Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 147 Kalau Mati, Aku Juga Akan Mengajaknya Mati (1)

Dia bilang, Gilbert Nan besok akan membawanya pergi. Dan hari besok yang dia bilang, adalah hari ini.

Sepertinya dia tidak mengingat nomor teleponya, disaat kepanikan menerpa, dia hanya mengirim sebuah pesan.

Untungnya, dia melihat pesan ini.

“Kamu...Kemarin saat menerima pesan dariku, kenapa tidak datang mencariku?” Suara Ericko Ye agak serak, tidak tahu apa karena masalah hatinya, atau karena semalaman tidak tidur.

Mahasiswa Li mengangkat bahu dan berkata apa adanya, “Aku pikir itu pesan penipuan, jadi mengabaikannya. Tetapi setelah memikirkannya sepanjang malam, pesan itu juga tidak menyuruhku untuk mengirim uang atau semacamnya, dan kalau isi pesan itu benar adanya? Menyelamatkan nyawa seseorang itu bisa mendapat pahala yang besar, jadi aku memeriksa informasi tentangmu di Internet, istri kamu ternyata benar-benar bernama Christy, aku melihat semua data informasi benar baru akhirnya pagi ini datang untuk menemuimu.”

Ericko Ye melihat kedua mata laki-laki ini bersih, berkata dengan rendah hati, “Terima kasih, aku memang sedang mencarinya.”

Mahasiswa Li menunjuk nomor telepon, “Nah kamu cepat lah catat nomor telepon ini, aku mau pergi kelas.”

Ericko Ye mengingat nomor itu, lalu mengirim pesan itu ke nomornya, baru mengembalikan hpnya pada mahasiswa Li, “Sungguh, terima kasih, oh ya kamu sekolah dimana, aku harus bagaimana untuk membalas rasa terima kasihku padamu?”

Mahasiswa Li memasukan hpnya ke dalam tas, tersenyum, “Aku sudah bilang, menyelamatkan nyawa orang bisa mendapatkan pahala yang besar, aku mencarimu bukan untuk meminta imbalan. Tapi kalau kamu memang merasa sangat berterima kasih, aku tahun ini sudah semester 6, musim panas nanti aku ingin magang di perusahaanmu, apakah boleh?”

Ericko Ye tersenyum penuh, “Tentu saja boleh, aku sangat welcome.”

“Baiklah kalau begitu, aku sudah memiliki nomormu, sampai hari itu tiba aku akan meneleponmu. Bye-bye--” Setelah mengatakan itu, mahasiswa Li dengan sepedanya pergi meninggalkan Ericko Ye.

Ericko Ye dengan langkah besar masuk ke dalam vila, memberi tahu pengurus rumah Wang, “Panggil Brian suruh segera datang ke ruang buku menemuiku.”

“Baik, tuan.”

Beberapa menit kemudian, di dalam ruang buku, hp di letakan di atas meja.

Ericko Ye dengan cepat berkata, “Brian, cepat cari orang IT untuk mencari tahu nomor ini, kalau bisa cari orang yang kemampuannya bagus, dan cari tahu dimana posisi nomor telepon ini, harus secepatnya ya.”

“Baik, aku sekarang juga pergi.”

Kedua tangan Yonathan Ye berlipat di atas dada, keningnya mengkerut, vila di tengan gunung?

Kota A adalah lingkungan geografis yang dikelilingi oleh gunung-gunung. Belum lagi ada ratusan vila di lereng gunung, setidaknya ada tujuh puluh atau delapan puluh. Tidak mungkin untuk memeriksanya satu per satu, karena dengan begitu sama saja dengan membuang-buang waktu.

“Kamu ada ide apa?” Tanya Ericko Ye padanya.

“Lokasi yang diberitahu kakak ipar sangat buram, lagi pula vila gunung di kota A ada banyak,” Kata-kata Yonathan Ye terhenti, lalu mengangkat kepala melihat Ericko Ye, “Kak, kamu coba pikir lagi, Gilbert sebelumnya pernah bilang tidak dia beli vila yang bagaimana, aku curiga vila ini bukan atas namanya.”

Ericko Ye sudah tak terhitung mondar-mandir berapa lingkaran, dan masih belum menemukan apa-apa, “Tidak ada, dia tidak pernah membahasnya.”

Saat kedua orang ini sedang dalam keadaan stres, tiba-tiba telepon dari Brian Zhang datang.

“Bagaimana?” Tanya Ericko Ye tidak sabaran, dan membuka loudspeaker hpnya.

“Bos, pemilik nomor hp itu bermarga Tang, bernama Weslin Tang, tahun ini berusia 56 tahun, istrinya sudah lama mati, memiliki anak perempuan yang menetap di kanada, bekerja dimana masih di selidiki, kata orang IT, cara terbaik untuk menemukan alamat sesegera mungkin adalah jika nomornya sedang menelepon.”

Kalau nomornya sedang menelepon? Weslin Tang, memiliki satu anak perempuan...

“Aku ada cara.” Mata Yonathan Ye langsung bersinar, berkata pada orang di balik telepon, “Brian, cepat bawa orang IT itu kesini.”

“Baik.”

Menutup telepon, Ericko Ye bertanya dengan tidak mengerti, “Kamu punya cara apa?”

Yonathan Ye dengan percaya diri tersenyum, “Kita begini...”

Setelah membicarakan rencananya sekilas, Ericko Ye dengan takjub melihatnya, “Yonathan, kamu sungguh sudah dewasa.”

“Kak, pujian ini nanti tunggu kakak ipar sudah terselamatkan baru katakan lagi.”

Agar lebih aman, Yonathan Ye meminjam hp bibi Qin.

Beberapa puluh menit kemudian, Brian Zhang membawa seorang Hacker masuk ke dalam ruang buku.

Carina Qiao yang berada di lantai 2 melihatnya, langsung mengikuti naik ke lantai 3,menempelkan telinganya di depan pintu kamar, tapi kecuali mendengar suara gerasak gerusuk, tidak terdengar suara orang sedang berbicara.

“Nona Qiao.” Suara dingin penjaga rumah Wang terdengar di belakang tubuhnya.

Carina Qiao terkejut, lalu langsujg menarik ekspresi semulanya, tersenyum ringan berbalik badan, “Paman Wang.”

“Apa yang nona Qiao lakukan disini?” Sikap penjaga rumah Wang begitu dingin, sejak dia tahu Carina Qiao telah melakukan banyak hal jahat, sikapnya padanya langsung berubah 100 derajat.

“Aku...Aku ingin bertanya pada Ericko, dia mau minum air tidak.” Carina Qiao membuat alasan yang tak masuk akal.

“Tuan kalau memang mau minum air, pasti akan memanggilku.” Penjaga rumah Wang menundukan badan untuk memohon pada Carina Qiao, “Dan, tuan sudah menurunkan perintah, tidak ada ijin darinya, orang luar tidak ada yang boleh mendekati ruangan ini, jadi nona Qiao silahkan meninggalkan tempat ini.”

Kedua mata bawah Carina Qiao menunjukan kebencian, dia dengan langkah elegan pergi dari sana. Tapi dalam hatinya berkata, tunggu dia berhasil menduduki posisi nyonya besar disaan, dia pasti akan mengusir orang tua ini dari sini!

Carina Qiao baru saja pergi, pintu ruangan itu terbuka, Ericko Ye terlihat di depan pintu, “Apa yang terjadi?”

Penjaga rumay Wang tidak berusaha menyembunyikan berkata, “Nona Qiao barusan tadi berdiri disini, tapi sudah aku minta pergi.”

Kedua mata Ericko Ye menggelap, lalu menggertakan gigi berkata, “Paman Wang, kamu berdiri disini, jangan biarkan orang lain mendekati sini.”

“Baik, tuan.”

“Ruangan buku.”

Setelah memasang semua alat yang diperlukan, laki-laki itu memperbaiki letak kacamatanya, lalu dengan dingin berkata, “Sudah bisa dimulai.”

Yonathan Ye menghirup napas dalam-dalam, menggunakan hp bibi Qin menelepon nomor Weslin Tang.

“Tut--Tut--Tut--” Sudah berdering 4-5 kali, akhirnya baru di angkat.

Posisi lokasi di laptop sedang berubah drastis.

“Halo?” Sebuah suara agak tua terdengar dari balik telepon.

Yonathan Ye mencubit kerongkongannya, berkata, “Maaf apakah ini tuan Weslin Tang?”

“Benar, ini saya sendiri, kamu siapa.”

“Halo, kami disini adalah perusahaan paket, kamu ada satu buah paket yang dikirim dari luar negeri, tapi alamatnya terkena air hujan menjadi tidak jelas, apakah kamu bisa memberi tahu alamat kamu lebih jelas lagi? Jadi kami bisa segera untuk mengirim paketnya.” Untuk memperlambat waktu, Yonathan Ye sengaja berbicara dengan memberikan jeda, tapi ucapannya begitu lancar, tidak terdengar dibuat-buat.

Keempat orang di dalam ruangan buku itu menutup mulut erat dengan terus memperhatikan, hingga melihat tangan hacker mengklik mousenya dengan mengeluarkan suara yang kecil.

Lingkaran hijau terlihat semakin mengecil.

“Paket? Dikirim dari mana paketnya?” Suara penjaga rumah Tang terdengar agak terkejut.

Yonathan Ye dengan sangat normal berkata, “Dikirim dari kanada.”

“Oh-” Jawab penjaga rumah Tang lalu seperti bicara sendiri, “Anakku sebelumnya tidak pernah mengirimku paket...hm itu, posisiku agak jauh, kalian kesini juga tidak akan bisa tahu dimana, aku pergi menemui kalian dan mengambilnya saja, beritahu aku alamat kalian.”

“Oh begitu...” Yonathan Ye melihat alamat paket yang sebelumnya sudah disiapkan, lalu membacanya, “Baik, tuan Tang catat ya, tempat kami berada di perumahan Royal jalan Luxury nomor 228.”

Alamat ini memang benar adanya alamat sebuah perusahaan paket.

“Tunggu dulu, aku cari pena,” Lalu disana terdengar suara langkah kaki, beberapa detik kemudian berkata, “Kamu bisa mengatakan alamatnya lagi?”

Suara Yonathan Ye terdengar lebih lambat dari biasanya, “Kami ada di perumahan Royal jalan Luxury nomor 228. Sudah di ingat?”

“Sudah, sudah, terima kasih.”

Yonathan Ye melirik layar laptop, posisi di dalamnya masih begitu besar, lalu melanjutkan, “Tuan Tang, kalau kamu tidak menemukan posisinya, kamu bisa meneleponku.”

“Oh, baik.” Setelah mengatakan itu, penjaga rumah Tang bersiap menutup telepon.

“Hm itu, tuan Tang, kamu berencana kapan mengambil paketnya? Karena paket di tempat kami ada banyak, jadi ingin dipisah sesuai jenisnya.”

“Aku hari ini tidak ada waktu, besok atau lusa saja.” Setelah mengatakan itu, dari tempatnya terdengar suara laki-laki lain, “Penjaga rumah Tang, telepon dari siapa?”

Yonathan Ye dan Ericko Ye terkejut hingga saling melihat, suara ini adalah suara Gilbert Nan.

“Perusahaan paket...” Setelah kata-kata ini terucap, telepon langsung terputus.

Lacak posisi di laptop karena telepon yang terputus otomatis juga terputus, Ericko Ye bertanya, “Dapat alamatnya?”

Laki-laki hacker itu menunjuk titik bulat di layar laptop, “Sekarang hanya bisa melihat sinyal ada di gunung barat kota A, masih belum pas kira-kira masih ada jarak 500 meter lebih. Kalau telepon tadi bisa bertahan beberapa menit lagi, aku pasti bisa mendapatkan alamatnya dengan pasti.”

Ericko Ye melihat posisi berwarna bulat hijau di layar laptop, berkata pada Brian Zhang, “Suruh orang-orang kita pergi kesini, kabut disana sedikit, vila juga tidak banyak, akan sangat mudah mencarinya, tapi gerakannya mau cepat.”

Sekarang sudah pukul 10 pagi, insting Gilbert Nan begitu sensitif, kalau saja terjadi sesuatu yang gawat dan membahayakan rencananya.

“Baik.

……

Vila pribadi tengah gunung.

Gilbert Nan tidak curiga dengan telepon antara penjaga rumah Tang dan ‘Perusahaan paket’ itu, setelah bertanya satu kalimat lalu pergi mengerjakan halnya sendiri.

Waktu terus berjalan, matahari dari timur perlahan naik hingga di atas kepala, Christy Mu semakin cemas, dia tadi mendengar Gilbert Nan lagi-lagi menghubungi bahawannya, untuk mengatur perjalanan mereka.

Mungkinkah 2 buah pesan yang dikirimnya sungguh tenggelam ke dalam lautan?

Tidak bisa, dia tidak bisa terus duduk diam.

Dia berpikir ingin langsung menghubungi Ericko Ye, dengan mengambil telepon Gilbert Nan, hpnya pasti menyimpan nomor Ericko Ye kan, dengan begini dia bisa langsung mengirim posisinya padanya.

Tapi, dia harus bagaimana baru bisa mendapatkan hp Gilbert Nan?

Kepala Christy Mu rasanya ingin pecah, lalu mendengar teriakan Gilbert Nan dari bawah, “Christy, makan.”

Makan, makan, setiap hari cuma tahu makan, dia sekarang mana ada nafsu makan?

Mengubur rasa cemasnya, Christy Mu berjalan perlahan ke ruang makan, masakan penjaga rumah Tang sangat biasa saja, tapi Christy Mu bukan pemilih, asalkan bisa mengenyanyi perutnya sudah oke.

Mood Gilbert Nan terlihat begitu baik, mengambilkan Christy Mu sayur terus menerus.

“Gilbert, kamu sebenarnya mau membawaku kemana?” Christy Mu tidak bisa menahan diri untuk bertanya.

Gilbert Nan tersenyum tipis, “Bertanya ini untuk apa?”

“Untuk memantapkan hatiku, kalau saja aku tidak cocok hidup disana bagaimana?” Ujar Christy Mu.

Gilbert Nan meletakan sumpitnya, lalu mencubit pipinya, dengan penuh kasih sayang berkata, “Tenang saja, aku memangnya bisa membawa kamu ke tempat jelek seperti apa, sampai disana nanti kamu pasti akan langsung tahu.”

Christy Mu meletototinya, tatapannya beralih ke hp di kantong bajunya.

Penjaga rumah Wang membawa sup panas datang, di atas sup itu masih ada asap, Christy Mu tiba-tiba terpikir ide jahat, saat penjaga rumah Tang berjalan di antara mereka, dia tiba-tiba mengeluarkan satu kakinya.

“Aduh--” Penjaga rumah Tang tersandung, tubuhnya maju ke depan, dan sup di tangannya tumpah, jatuh di atas kaki Gilbert Nan...

“Ah--” Sup itu masih sangat panas baru keluar dari panci, jatuh di kakinya membuat kulit kakinya sakit tak karuan.

Gilbert Nan dari kursinya melompat keluar, dia menggertakan gigi sikapnya yang tenang seperti biasa berubah 100 persen.

“Penjaga rumah Tang, apa yang kamu lakukan?”

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu