Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 226 Nona Mu, Selamat Datang Kembali (3)

Christy Mu merasa sangat sedih, dia tidak menyalahkan anaknya sama sekali, dia hanya menyalahkan dirinya sendiri, anaknya sejak lahir hanya bersamanya tiga hari, sisanya adalah dengan laki-laki bertopeng, Alisa dan yang lainnya, dia tentu saja lebih dekat dengan mereka, dan Christy Mu sekarang baginys hanyalah orang asing.

Ada derapan langkah kaki, dan Christy Mu belum sadar sepenuhnya kemudian diseret jatuh ke lantai, “Mengapa tekstur peta harta karun berbeda? Kamu pasti membawa peta harta karun yang palsu untuk menipuku.”

Christy Mu terkejut, “Aku melihat dengan mataku sendiri Ericko mengambil peta harta karun ini dari brankasnya dan meletakkannya di ruang buku. Bagaimana mungkin itu palsu?”

Mata laki-laki berwajah perak itu penuh amarah, “Kamu jangan berharap bisa berbohong padaku, meskipun rute peta harta karun terhubung, tapi teksturnya berbeda, lalu kamu menjelaskan ini?”

Christy Mu mulai cemas, “Kamu bertanya padaku lalu aku bertanya pada siapa? Aku juga belum pernah melihat peta harta karun yang nyata, dan ini adalah peta harta karun di brankas yang kamu minta aku pergi ambil, dan tidak ada yang peta harta karun kedua di dalamnya. Dan kamu mengatakan itu palsu hanya karena tekstur gulungan kulit domba berbeda, tidakkah ini terlihat terlalu konyol, memangnya kamu pernah melihat seperti apa peta yang sebenarnya? Mungkin peta harta karun pada awalnya memang digambar pada dua gulungan kulit domba, dan apa yang aneh dari semua ini?”

Christy Mu mengatakan paragraf besar ini tanpa menarik nafas, dan diam-diam memuji dirinya sendiri.

Emosi laki-laki itu secara bertahap menjadi tenang, dan dia melonggarkan lengan Christy Mu, “Lebih baik memang benar seperti itu, kalau tidak aku tidak akan membiarkanmu pergi.”

Christy Mu merasa lega, untungnya dia berhasil membohonginya.

“Alisa, bawa dia pergi.”

Hati Christy Mu seperti terhenti di udara, “Tunggu, bukankah kamu mengatakan kamu akan membiarkan aku pergi dengan anakku?”

Laki-laki berwajah perak itu tersenyum diam, “Tentu saja aku akan membiarkanmu pergi, tetapi tidak mengatakan kapan harus membiarkanmu pergi, Nona Mu, tenang saja, kamu bisa membawa anakmu pergi di hari aku menemukan harta karun itu.”

“Dasar kamu bajingan!” Christy Mu tertegun karena marah, dan dia memang tidak seharusnya mempercayai bajingan itu.

Laki-laki berwajah perak itu berkata dengan dingin, “Terserah kamu mau memakiku apa, yang penting kamu tidak bisa pergi dari sini, aku sekalian mengingatkanmu, disini adalah satu pulau di laut sejauh 500 mil, dan kamu hanya memiliki jalan buntu kalau pergi dari sini, jadi tetaplah di sini dengan patuh, dan berdoalah agar aku segera menemukan harta ini, dan kamu akan segera dibebaskan.”

Laki-laki itu berbalik dan berjalan pergi. Christy Mu berteriak padanya, “Tunggu sebentar, aku ingin tinggal bersama anakku.”

“Ya kalau ini aku masih bisa memberikannya padamu, bocah kecil ini awalnya memang milikmu, aku juga tidak ingin menjadi ayah dari anak ini.”

Hati Christy Mu seperti jatuh ke perutnya, dan sekarang hasilnya sama seperti yang dia prediksi, jadi tidak ada kejutan atau kekecewaan.

Selama dia bisa tinggal bersama anaknya, di mana dia berada itu tidak begitu penting.

“Ayo, ikut aku.”

Alisa memimpin jalan, Christy Mu mendorong kereta dorong, meraih tas di lantai dan mengikutinya, berbelok di sudut ruangan dan melewati koridor, Alisa mendorong dan membuka sebuah ruangan.

“Tinggal saja di sini, ini awalnya kamar pengasuh. Setelah mengetahui kamu akan datang kesini hari ini, dia kemarin langsung pergi pulang,” Alisa menjelaskan.

Christy Mu melihat sekeliling, dan ruangannya tidak terlalu besar, penuh dengan mainan anak-anak, susu bubuk dan pakaian kecil.

“Terima kasih.”

Alisa pergi ke meja dan mengambil sebuah buku dari laci dan memberikannya kepadanya, “Ini adalah catatan yang ditinggalkan pengasuh sebelum pergi, di dalamnya sudah di catat waktu makan anak, berapa banyak porsi makannya, kapan harus tidur, kapan harus mandi dan sebagainya.”

Christy Mu tidak menyangka akan ada pengasuh yang begitu peduli, dan hatinya langsung menjadi hangat. Dari catatan rinci dalam buku kecil ini, pengasuh itu harusnya sangat mencintai anaknya.

“Berikan tasmu padaku.”

Christy Mu tidak menolak, langsung memberikannya.

Alisa membuka tas, mengeluarkan semua barangnya ke atas ranjang, memeriksanya dan semua barangnya adalah baju dan kebutuhan sehari-harinya.

“Sudah jangan di acak lagi, alat komunikasi satu-satunya sudah tertinggal di kapal, sisanya tidak ada apa-apa lagi.”

Alisa memelototinya, “Baguslah kalau kamu memahami aturan, kamu bisa datang mencariku bila memiliki pertanyaan, tetapi kamu jangan sembarangan berjalan di sekitar vila ini, di luar penuh dengan orang-orang bengis, kalau kamu tanpa sengaja ditargetkan , maka aku tidak bisa menyelamatkanmu. Bos selalu bersikap toleran terhadap mereka.”

Christy Mu menatapnya dengan penuh terima kasih, “Alisa, terima kasih telah memberitahuku ini.”

Alisa cemberut, “Aku karena melihat pada anakmu saja, dan itu tidak ada hubungannya denganmu.” Setelah mengatakan ini, dia bersiap untuk berbalik dan pergi, dan Christy Mu menghentikannya lagi.

“Alisa, terakhir kali bosmu mengirimiku foto, anak ini mengalami cedera badan serius, tapi mengapa aku melihat...”

Alisa mencibir padanya, “Apakah kamu ingin anakmu dipukuli?”

“Tidak,” Christy Mu dengan cepat melambaikan tangannya, “Aku hanya merasa sedikit aneh.”

“Yah, kalau bos tidak melakukan ini memangnya kamu bisa bergerak lebih cepat ?” Alisa tidak menjawab pertanyaannya secara langsung, tetapi Christy Mu mendengar gumamannya ketika dia keluar. “Bayi yang sangat lucu, siapa yang akan tega memukulnya?”

Christy Mu membeku selama beberapa detik, jadi maksud Alisa, foto yang dikirim laki-laki berwajah perak itu palsu? Tetapi video anak yang dilemparkan ke kamar mandi untuk pertama kalinya itu tidak salah, wajahnya adalah wajah anaknya, dan warna kedua mata yang memang berbeda. Adapun gambar kedua, dia hanya mengirim sebagian gambar punggungnya ...

Mungkinkah foto kedua bukan anaknya sama sekali, hanya saja karena dia telah memikirkannya, dan pada pandangan pertama menganggap kalau anak itu adalah anaknya.

Syukurlah.

Christy Mu meregangkan pinggang dan membungkuk untuk melihat apa yang ingin dikatakannya pada anaknya, tetapi dia hanya membuka mulutnya tidak tahu berkata apa, dia tidak memiliki pengalaman di bidang ini dan hanya bisa menatapnya. Untungnya, anaknya adalah anak yang pintar dan mengerti, mereka hanya saling melihat satu sama lain, dan anaknya tidak menangis sama sekali.

Melihat anaknya, hati Christy Mu terasa penuh, dan dia merasa seperti tidak cukup melihatnya dan ingin terus melihatnya.

“Sayang, ini ibu, dan kita tidak akan pernah berpisah lagi.” Christy Mu akhirnya menemukan sebuah kata, dan tersenyum lembut. Dia tidak menyangka saat dia tertawa dan anaknya juga mengikutinya, ini membuatnya sangat bahagia.

Setelah beberapa saat, wajah kecil anaknya berkerut rapat, kakinya terlihat menggeliat, dan ekspresi sangat tidak nyaman. Christy Mu cemas, “Sayang, ada apa? Bagian mana yang tidak nyaman?”

Anak itu tentu saja tidak bisa menjawabnya, dan mulutnya mengoceh dengan bahasanya sendiri.

Christy Mu meraih buku kecil tadi dan membacanya. Ada paragraf yang ditulis dalam bahasa Inggris. Kadang-kadang dia merasa kesal atau tidak nyaman, itu karena dia sudah kencing, dan kita harus menukar popoknya sesegera mungkin.

Christy Mu dengan hati-hati menyentuh pantatnya, dan itu ternyata benar-benar basah.

Dia mencari popok di sekeliling kamar, kemudian mengeluarkan anaknya dari kereta dorong dan meletakkannya di tempat tidur, dia tidak tahu apa-apa bagaimana cara mengganti pakaiannya, semuanya dilakukan berdasarkan instruksi pada kantong kemasan popok. Untungnya, dia telah lulus toefl bahasa Inggris, dan ada ilustrasi gambar di sana, jadi dia bisa mengerti caranya.

Saat mengganti popok, Christy Mu sangat gugup, dia takut menyentuh anak itu dan menyakitinya, dia mana tahu kalau anaknya adalah orang yang hidup, bukan boneka porselen, dan tidak akan pecah ketika disentuh.

Butuh waktu lama bagi Christy Mu untuk mengganti popok anaknya, dan membuatnya berkeringat satu badan.

Meskipun anaknya berusia setengah tahun, tapi dirinya sebagai seorang ibu adalah seorang pemula dan dia harus banyak belajar.

Di sisi lain.

Ericko Ye sesampai di Honolulu, ada Herry Ye yang datang menjemputnya.

“Bos, kamu sudah tiba.”

Ericko Ye dengan lelah menganggukkan kepalanya padanya, membuka hp dan melihat pesan terakhir yang dikirim oleh Christy Mu.

“Bos, cari tempat istirahat dulu ya, kan sudah naik pesawat selama ini, pasti sangat lelah,” Herry Ye berkata dengan begitu prihatin.

Ericko Ye tidak menjawab, tetapi membuka perangkat lunak GPS di hpnya dan melihat titik-titik merah menyala di sana, dan dia merasa sedikit aman.

Dia memperbesar titik merahnya, Christy Mu sekarang berada di sebuah pulau karang di sebelah timur Samudera Pasifik, dikelilingi oleh laut.

Ericko Ye memandang Herry Ye, “Tidak usah istirahat lah, langsung pergi ke sini.”

Herry Ye melirik dan berkata dengan kesulitan, “Bos, tempat ini membutuhkan setidaknya lima atau enam jam perjalanan dengan kapal biasa kami. Kamu sebaiknya beristirahat dulu, aku akan pergi mencari kapal pesiar.”

Ada terlalu banyak pulau-pulau kecil di Samudera Pasifik, dan pulau-pulau yang lebih besar akan mendedikasikan perahu sebagai alat transportasi, dan pulau-pulau pribadi yang relatif terpencil akan memiliki jet atau kapal pesiar pribadi. Tentu saja, kapal pesiar biasa tidak bisa pergi ke pulau-pulau pribadi yang sangat jauh, itu sangat tidak aman dan mudah tersesat di laut.

Ericko Ye berpikir saat ini hanya bisa menunggu, jadi dia berkata, “Ya kalau begitu carilah hotel.”

“Baik.” Herry Ye menghentikan taksi dan supirnya membawa mereka ke sebuah hotel mewah.

“Di mana orang-orang kita?” Tanya Ericko Ye.

“Masih tersebar di berbagai tempat untuk mencari tahu berita.”

“Panggil mereka semua, tidak usah pergi ke sembarang tempat.” Ericko Ye berbaring di tempat tidur dengan mata terpejam.

Herry Ye memandangi bos dengan terkejut, tetapi tidak bertanya apa pun, “Baik, bos, istirahat dulu, aku akan pergi mencari kapal.”

Ericko Ye menjawab “um”, dia tidak bisa tidur meskipun matanya tertutup, apa yang sedang Christy lakukan sekarang? Apakah bajingan itu menyulitkannya? Apakah dia sudah menemukan anaknya ? Apakah mereka berada dalam keadaan bahaya?

Segala pertanyaan tersangkut di kepalanya dan tidak ada jalan keluar, otaknya rasanya mau meledak.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu