Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 315 Kita Tidak Perlu Bertemu Lagi (2)

Bersamaan, karena sudah terbiasa bangun di jam seperti ini, Evardo Ye terbangun dari tidurnya.

Yang membuatnya bangun adalah sentuhan di tangannya. Tangannya bergerak dan menyadari di bawah tangannya ada kulit yang lembut juga panas. Seketika otaknya tersadar dan langsung membuka mata. Wajah Jolly Zhao yang tertidur nyenyak langsung terpampang di depan mata.

Otak Evardo Ye seketika meledak. Apa ... apa yang terjadi? Kenapa Jolly bisa ada di ranjangnya? Apa yang terjadi kemarin malam?

Dia menunduk melihat mereka berdua. Semuanya telanjang, selain itu dirinya ... tidak memakai celana dalam.

Evardo Ye langsung bangun dari ranjang dan menggelengkan kepala dengan kencang. Dia hanya berharap ini merupakan sebuah mimpi. Setelah bangun, mimpi buruk juga akan pergi. Tapi setelah dia menggeleng beberapa kali dan membuka mata sekali lagi, di sampingnya tetap ada Jolly Zhao.

Dia menengadahkan kepala dan menilai sekeliling. Ini seharusnya merupakan sebuah hotel, selain itu di atas lantai ada baju mereka berdua. Evardo Ye segera mengambil celana dalam di ujung ranjang lalu memakainya dan mendorong Jolly Zhao kencang.

Jolly Zhao pura-pura bangun dari tidur nyenyaknya. Berawal dari pura-pura bingung, lalu dengan cepat menutupi tubuh sampai leher dengan selimut dan berkata malu, "Direktur Ye, kamu ... kamu sudah bangun."

"Apa yang terjadi semalam?" sambil memakai baju, Evardo Ye bertanya dingin.

Jolly Zhao menatap Evardo Ye dengan tatapan bersalah dan malu lalu berkata dengan suara kecil, "Kemarin aku dan temanku pergi ke club lalu bertemu denganmu. Jadi aku pun bertanya padamu apa kamu baik-baik saja atau tidak. Tapi karena kamu minum terlalu banyak, menarikku minum bir, lalu ... lalu ... kamu membawaku masuk ke dalam hotel ..."

Setiap kalimat yang Jolly Zhao katakan, wajah Evardo Ye semakin masam. Dia belum pernah mabuk, jadi tidak tahu sikap apa yang akan muncul ketika mabuk. Tapi kalau kemarin malam terjadi sesuatu, kenapa dia tidak merasakan apapun.

"Yang kamu katakan benar?" Evardo Ye bertanya dingin.

Air mata Jolly Zhao langsung turun, "Direktur Ye, bagaimana mungkin aku berbohong untuk masalah ini?"

Melihat air mata Jolly Zhao, Evardo Ye langsung kesal. Kalau benar seperti itu, Jolly Zhao juga merupakan seorang korban. Dia sama sekali tidak ada hak untuk menyalahkan wanita itu.

Jolly Zhao menghapus air matanya, "Kemarin malam kamu selalu memanggil nama Yolanda, Yolanda, juga menganggapku sebagai dia .... aku tahu Direktur Ye suka wanita itu. Tenang saja, aku tidak akan menyulitkanmu."

Mendengar perkataan Jolly Zhao, Evardo Ye jadi sedikit percaya. Kalau dia menganggap wanita ini sebagai Yolanda Duan, maka masalah seperti ini bisa saja terjadi. Tapi dia masih ragu, karena selain kepala yang pusing, tubuhnya sama sekali tidak merasakan apapun.

"Kamu jangan menangis dulu." Evardo Ye membujuk pelan.

Di saat ini, ada ketukan di pintu.

Evardo Ye kira adalah pelayan hotel, jadi langsung membuka pintu tanpa banyak berpikir, tanpa menyadari senyum puas di wajah Jolly Zhao.

Begitu pintu terbuka, Evardo Ye langsung diam di tempat.

Dia ... kenapa bisa datang?

"Evardo, aku mencarimu untuk membicarakan, kemarin aku sudah bicara terlalu kelebihan." begitu pintu dibuka, Yolanda Duan langsung mengatakan inti pembicaraannya. Tapi melihat Evardo Ye kaku, dia bertanya dengan bingung, "Kamu kenapa?"

"Direktur Ye? Siapa yang datang?" dari dalam terdengar suara lembut.

Darah di tubuh Yolanda Duan berkumpul di satu tempat dan matanya seketika mendingin. Dia melihat ke dalam, dan Ericko Ye segera tersadar, lalu ikut masuk.

Di atas ranjang besar, seorang wanita meringkuk di ujung ranjang sambil menutupi diri dengan selimut. Mata yang sedikit basah memancarkan ketakutan, lalu wanita itu menatap Yolanda Duan dengan terkejut dan bertanya kecil pada Evardo Ye, "Direktur Ye, siapa dia."

Telinga Yolanda Duan terasa panas dan tali di hatinya langsung putus. Dia tertawa kencang, lalu menatap Evardo Ye dengan sedih dan dingin, "Evardo, ini yang kamu katakan suka padaku? Ternyata kamu begitu menyukaiku?"

Evardo Ye melihat mata Yolanda Duan dan hatinya seketika panik, "Yolanda, kamu dengar penjelasanku."

"Ok, kamu jelaskan, aku dengarkan." Yolanda Duan menahan sakit hati dalam diri dan berkata dengan tegas.

"Kemarin setelah kamu pergi, aku dengan kesal minum bir dalam klub dan minum agak banyak. Kemudian masalah setelah itu aku sudah tidak ingat lagi. Aku tidak ingat kapan dia datang, juga tidak ingat ...." Evardo Ye menjelaskan dengan cemas karena dia melihat mata Yolanda Duan semakin mendingin.

"Tidak ingat?" Yolanda Duan memutus ucapan Evardo Ye, "Mudah sekali mengatakannya. Satu kalimat tidak ingatmu, apakah bisa berarti masalah itu tidak terjadi?"

"Aku benar-benar ...." mata Evardo Ye asam, dia ingin menarik lengan Yolanda Duan, tapi wanita itu berteriak, "Jangan pegang aku dengan tangan kotormu itu."

Tangan Evardo Ye bergetar di udara dan pelan-pelan terkepal.

Mata Yolanda Duan pelan-pelan basah, "Evardo, kemarin malam aku berpikir seharian. Aku menyadari aku menyukaimu. Mungkin kita masih bisa mencoba bersosialisasi. Tapi apa yang kamu lakukan? Hatiku belum kuberikan padamu, tapi kamu sudah menghancurkannya. Apa aku adalah orang yang begitu mudah dihina oleh orang lain?"

Melihat air mata Yolanda Duan, Evardo Ye merasa hatinya sangat sakit. Matanya juga tanpa sadar ikut basah, "Yolanda, aku salah, aku bersalah padamu. Aku adalah seseorang yang brengsek, tapi apa kamu bisa menungguku selesai menjelaskannya?"

"Masih ada apa lagi yang belum jelas di sini?" Yolanda Duan menghapus air matanya lalu menunjuk Jolly Zhao yang bergetar di atas ranjang, "Masa kamu memberitahuku, kalian hanya tidur saja sepanjang malam tanpa melakukan apapun?"

Selesai berkata, Yolanda Duan langsung menyibak selimut dan Jolly Zhao segera menutupi dirinya. Selain itu, di sprei yang seputih salju terlihat warna merah kecil.

Yolanda Duan melihatnya, Evardo Ye juga melihatnya.

Udara seperti berhenti berputar. Setengah menit kemudian, Yolanda Duan tersenyum di balik tangisannya, "Evardo, aku yang salah menilaimu. Mulai hari ini, kita tidak perlu bertemu lagi, bahkan jangan berteman juga."

Novel Terkait

Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu