ditambah lagi dengan karena pagi hari penuh semangat dan mereka berdua juga tidak mengenakan pakaian sama sekali........

Ericko berbalik menimpa Christy dan memulai olahraga pagi hari.

........

Ericko mengantarkan Christy ke hotel, barulah dia pergi ke Perusahaan Ya Huang.

saat ini Evan tentu saja sedang bekerja, Christy sangatlah kelelahan, dia tidak ingin melakukan apa-apa, dia tidur.

Hingga malam hari, Evan pulang dan mengetuk pintunya, barulah Christy bangkit.

"Memperlakukan orang dengan seks, bagaimana rasanya?" Entah kenapa, Evan ingin menyindirnya ketika melihat tampang malas-malasan Christy.

Christy malah tidak keberatan, lagipula dia pernah mendengar kata yang jauh tidak enak didengar dari ini.

Setelah mengelus kepalanya dan menguap, Christy berkata, "Untung saja masih ada kecantikan, jika tidak bagaimana cara mendekatinya? Lagipula, dia memang adalah suamiku, ini namanya pertukaran secara seimbang, apa namanya memperlakukan orang dengan seks."

"Namun kamu menggunakan wajah Edelyn, bagaimana jika dia benar-benar mencintai wajah ini, kedepannya jika kamu pergi dan dia malah mencari adikku, bagaimanakah aku seharusnya?"

"Duh.....kalau begitu bukan urusanku lagi, ini juga bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan olehku, oh iya, aku beritahu kamu sebuah hal, besok aku akan pindah ke keluarga Ya."

Evan tercengang beberapa detik, "Begitu cepat?"

Christy setengah terbaring diatas sofa, tatapannya kosong dan mengarah kearah langit-langit, "Cepatkah? Hmph, aku ingin sekali besok langsung menemukan peta harta karun sialan itu dan menggantikan anakku, lalu pergi jauh-jauh, aku tidak ingin lagi berurusan dengan hal seperti begini."

ini adalah pertama kalinya Evan mendengar Christy mengungkit anaknya, dia merasa sedikit aneh, Christy masih muda, namun sudah mempunyai anak.

"Lalu bagaimana dengan topengmu? Kamu tidak tahu ketahuan?"

Christy mengerutkan keningnya, "Ini memang adalah sebuah masalah besar, namun sekarang juga tidak ada cara lain, aku harus masuk dan mencari barang yang aku inginkan, lalu mencari sebuah alasan untuk pindah keluar lagi, jika tidak beresiko, bagaimana caranya kita mendapatkan yang kita inginkan?"

Evan mengerakkan bahunya, "Kalau begitu aku doakan kamu bisa berhasil."

"terima kasih, oh, aku lupa bilang, sebelumnya apartemen yang aku tinggali itu sekarang kosong, kamu boleh tinggal disana, tinggal dihotel terlalu lama, akan menjadi sebal."

Evan menganggukkan kepalanya, dia melihat Christy yang terbaring malas-malasan disana seolah seekor kucing kecil, sungguh tidak mirip dengan adiknya.

"Masih belum makan kan, ayo, kita pergi makan."

Christy tidak bertenaga dan tidak ingin bergerak, namun perutnya lapar, dia hanya bisa mengalah dengan kelaparan, dia lalu bangkit, "Kamu keluar dulu, aku ganti pakaian dulu."

"Baik, aku akan menunggumu diluar."

Setelah mengenakan sebuah T-shirt asal-asalan, sebuah rok pendek dan sepasang sepatu, Christy langsung membawa tas dan keluar.

"Makan kemana?" Sambil memasang seat belt, Christy bertanya.

Evan tesenyum, "Seharusnya ini yang harus aku tanyakan kepadamu, kamu kan tumbuh di kota A."

Christy berpikir sejenak dan berkata, "Kamu suka makan yang pedas, kalau begitu aku bawa kamu makan sebuah hotpot ala Sichuan yang original, kamu pasti suka."

"Baik." Evan menyalakan mobilnya.

Hari baru saja malam, lalu lintas dijalanan macet, berjalan sebentar dan berhenti, setelah setengah jam lebih, barulah mereka tiba di restoran yang disebut oleh Christy tadi.

Christy turun dan menunggu didepan restoran, Evan berhenti diparkiran sekitar sana.

"eh, bukan kah ini....Nona Edelyn?"

Christy mendengar sebuah suara yang familiar, dia langsung mengerutkan keningnya, kota A begitu besar, mengapa harus bertemu dengan orang ini?

Setelah berbalik badan, terlihat Gilbert tengah merangkul seorang gadis cantik dan tersenyum.

Christy teringat waktu itu hampir dilecehkan oleh dua orang penjahat, orang dibalik itu selain Carina, pasti ada dorongan dari orang ini juga.

Dia menganggukkan kepalanya kearahnya tanpa berekspresi dan berkata apa-apa.

"Tidak ingat denganku lagi? Waktu itu kita bertemu di hotel, Ericko yang mengantarkanmu pulang......eh? mengapa sendirian disini, Ericko ada dimana?" Gilbert penasaran dan melihat kesana kemari, dia tidak menemukan sosok yang dia benci.

Christy tetap tidak berkata apa-apa, image Gilbert didalam hatinya juga sudah hancur.

Namun Gilbert tidak ingin melepaskannya begitu saja, dia meledek, "Jangan-jangan begitu cepat Tuan Muda Ye sudah meninggalkanmu? Aku sudah bilang kan, lelaki itu adalah binatang berdarah dingin, sama sekali tidak tahu menyayangi."

Gilbert Nan sudah menyelidiki Edelyn semenjak pertama kali bertemu dengannya, dia awalnya mengira ini hanya adalah putri orang kaya yang cantik saja,namun tidak disangka dia begitu kaya.

"Nona Edelyn, jika tidak keberatan, hargailah aku dan makan bersama."

Christy berkata, "Maaf, aku tidak makan dengan orang asing."

"Sesama manusia menjadi akrab karena dimulai dari asing, setelah makan, aku jamin kamu pasti akan mengenalku."

"Maaf, aku tidak ingin mengenalmu." kata Christy sama sekali tidak menghormatinya.

Gilbert Nan juga tidak marah, dia berpura-pura berkata, "Nona Edelyn, sepertinya aku tidak pernah menyinggungmu, mengapa kamu begitu bermusuhan denganku?"

Menyinggung? Gilbert kamu tidak hanya saja menyinggungku saja.

"Karena aku tidak senang melihatmu." Kata Christy secara tegas.

Gilbert tercengang, lalu dia tertawa terbahak-bahak, setelah puas tertawa, dia baru bilang, "Nona Edelyn, apakah kamu selalu begitu terus terang ketika berkata?"

"Iya, jadi, jangan buang-buang waktu disini."

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu