Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 507 Sindrom Pranikah (2)

Perkataan Vanny belum selesai, ada seseorang dari sampingnya berlari dan menabrak Vanny, buku yang dipegang Vanny pun jatuh dan berserakan.

Yang menabrak hanyalah melihat dan mengucapkan maaf, lalu pergi berlari untuk naik bus dan pergi.

Vanny terkejut dan mematikan telepon nya. Lalu membereskan buku yang berserakan itu.

Ah, ada apa dengan manusia sekarang? Mereka semua dalam kepanikan, menjijikan.

Vanny mengeluh, seorang yang dengan sepasang sepatu hitam muncul di hadapan Vanny.

Jongkok, dan membantu Vanny untuk mengambil buku, dan memberikan kepadanya.

Mendongak, Vanny kebetulan melihat muka dengan muka dengan orang itu.

Orang itu adalah Yunardi Mu.

Yunardi Mu adalah pria sejati, ia membantu Vanny mengambil bukunya, dan membantu dia untuk berdiri.

Vanny tersenyum, berkata, "Kamu membantuku lagi, terima kasih."

Matahari menyinari senyuman Vanny, dan membuat Yunardi Mu terpesona sesaat.

Senyum itu tampak polos, seperti membuat orang untuk tidak tahan untuk mengulurkan tangan mereka, meraihnya, memegangnya dengan kuat di tangan mereka, dan menjaganya dengan baik.

Vanny melihat Yunardi Mu menatap ke arahnya, juga tidak berbicara, lalu tersenyum sedikit, bertanya dengan penasaran, "Tuan Mu?"

Yunardi Mu mengangkat alisnya, tersenyum, dan berkata, "Ah, aku berpikir, bukankah seharusnya kamu mengundangku untuk pergi makan?"

Vanny tidak mengerti apa arti dari senyumnya, ia mengangguk dan berkata, "Ternyata lapar, kebetulan sudah siang, kita pergi makan saja. Kamu mau makan apa?"

Yunardi Mu mengangkat alisnya, tersenyum dengan menawan, berkata, "Kamu yang tentukan saja, makan bersama gadis cantik, apapun yang di makan akan menjadi enak."

Ini membuat Vanny tersenyum dan berkata, "Ah, kamu adalah orang pertama yang memanggilku cantik. Aku pasti akan mentraktirmu makan enak."

Vanny dengan tulus membawa Yunardi Mu ke sebuah toko kecil. Tapi Yunardi Mu duduk disitu dan merasa sangat tidak nyaman.

Toko kecil itu sangat tidak luas di area itu, dan juga tidak terlalu banyak kursi. Tidak ada privasi, dan sepertinya terlalu ramai.

Di situ sangat banyak orang lalu lalang. Orang muda paling banyak berpakaian casual, itu membuat Yunardi Mu terlihat aneh.

Bahkan orang-orang disitu aneh, makanan disitupun aneh.

Melihat meja di sebelah pintu yang berantakan, Yunardi Mu mengerutkan kening dan bertanya, "Restoran apa ini?"

"Seperti mi, kesukaanku dengan Ani, apakah kamu sudah pernah makan ini?"

"Belum."

"Aiyo, kamu mempunyai keberuntungan hari ini, percaya sama aku, kamu pasti akan menyukainya!"

Yunardi Mu tidak mau keberuntungan seperti itu. Dia berbicara dengan pelan, "Mungkin, kita bisa mengganti tempat dan makan sedikit...."

Tapi sebelum Vanny mendengar Yunardi Mu selesai berbicara, Dia mengulurkan tangannya dan bergerak ke depan, berteriak, "Bos, Di sini, menu!"

Mengangkat tangannya dan memegang dahinya, Yunardi Mu merasa bahwa makanan ini adalah makanan terburuk.

Tapi setelah setengah jam kemudian, Yunardi Mu terlihat mempermalukan dirinya sendiri.

Jas itu diletakkan di bagian belakang kursi, kancing bajunya terlepas, rambutnya sedikit berantakan, dan wajahnya masih agak merah.

Yunardi Mu yang seperti itu, benar-benar membuat orang terkejut.

Menyeka mulut dengan tisu, Yunardi Mu bersendawa, menandakan ekspresi puas.

Sekarang, di depannya sangat berantakan, sama seperti orang lain.

"Bagaimana perasaanmu?"

"Sangat lumayan."

Ketiga kata ini, sangat sederhana. Vanny bisa melihat itu, Yunardi Mu sangat menyukai makanan ini.

Vanny tersenyum sambil menyipitkan matanya, berkata, "Lihat, aku berkata, kamu pasti menyukainya."

"Meskipun lingkungannya sedikit tidak baik, itu juga merupakan sebuah pengalaman yang baru, yang sangat tidak akan terlupakan."

Kata-katanya yang terbata-bata membuat Vanny menyimpulkan bahwa dia sangat puas.

Vanny tertawa, berkata, "Haha, yang penting kamu suka."

Ketika kedua orang ini selesai makan dan minum, lalu bersiap untuk pergi.

Tapi ketika Vanny mencari dompetnya, wajahnya tampak panik.

Aneh, dompetku kemana?"

Vanny mencari dengan teliti, terakhir, dia terdiam.

Yunardi Mu melihat dan bertanya, "Ada apa denganmu?"

"Aku.....itu......mmmm.......lupa membawa dompet!"

Dan ketika dia mengatakan ini, dia menutup mukanya menahan malu.

Ah, katanya mau mentraktir, malah tidak membawa dompet, Itu seperti aku sedang makan makanan dengan sewenang-wenang.

Vanny sangat malu, tapi Yunardi Mu tidak berhenti untuk tertawa, berkata, "Masalah kecil, sebentar aku yang akan bayar."

Melihat Yunardi Mu membayar dengan uang, Vanny berkata dengan sedih, "Aku berkata aku mentraktirmu, tapi aku malah membuatmu menghabiskan uang, aku sangat tidak enak hati."

"Aku setiap hari datang ke daerah ini, kelak masih ada kesempatan, jangan khawatir."

"Kalau begitu mari kita bertukar nomor telpon, kelak jika ada kesempatan, aku pasti akan mentraktirmu."

"Baik."

Yunardi Mu berkata, mengeluarkan kertas, menuliskan nomor telponnya, dan memberikannya kepada Vanny.

Vanny menyimpan itu di dalam bukunya, mendongak, melihat Yunardi Mu melihatnya sambil tersenyum lembut.

Dulunya dia bepikir bahwa anak keluarga kaya sangat arogan dan sombong. Tapi setelah mengenal Yonardo Xiao bersaudara, ia baru menyadari bahwa keluarga yang kaya juga memiliki rasa persahabatan.

Mereka sopan, seperti angin yang halus, jika kamu berada dekatnya kamu akan merasa sangat nyaman.

Sama seperti sekarang, itu jelas pemandangan yang memalukan, tetapi karena dua tiga kata Yunardi Mu, membuka pandangan Vanny tentangnya.

Setelah makan, mereka berpisah.

Vanny kembali ke sekolah, perasaannya sangat baik.

Berhadapan dengan teman kelasnya, temannya melihat materi buku yang dia bawa. Matanya tampak bersinar.

"Vanny, materi yang baru dibeli? Pinjamkan aku sebentar, aku akan mengembalikannya nanti.

"Baik, silakan ambil."

Vanny menyerahkan informasi itu dengan murah hati, keduanya mengobrol beberapa kata lagi, dan kemudian berpisah satu sama lain.

Vanny yang tenang tidak tahu bahwa nomor telpon Yunardi Mu ada di buku yang ia pinjamkan, dan juga teman kelasnya juga memperlakukan seperti barang yang tidak berguna, dan dia hilangkan.

----------------

Tidak ada tamu di toko makanan penutup untuk sementara waktu. Vanny mengeluarkan materi di buku untuk dipelajari.

Tiba-tiba, ada orang masuk. Vanny langsung berdiri, dan menyambut dengan senyuman.

"Ah, Nona Ye."

Ternyata yang datang bukanlah pembeli, tetapi Bianca Ye.

"Tidak usah terlalu sungkan, panggil saja aku Bianca." Bianca Ye berjalan ke depan Vanny, dan melihat dia sedang belajar materi, dan bertanya,

"Apakah sudah mau mendekati ujian, apakah akhir-akhir ini terbeban dalam belajar?"

Novel Terkait

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu