Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 540 Mempertanyakan (2)

Vanny merasa bahwa Kakak Kelas telah bekerja keras untuk dirinya sendiri, dan bahwa dia tidak boleh gunakan posisi seseorang untuk mengejar tuntutan pribadi dan prestise, yang membuatnya malu. Sekarang, dia harus melakukan yang terbaik untuk tidak membuatnya malu.

Tapi Yunardi Mu, ketika dia muncul, menurunkan statusnya sendiri. Sungguh rekan yang parah!

Harus dikatakan. Dibandingkan dengan dirinya yang bau, Vanny dan Kakak Kelas terlihat lebih sepadan.

Mereka berdua seumuran. Mereka masih muda dan sama-sama kutu buku. Mereka mempunyai mimpi yang sama. Sehingga orang-orang yang melihatnya juga tidak tega memisahkannya.

Yunardi Mu mengangkat rahangnya, dan berkata dengan suara dingin, "Belajar dan makan tidak saling bertentangan."

"Ini bukan masalah makan, ini kamu yang begitu plin plan."

"Kamu orang pertama yang mengatakan bahwa aku plin plan. Senang bisa plin plan untuk satu orang."

Vanny marah sampai sudah hampir menangis, tetapi Yunardi Mu masih cuek dan biasa saja dan membuatnya tambah emosi.

"Aku serius. Aku tidak bercanda!"

"Aku tahu."

"Kamu, aku terlalu malas untuk bicara denganmu! Kakak Kelas, ayo pergi!"

Vanny segera berbalik dan pergi.

Kakak Kelas itu melirik Yunardi Mu dengan ringan, dan kemudian pergi bersama Vanny.

Melihat wanita yang dicintainya pergi dengan pria lain didepan matanya sendiri, Dengan tabiat Yunardi Mu, dia akan bergegas dan menyeret Vanny pergi.

Tapi Yunardi Mu tidak melakukannya. Dia hanya menatap punggung Vanny, mengangkat suaranya, dan berteriak, "Aku sudah menyuruh orang mengirim makanan ringan ke kamarmu."

Mendengar kata-kata Yunardi Mu, salah satu kaki Vanny tergelincir dan hampir saja terjatuh.

Yunardi Mu ini, dia pasti sengaja!

Kembali ke kamar. Segera setelah Vanny memasuki pintu, teman sekamarnya bergegas dan berkata sambil tersenyum, "Vanny, ada makanan lezat! Ini lebih banyak. Ini seperti memindahkan mal di sini."

Di atas meja Vanny, ada dua kotak besar penuh dengan semua jenis makanan ringan dari seluruh dunia. Gambar-gambar di atas sangat mengesankan.

Tetapi Vanny tidak tertarik sama sekali, dengan malas berkata, "Aku tahu."

Ketidakpeduliannya, tetapi gagal untuk menghentikan antusiasme gosip para gadis, terus bertanya, "Ini untukmu, bukankah dari orang yang kamu sukai?"

Namun, ini sepertinya menyinggung Vanny. Dia segera berdiri dan berkata dengan suara kasar, "Aku mengambil kembali apa yang aku katakan terakhir kali. Aku tidak menyukainya lagi."

Reaksi Vanny membuat semua orang terkejut dan bertanya, "Ada apa? Dia memberimu makanan. Mengapa kamu tidak menyukainya?"

"Aku hanya tidak suka, maniak sombong itu, hum! Jika dia pikir sudah berbuat baik kepadaku, cuma bisa menimbulkan masalah dan mempermalukan aku! Aku tidak suka dia. Aku tidak suka dia sama sekali!"

Setelah mendengarkan Vanny, gadis-gadis itu saling memandang. Lalu tiba-tiba dia berkata, "Rupanya sedang bertengkar."

Seorang gadis membuka sekantong makanan ringan dan berkata, "Aku berkata, melihat dia telah menyiapkan begitu banyak makanan lezat untukmu, maafkanlah dia. Jika seseorang membelikanku begitu banyak makanan ringan, aku akan menikahinya."

Alis Vanny berkerut, berkata, "Kamu juga tidak punya prinsip."

Gadis itu mengambil sekotak coklat, matanya bersinar dan dia berkata, "Cokelat Viville, sepotong kecil bernilai 400 ribu rupiah. Itu prinsipku! Hari ini, aku akhirnya mencicipinya. Aku merasa hidupku sudah puas."

Vanny bermurah hati dan berkata, "Kamu suka, aku akan memberimu sekotak ini."

"Serius?"

"Tentu saja. Gigiku sakit ketika aku makan cokelat."

"Hei, kalau begitu aku tidak sungkan."

"Ini, ambil apa pun yang kalian suka, ambil apa pun yang kalian mau!"

"Kalau begitu kita tidak sungkan ya!"

Gadis-gadis itu dengan senang hati memilih makanan ringan yang mereka sukai, dan Vanny duduk di samping dengan marah, bahkan tidak melihat sama sekali.

Hari berikutnya--

Vanny tidak tidur nyenyak semalam. Begitu bangun hari ini. Dia merasa pusing dan kepalanya berat. Matanya mengantuk di kelas.

Akhirnya, setelah istirahat makan siang, dia tidak punya nafsu makan. Dia hanya ingin kembali ke kamarnya dan beristirahat. Kalau tidak, dia tidak akan punya energi di sore hari.

Saat ini, para siswa sedang makan di kantin, asrama di lantai bawah yang tenang, hanya ada beberapa orang yang lewat.

Jadi, begitu seseorang berdiri di sana, itu sangat jelas.

Sama seperti saat ini, Yunardi Mu berdiri tegak dan menatap Vanny dengan senyum di matanya, penuh kelembutan.

Seolah tidak ada yang terjadi, matanya penuh tawa.

Tapi mata Vanny seperti panda, dengan lingkaran hitam di sekitar matanya, menunjukkan kelelahan.

Beberapa langkah terpisah. Vanny berhenti dan memandangnya dengan cemberut.

Dan Yunardi Mu mengambil inisiatif untuk menutup jarak antara kedua orang itu dan dengan lembut berkata: "Makanan ringanmu yang aku kirim kemarin, apakah kamu menyukainya?"

Bajingan ini berani menyebutkan masalah ini!

Yunardi Mu tidak berbicara, masih baik, begitu dia membuka mulut, Vanny pun langsung marah.

"Aku tidak makan, aku memberikannya kepada orang lain!"

"Kenapa, itu adalah makanan kesukaanmu. Apakah seleramu berubah? Kalau begitu aku akan mengirim beberapa lagi hari ini."

"Yunardi, jangan pura-pura bingung. Aku di sini untuk belajar, bukan untuk melakukan sesuatu yang istimewa! Apakah kamu tahu bahwa jika kamu melakukan ini, aku akan dikritik!"

Melihat penampilan Vanny yang marah, Yunardi Mu mengangkat alisnya, mengangguk dan berkata, "Oh, kamu juga tahu kamu di sini untuk belajar!"

"Maksud kamu apa?"

"Tidak ada, pikirku. Begitu kamu melihat pria tampan, kamu sudah melupakan segalanya."

Yunardi Mu tidak tahu, ketika dia mengatakan kalimat ini, dia terlihat seperti seorang pria yang berkarakter begitu picik.

Dia yang begitu, mana terlihat seperti seorang pria yang mempunyai strategi yang baik ditangannya. Itu terlihat seperti anak ingusan.

Namun, Vanny yang marah tidak bisa melihat penampilan aneh Yunardi Mu. Dia mengepalkan tangannya dan tidak puas, "Kamu harus menjelaskan, apa maksudmu dengan melihat pria tampan dan melupakan segalanya?"

"Bukankah begitu. Begitu bodohnya mengikuti di belakang orang lain, pikir orang lain benar-benar ingin membantu kamu? Bukannya kamu bodoh dan gampang dibodohi. Ketika kamu ditipu, kamu tidak akan punya kesempatan untuk menangis!"

Kata-kata Yunardi Mu yang cemburu membuatnya tertegun dan bertanya, "Apakah kamu berbicara tentang Kakak Kelas?"

"Ya, masih tidak bodoh sampai tidak bisa ditolong."

Vanny benar-benar tidak berdaya, katanya, "Kakak kelas adalah guruku, dia memberiku pelajaran tambahan, itu saja, apa yang kamu bicarakan! Kamu tidak hanya menghujat aku, tetapi juga menajiskan Kakak kelas yang berprofesi guru! "

Perjuangan rasional Vanny tidak memenangkan persetujuan Yunardi Mu. Dia tersenyum menghina dan berkata, "Seorang pria apakah memiliki maksud terhadapmu, itu dapat dilihat dari tatapan matanya. Tatapan Pria itu kepadamu bukannya tanpa maksud tertentu."

Hingga kini, begitu Yunardi Mu terpikir pria itu berani menyentuh Vanny, dia langsung ingin membunuhnya.

Namun, Vanny tidak bisa memahami pikiran Yunardi Mu. Menurutnya, Yunardi Mu bukan pria rewel sebelumnya. Kali ini, dia tidak tahu apa yang salah dengannya. Dia bisa tidak nyaman dengan Kakak kelas.

Tetapi Kakak kelas hanya berbaik hati. Dia tidak ingin disalahpahami, jadi dia berpendapat, "Kakak Kelas hanya ingin membantuku meningkatkan nilai. Jangan menjadi hambatan. Itu saja. Kamu jangan berpikir sembarangan."

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu