Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 146 Yonathan Ye menyukai Christy Mu (3)

Tunggu ... bukankah punya telepon sendiri? Ericko Ye seharusnya pergi ke rumah sakit dan mengambil teleponnya.

Apapun itu, kirim baru bicara nanti.

Masukkan nomor telepon sendiri terlebih dahulu.

Kemudian menulis pesan teks, aku adalah Christy Mu, aku dibawa ke villa oleh Tuan Gilbert Nan dan aku tidak tahu di mana itu, sepertinya diatas gunung, diluar semuanya gunung, cepat tolong aku, dia akan membawaku pergi besok, ini adalah nomor telepon pengurus rumah, aku mencurinya, tolong jangan menelepon kembali, agar tidak membuat keributan.

Sudah lama tidak mengetik dengan keyboard, ditambah dengan tangan yang gemetar, Christy Mu sangat menghabiskan tenaga dan menghabiskan waktu saat mengetik kalimat ini, dia terus-menerus membuat kesalahan ketik, dan terus menghapusnya, dan akhirnya berhasil mengirimnya, khawatir bagaimana kalau Ericko Ye tidak mengambil teleponnya sendiri?

Agar aman, Christy Mu mencoba mengingat nomor telepon Ericko Ye dan Yonathan Ye, terlepas dari apakah itu benar atau salah, ia menyalin dan menempel pesan teks dan menambahkan kalimat di belakang.

Jika kamu tahu Ericko Ye, tolong bantu aku memberitahunya, suruh dia datang mencariku secepat mungkin, aku adalah istrinya.

Setelah mengirim pesan teks ini, Christy Mu menghapus semua pesan teks.

Memegang telepon, tiba-tiba muncul sebuah pikiran, haruskah menelepon 110?

Tidak, tidak boleh telpon.

Jika dia berkata dengan spesifik, lokasi yang tidak jelas, kalau polisi menelepon kembali dan telepon itu diterima oleh pengurus Tang, Tuan Gilbert Nan pasti akan membawanya pergi, jadi hasil dia mencuri teleponnya hari ini akan sia-sia.

Setelah menyelesaikan hal ini, Christy Mu tidak berani menunda terlalu lama, menyelinap kembali ke dapur, pengurus Tang sedang memasak makan malam, dia tidak tersadar kalau teleponnya dicuri. Christy Mu melangkah dan berdiri di sampingnya, bertanya dengan ramah, "Paman Tang, makan apa untuk malam?"

Setelah satu hari berhubungan, pengurus Tang sangat terkesan dengan gadis itu, dia juga baik kepada orang lain.

Dia memotong kentang sambil tersenyum dan berkata, "Aku memasak bubur di penanak nasi dan memasak beberapa lauk. Hehe, kemampuan memasakku tidak begitu bagus, kamu dan bos puas dengan makanannya, ngomong-ngomong, kakimu baik-baik saja kan. "

Christy Mu mengambil kesempataan saat dia sedang berbicara, meletakkan telepon diam-diam di saku celananya, dan berkata dengan napas lega, "Warnanya merah, tidak pecah. Paman Tang, apa yang bisa aku lakukan?"

"Tidak perlu ..."

"Christy--"

Pengurus Tang baru berbicara setengah, Tuan Gilbert Nan muncul di pintu dapur, dan hati Christy Mu pun terkaget.

Barusan, apakah dia melihatnya ?

"Ada apa?" Christy Mu memutar kepalanya dengan muka datar, saling memegang tangannya di belakang badannya.

Tuan Gilbert Nan masuk dan merangkul bahunya, kemudian membawanya keluar dari dapur. "Soal memasak, kamu tidak perlu melakukannya, aku tidak ingin membuat kamu lelah. Pengurus Tang dapat melakukannya sendiri."

Tangan Christy Mu secara perlahan dilepas.

"Aku khawatir dia terlalu sibuk." Christy Mu menenangkan hatinya dan berbicara tentang masa lalu. "Ketika aku berada di rumah Ye, aku membantu Bibi Qin memasak dalam beberapa waktu, dan masakannya enak juga."

Tuan Gilbert Nan menggosok rambutnya dengan jengkel, menatap matanya, tersenyum tak terduga, "Aku ini, khawatir kamu dan Pengurus Tang dekat satu sama lain, biarkan dia membantumu melakukan sesuatu."

Hati Christy Mu melambung dengan cepat, tetapi wajahnya cuek. "Tuan Gilbert Nan, kamu terlalu curiga. Aku hanya membantu Paman Tang dengan niat baik."

Tuan Gilbert Nan memeluk dengan kedua tangannya dan meremas hidung kecilnya, "Christy, aku benar-benar takut kamu pergi."

Carina Qiao tersenyum dingin, "Tuan Gilbert Nan, jika aku ingin lari, kamu juga harus memberiku kesempatan."

"Tidak, aku tidak akan memberimu kesempatan." Setelah itu, Tuan Gilbert Nan menundukkan kepala ingin menciumnya, tetapi terhalang oleh tangan Christy Mu.

"Tuan Gilbert, berjanji padaku, jangan memaksa," Christy Mu merengut padanya.

Mata Tuan Gilbert Nan mengunci padanya, dia membuka mulut dan memasukan jari di antara giginya , menggigitnya dengan keras, dan kemudian menghelakan nafasnya, "Christy, aku akan memakanmu cepat atau lambat."

Christy Mu melepaskan diri dari pelukannya, melirik jari yang akan digigit dan berdarah, dan berkata, "Tuan Gilbert Nan, apakah kamu seekor anjing?"

"Tidak, aku seekor harimau." Tuan Gilbert Nan menanggapinya dengan tanggapan serius.

Christy Mu tidak bisa berkata-kata dan menoleh ke atas, "Panggil aku kalau sudah matang."

Sekarang Tuan Gilbert Nan dalam kondisi fisik yang berbahaya, dia tidak bisa mengalahkannya, kalau dia memaksanya, dia tidak ada jalan keluar sedikitpun, jadi dia hanya bisa menjauh.

Hanya saja malam ini begitu panjang, bagaimana dia bisa melewatkannya dengan aman?

Tuhan memberkati, pesan teks harus diterima.

Christy Mu tidak tahu apa yang telah ia lakukan dalam kehidupan terakhirnya. Pria yang ia temui dalam kehidupan ini bukanlah pria buaya darat, tetapi pria cabul.

Dan juga, lebih buruk daripada yang lain

Kecuali satu orang, yaitu Yonathan Ye.

Dia adalah seorang yang alirannya jelas diantara orang-orang yang cabul itu, dan dia kadang bertanya-tanya, Ericko Ye tidak memiliki kebajikan dan kemampuan tetapi dapat memiliki adik laki-laki yang sangat baik, benar-benar bukan seperti satu ibu.

Setelah makan, Christy Mu mengunci diri ke kamar dan mengecek 3 kali apakah pintu itu terkunci.

Kemudian dia memindahkan kursi dan duduk di belakang pintu, dengan gunting di tangannya.

Malam ini benar-benar berlalu sangat lama, sama seperti malam ketika ayah dan ibu meninggal dalam kecelakaan mobil, sulit untuk tertidur, dan hanya bisa melihat malam dengan linglung.

Christy Mu bersandar di dinding, memikirkan hal-hal yang terjadi sekarang.

Tanpa ponsel, tanpa jam tangan, dia tidak tahu sudah berapa lama waktu yang berlalu, dan langkah kaki pelan terdengar tiba-tiba di pintu ...

Dalam keadaan gugup, dia langsung bangun, matanya menatap kunci pintu, dan tidak berani bernapas.

Langkah kaki berhenti di pintu, dan melalui celah itu, cahaya menghantam bayangan hitam di lantai. Christy Mu merasa ada tempat di hatinya yang sepenuhnya tertutup oleh bayangan hitam.

"Klik-" Kunci pintu sedikit bergerak.

Christy Mu menutup mulutnya dengan satu tangan, karena takut berteriak ketakutan, dan tangan lainnya mengepalkan gunting.

"Klik-" Kunci pintu bergerak lagi.

Pada saat ini, orang itu sepertinya menyadari bahwa pintu itu terkunci dan berhenti.

"Hehe ..."

Ada suara datang dari luar pintu, Christy Mu sangat gugup, dia mendengar itu suara Tuan Gilbert Nan.

Tuan Gilbert Nan berdiri di luar sebentar, sebelum pergi, ketika bayangan itu menghilang di celah pintu, hati Christy Mu yang seperti ingin melompat keluar, perlahan-lahan kembali tenang.

Dan tangan yang memegang gunting sudah membuat tanda yang dalam.

Orang cabul ini, untungnya mengunci pintu, kalau tidak, tidak tahu apa yang akan terjadi malam ini.

Bahkan, jika Tuan Gilbert Nan ingin menerobos, pintu ini tidak bisa menghentikannya, tetapi, jauh di dalam hatinya, dia masih peduli dengan Christy Mu, meskipun tubuhnya sangat menginginkannya mencapai tingkat ekstrem, tetapi demi dia tidak melakukan hal yang ekstrem, dia bisa toleransi.

Takut dia kembali, Christy Mu tidak meninggalkan pintu. Sampai tengah malam, dia tidak bisa memegangnya lagi, akhirnya dia tidur dengan bersandar di kursi.

……

Malam ini, Ericko Ye juga sulit untuk tidur.

Setelah mencari sepanjang hari, seluruh Kota A sudah dikelilingi, tidak ada informasi sedikit pun tentang Tuan Gilbert Nan dan Christy Mu, CCTV Biro Keamanan Publik pun sudah dilihat, dan tidak menemukan mobil Tuan Gilbert Nan.

Tentang ponsel yang diingat Christy Mu, akhirnya dia tertidur didalam keheningan, Ericko Ye juga tidak terpiki untuk mengisi daya telepon.

Sejak Christy Mu membakar kamar Ericko Ye, Ericko Ye telah tinggal di kamarnya.

Bersandar di samping tempat tidur, sebatang rokok terbakar perlahan di ujung, sesekali menarik napas dalam-dalam ke mulut, tak lama kemudian, lapisan puntung rokok dilemparkan ke lantai.

Ericko Ye dengan hati-hati menghitung dalam hatinya, apa yang dia lewatkan?

Dia menghilang tanpa alasan, bahkan keluarga Nan pun tidak bisa menemukannya.

Apakah sudah keluar dari kota A?

Begitu ide ini muncul, Ericko Ye menentukan.

Bandara, kereta api, jalan raya, semua mode perjalanan sudah diselidiki ketat oleh merka, satu lalat pun tidak bisa terbang.

Menurut karakter Tuan Gilbert Nan, tempat paling berbahaya adalah tempat paling aman, jadi dia pasti berada di Kota A, mungkin di bawah matanya sendiri, tetapi mengapa tidak dapat menemukannya?

Bagian timur berangsur-angsur memutih. Ericko Ye menggosok wajahnya dengan jari-jarinya yang panjang, membersihkan debu rokok yang di badannya, dan pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Hari ini, Tuan Gilbert Nan harus ditemukan. Dia memiliki intuisi, Tuan Gilbert Nan akan meninggalkan Kota A bersama Christy Mu hari ini.

Setelah sarapan dengan tergesa-gesa, waktu Ericko Ye ingin keluar, pengurus Wang berlari masuk, "Tuan, ada seorang pria muda di pintu mengatakan dia ingin melihatmu."

"Siapa namanya?" Mata Ericko Ye dalam, wajahnya muram.

"Dia hanya mengatakan dia marga Li," bicara sampai sini, pengurus Wang terdiam, melihat Carina Qiao sedang ingin berjalan kemari, dia menjinjit ddengan hati-hati kemudian berbisik di telinga Ericko Ye, "katanya ada berita tentang nyonya."

Ericko Ye terkejut dan berkata kepada pengurus Wang, "Bawa aku kesana."

Pria muda bernama Li berdiri di gerbang villa, sebelahnya terdapat sebuah sepeda. Dia mengenakan kemeja dan celana jeans, sepasang sepatu kets putih, sepasang kacamata berbingkai hitam, dan tas punggung di tubuhnya, wajahnya penuh dengan pemuda, dan seorang pelajar.

"Halo, saya Ericko Ye. Apakah kamu mencariku?" Ericko Ye dengan sopan mengulurkan tangan dan bersalaman.

"Ya, aku mencarimu. Apakah kamu kenal Christy Mu?" seorang Li bertanya secara terbuka.

Ericko Ye mengangguk, "Tentu saja, dia adalah istriku."

"Oh, kalau begitu benar." berbicara, seorang Li mengeluarkan ponsel dari tasnya dan mengkliknya, dan menyerahkannya kepada Ericko Ye, "Kamu lihat, dia mengirim pesan teks ke ponselku."

Ericko Ye mengambil telepon dengan curiga, melihat pesan bantuan dari Christy Mu kemarin, dan ketika dia melihat kalimat terakhir, hatinya terpukul keras oleh sesuatu.

Dia menunggunya untuk diselamatkan.

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu