Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 262 Takut Aku Tidak Bisa Menahan Diri (3)

Lisa Xiao kesal hingga sudah mau berkata-kata kasar. Wanita ini mengerti perkataan manusia tidak sih. Demi menghindari paru-parunya meledak, Lisa Xiao berjalan keluar dari tenda untuk mencari angin.

Yonathan Ye melihat ke arah kakaknya yang serius, dan sesaat tidak tahu harus berbuat apa. Kelihatannya, kakaknya beneran membuat janji seperti itu ya? Sialan, mana boleh begitu?

Kali ini, Christy Mu berjalan masuk dengan wajah tidak berekspresi sedikitpun. Wanita itu berkata dengan dingin, "Begini saja. Kita bawa dia untuk berobat dulu. Setelah ingatannya pulih, dia saja yang membuat pilihan."

"Benar, benar. Berobat lebih penting." Yonathan Ye menambahkan.

Pengantin wanita mencubit lengan Ericko Ye, jadi Ericko Ye pun berkata, "Baik, aku bisa ikut dengan kalian. Tapi aku mau membawa Mira ikut pulang bersamaku."

Yonathan Ye terkejut, "Kakak, tidak perlu kali. Kalau ingatanmu pulih dan mau kembali melihatnya, kamu boleh kembali melihatnya kok." tentu saja, dia yakin hal itu tidak akan terjadi.

Ericko Ye malah berkata dengan sangat pasti, "Tidak bisa. Sejak aku sadar, Mira selalu menjaga di sampingku. Aku sudah terbiasa."

Yonathan Ye menghela napas panjang. Kakak, aku benar-benar tidak bisa membantumu lagi.

Mira menatap Christy Mu dengan ekspresi puas, seperti sedang mengatakan kalau dia yang akan menang.

Siapa sangka Christy Mu malah sangat tenang, sama sekali tidak ada reaksi apapun, "OK, kalau begitu sesuai keinginan dia saja."

"Christy." Yonathan Ye memandang Christy Mu dengan tatapan terkejut.

Christy Mu tersenyum datar lalu mengangkat bahu, "Yang jelas juga bukan pertama kali membawa wanita pulang ke rumah. Tidak masalah kok."

Kelihatannya memang sedang tersenyum, tapi di mata wanita itu penuh dengan kesedihan.

Yonathan Ye tanpa sadar merasa kasihan. Ericko Ye yang mendengar ini juga tersentak. Dia menatap lurus wanita yang anggun itu, dan hatinya entah kenapa merasa sakit, seperti dicubit oleh sesuatu.

Apa dulu dia playboy? Membawa wanita lain pulang ke rumah?

"Ayo jalan." Christy Mu berkata begitu, lalu berbalik dan berjalan keluar.

Javier Mu menatap semua itu dari luar dengan dingin, akhirnya mengatakan dua kata, "Cari mati."

Lisa Xiao menganggukan kepala, "Setuju."

Melihat Christy Mu datang, Javier Mu segera memeluknnya dan menepuk punggungnya, "Jangan takut, ada kakak di sini."

Hanya satu kalimat itu, mata Christy Mu berair. Sangat cepat, Javier Mu merasa baju di dadanya basah.

Gadis bodoh. Tadi masih pura-pura kuat. Sebenarnya hatimu takut 'kan. Takut Ericko Ye benar-benar meninggalkanmu, takut kehilangan satu-satunya orang yang dicintai.

"Sudahlah, jangan menangis. Kalau tidak ingin melihat mereka, maka ikut pulang dengan kakak saja." Javier Mu membujuk dengan lembut.

Christy Mu menggeleng, sekalian menghapus air mata di kemeja Javier Mu, lalu keluar dari pelukan pria itu dan berkata dengan air mata mengalir, "Tidak perlu, Ericko sekarang tidak normal, aku bisa mengampuninya. Tapi kalau setelah dia sembuh masih membuat keputusan seperti ini, aku akan dengan pasti pergi kepada kakak."

Javier Mu menghela napas lalu mengelus rambut Christy Mu, "Benar-benar sudah dewasa. Tapi kamu ingat saja, selama ada kakak, maka kamu selamanya ada rumah untuk berlindung."

"Iya, terima kasih kakak." Christy Mu tersenyum.

"Bodoh, untuk apa sungkan denganku."

Ericko Ye melihat semua adegan itu dan entah kenapa merasa kesal. Tapi kenapa? Dia juga tidak tahu apa alasannya.

Mira pergi berganti baju ke kamar. Yonathan Ye merasa kesal melihat bunga pernikahan di dada Ericko Ye dan membuangnya ke atas lantai. Hm, sekalian menginjaknya juga.

Ericko Ye mengerutkan dahi melihat gerakan pria itu, "Kamu ..."

"Kakak, namaku Yonathan."

"Oh, Yonathan. Aku ingin menanyakan satu hal padamu." suara Ericko Ye sangat rendah, karena dia menyadari orang-orang di sampingnya semuanya melihat ke arahnya.

"Katakan saja."

"Bagaimana caraku terluka?" Ericko Ye bertanya dengan pelan.

"Aku juga tidak tahu jelasnya. Waktu itu aku belajar di luar negeri. Kalau kamu mau mengerti lebih jelas, tanyakan pada Christy. Dia yang paling mengerti." jawab Ericko Ye.

"Christy?" Ericko Ye sesaat tidak mengerti.

"Iya, dia adalah istrimu. Christy Mu."

Ericko Ye tersentak. Kalau begitu ... tunggu nanti deh.

Yonathan Ye kesal, "Tapi kakak, kamu benar-benar mau membawa wanita seperti itu pulang ke Kota A? Kita sama sekali bisa memberinya uang yang banyak. Mau seberapa banyak pun boleh. Kenapa harus membawanya ikut pulang?"

"Ini yang aku janjikan kepada Mira." Ericko Ye menjawabnya dengan terus terang.

Yonathan Ye menepuk bahu Ericko Ye dengan pasrah, "Kakak, aku harap di masa depan kamu tidak akan menyesali keputusan ini."

Ericko Ye diam. Apa benar bisa?

Tapi sekarang, dia sudah berjanji kepada Mira, maka harus menepati janji.

Sesuai permintaan Mira, kakaknya juga bisa ikut kembali ke Kota A.

Dalam kabin pesawat yang tidak besar, Mira tidak pernah meninggalkan Ericko Ye. Christy Mu adalah yang paling terakhir naik ke pesawat, dia duduk di kursi paling belakang, paling jauh dari Ericko Ye. Dia sekarang paling tidak ingin melihat pria itu.

Di seberang Mira adalah Javier Mu dan Lisa Xiao. Mira dan kakaknya belum pernah naik pesawat, apalagi helikopter. Mereka berdua memandang ke bawah dengan senang.

Lisa Xiao kesal melihat tiga orang di hadapannya itu, jadi begitu naik ke atas helikopter, dia langsung memejamkan mata dan bersender pada bahu Javier Mu.

Setelah keributan tadi, Ericko Ye baru bisa berpikir jernih mengenai masalah ini. Masalah ini benar-benar diluar dugaannya. Dia bukanlah seorang nelayan biasa, melainkan direktur perusahaan besar, punya istri, juga punya anak.

Tatapan Ericko Ye tanpa sadar tertuju pada orang itu. Wanita yang sedang diam tidak tahu sedang memikirkan apa itu, Yonathan Ye yang duduk di sebelah wanita itu mengatakan sesuatu padanya, lalu wanita itu menggeleng.

Itu istrinya?

Kalau mau bersama dengan Mira, maka harus cerai dulu dengan wanita itu.

Cerai? Begitu kata itu muncul di otaknya, Ericko Ye tidak tahu kenapa langsung menolak, seperti sangat membenci kata itu.

Ada suara dalam hatinya yang memberitahunya, dia tidak boleh cerai, sampai matipun tidak boleh cerai.

Satu jam kemudian, helikopter berhenti di padang rumput villa Keluarga Ye yang luas. Pengawal di villa, langsung menghampiri untuk menyambut tuan mereka.

Suasana hati Paman Wang semangat, tapi hanya duduk tenang memainkan mainan di tangannya.

Baling-baling di atas helikopter berhenti berputar, lalu pintu helikopter terbuka.

Christy Mu turun duluan dari atas helikopter, dilanjutkan dengan Yonathan Ye, Javier Mu dan yang lainnya.

Mata Paman Wang seketika berkaca-kaca melihat Ericko Ye turun dari atas pesawat dengan tubuh sehat tanpa kekurangan suatu apapun. Benar-benar Tuhan melindungi, Ericko Ye masih hidup.

"Ibu——" begitu melihat Christy Mu, Edo langsung senang dan turun dari gendongan Paman Wang. Edo berlari ke hadapan ibunya dan meminta dipeluk.

Lisa Xiao menggendongnya, "Anak patuh. Kangen sama bibi tidak?"

Edo langsung menjawab, "Kangen."

"Sini, cium dulu."

"Muach." Edo mencium pipi Lisa Xiao.

Lisa Xiao juga membalas ciuman itu, "Benar-benar patuh. Sudah bertambah besar ya."

Melihat Ericko Ye berjalan mendekat, Paman Wang berkata dengan senang, "Tuan muda, tuan akhirnya pulang."

Ericko Ye menatap Paman Wang dengan tatapan asing, lalu Yonathan Ye menjelaskan dari samping, "Ini adalah Paman Wang, pengurus rumah tangga villa ini, paman juga yang menjaga kita dari kecil. Paman Wang, kakakku hilang ingatan, tidak ingat apa-apa lagi."

Siapa sangka Paman Wang berkata hal yang sama dengan Yonathan Ye, "Tidak apa-apa, yang penting masih hidup. Lupa ingatan bisa diobati 'kan."

Mira dan kakaknya mana pernah melihat villa sebesar ini, lalu bertanya dengan terkejut, "Ericko, apa ini rumahmu? Besar dan indah sekali."

Wanita itu sangat pintar, sekarang sudah mengganti nama panggilan.

Paman Wang baru menyadari di samping Ericko Ye bertambah sepasang pria dan wanita asing. Yonathan Ye membisikkan sesuatu di telinga Paman Wang, baru Paman Wang mengangguk-angguk.

Mereka berjalan ke depan villa mewah, lalu Javier Mu dan Lisa Xiao pamit pergi.

"Kita balik dulu ya. Kalau ada masalah, telepon aku." Lisa Xiao memandang Christy Mu.

"Tinggal sebentar lagi dong di sini." Christy Mu sangat tidak rela.

"Aku tidak ingin melihat seseorang. Takut aku tidak bisa menahan diri lalu menonjoknya." Lisa Xiao memandang Ericko Ye yang berada tidak jauh dari sana.

"Oh."

"Jangan seperti dulu yang menanggung semuanya sendirian." Lisa Xiao menaikkan suaranya, "Siapa yang menindasmu, nyonya muda Keluarga Ye, akan kakak buat keluarganya hancur berantakan hingga kehilangan segala harta bendanya, apa kamu mengerti?"

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu