Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 564 Persiapan Pernikahan (3)

Saat ini Vanny terpikirkan untuk kabur. Vanny tidak ingin memikirkan mereka bersama, dia hanya perlu berbalik lalu pergi.

Tapi detik selanjutnya, Vanny mulai tenang.

Kalau jarak antara mereka memang besar lalu kenapa? Kalau nembuat Yunardi Mu menjadi dirinya yang kampungan ini, pasti pria itu juga tidak bisa menerimanya.

Karena sudah memutuskan untuk menjalin hubungan, maka mereka harus berusaha bersama, mengerti satu sama lain, bukannya malah mundur.

Vanny, kamu pasti bisa!

Diam-diam Vanny memberi dirinya semangat, dengan semangat dan tanpa takut masuk ke dalam perusahaan Mu.

Vanny masuk ke dalam, ketika Vanny sedang melamun menatap berbagai departemen di perusahaan itu, ada seseorang yang menghampirinya. Dengan sopan menggangguk ke Vanny dan bertanya: "Halo, apakah anda nona Vanny?"

Yang bicara pada Vanny adalah wanita berpengalaman berambut pendek. Sekali lihat, Vanny tahu bahwa wanita ini adalah orang hebat di perusahaan ini.

Vanny mengangguk dan menjawab, "Ya benar."

"Tuan Mu saat ini sedang rapat. Silahkan anda menunggu di ruang tunggu. Sebentar lagi beliau akan tiba."

"Baik, terima kasih."

"Sama-sama."

Wanita tersebut membawa Vanny ke ruang tunggu rapat, lalu pergi kembali ke tempatnya bekerja.

Terpisah oleh kaca, Vanny bisa melihat wanita tadi duduk di depan meja mundar yang berada di luar dan mulai bekerja.

Tadi Vanny diam-diam melirik nametag karyawan itu, dia bernama Linda, seorang sekretaris. Pasti sekretaris Yunardi Mu.

Wanita cantik begitu, setiap hari menemani Yunardi Mu. Mungkinkah pria itu....

Aduh, cukup berpikir macam-macam. Kenapa berpikir sesuatu yang tidak ada.

Vanny menggelengkan kepalanya, tak memperbolehkan pikirannya berpikir macam-macam.

Lalu ada orang lagi yang masuk ke dalam, di tangannya membawa kue dan minuman.

"Nona Vanny, ini secara khusus disiapkan tuan Mu. Silahkan di makan. Jika tidak cocok dengan selera anda, di lemari sebelah sini masih ada makanan ringan, anda boleh menikmatinya."

Orang tersebut meletakkan nampan, lalu membuka lemari. Vanny langsung dibutakan oleh makanan ringan di dalam lemari tersebut.

I...ini.... sebenarnya ruang istirahat atau tempat makanan? Makanannya terlalu lengkap!

"Nona Vanny?"

"Ah ya. Aku paham. Terima kasih."

Vanny tersadar lalu tersenyum pada wanita yang ada di depannya.

Wanita itu mengangguk ke Vanny lalu undur diri.

Di ruangan hanya tersisa Vanny sendirian. Vanny melihat berbagai makanan lezat di sini dan seringkali mencicipinya.

Hm, lezat sekali.

Vanny terus makan sepotong demi sepotong, lalu menyesap minumannya lagi. Dengan cepat perut Vanny berubah menjadi bulat.

Mau tidak mau Vanny mengatakan bahwa Yunardi Mu mampu beradaptasi dengan makanan kesukaannya. Makanan yang dia siapkan semuanya yang disukai Vanny, itu membuat selera makan Vanny menjadi besar.

Hanya saja, walaupun semuanya lezat, tapi pie labu yang ada di tangan Vanny sangat aneh.

Pantas saja, begitu Bianca Ye mendengar dirinya ingin memberi Yunardi Mu kue, wanita itu memunculkan ekspresi seperti itu. Ternyata ruang kantor yang sekalian tempat makanan ini memiliki level bintang 5.

Apakah nanti Yunardi Mu akan menolak pie labunya? Bagaimana kalau langsung makan pie labu ini saja? Makan sampai habis untuk menghilangkan barang bukti!

Vanny menatap kue di tangannya, ekspresi wajahnya tampak kalut.

Tak kalut dalam waktu yang lama, gigi Vanny mulai sakit.

Vanny memakan banyak makanan manis dan minuman manis, aneh kalau giginya tak sakit.

Vanny menutupi pipinya, ingin meminum air hangat.

Di minuman yang diberikan tidak ada air putih.

Tidak bisa, tidak bisa. Giginya semakin lama semakin sakit. Lebih baik dirinya keluar untuk mencari air putih.

Vanny mengernyit, mengambil gelas lalu keluar dari ruang tunggu.

Awalnya Vanny ingin meminta tolong pada Linda, tapi Linda dan teman kerjanya tidak ada di tempat dan tidak tahu kemana perginya mereka.

Tidak ada cara lain, terpaksa Vanny mencari pantry sendiri.

Tak lama Vanny menemukan pantry dan di sana sudah berkumpul beberapa karyawan yang sedang mengobrol sambil minum kopi.

Di antaranya ada Linda, ada juga wanita yang tadi memberinya makanan dan minuman.

Mereka mengobrol dengan gembira. Kalau dirinya ke sana, apakah dirinya akan mengganggu?

Vanny agak canggung. Saat dia ingin ke sana, Vanny mendengar percakapan mereka.

"Aduh, aku masih berpikir yang disukai tuan Mu wanita yang luar biasa cantik. Ternyata hanya gadis kecil yang kurus dan tidak ada aura cantiknya. Dia tidak cantik, tubuhnya tak berisi, kalau dibuang di jalanan, dia akan hilang di kerumunan orang. Yang aku bingungkan, apa yang tuan Mu sukai dari wanita seperti ini?"

Yang bicara adalah wanita yang membawakan makanan ke ruangan.

Jelas-jelas dia terlihat seperti orang yang terpelajar, tapi di belakang malah menggunakan ucapan yang tajam mengomentari Vanny.

Ini membuat Vanny semakin tidak bisa pergi. Jika tidak mereka akan sadar dan mengira dirinya menguping.

Saat ini orang lain yang bicara, dengan nada menyanjung berkata: "Mungkin, tuan Mu bosan dengan wanita cantik lalu merubah seleranya. Gadis itu denganmu sangat bersebrangan."

Disanjung oleh orang lain, wanita itu tersenyum bangga, menaikkan dagunya dan berkata: "Tentu saja. Ingin berkualitas? Tapi dia tak punya kualitas. Ingin memiliki kemampuan? Tapi dia tak punya kemampuan. Bagaimana bisa dia layak dengan tuan Mu? Kalah dengan lawan yang seperti ini, aku merasa sangat malu."

"Mungkin tidak akan lama lagi. Imejmu bisa kembali lagi."

"Menurut kalian, gadis ini akan bertahan berapa lama?"

"Mungkin sebulan."

"Satu bulan? Lama sekali. Aku pikir dua minggu. Tuan Mu pasti akan muak. Aduh, sampai saat itu, dia pasti akan menangis, tidak rela untuk pergi. Tuan Mu memiliki hutang atas cinta lagi.

Beberapa orang semakin semangat menggosip, tetapi Linda... satu kata pun tak keluar dari mulutnya.

Seorang wanita merasa kecewa, dengan bingung bertanya pada Linda: "Hei, kenapa kamu tak bicara? Kamu dan gadis itu paling banyak berkomunikasi. Menurutmu apakah gadis itu buruk sekali?"

Linda menunduk, bulu matanya juga turun dan berkata: "Jika aku adalah kalian, aku tidak akan berucap tanpa otak  begitu dan membicarakan kekasih tuan Mu di sini."

Linda dan wanita itu saling berkompetisi, di hari biasa mereka saling bersaing. Hari ini tidak mudah untuk mereka bisa bersatu melawan satu musuh, tapi Linda masih angkuh membuat wanita itu tak senang.

"Kita mengobrol karena penasaran. Apa tidak boleh? Benar-benar tak tahu! Sepanjang hari kamu memasang wajah seakan tak tertarik. Kamu ingin memberi lihat ke siapa?!"

Linda mendongak menatap wanita itu, ada kemarahan di sorot matanya: "Rasa penasaran kalian bisa membuat kalian kehilangan pekerjaan. Tentu saja aku tidak ingin terlibat."

"Huh, kamu cuma menakuti-nakuti saja!"

"Dan juga yang ku katakan fakta. Itu bukan gosip."

Linda tersenyum dingin dan berkata: "Fakta? Di fakta kalian kurang satu fakta yang sangat penting. Wanita itu, satu-satunya wanita yang dibiarkan datang ke perusahaan oleh tuan Mu. Dan juga tuan Mu mengaturnya dengan sebaik-baiknya, takut wanita itu merasa sedih. Kalian harus tahu, apa artinya itu?"

"Apa?"

"Jika nona Vanny mendengar yang seharusnya tak dia dengar, kalian akan berakhir tragis." Pandangan itu melewati beberapa wanita, lalu Linda melihat ke arah Vanny dan bertanya, "Ya kan nona Vanny?"

Eh...

Vanny merasa dirinya sudah bersembunyi dengan baik. Kenapa dirinya bisa ditemukan?

Terkait beberapa wanita yang lain, setelah mendengar ucapan Linda, wajah mereka memucat.

Karena sudah ketahuan, Vanny tak perlu lagi bersembunyi. Vanny langsung keluar, tersenyum sambil mengangkat gelasnya.

"Aku hanya lewat saja. Aku ingin mengambil air hangat. Itu... di mana ruangannya?"

Gerakan wanita yang bergosip tadi menunjuk dengan kaku ke posisi di sebelahnya.

Vanny ingin membungkuk mengambil air. Wanita yang tadi menyanjung wanita penggosip langsung mengambil gelas Vanny, membantu sambil tersenyum.

"Ini hal kecil, berikan saja padaku. Itu... kami tadi bicara sembarangan. Tolong jangan anda masukkan ke dalam hati."

"Ya ya. Jika ada salah, orang baik seperti anda tidak mungkin mengingat kesalahan kami. Anggap saja kami sebagai gosip."

Yang lain ikut menambahkan. Hanya wanita yang mengirim makanan tadi yang menggigit bibirnya. Menatap Vanny tanpa mengatakan apapun.

Dibicarakan yang buruk dari belakang sebenarnya rasanya tidak enak. Tapi mereka tidak berhubungan dengan dirinya, apa artinya ucapan mereka? Vanny juga sama sekali tidak mempermasalahkan ucapan mereka. Vanny tersenyum sambil mengibaskan tangannya: "Tidak masalah. Itu... aku kembali dulu. Silahkan lanjutkan pembicaraan kalian."

Setelah berucap, Vanny mengambil gelasnya dan berbalik pergi.

Jika ada kebencian di antara mereka, itu tidak ada hubungannya dengan Vanny.

30 menit kemudian, Yunardi Mu baru kembali dari rapat. Pria itu buru-buru berjalan ke ruang istirahat.

Begitu membuka pintu, Yunardi Mu langsung mengangkat alisnya sambil tersenyum berkata: "Yang ku tahu aku sedang menyambut seorang tamu. Yang tidak ku ketahui, di sini aku malah menarik perhatian seorang pencuri."

Di tengah-tengah kekacauan, Vanny mendongak. Sambil tersedak Vanny menjawab: "Jelas-jelas dirimu yang telat, kenapa menyalahkanku yang malah makan terlalu banyak? Ditambah lagi kamu yang mengundangku. Kalau aku makan sedikit, bukankah itu akan mempermalukanmu?"

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu