Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 209 Apa Yang Kita Tukarkan Untuk Bisa Menyelamatkan Anak Kita (3)

“Lalu dia mengancamku dengan mengambil anakku dan menyuruhku kembali padamu, dengan waktu setengah tahun mencari keberadaan peta harta karun, dan memberiku topeng yang persis sama dengan Edelyn Chu yang asli, lalu setelah kembali ke kota A kamu sudah tahu kan semuanya.”

Segalannya merupakan hari yang panjang, tapi saat diceritakan ternyata hanya beberapa patah kata.

Christy Mu Weiwei saat memikirkan anaknya mulai merasa stres, “Ada lebih dari dua bulan yang tersisa sebelum batas waktu yang diberikan olehnya selesai, aku sudah tidak punya banyak waktu, jadi apa yang akan kamu lakukan? Kalau tidak bisa apa apa, langsung berikan saja sisa peta harta karun itu padaku?”

Ericko Ye tidak bisa menahan geli, “Sebenarnya, peta yang telah mereka ambil sudah peta harta karun seutuhnya.”

Christy Mu terkejut berdiri dari sofa dan bertanya, “Apa? Semua? Tapi...peta harta karun yang mereka katakan itu tidak lengkap.”

Ericko Ye mengangguk, “Ya, peta harta karun itu tidak lengkap. Ketika ayahku menyerahkannya kepadaku, peta harta karun itu hanya sisa sisanya saja.”

“Lalu kamu kenapa bilang masih ada sisa bagiannya di brankas?”

“Kalau aku tidak mengatakan itu, mereka pasti membunuhku dengan satu tembakan, lalu bagaimana biaa aku hidup sampai hari ini?”

Christy Mu membeku, kalau begitu, dia selama ini bekerja keras hanya untuk peta harta karun yang tidak ada?

“Jadi, karena barangnya itu tidak ada, apa yang kita tukarkan dengan anak kita?”

Ericko Ye sedikit terkejut pada kata “Kita” yang dia keluarkan, memberi isyarat padanya dan berkata, “Ayo duduk kesini, aku akan mengatakannya padamu.”

Christy Mu menatapnya tajam, dengan malas berjalan duduk di pinggir ranjang yang berjarak jauh darinya.

Ericko Ye menyadari kalau dia telah menemukan kelemahan Christy Mu, dan dengan serius berkata, “Aku tahu bahwa sisa sisa peta harta karun tidak ada, tetapi pihak lain tidak tahu. Kamu hanya perlu menunda waktu, dan saat dia bertanya padamu, bilang kamu masih mencarinya, dan di tempatku, aku akan mencari banyak orang lainnya untuk menemukan anak kita, kita saling bertindak, jadi tenang saja, selama kita memiliki arahan umum, aku pasti akan bisa menemukan anak kita meskipun harus membalikkan pulau pulau di Samudera Pasifik.”

Christy Mu mendengar kata-katanya, kecemasan segera mereda, dan hatinya kembali tenang.

“Namun, aku masih membutuhkan bantuanmu,” Ericko Ye melanjutkan.

“Bantuan apa? Selama bisa menyelamatkan anak, aku pasti bisa melakukan segalanya.”

Ericko Ye tersenyum dan menenangkannya, “Sebenarnya, itu sangat sederhana. Karena masalah ini tidak lepas dengan keluarga Chu, jadi saat bersama Evan, kamu bisa mencari informasi lebih lanjut, dan juga, lain kali saat teleponan dengan laki laki itu, harus meminta bertemu dengan anak langsung, dan suruh dia banyak kirim video dan fotonya.”

“Ini bisa...” Christy Mu menyetujuinya, tapi, apa maksud lain kali itu?

Dia tiba tiba tersadar sesuatu, dan berseru, “Kamu diam diam melihat hpku?”

Ericko Ye mengakuinya, “Aku juga karena terdesak olehmu hingga tidak punya cara lain...anakku lucu sekali, kamu sudah memberinya nama?”

Sekali membahas ini, hidung Christy Mu langsung terasa perih, “Dia hanya 3 hari berada di sisiku, aku mana ada waktu memberinya nama...Sekarang, aku tidak tahu dia sudah sebesar apa...”

Sambil berbicara, air mata Christy Mu jatuh, dan dia akhirnya menemukan seseorang untuk diajak bicara, kotak suaranya akhirnya terbuka. “Saat dia lahir dia hampir membuatku takut, dia tidak menangis, kupikir... aku pikir terjadi sesuat padanya, dan dokter akhirnya menepuk beberapa kali di punggungnya, dan dia tidak disangka tersenyum...seperti malaikat, pada saat itu aku tahu kalau dia adalah bayi terkuat di dunia...tapi...”

Christy Mu tidak bisa menahan tangisnya, Ericko Ye merasa tidak tega dan ikut sedih, berusaha pindah ke sisinya, mengulurkan tangan kirinya untuk memeluknya, dan menghiburnya dengan lembut, “Dia tidak akan menyalahkanmu, dia adalah bayi yang sangat cerdas...”

“Tiga hari di rumah sakit, dia tidak pernah menangis, ketika dia lapar dia hanya bergumam, dan tidur dengan patuh setelah diberi susu...aku bukan ibu yang baik, aku tidak bisa melindungi anakku, ketika dia dirampas, dia menangis begitu sedih...... tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa......huhuuhu.” Christy Mu sedih menagis dalam pelukannya, membuat Ericko Ye semakin sedih.

Suara Ye Shaochen sedikit serak, “Bukan salahmu, kamu adalah ibu yang baik. Ini semua adalah salahku, aku tidak memenuhi tanggung jawabku sebagai ayah, aku tidak melindungimu dan anak kita, jadi semua adalah salahku.”

Christy Mu meninju dadanya yang tidak terluka, “Tentu saja salah kamu, kalau kamu tidak memiliki peta harta karun, anakku bagaimana mungkin bisa disandera? Semua salah kamu, salah kamu.”

Ericko Ye tahu dalam dirinya memiliki rasa kebencian, kemarahan, dan kesedihan, jadi dia tidak menghentikannya, dia membiarkan tinjuannya jatuh di dadanya, dan ketika tangannya kehabisan kekuatan, pakaian di dadanya sudah begitu basah.

Ericko Ye menyeka air matanya dengan tangannya dan mencium dahinya berkata, “Ya, semua salahku. Aku pasti akan bisa membawa anak kita kembali, jangan khawatir, ada aku.”

Christy Mu terdiam beberapa saat, dan amarah di hatinya hampir telah terlampiaskan semuanya, kemudian dia baru sadar kalau dirinya berada dalan pelukannya, lalu langsung mendorongnya dan berdiri, “Sudah istirahatlah, aku kembali ke kamarku.”

Ericko Ye meraih pergelangan tangannya dengan cepat dan berbisik, “Malam ini tinggal bersamaku ya? Aku tidak akan menyentuhmu, aku hanya ingin tidur dengan memelukmu.”

Christy Mu menolak tanpa ragu ragu, dan dengan santai melepas tangannya darinya, dan berkata dengan mata merah, “Ini malam, jangan mimpi lah.”

Ericko Ye tahu dia tidak bisa menghentikannya, lalu berkata dengan keras sebelum dia pergi jauh, “Malam ini mungkin masih akan ada gempa susulan, kembali ke kamar letakkan satu botol di lantai, dan saat botol jatuh kamu harus segera bangun, mengertikan?”

Lalu sebagai tanggapannya adalah suara pintu yang tertutup.

Ericko Ye menghela nafas lega, mengingat kata kata anak yang baru saja dia katakan, dan tidak bisa menahan rasa bangga dalam hatinya, memang ternyata putranya, saat lahir saja sudah berbeda dari yang lain, sungguh seorang anak yang akan berguna di masa depannya nanti.

Dan juga, dia harus segera memberi nama untuk putranya, dan ini merupakan suatu masalah yang besar.

Malam setelah gempa bumi tentu sulit untuk tidur, banyak orang tidak bisa kembali ke rumah, mereka tertidur di tikar panjang di luar. Di malam hari, hujan turun semalaman, seluruh kota A dan kota-kota sekitarnya ikut terpengaruh, semua kota penuh dengan air.

Hari ini benar benar hari yang melelahkan, mungkin karena kepura puraan selama ini sudah bisa di lepaskan, dan dia saat ini bisa merasa sangat rileks, jadi bisa tidur sangat nyenyak, bahkan saat botol yang didirikannya berbunyi "Dangdang" jatuh terguling saja dia tetap tidak bangun.

Gempa susulan hanya berlangsung sebentar dan tidak banyak berpengaruh.

Malam yang mengerikan dan kacau akhirnya berlalu. Di pagi hari, matahari terbit seperti biasa.

Christy Mu terus memakai topengnya dan turun, sebelum anaknya diselamatkan, di luar sana dia masih menjadi Edelyn Chu, kalau saja ada sepasang mata yang mematai matainya bagaimana? Maka dramanya ini pasti tidak akan bisa dia teruskan lagi.

Ericko Ye pulih dengan baik dan cepat, Christy Mu turun ke bawah dan melihatnya duduk di ruang tamu sedang minum air hangat.

“Bagaimana kamu...” Christy Mu menatapnya dengan heran, bahkan kalaupun dirinya manusia aluminium ditusuk olehnya setidak itu membutuhan waktu 3-5 hari baru bisa turun dari ranjang, tapi dia belum ada satu hari sudah seperti ini.

Ericko Ye berkata dengan puas, “Terima kasih atas belas kasihmu, kemarin tujamanmu untungnya menghindari semua bagian vital, jadi luka itu hanya dapat dianggap sebagai luka daging yang agak serius.”

Christy Mu tampak sedikit kesal dalam ekspresinya, “Apakah kamu mau aku menusuknya lagi?”

Ericko Ye tersenyum lembut, “Aku tahu kamu tidak tega, dan kamu tidak akan melukaiku walaupun aku memberikanmu pisau lagi.”

“Ericko, wajahmu itu bisa lebih tebal lagi tidak?” Christy Mu pergi berjalan menuju dapur.

Ericko seperti ingin mengatakan apa lagi, telepon di rumah tiba-tiba berdering.

Ericko Ye berjalan mengangkat, suara panik Yonathan Ye langsung terdengar, “Halo? Ini paman Wang ya?”

“Yonathan, ini aku.”

Yonathan Ye terdiam beberapa detik, seperti memperbaiki kepanikannya, “Kak, keadaan rumah bagaimana? Aku lihat di berita kota A terjadi gempa, dan sangat parah.”

Ericko Ye melihat perhatian dari adiknya merasa sangat terharu, “Di rumah semuanya baik baik saja, yang lain semua tidak apa apa, tapi kota A memang agak hancur, banyak bangunan yang roboh.”

“Aku di berita ada melihatnya, segera meneleponmu, tapi tidak pernah tersambung, menelepon rumah juga sama saja.” Yonathan Ye menjelaskan alasan mengapa dirinya baru saat ini meneleponnya.

Ericko Ye melihat jam yang digantung di dinding, “Kamu disana bukannya tengah malam, sudah tidurlah, tidak usah khawatirkan kami yang disini.”

“Iya, aku tutup dulu ya kalau begitu,” Yonathan Ye terdiam beberapa saat, “Kak, jaga keamanan disana.”

Ericko Ye adalah saudaranya satu satunya, walaupun ada begitu banyak celah dan gesekan di antara keduanya, tapi dihadapkan padabencana alam yang begitu besar, dia tetap mengharapkan saudaranya tetap berada dalam keadaan aman.

Ericko Ye menutup telepon, dan hatinya terasa begitu hangat, Yonathan Ye masih saudara yang paling dia cintai.

Saat makan, bibi Qin terlihat jelas lebih bersikap ramah dengan Christy Mu, dan bahkan Ericko Ye juga bisa merasakannya.

“Bibi Qin, jangan sibuk dulu, panggil paman Wang dan Brian kesini.” Kata Ericko Ye.

Bibi Qin berkata “baik,” dan bergegas keluar untuk memanggil yang lainnya.

“Apa yang kamu inginkan?” Christy Mu bertanya padanya sambil memakan roti.

Ericko Ye meliriknya, “Kamu akan tahu sesaat lagi.”

“Baiklah.” Christy Mu mendengus.

Setelah menunggu mereka bertiga berdiri di depannya, Ericko Ye baru berkata dengan serius, “Mungkin sejak kemarin kalian semua sudah tahu dengan identitas asli Edelyn, tapi aku tidak ingin masalah ini diketahui oleh orang keempat selain kalian, nantinya mau di dalam rumah atau di luar, dia masih akan tetap menjadi Edelyn, kalian mengerti kan?”

“Ya, Tuan.” Ketiga orang itu menjawab dengan membungkuk.

“Yah sudah, silahkan lanjutkan pekerjaan kalian, Brian, sebentar lagi siapkan mobil, aku mau pergi keluar.”

Brian Zhang mendongak, “Tuan, lukamu masih belum baik.”

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu