Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 234 Dia Diculik, Aku Tidak Butuh Bantuanmu (1)

"Hah?" Lisa Xiao langsung berdiri dari kursi, tangannya memegang permukaan meja, sangat terkejut, lalu bertanya berturut-turut pada Ericko Ye, "Siapa yang menculiknya? Kenapa? Apa yang diinginkan si penculik?"

Ericko Menggeleng murung, "Aku tidak tahu siapa namanya."

"Tidak tahu?" Lisa Xiao marah sampai hampir menjatuhkan gelas, "Tujuan penculik pasti hanya menginginkan uang, kan? Mau berapa?"

"Jika dengan uang akan selesai, berapapun akan ku beri." Ericko Ye tersenyum pahit. "Masalah ini akan panjang kalau dibicarakan..."

"Kalau begitu disingkat saja." Lisa Xiao langsung memotong ucapan Ericko Ye, "Kalau hari ini kamu tidak menjelaskan masalah secara jelas, aku tidak akan pergi dari sini."

Ericko Ye mematung, tidak terlihat bahwa wanita berwatak pemarah ini sangat memperhatikan Christy Mu. Tapi apakah dirinya ingin mengatakan pada Lisa Xiao bahwa Edelyn Chu adalah Christy Mu?

Lebih baik biarkan. Itu adalah masalah antara wanita. Lebih baik menunggu Christy Mu kembali, baru Christy Mu jujur pada Lisa Xiao.

Ericko Ye berhenti sebentar lalu kembali bicara, "Beberapa tahun yang lalu, kedua orangtua ku mendapatkan peta harta karun, entah darimana pihak penculik mengetahui hal itu, kemudian mereka menculik Edelyn dan menyuruhku bertukar dengan peta tersebut. Hasilnya, aku sudah memberikan petanya, tetapi penculik tidak menepati janji dan langsung membawa Edelyn hilang."

"Brengsek!" Lisa Xiao yang notabene orang berpendidikan pun tidak kuasa menahan kata kotor keluar dari mulutnya, "Bagaimana bisa ada penculik tidak tahu malu seperti itu? Dan juga, Ericko kamu juga terlalu bodoh! Petanya sudah kamu berikan tetapi tidak membawa Edelyn pulang?"

"Bagaimana aku merebutnya? Sepuluh orang mengarahkan pistol ke depanku. Jika aku berani bergerak, aku dan Edelyn akan mati. Bagaimana aku menyelamatkannya?" Suara Ericko Ye serak, matanya memerah, tidak ada orang yang tahu hatinya sakit sekali.

Lisa Xiao kaget, menatap Ericko Ye beberapa detik lalu kembali duduk ke kursi.

Dirinya lah yang terlalu terbawa nafsu. Melihat penampilan Ericko Ye yang seperti ini, pasti hati pria itu merasa sakit.

Udara terasa kosong, hanya bisa mendengar suara berisik dari luar jendela. Kedua orang itu diam dalam waktu yang lama, Lisa Xiao kembali bertanya, "Seperti apa penampilan penculik itu?"

"Dia memakai penutup wajah berwarna perak. Aku tidak bisa melihat wajahnya." Perasaan Ericko Ye semakin tenang.

"Kira-kira mereka sekarang ada di mana?"

"Ada di daerah pegunungan Fujian. Mungkin hartanya dikubur di lubang besar salah satu gunung itu." Ericko Ye berencana mengatakan seluruh fakta kepada Lisa Xiao, walaupun dirinya dan Lisa Xiao tidak begitu akrab.

"Maka dari itu dalam beberapa waktu ini kamu selalu di gunung untuk mencari?"

Ericko Ye memijit pelipisnya yang terasa sakit, "Hm. Masalah di sini sudah selesai. Besok aku akan ke sana."

Masih ada keraguan di hati Lisa Xiao, wanita itu terus bertanya sampai selesai, "Bagaimana dengan perusahaan MK? Kenapa satupun dari mereka tidak ada yang datang?"

Ericko Ye melirik Lisa Xiao sekilas, dengan datar menjawab, "Ini adalah rahasia bisnis, maaf aku tidak bisa memberitahumu."

Lisa Xiao menegakkan bahunya, "Oke. Aku juga hanya asal bertanya, sebenarnya aku juga tidak tertarik. Nah masalah Edelyn, apakah aku bisa membantu sesuatu?"

Tanpa segan Ericko Ye menjawab, "Tidak perlu, aku bisa menghadapinya." Jika masalah ini melibatkan Lisa Xiao, maka identitas Christy Mu bisa terbuka, lebih baik berhati-hati demi kebaikan.

"Kamu yakin? Pegunungan di daerah Fujian sangat banyak. Apakah kamu tidak perlu bantuan? Aku punya banyak teman yang hobi berolahraga di luar, mereka akan lebih mudah masuk ke gunung dibandingkan dirimu."

Ericko Ye masih menolak, "Sekarang aku masih bisa menghadapinya, tunggu sampai suatu hari aku berada di ujung kematian, tentu aku akan mencari bantuanmu."

Lisa Xiao kesal dengan Ericko Ye yang bersikap angkuh dan arogan, kemarahan wanita itu keluar kembali, "Ketika berada di ujung kematian? Ericko, apakah kamu tidak ada otak? Harusnya sekarang kita harus secepat mungkin menemukan Edelyn, itu baru benar. Dan kamu masih ingin menunggu sampai berada di ujung kematian? Bisakah harga dirimu sebagai pria dilepaskan dulu?"

Ericko Ye berpikir sejenak lalu kembali berkata, "Lisa, terima kasih karena kamu telah mengkhawatirkan Edelyn, tapi saat ini aku masih bisa menghadapinya. Jika aku butuh, aku pasti akan mencarimu."

Ketika awalnya Ericko Ye diam, Lisa Xiao berpikir pria itu percaya padanya, tidak diduga Ericko Ye masih bicara seperti ini. Lisa Xiao berdiri dari kursi dengan marah, wajahnya berubah serius, "Kamu tidak perlu berterima kasih padaku, aku hanya menghormati Edelyn. Tapi Ericko, cepat atau lambat perlakuanmu ini akan menyakiti Edelyn. Aku tidak bisa lagi tinggal disini dengan orang sepertimu, sampai jumpa."

Ericko Ye masih tidak lupa dengan teman misterius Lisa Xiao itu, akhirnya Ericko Ye ikut berdiri. Dengan wajah tebal tak tahu malu berkata, "Sudah mau waktu makan. Aku akan mentraktirmu dan temanmu makan."

Lisa Xiao melirik Ericko Ye sekilas, "Tidak perlu, aku belum selesai berjalan-jalan. Selesai berjalan-jalan, aku akan makan dengan temanku."

"Walaupun aku menolak bantuanmu, tapi kamu tidak perlu marah seperti ini, kan? Hanya makan saja, mungkin aku bisa merubah pikiranku."

Lisa Xiao tertawa sarkas, lalu menjawab, "Ericko, aku ingin membantu, murni hanya karena menghormati Edelyn. Tidak ku sangka kamu sampai membawa hal ini untuk mengancamku? Ini kedua kalinya aku mengetahui sikapmu. Tidak perlu mengajakku makan, takutnya aku tidak bisa mencernanya dengan baik."

Ericko Ye tahu bahwa dirinya tadi terlalu bingung sampai salah berucap, mau tidak mau Ericko Ye meminta maaf, "Maaf, bukan itu maksudku."

"Tidak peduli ya atau bukan, pandanganku terhadapmu tidak akan berubah. Sampai jumpa!" Selesai berucap, Lisa Xiao langsung berjalan keluar.

Ericko Ye berjalan cepat ke samping Lisa Xiao, "Aku antar. Untuk menghindari nantinya Edelyn tahu dan menyalahkanku bahwa aku bersikap dingin padamu."

"Huh!" Lisa Xiao mendengus dingin tanpa bicara.

Sesampainya di lantai satu, Lisa Xiao menghentikan langkah dan berbalik, "Baiklah, kamu cukup antar sampai sini. Reputasimu terlalu besar, aku tidak mau difoto orang lain lalu tersebar di internet."

Ericko Ye mengangkat alisnya lalu tersenyum dingin, "Nona Xiao tentunya juga bukan orang yang tidak berpengalaman. Tidak mungkin terhadap berita seperti ini..."

"Tidak tidak tidak, kamu salah. Aku tidak takut fotoku tersebar di internet, aku hanya tidak ingin terlibat bersamamu. Itu akan merugikan reputasiku." Tanpa peduli Ericko Ye marah atau tidak, selesai bicara Lisa Xiao langsung mendorong pintu kaca lalu berjalan ke kerumunan yang ramai.

Ericko Ye hanya diam melihat tubuh seseorang itu, lalu mengambil ponselnya, "Halo, Brian. Cepat kemari."

Beberapa menit kemudian, setelah Lisa Xiao dan Javier Mu berkumpul kembali di bianglala dan masuk ke kabin bianglala, Lisa Xiao memberikan informasi ini pada Javier Mu.

"Edelyn diculik?" Javier Mu juga sangat terkejut, jika dirinya benar menebak dengan benar pun, Javier Mu tidak menyangka kalau hasilnya Edelyn Chu malah diculik.

"Eum. Melihat Ericko, aku yakin itu sungguhan. Tapi pria brengsek itu menolak saat aku ingin membantu dan berkata tunggu sampai dia berada diujung kematian baru bicara lagi. Bagaimana bisa ada orang seperti ini? Apakah sekarang tidak perlu mencari Edelyn secepat mungkin? Aaah! Aku marah sekali." Semakin bicara, semakin Lisa Xiao marah. Hampir wanita itu menghentak-hentakkan kaki di kabin bianglala.

Javier Mu menggenggam kedua tangan Lisa Xiao, menenangkannya, "Sudah sudah, jangan marah begitu. Ericko selalu seperti itu. Ditambah lagi Edelyn diculik dan juga akan ada keluarga Chu yang muncul. Kedua keluarga bekerja sama, pasti tidak akan muncul masalah besar."

Mendengar ucapan Javier Mu, perasaan Lisa Xiao perlahan-lahan tenang, "Baiklah, aku harap begitu."

Bianglala naik ke titik tertinggi, saat ini tiba-tiba menjadi terang benderang, terlihat pemandangan cantik di kota A, suasana hati Lisa Xiao juga menjadi sangat baik. Demi merubah perhatian Lisa Xiao, Javier Mu menunjuk ke jendela luar dan memperkenalkan tempat-tempat yang berada di kota A. Ketika keduanya bicara dan tertawa, mereka tidak tahu kalau di bawah sudah banyak orang menyebar untuk mencari mereka.

Di dalam gunung.

Rombongan Gavin mencari selama beberapa hari dan sampai sekarang tidak mendapatkan apapun. Perasaan lelah mereka sudah sampai batasnya, hanya Christy Mu yang tampak biasa saja. Setiap hari wanita itu hanya perlu menjaga dirinya dan anaknya.

"Bos, apakah peta harta karun ini sungguhan?" Pertanyaan ini sudah ditahan dalam hati dalam waktu yang lama, akhirnya pertanyaan ini pun terucap.

Gavin sedang membaca berbagai macam data, setelah mendengarnya Gavin mengangkat kepala, "Peta itu sungguhan. Apakah kamu tidak mendengar ucapan tuan Cai? Dulu di sini benar ada kerajaan yang makmur, lalu kemudian menghilang."

"Lalu kenapa sudah begini lama, sedikit jejak harta karun itu pun belum ditemukan?"

"Jika harta karun begitu mudah ditemukan, apakah sekarang masih bisa jatuh ke tangan kita? Tentu harta karun itu sedari awal sudah dirampas dinasti sebelumnya."

Harryo Zhang terdiam. Pria itu selalu merasa bahwa peta ini diberikan Ericko Ye untuk menipu Gavin. Jika harta karun ini benar ada, sudah berlalu begitu lama, kenapa Ericko Ye tidak mencarinya?

Di dunia ini tidak ada orang yang bisa menerima godaan dari harta karun sebesar itu.

"Apa yang sedang dilakukan Christy?" Gavin asal bertanya.

Harryo Zhang terkejut, bagaimana dirinya tahu apa yang sedang dilakukan wanita itu? Bukankah itu tanggung jawab Alisa?

Gavin meletakkan dokumen di tangannya, menatap dingin Harryo Zhang, lalu bangkit mencari Christy Mu.

Saat ini sudah jam 9 malam lebih, mereka tinggal di sebuah penginapan yang berada di gunung. Di sekeliling sangat sunyi. Gavin datang ke kamar Christy Mu dan Alisa, lalu mengetuk pintu.

Tidak ada orang yang merespon dari dalam.

Dari mata Gavin muncul kecurigaan. Gavin kembali mengetuk pintu dengan sabar, tapi masih belum ada suara apapun.

Kecurigaan itu meningkat. Gavin mengambil ponselnya menelpon Alisa, suara ponsel terdengar dari dalam kamar.

"Alisa?" Suara ketukan pintu Gavin lebih keras. Mendengar suara tersebut, Harryo Zhang juga keluar.

"Bos..."

"Dobrak pintunya!" Ucap Gavin dengan dingin.

Kondisi penginapan di gunung bisa seberapa bagus? Harryo Zhang mundur selangkah, lalu dengan kekuatan besar menendang pintu.

'Brak'.

Pintu terbuka.

Gavin langsung masuk ke dalam dan melihat Alisa berbaring di atas ranjang. Tubuh wanita itu memakai pakaian tidur yang tipis, gulungan rambutnya yang basah tidak berantakan, sedangkan Christy Mu dan anaknya tidak ditemukan jejaknya.

"Alisa, Alisa...." Gavin menggoyangkan bahu wanita itu, lalu melihat di atas meja ada segelas susu. Gavin mengambil dan menciumnya, di dalam susu tercium bau obat samar-samar.

Gavin menemukan dirinya berada di posisi marah besar. Gavin menaruh gelas tersebut di atas meja dengan kasar.

Christy Mu, ternyata kamu berani kabur?

"Harryo, cepat bawa orang untuk mencarinya! Dia membawa anak, pasti belum jauh."

"Ya."

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu