Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 268 Ericko Ye, Tunjukkan Kekuatan Spesialmu (3)

Terus bernyanyi, Lisa Xiao juga tanpa sadar ikut bernyanyi. Hanya saja nadanya jauh lebih pas dibanding Christy Mu. Namun sepas apapun, juga akan terpengaruh oleh nada fales Christy Mu. Oleh karena itu, pertunjukkan solo menjadi grup.

"Suatu hari kamu akan menjadi tujuh, bagaimana setelah itu? Kamu lebih banyak dua dari lima cincin ... oh~ tepuk tangan——"

Tiga pria bertepuk tangan dengan tidak rela.

"Selanjutnya ..."

"Tunggu dulu." Ericko Ye menghentikan perkataan Christy Mu dengan tidak sabar, "Christy, kamu istirahat dulu. Kita ganti orang yang nyanyi."

"Benar, benar. Istirahatkan tenggorokan dulu." Javier Mu segera menyetujui.

Ericko Ye menghela napas lega. Seperti menangkap pencuri, Ericko Ye menangkap adiknya, "Selanjutnya, Yonathan yang akan bernyanyi."

"Hooo~hooo~" suara sorakan lebih kencang dari tadi.

Yonathan Ye memelototi kakak yang mengorbankannya. Ya sudahlah, terpaksa. Dia berdiri dan membenarkan kerah, "Kalau begitu aku akan menyanyikan satu lagu untuk kalian semua. Silence dari Jay Zhou."

Tepuk tangan terdengar kencang. Yang paling kencang adalah Christy Mu. Karena penyanyi yang paling dia suka adalah Jay Zhou. Karena suaranya fales, dia tidak berani menyanyikan lagu dari idolanya.

"Hanya ada piano yang menemani malamku ..."

Yonathan Ye tidak tahu lebih tinggi berapa level dari Christy Mu. Ditambah dengan suara yang lebih memikat, dengan cepat suasana dari yang tadinya sangat semangat menjadi tenang.

Malam ini, nyanyian dan tawa berlangsung sampai larut malam baru berhenti.

Penerbangan Yonathan Ye adalah jam 7 pagi. Dia bangun jam 5 pagi, lalu beres-beres koper dan turun ke lantai bawah. Tidak disangka dia melihat kakaknya berdiri di samping mobil sambil merokok.

"Kakak, kamu ..." Yonathan Ye tidak ingin mengganggu mimpi indah semua orang, ingin pergi diam-diam saja.

Ericko Ye mengambil koper dari tangannya lalu membuka pintu dan berkata, "Ayo, kakak antar kamu ke bandara."

Mata Yonathan Ye merah, kakak bukanlah orang yang pandai mengutarakan perasaan, tapi diam-diam melakukan banyak hal. Kebalikannya, dia sebagai adik malah karena masalah perasaan, sengaja menjauhi.

Sepanjang jalan, mereka berdua tidak banyak bicara. Dari speaker mobil terdengar lagu bahasa Inggris yang enak didengar.

Waktu masih pagi, jalanan menuju bandara belum banyak mobil, sangat luas. Kecepatan mobil Ericko Ye terus berada di angka 100 km/jam.

Setelah sampai di bandara, Ericko Ye menemani dia sampai naik pas, check-in bagasi, terakhir baru sampai di pemeriksaan sekuriti.

Yonathan Ye yang buka mulut duluan, "Kakak, kamu pulang duluan saja."

"Ok." Ericko Ye melihat adik yang akan pergi ke tempat jauh itu, merasa sedikit tidak rela, "Kamu harus menjaga diri dengan baik."

Yonathan Ye tertawa, "Aku sudah sebesar ini, tentu bisa menjaga diri."

"Setelah kamu selesai belajar, kita bersama-sama mengunjungi kakek. Sudah lama tidak pergi ke sana." Ericko Ye mencari topik.

"Ok."

Speaker terdengar suara yang meminta untuk cepat check ini. Ericko Ye membuka tangan lebar-lebar untuk memeluk Yonathan Ye dan berkata ringan, "Sampai jumpa."

"Sampai jumpa."

Melepaskan pelukan yang hangat, Yonathan Ye masuk ke pos check in tanpa membalikkan kepala lagi. Hingga hilang dari pandangan, Ericko Ye baru melangkah pergi.

Sebenarnya tadi dia sangat ingin berkata. Yonathan, yang harusnya dilepaskan, lepaskan saja. Cari wanita yang kamu suka.

Perkataan sudah sampai di ujung lidah, tapi dia merasa kasihan. Dia tidak seharusnya begitu keras terhadap adiknya. Di saat dia bermasalah, adiknya melepaskan sekolah dan menanggung semua tanggung jawab. Lalu di saat dia sudah baik-baik saja, adiknya kembali dan melepaskan semuanya, dia tidak bisa meminta lebih banyak lagi.

Adiknya adalah orang yang sangat hebat. Ericko Ye percaya, adiknya pasti bisa menemukan gadis yang cocok untuknya.

Setelah pulang ke rumah, langit sudah terang. Javier Mu dan Lisa Xiao sudah pergi setelah makan sarapan. Christy Mu karena minum terlalu banyak bir, belum bangun. Ericko Ye pergi ke kamar dan melihat Christy Mu tidur dengan nyenyak, tidak berani membangunkan, hanya mencium dahi wanita itu, lalu berkata dengan lembut, "Aku pergi bekerja dulu. Kamu tidurlah yang nyenyak."

Paginya, Sekretaris Liu mengetuk pintu Ericko Ye, "Direktur Ye, Nona Wen dari Taman Hiburan Tianding sudah datang."

Ericko Ye menengadahkan kepala dari pekerjaan di tangannya, seketika bingung, "Siapa?"

"Nona Stella dari Taman Hiburan Tianding, juga adalah tunangan dari Tuan Nan." Sekretaris Liu menjelaskan. Beberapa hari ini beberapa media melaporkan hal itu, mau tidak tahu pun sulit.

Ericko Ye tersadar. Oh iya, waktu itu dia pernah bertemu di rumah sakit. Teman satu kelasnya dulu. Tapi untuk apa wanita itu datang ke sini?

"Silakan panggil masuk." Ericko Ye berdiri lalu membereskan kerah dan berjalan ke arah pintu.

Dengan cepat, wanita cantik yang mengenakan dress muncul di hadapannya. Wanita itu tersenyum lalu berkata, "Ericko, akhirnya bertemu denganmu."

"Halo, teman." Ericko Ye berjabat tangan lalu melepasnya, "Silakan duduk."

Stella Wen tersenyum dan bercanda, "Akhirnya kamu ingat aku?"

Ericko Ye tidak enak hati, "Waktu itu benar-benar maaf. Perubahanmu sangatlah besar, seperti berubah orang saja. Aku benar-benar tidak mengenalinya."

"Wanita kalau sudah dewasa tentu tidak sama dengan dulu." Stella Wen berkata dengan sangat lembut. Suatu kelembutan yang membuat siapapun tidak dapat menolaknya.

Stella Wen menilai kantor Ericko Ye dengan asal lalu berkata datar, "Kamu dulu paling dingin di kelas, juga tidak suka bicara dengan teman-teman perempuan di kelas. Tidak disangka ada satu hari dimana kamu menjadi orang terkenal di Kota A."

"Tidak kok. Taman Hiburan Tianding kalian juga hebat." Ericko Ye membalas sungkan.

Saat ini, Sekretaris Liu masuk mengantarkan kopi.

Stella Wen juga tidak basa-basi lagi, dia mengeluarkan sebuah undangan pernikahan dalam tasnya lalu berkata, "Aku sudah mau menikah, ingin mengundangmu dan istrimu untuk datang."

Ericko Ye tersentak. Saat di rumah sakit, wanita ini sepertinya pernah mengatakan hal ini. Saat dibuka, nama pengantin pria yang tertera adalah Gilbert Nan.

Tanggal pernikahan adalah 6 Juni. Masih ada waktu kurang dari satu minggu.

Mereka berdua benar-benar jadi? Tapi kenapa dia merasa Gilbert Nan tidak layak bagi Stella Wen.

"Selamat ya." Ericko Ye menutup undangan dan mengucapkan selamat dengan sopan.

"Sebenarnya hari ini aku datang sebagai duta perdamaian. Masalah kamu dan Gilbert, aku pernah mendengar dia menceritakan sedikit. Tapi masalah itu sudah berlalu begitu lama, aku rasa kita semua sudah seharusnya menatap ke depan. Ditambah lagi, dengan perkembangan beberapa proyek kita ini, pasti akan sering ketemu kedepannya. Kalau akur, bisnis juga akan lancar bukan. Ericko, kamu anggap saja memberi muka padaku sebagai teman lama. Jangan mempermasalahkan masalah ini lagi ya?"

Ericko Ye tanpa sadar kagum pada nona ini. Dia kira wanita ini hanya cantik saja, tapi ternyata juga pandai bicara.

Karena sudah bicara sampai seperti itu, kalau Ericko Ye masih tidak menyetujui, kelihatannya terlalu mendendam.

"Baik, aku tidak akan mempermasalahkan lagi."

Stella Wen tidak terkejut sedikit pun, seperti sudah menebak akan seperti ini, "Aku tahu kamu adalah pria yang tidak akan mempermasalahkan hal-hal kecil. Hari ini sebenarnya Gilbert yang mau datang, tapi dia mengerti temperamen burukmu, paling suka menjaga harga diri. Jadi hanya bisa aku yang datang. Untung kamu menyetujui, kalau tidak pulang-pulang, Gilbert pasti akan menertawakan aku."

Ericko Ye tertawa singkat, "Gilbert sebenarnya berbuat baik apa di kehidupan lalu, sampai di kehidupan ini bisa menikahimu."

"Haha, aku mau mengingat perkataan ini untuk dikatakan pada Gilbert nanti. Misiku sudah berhasil, jadi pulang dulu ya. Tidak mengganggu orang sibuk sepertimu lagi. Nanti ingat datang ya. Aku mau melihat istrimu, katanya wanita yang sangat cantik." perkataan Stella Wen terakhir sangatlah nakal.

Ericko Ye tidak bisa tidak tertawa, "Nanti pasti kami akan datang tepat waktu."

"Baik, sampai jumpa."

"Aku antar."

Setelah mengantar wanita cantik sampai ke depan lift, Ericko Ye baru kembali ke kantor, lalu membuka lagi undangan.

Gilbert Nan, Gilbert Nan. Aku lihat kamu kehidupan ini tidak bisa keluar dari genggaman Nona Wen lagi. Jangan lihat lembut begitu, tapi lebih pandai bicara darimu.

Hanya bicara santai saja sudah melaksanakan tugas, membuat orang rasanya nyaman.

Orang seperti ini, Ericko Ye tidak ada alasan untuk menolak. Paling tidak saat bertemu dengan Gilbert Nan kedepannya, tampil lebih sungkan saja.

Malamnya saat pulang ke rumah, Ericko Ye menceritakan kejadian tadi kepada Christy Mu, Christy Mu ragu, "Aku boleh tidak pergi tidak?"

"Kamu tidak mau bertemu Gilbert?"

"Bukan Gilbert. Aku tidak ingin bertemu ibunya." Christy Mu menusuk nasi di mangkuk.

"Apa kamu tidak tertarik untuk melihat pengantin wanitanya? Dia adalah teman lamaku lho."

"Tidak tertarik." Christy Mu menggeleng.

Ericko Ye tidak ingin memaksa istrinya, hanya berkata, "Kalau begitu nanti aku pergi sendiri saja."

Masalah pun ditetapkan seperti ini. Siapa sangka satu hari sebelum pernikahan, Christy Mu merubah pikiran.

"Temani aku beli gaun, besok aku mau ikut ke pernikahan." Christy Mu bersender di pintu toilet sambil melihat Ericko Ye gosok gigi.

Ericko Ye memuntahkan busa-busa dalam mulut dan bertanya dengan terkejut pada Christy Mu, "Bukannya kamu waktu itu bilang tidak mau pergi?"

Christy Mu berkata sambil tersenyum, "Tiba-tiba aku tertarik. Aku ingin lihat pengantin wanita seperti apa yang menerima si Gilbert itu. Memangnya kenapa? Tidak boleh."

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu